Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Terlebih karena Indonesia adalah bangsa yang multikultural (beragam budaya). Benar bahwa Islam itu satu. Namun dalam tataran praktis, implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan suatu bangsa menjadi bermacam-macam. Implementasi tersebut baik konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dan seterusnya.
Berkenaan dengan itu sebanyak 20 mahasiswa dari Universiti Malaya (UM) Malaysia melakukan program kunjungan akademik (academic visit) ke Universitas Islam Indonesia (UII). Rombongan mahasiswa UM diketuai oleh Ahmad Mustaqim bin Ahmad Rosli. Mereka akan berada di Yogyakarta selama 16 hari, 5-30 Muharram 1438 H/16-31 Oktober 2016.
Selama berada di UII mereka akan mendapatkan kuliah dari para dosen UII khususnya dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI). Materi kuliah dirancang untuk mendeskripsikan tema program yaitu “Islam in Indonesia as a Multicultural Country”. Selain kuliah, mereka juga akan melakukan sosial engangement di Dewa Wisata Petung, Pagerjurang. Selebihnya, mereka juga akan mengunjungi beberapa tempat wisata di Yogyakarta.
Penyambutan secara resmi sekaligus pembukaan program dilaksanakan di Ruang Sidang FIAI, Senin, 16 Muharram 1438 H/17 Oktober 2016. Dalam sambutannya, Wakil Dekan FIAI Dra. Sri Haningsih, M.Ag., berharap program yang baru kali pertama dilaksanakan tersebut dapat berlanjut. Khususnya agar mahasiswa FIAI dapat juga berkunjung ke UM. “Sehingga ada timbal balik dari program yang baik ini,” harapnya.
Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., menyambut baik kehadiran mahasiwa dari UM ke UII. Dalam sambutannya, rektor menceritakan selayang pandang tentang UII. Secara khusus rektor mendukung program international mobility (mobilitas internasional) mahasiswa baik yang incoming (ke UII) atau outgoing (ke luar UII). Rektor berharap dengan program ini mahasiswa UM dapat memahami Islam di Indonesia dengan baik.
Program tersebut terlaksana atas kerjasama FIAI, International Program (IP) UII, dan Direktorat Pemasaran, Kerjasama, dan Alumni (DPKA) UII. Selama di UII mahasiswa UM didampingi oleh buddies dari Tim Marketing dan Communication (Marcom) FIAI. Dengan pola demikian maka mahasiswa UII khususnya FIAI juga turut berperan aktif dalam program tersebut.
Secara umum, program berjalan dengan baik. Penutupan secara resmi dilakukan pada Jumat, 27 Muharram 1438 H/28 Oktober 2016 di Ruang Sidang FIAI. Saat penutupan ditampilkan Tari Jawa dari alumnus IP UII, penampilan Tari Boria dan Tari Indang dari mahasiswa UM.(Samsul Zakaria)

“Di satu sisi istilah negara kuat bermakna negatif,” tutur Dr. Drs. Yusdani, M.Ag., dalam Diskusi Menyambut Doktor FIAI, di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), Kamis, 13 Dzulhijjah 1437 H/15 September 2016. Namun maksud negara kuat, tambah Yusdani, adalah negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsi rasional dan etiknya mendapat dukungan rakyat tanpa harus mempergunakan daya paksanya terhadap rakyat.
Penyambutan secara resmi dilakukan di Ruang Sidang FIAI, Senin, 24 Dzulhijjah 1437 H/26 September 2016. Dekan FIAI Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA., menyambut dengan gembira kedatangan Mounir Tlili di UII, khususnya di FIAI. Dia berharap dengan datangnya professor tamu tersebut dapat mewarnai nuansa akademik di FIAI. Sebelumnya, Ketua PSHI Prof. Dr. H. Amir Mu’allim, MIS juga menyampaikan hal yang senada.
Sumber daya manusia yang berproses melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara memperbaiki kualitas hidup menjadi hal penting. Salah satunya adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Pemberdayaan sumber daya manusia melalui penyuluhan dan pelatihan dapat dilakukan oleh civitas akademika perguruan tinggi.
Dalam seminar bertajuk Binaa-u al-I’tidaal fi ad-Diin (Membangun Moderasi dalam Beragama) tersebut, Mounir mengawali materinya dengan sejarah masuknya Islam di Indonesia. Islam diterima dengan baik di Indonesia dan akhirnya menjadi agama mayoritas penduduknya. Bagi Mounir, agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia.
Dalam kegiatan tersebut mahasiswa dituntut mengerahkan kemahiran berpikir, bersikap dan bertindak dalam usaha menggali dan mengembangkan pengetahuan yang baru untuk disumbangkan dalam bidang keahliannya. Selain itu dituntut untuk menerapkan kaidah dan etika ilmiah yang berlaku di lingkungan masyarakat ilmiah.
Merespon hal tersebut, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Workshop Evaluasi Kurikulum Berbasis KKNI. Hadir sebagai narasumber, Dr. Suyadi, M.Pd.I., pakar KKNI dan Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Kunjungan dilakukan pada Selasa, 20 Dzulqa’dah 1437 H/23 Agustus 2016. Bertindak selaku ketua delegasi, Dekan FIAI Dr. Tamyiz Mukharrom, MA. Dekan didampingi Ketua PSHI Prof. Dr. Amir Mu’allim, MIS dan Sekretaris PSHI sekaligus Ketua Pusat Dakwah dan Pengabdian Masyarakat (PDPM) FIAI Drs. Syarif Zubaidah, M.Ag.
Secara spesifik Rakorja tersebut bertujuan untuk memaparkan rancangan program pengembangan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2017. Setelah itu, para dosen memberikan masukan dan kritikan untuk penyempurnaan terhadap program yang diusulkan. Rakorja dihadiri oleh seluruh Dosen Tetap Reguler dan Pejabat Struktural di lingkungan FIAI.
SG dengan tema “Arriving at One Goal is teh Starting Point to Another (John Dewey)” tersebut menghadirkan narasumber seorang alumnus PSPAI, Ahmad Syafi’i, S.Ag. Dia mengawali paparannya dengan memutarkan video dengan judul “Hidup adalah Pilihan”. Dari video tersebut, Syafi’i mengajak mahasiswa untuk mengambil pelajaran.