Berita terbaru seputar Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dapatkan update terbaru berita-berita dan informasi menarik lainnya. Informasi mengenai beasiswa, kerjasama, event perlombaan tingkat nasional dan internasional serta program pertukaran pelajar hanya di http://fis.uii.ac.id

Tim Debat Arab Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil masuk 8 besar dalam acara Ihtifal Institusi Pengajian Tinggi (IPT) ASEAN dan Konvensyen Pendakwah Muda Antarabangsa 2015 di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Kamis-Senin, 6-9 Dzulqa’dah 1436 H/20-24 Agustus 2015.

5bAcara dengan tema “Integrasi Ilmu Naqli dan Aqli” ini diikuti oleh beberapa perguruan tinggi dari negara-negara di ASEAN serta dimeriahkan dengan beberapa acara seperti Debat Bahasa Arab, Tilawatil Qur’an, dan Konvensi Da’i Muda ASEAN. Sementara dari Indonesia yang turut serta adalah UII, UIN Jakarta, UIN Riau, UIN Semarang, UMY, dan Uninus.

Sebelumnya, delegasi UII dilepas langsung oleh Wakil Rektor III Dr. Abdul Jamil SH., MH., dan Direktur Direktorat Pembinaan Bakat Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa (DPBMKM) UII Beni Suranto, ST., M.Soft.Eng., bertempat di Ruang Sidang VIP Lantai 3 Rektorat UII Gedung GBPH Prabuningrat (19/8). Dr. Jamil menyatakan bahwa keikutsertaan Tim Debat UII adalah bagian penting dari merintis jalan prestasi di level internasional.

Delegasi UII terdiri dari Saiful Aziz (Hukum Islam, 2014), Tiyas Kurnia Sari (IP Manajemen, 2014), dan Abiyajid Bustami (Ekonomi Islam, 2013). Ketiganya didampingi seorang official, Samsul Zakaria, S.Sy.

Sebelum masuk 8 besar, Tim Debat UII bertanding sebanyak 5 kali. Tim Debat UII berhasil menang di 3 pertandingan. Tiyas Kurnia Sari terpilih sebagai pendebat terbaik (afdhalul mutanādhirah) dalam setiap kemenangan tersebut. Setelah diakumulasikan Tim Debat UII menempati posisi ke-5 dari total 16 tim.

Dalam sesi 8 besar (perempat final/rub’u an-nihā-i), UII bertemu dengan University of Malaya (UM). Keduanya mendebatkan tentang “Istikhdām al-Ajhizah al-Iliktrūniyah al-Hadītsah Yuatstsiru ‘ala Sulūki ath-Thifli al-Ijtimā’i” (Penggunaan Perangkat Elektronik Modern Mempengaruhi Perilaku Sosial Anak).

Perdebatan berjalan dengan seru dan alot. Akhirnya, Tim UM yang dinyatakan menang tipis (2-1) oleh dewan juri. “Untuk pertama kali partisipasi dalam acara tersebut, ini adalah prestasi yang luar biasa. Mudah-mudahan tahun depan bisa masuk final,” harap Samsul Zakaria selaku pelatih.

Menyambut awal kuliah reguler, Program Studi Hukum Islam (PSHI) FIAI mengadakan Studium General (SG) di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Sardjito, Senin, 16 Dzulqa’dah 1436 H/31 Agustus 2015. Hadir sebagai narasumber KH. Robitul Firdaus, SHI., MSI (Alumnus dan Ph.D Candidate IIU Malaysia) dan Prof. Dr. H. Amir Mu’allim, MIS (Alumnus dan Kaprodi Hukum Islam).

4aDalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam, Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA., menyambut baik acara tersebut. Menurutnya, PSHI telah meluluskan alumni yang lur biasa. Hal tersebut tentu menjadi motivasi bagi mahasiswa baru.

Di awal penyampaian materi, Prof. Dr. H. Amir Mu’allim, MIS., menyatakan bahwa PSHI sudah kembali terakreditasi A oleh BAN-PT tahun 2015 ini. Menurutnya, capaian itu menunjukkan keilmuan civitas akademika PSHI yang excellent. Setelah itu, dia mengenalkan dosen-dosen tetap Hukum Islam dan stafnya.

Prof. Amir, begitu dia biasa disapa, juga mengungkapkan keunggulan PSHI. Diantaranya, tahun 2015 ini PSHI mendapat hibah dari Badan Pengembangan Akademik (BPA) UII senilai hampir setengah milyar. Disamping itu, prestasi mahasiswa Hukum Islam juga cukup menggembirakan. Hal tersebut selaiknya menjadi penyemangat bagi mahasiswa baru.

Sementara itu, menurut Robitul Firdaus, mahasiswa harus menyiapkan diri sebaik mungkin sejak awal menjadi mahasiswa. Dengan demikian, saat lulus tidak harus mencari apa-apa tetapi dicari oleh apa-apa. Tidak mencari kerja tetapi dicari oleh pekerjaan. Hal ini tentu tidak mudah namun alumni syari’ah memiliki peluang yang besar.

Selanjutnya, Robitul Firdaus mengatakan bahwa the purpose of knowledge is to create a good man. “Sebab good student belum tentu good man. Sementara kalau sudah good man sudah pasti good student,” tuturnya. Mahasiswa yang belajar sungguh-sungguh hingga nilainya baik adalah good student. Tetapi kalau karena belajar dia lupa shalat berarti belum good man.

Terakhir, Robitul Firdaus berpesan kepada mahasiswa baru PSHI untuk mengusai bahasa Arab dan Inggris. Lalu, mengasah kemampuan menulis. “Supaya menjadi fashīhul kalām wa fashīhul qalam,” tuturnya dalam SG yang dimoderatori oleh Samsul Zakaria, S.Sy., tersebut. Selebihnya, ilmu public speaking, metodologi berpikir, dan identifikasi kebutuhan masyarakat.

Dalam rangka syiar Ramadhan, Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta mengelar lomba Taushiah di Aula RRI, Kamis (18/06). Lomba tersebut diadakan untuk mempersiapkan kontingen RRI Yogyakarta di tingkat nasional yang akan berlangsung di Palu, 25-30 Juni 2015 ini.

2015.06.19.rriSekitar 40 peserta dari pelbagai universitas turut serta dalam ajang ini. Syaraswati Nurawalia, mahasiswi Hukum Islam UII berhasil meraih juara 1. Dalam taushiahnya, dia menyampaikan tentang “Konsep Kepemimpinan dalam Islam”. Sebagai juara 2, Almaratush Shalihah dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Juara 3, M. Suryanto dari STAIM Syuhada Yogayakarta.

Dengan demikian, Syaraswati Nurawalia berhak mewakili RRI Yogyakarta untuk berlaga di Palu, Sulawesi Tengah. Mahasiswi asal Jawa Barat tersebut merasa bahagia atas prestasinya. “Perasaannya sangat senang karena dapat berkompetisi dan bertemu dengan orang-orang hebat di sana,” ujar mahasiswi alumnus gontor tersebut.

Bagi Syaras, begitu dia biasa disapa, berdakwah adalah panggilan dan sekaligus perintah agama yang harus dilakukan. “Sejatinya menjadi dai bukanlah suatu pilihan namun kewajiban,” tutup Syaras, yang sebelumnya menjuarai lomba Syarhil Qur’an di STIKES Surya Global.

Kaprodi Hukum Islam (Ahwal al-Syakhshiyah), Prof. Dr. H. Amir Mu’allim, MIS., mengapresiasi prestasi mahasiswinya tersebut. “Barakallah. Semoga bisa menambah kualitas prodi kita,” harapnya.

Kerjasama FIAI dengan Arab Saudi terus terjalin dengan baik. Ramadhan yang lalu, melalui Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi, Pusat Dakwah dan Pelayanan Masyarakat (PDPM) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) kembali mendistribusikan kurma untuk buka puasa (ifthar) kepada masyarakat. Kurma didistribusikan ke masjid/mushalla, ponpes, sekolah, lembaga anak yatim, instansi pemerintah/non pemerintah, dan masyarakat umum (atas nama lembaga).

1. Kurma“Tahun ini kita menerima bantuan hampir 27 ton kurma,” ujar Drs. H. Syarif Zubaidah, M.Ag., selaku Kepala PDPM. Kurma mulai didistribusikan hari Senin, 19 Ramadhan 1436 H/6 Juli 2015. Selama sekitar 10 hari kurma terdistribusi seluruhnya. Kurma dapat diperoleh dengan mengajukan surat permohonan resmi ke Kepala PDPM FIAI.

Kurma yang didistribusikan didapatkan secara gratis. Hanya saja, proses pengiriman (dari Arab Saudi ke Yogyakarta) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan hasil rapat, diputuskan biaya ganti ongkos pengiriman sebesar Rp.58.000,- per dus. Dengan berat per dus ± 8 kilogram. Banyaknya dus yang diberikan berdasarkan kebutuhan pemohon dan ketersediaan kurma.

PDPM FIAI UII sendiri dipercaya mendistribusikan kurma sejak tahun 2003. “Sampai sekarang masih terjalin hubungan kerjasama yang baik,” ujar Syarif Zubaidah. Perlu ditegaskan bahwa kurma tidak boleh diperjualbelikan. Kurma dibagikan semata-mata untuk kepentingan buka puasa (ifthar). “Diharapkan jamaah bisa menjalankan puasa dengan ifthar sesuai sunnah Rasulullah (buka puasa didahului dengan memakan kurma dengan bilangan ganjil,” pungkasnya. (Samsul Z)

2. Syawalan FIAI 1Masih dalam suasana syawal, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII mengelar syawalan dan halal bi halal, Sabtu 16 Syawal 1436 H/01 Agustus 2015. Syawalan bertempat di Kompleks Ponpes an-Nasyath, Mlangi tepatnya di kediaman Dekan FIAI, Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA.

Dalam sambutannya, Dr. Tamyiz mengucapkan terima kasih atas kesedian undangan yang telah datang. Dia berpesan kepada civitas akademika FIAI untuk banyak bersyukur dengan capaian yang ada. “Dua prodi kita (Syari’ah dan Tarbiyah) meraih akreditasi A dari BAN-PT. Disamping itu, NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) FIAI sudah aktif kembali,” ujarnya.

Taushiah singkat dalam syawalan tersebut disampaikan oleh Drs. Asmuni Mth, MA. “Apa masalah besar Islam dalam konteks kemanusian?” tanyanya mengawali taushiah. Jawabannya, dengan mengutip sebuah kitab, adalah anāniyah (egoisme) dan hawa nafsu.

Bila demikian, puasa Ramadhan menjadi penting untuk direnungkan. Sebab, pada umumnya nafsu selalu mengarah kepada yang negatif. Bila puasa yang dijalankan baik, maksimal, dan produktif maka akan melahirkan nafsu muthmainnah. Nafsu muthmainnah adalah nafsu yang tenang, terkendali, dan mengarah kepada kebaikan.

Terkait halal bi halal, Drs. Asmuni menyampaikan bahwa dalam syariat Islam tidak ada perintah untuk meminta maaf. Justru yang dianjurkan adalah saling memberikan maaf. Namun dalam konteks budaya Indonesia yang memang khas, halal bi halal tetap baik untuk dilakukan. (Samsul Z)

Tahun akademik 2015/2016 ini, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) menerima 3 mahasiswa asing dari Thaliand. Ketiga mahasiswa tersebut akan menempuh studi reguler di Prodi Ekonomi Islam dan Pendidikan Agama Islam. Ketiganya mendapat beasiswa penuh dari UII. Mereka diberi fasilitas untuk tinggal di Ponpes UII.

4. Mahasiswa Thailand 1Ketiga mahasiswa di atas adalah Nurainee U-mar (Jurusan Ekonomi Islam), Yusri (Jurusan Pendidikan Agama Islam), dan Hudzaifa (Jurusan Pendidikan Agama Islam). Rabu, 20 Syawal 1436 H/05 Agustus 2015 ketiganya mengunjungi Fakultas Ilmu Agama Islam. Bersama mereka, 3 rekan dari Thailand yang juga akan belajar di UII dan pendamping dari UII.

Kunjungan diterima oleh Dekan FIAI, Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA., dan Kaprodi Ekonomi Islam, Dr. Dra. Rahmani Timorita Yulianti, M.Ag. Dibersamai oleh Sekretaris Prodi Ekonomi Islam, Soya Sobaya, SEI., MM., dosen-dosen Ekonomi Islam, dan tenaga kependidikan FIAI.

Dr. Tamyiz menyambut baik kedatangan mahasiswa Thailand tersebut. “Kami sangat gembira dengan kedatangan Anda semua,” tuturnya. Kehadiran mereka menjadi langkah penting FIAI untuk go international.

Sementara itu, Dr. Rahmani memaparkan proses pembelajaran di FIAI umumnya dan khususnya di Prodi Ekonomi Islam. “Kurikulum yang ada dapat ditempuh dalam waktu 4 tahun,” ujarnya. Dia juga memperkenalkan Laboratorium Bank Mini Syari’ah dan BMT at-Ta’awun yang dimiliki FIAI. Keduanya menjadi tempat magang internal mahasiswa Ekonomi Islam.

Acara dilanjutkan dengan mengunjungi BMT at-Ta’awun dan diakhiri dengan foto bersama di depan gedung FIAI. (Samsul Z)

Abdul Fattah, S.Ag., M.Fil.I., alumni Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) tahun 2000 kini menjabat Ketua Program Studi Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Berbekal pengalaman yang ia dapatkan selama di UII, pria low profile ini berhasil mentransformasikan diri pada berbagai posisi strategis di lembaga yang ia pimpin di kampus maupun di masyarakat seperti sebagai Ketua Program Peningkatan Kualifikasi S1 Guru PAI LPTK Rayon 10 IAIN Mataram dan anggota Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

2014.04.18. kiprah alumni abdul fattahBagi pria kelahiran Rempung, Lombok Timur,  5  Agustus 1978 ini, UII telah berperan menjadi orang tua yang memberikan bimbingan moral dan ilmu, plus menyokong kebutuhan finansial tanpa harap balas jasa. Lebih lanjut, menurutnya UII telah berhasil menanamkan cinta ilmu kepada saya dan teman-teman baik ilmu-ilmu yang wajib ditempuh di bangku kuliah di FIAI maupun di Pondok Pesantren.
Untuk bisa menjadi seperti sekarang ini, sebelumnya ia telah mengikuti berbagai kegiatan profesional yang menunjang yaitu Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Pusat ke IX di Wiswa Sejahtera Jakarta, Pelatihan Internasional Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Pelatihan Perhakiman MTQ/STQ Tingkat Provinsi NTB, Short Course on Teacher Librarianship di McGill University Canada, International Program on Indonesia-Australia Specialised Training Project Phase III-Planning Program Delivery for Islamic Higher Education Institutions Step 1 dan 2, dan Shortcourse on Management of Islamic Higher Education.

Sebagai akademisi, Ia memandang pendidikan di Indonesia saat ini lebih banyak unsur formalitasnya dan rutinitasnya saja dan bahkan mengarah kepada kemandekan yang disebabkan minimal 3 faktor, yaitu Pendidikan di Indonesia hanya berhenti pada pengetahuan semata (ranah kognitif), anak didik berhenti kreatifitasnya, sebab semakin maraknya “budaya KOMPAS” (kopi paste ubah sedikit), dan Pendidikan nilai atau pendidikan karakter terabaikan. Yang ada adalah pembelajaran atau wawasan akhlak atau nilai, bukan pendidikan akhlak atau nilai. Sehingga tidak heran di mana-mana banyak terjadi tawuran kampong, tawuran pelajar-mahasiswa, bahkan tawuran institusi kenegaraan seperti POLRI dan KPK.

Ia mengingatkan UII dan PTAIN-PTAIS lainnya, institusi pendidikan manapun, sejatinya akan memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan pendidikan manusia lahir-bathin di Republik ini manakala manajemen dan proses yang dijalankan dapat mengikis tiga penyakit mendasar tersebut. Kuncinya pada unsur ketiga ini adalah ditunjukkan oleh Pimpinan kampus dan para Dosen serta karyawannya yang dapat menjadi “suri tauladan” serta memiliki “qudwah” (jiwa kepeloporan hal-hal positif) untuk digugu murid ataupun mahasiswanya.

Laskar Ijo, julukan bagi tim sepak bola mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mempertahankan gelar juara Liga Super Sepak Bola UII tahun 2014 setelah menumbangkan asa tim B alumni UII dengan skor goal 2-1 dalam laga final yang digelar di lapangan Kampus Terpadu UII, Selasa 8 April 2014.

2014.04.08. laskar ijo pertahankan gelar juara liga super uiiMeski mendapat perlawanan sengit, tim yang digawangi Iqbal A. Daeng, Mulyadi, M. Ridho Hidayat,Hamdan Ali, Satria Pradana, Ardhan AS, Nurul Hidayat, Agung S, Wafi, Bayu K, Bayu S, Agung G, Wahid, Hevi, Kholil, Aji Sajah, Rojib, Andre, Banu, dan Ivan mampu bermain dengan baik dan berhasil memecah kebekuan dengan dua goal pada babak pertama yang dicetak oleh Mulyadi dan Agung sehingga mengokohkan FIAI sebagai juara bertahan Liga Super Sepak bola UII.

Pada pertandingan pembukaan, Laskar Ijo mampu menyingkirkan lawan tangguhnya tim Fakultas Ekonomi. Sementara pada pertandingan berikutnya Laskar Ijo berhasil menyisihkan beberapa tim yaitu Dosen dan Karyawan (Dokar) dengan skor telak 4-0 tim dan menang tipis saat berhadapan dengan tim FTI, yaitu 1-0. Selain itu, kapten tim FIAI, Iqbal A. Daeng terpilih sebagai pemain terbaik. Sementara itu, keluar sebagai runner up adalah tim alumni B.

Laskar Ijo, Tim Sepak Bola Mahasiswa FIAI Juara Bertahan Liga Super UII

Wakil Dekan FIAI, Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd, mengungkapkan kemenangan tersebut merupakan sejarah dan prestasi luar biasa bagi FIAI. Menurutnya, FIAI telah menunjukkan kemajuan pesat dalam berbagai bidang termasuk olah raga. “Prestasi ini membuktikan FIAI tidak hanya bisa mengaji, tapi di bidang olah raga pun kami sanggup menjadi yang terbaik bahkan mempertahankan gelar karena beberapa diantara pemain kami juga seorang qori”, ujar Wakil Dekan.

Liga super ini diselanggarakan dalam rangka menyemarakkan MILAD UII yang ke-71, yang ditangani oleh Direktorat Pengembangan Bakat Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa UII dan diikuti delapan perwakilan tim kesebelasan sepak bola fakultas di lingkungan UII dan perwakilan alumni serta Tim Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (FIAI) menggelar kuliah umum bertajuk “Kontekstualisasi Pendidikan Islam dalam Dinamika Pemikiran Global” Rabu 2 April 2014. Kuliah umum yang berlangsung di Gedung K.H. A. Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII ini menghadirkan Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAIS) Direktorat Jendral Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI, Dr. Amin Haedari, M.Pd.

Direktur PAIS dalam kuliah umum ini menyampaikan bahwa secara umum Pendidikan Agama Islam  belum mampu diserap oleh anak didik dengan baik dan belum mampu menarik minat murid dalam mengikuti pelajaran agama Islam. Kondisi di atas, menurutnya tidak semata-mata terletak pada materi PAI tetapi terletak pada cara dan implementasinya di lapangan.

Direktur PAIS juga mengungkapkan model pembelajaran sekarang hanya mengarahkan peserta didik pada penguasaan teks-teks yang ada pada buku pengajaran dan pertanyaan hapalan dan kurang di selaraskan dengan pemikiran global, sehingga mengalami proses kebekuan dan  banyak yang tidak lagi relevan dengan konteks global. “Perlu adanya kesadaran para ahli pendidikan agama Islam terhadap globalisasi karena kontekstualisasi pendidikan Islam pada lembaga umum merupakan keniscayaan”, ujarnya.

2014.04.02. kuliah umum pendidikan agama islamTerdapat upaya kongkrit dalam implementasi kontekstualisasi PAI menurut Direktur PAIS yaitu pendekatan sains dan teknologi, pendekatan riset dan problem solving, dan reinterpretasi teks-teks fiqh. “Penerjemahan kurikulum PAI harus dibuat tuntas dan diarahkan pada sebuah proses yang lebih kontekstual agar peserta didik tidak lagi terperangkap pada penerjemahan yang sempit dan cenderung tekstual”, katanya.

Kegiatan yang diadakan di auditorium FIAI ini diikuti oleh segenap dosen FIAI dan mahasiswa Prodi PAI FIAI UII sebagai bekal pengetahuan perkembangan konsep pendidikan agama Islam selanjutnya.

Sebanyak 150 mahasiswa tergabuang dalam Forum Kajian Ekonomi Islam (FKEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Studi Regional Yogyakarta 2014 bertajuk “Peran Strategis Ekonomi Islam dalam Menghadapi MEA 2015” di Bank Indonesia Yogyakarta dan  Yogyatorium Dagadu, Selasa, 2 April 2014.

Mereka dilepas langsung oleh Dekan FIAI UII, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, SH.M.Hum. Dalam sambutannya Dekan mengajak mahasiswa untuk ikut belajar mengenai ekonomi Islam lebih dalam lagi dan terus mencari wawasan agar menjadi ekonom ahli  dan wiraswastawan yang cakap, andal, dan kompeten. “Suatu negara akan maju jikalau 20% masyarakat atau rakyatnya bergelut pada bidang wiraswasta”, ujar Dekan.

2014.04.02. fkei kunjungi bi dan yogyatorium dagaduHal senada disampaikan Ega Sabtina anggota FKEI FIAI. Menurutnya, kegiatan tersebut bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa program studi ekonomi Islam FIAI. “Ini sangat bermanfaat dan tentunya bisa menambah wawasan kami”, ujarnya. Dalam kesempatan itu, Joko Hartarto, Ketua Bagian Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Yogyakarta memberikan materi tentang Fungsi Bank Indonesia Pasca Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan mengajak mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan BI.

Para peserta juga mendatangi Yogyatorium Dagadu Yogyakarta untuk mempelajari sejarah berdirinya dan asal-muasal tentang Dagadu Djogja, ciri khas Djogja, budaya Djogja, entrepreneur dan sebagainya bahkan mereka diberikan diskon dua puluh persen untuk memiliki produk-produk Dagadu.