Lulusan Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) saat ini berhak menyandang gelar S.H. (Sarjana Hukum), sekaligus berhak berprofesi sebagai advokat. Untuk itu Prodi Hukum Keluarga yang merupakan bagian dari Fakultas Ilmu Agama Islam UII terus mendongkrak kemampuan mahasiswanya, dengan mengadakan serangkaian pelatihan dan penempaan wacana karir dari para praktisi bidang hukum. Salah satu pelatihan yang diselenggarakan Prodi Hukum Keluarga UII yaitu penyelenggaraan Pelatihan Paralegal bagi mahasiswa, Minggu 19 Maret 2023 di Gedung KHA Wahid Hasyum FIAI, Kampus Terpadu UII, Sleman. Penyelengaraan pelatihan bekerjasama dengan DPC Perhimpunan Advokat Indonesia Wonosari (Peradi Wonosari).

“Tujuan utama diadakannya Pelatihan Paralegal untuk membekali mahasiswa skil yang mumpuni, harapannya setelah lulus bisa segera berkarir, dan masa tunggu yang 3 bulan, dapat tercapai. Bisa dipastikan, jika mahasiswa menggunakan sertifikat dari pelatihan Paralegal ini, bisa digunakan untuk berprofesi di Lembaga Bantuan Hukum, bahkan 1 detik setelah wisuda bisa untuk digunakan untuk bekerja. Saya kira ini menjadi dampak positif bagi lulusan, prodi bahkan universitas tentunya,” jelas Muhammad Najib Asyrof, S.Pd.I, Lc., M.Ag, Ketua Panitia Pelatihan Paralegal Prodi Hukum Keluarga UII.

Najib juga menambahkan, bahwa saat ini di pelosok desa masih minim pendampingan hukum, masyarakat masih butuh bantuan konsultan hukum yang di luar litigasi, sehingga lulusan Prodi Hukum Keluarga UII bisa mengabdikan diri kepada masyarakat.

Pelatihan Paralegal Prodi Hukum Keluarga UII diikuti oleh 100 mahasiswa, bekerjasama dengan Peradi Wonosari dengan menghadirkan 4 narasumber, 3 diantaranya adalah lulusan UII, Heniy Astiyanto SH, Kokok Sudan Sugijarto SH., MM dan Deana Fitri Roshandi SH.

Kokok Sudan Sugijarto SH., MM, Ketua DPC Peradi Wonosari, menegaskan arti penting pelatihan paralegal.
“Beberapa pelatihan yang dikerjasamakan antara Prodi Hukum Islam dan Peradi Wonosari, pasti bermanfaat, karena saat ini banyak institusi syariah, mulai dari bank, lembaga keuangan dan instansi yang butuh advokat dengan kualifikasi keilmuwan dan penguasaan hukum Islam. Tentunya juga saat dalam mendapingi kasus perceraian, bagi waris, maka lulusan Prodi Hukum Keluarga dengan pembakalan ini, akan memiliki nilai lebih,” jelas Kokok yang merupakan Alumni Fakultas Hukum UII angkatan 2000.

Kokok mengimbuhi, kondisi saat ini masyarakat membutuhkan edukasi dalam hal kesadaran hukum, sehingga peran lulusan Prodi Hukum Keluarga UII akan mampu menjawab tantangan ini, dengan segala kompetensi yang dimilikinya.

Sebagai bentuk peningkatan kualitas berkelanjutan bagi mahasiswa, Krismono S.H.I., M.S.IK, Ketua Program Studi Hukum Keluarga merencanakan serangkaian kegiatan lanjutan.
“Setelah kegiatan Pelatihan Paralegal, sudah direncanakan untuk Pelatihan Mediasi dan Pelatihan Pendidikan Khusus Profesi Advokat atau PKPA. Ini sebagai bentuk Implementasi kerjasama Prodi Hukum Keluarga dengan DPC Peradi Wonosari, demi menunjang profil lulusan,” katanya. (IPK)

Sleman, FIAI UII – Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menempati gedung baru, sejak diresmikan 30 Desember 2022. Dengan nama Gedung KHA Wahid Hasyim, saat ini proses layanan dan akademik sudah sepenuhnya dapat dijalankan di gedung baru. Seiring peningkatan fasilitas infrastruktur juga dibarengi dengan peningkatan skill, salah satunya dengan diadakan pelatihan Teknologi Informasi bagi tenaga kependidikan di lingkungan FIAI UII, Senin 20 Maret 2023.

“Kunci sukses dalam bersaing adalah kesadaran kolektif. Sehingga diharapkan tenaga kependidikan di FIAI UII, dapat sinergi membangun kepercayaan bersama, saling berkoordinasi, terutama dalam pemanfaatan sistem informasi dan teknologi. Kalau tidak memiliki kesadaran kolektif, jangankan bersaing di luar UII, di internal pun tidak akan mampu,” tegas Dr. Drs. Asmuni, MA, Dekan FIAI UII, disampaikan saat memberikan sambutan pelatihan di Laboratorium Komputer FIAI UII, didampingi Dr. Nur Kholis, S.Ag, SEI, M.Sh.Ec, Wakil Dekan Bidang SDM.

Ditambahkan Asmuni, bahwa UII bergerak pada sektor jasa, sehingga peningkatan skill adalah sebuah keharusan. Selain skill, kesadaran kolektif juga penting adanya kesadaran dalam merawat aset, termasuk perangkat lunak dan keras untuk sistem informasi. Jika tidak mampu dan mau merawat akan cepat rapuh dan tidak bisa dimanfaatkan, tentunya akan berdampak pada kerugian kolektif UII, ini akan menghambat kemajuan.

“Juga menjadi tanggungjawab bersama untuk menjaga semua aset, baik fasilitas gedung, perlengkapan, perangkat IT, termasuk jika ada pengguna yang berdampak pada kerusakan, misal mahasiswa, bisa segera diberikan kesadaran. Ini sederhana tapi akan membuat aset yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk kemajuan,” kata Asmuni.

Pelatihan Teknologi Informasi bagi tenaga kependidikan FIAI UII dilaksanakan dalam 2 kelompok peserta, khusus untuk tenaga kependidikan akademik IT, juga umum untuk tenaga kependidikan berbagai bidang. Sebagai narasumber pelatihan materi Sistem Informasi Akademik adalah Mabdaul Basar, untuk materi Cyber Security, dengan narasumber Tri Suryantoro. Dipandu MC Rani Dwi Alfita Sari, sesi pelatihan dialokasikan untuk diskusi interaktif, sesama tenaga kependidikan dan narasumber. (IPK)

Kriteria baru penentuan awal bulan Hijriyah, terutama berkenaan penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal, menjadi perhatian masyarakat. Terutama, berkenaan kesepakatan yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). 

Menurut Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Kementeriaan Agama Republik Indonesia, bahwa kriteria MABIMS Baru merupakan hasil Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam MABIMS pada tahun 2016 di Malaysia yang diperkuat oleh Seminar Internasional Fikih Falak di Jakarta yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta tahun 2017. Oleh karena itu, Kementerian Agama menetapkan untuk menggunakan kriteria baru yang disepakati oleh negara-negara anggota MABIMS. Hal ini disampaikan Kamarudin saat membuka Pertemuan Ahli Hisab Rukyat Tahun 2022 di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa 22 Februari 2022.

Masa transisi penggunaan kriteria baru ini menjadi perhatian Fakultas Ilmu Agama Islam UII (FIAI UII), sehingga mendorong Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) menyiapkan seminar nasional bertajuk Kriteria Terbaru MABIMS dan Implementasinya di Indonesia. Rencananya seminar akan dilaksanakan Selasa, 21 Maret 2023 di Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI, Kampus Terpadu UII, Sleman.

“Kesepakatan MABIMS, awalnya cuma MABIM, belum ada Singapore. Ini cukup menarik kita tela’ah, karena di negara tetangga ternyata juga memiliki problem yang sama, sehingga ini keinginan bersama untuk dapat mengawali bulan Ramadhan dan menutup bulan Ramadhan dengan metode yang sama,” kata Panitia Seminar, Muhammad Najib Asyrof, S.Pd.I, Lc., M.Ag, 

Najib menambahkan, bahwa masih ada keragaman dalam kriteria penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal di Indonesia, termasuk pada tahun lalu. Inilah yang menjadi pemantik bersama untuk mendiskusikan, melibatkan pakar ilmu falak di Indonesia. Bagi sebagian orang, bahasan kesepakatan Mabims bukan hal baru, tapi ada sebagian masyarakat yang lain masih belum memahami secara utuh. Ini perlunya mengedukasi.

Seminar Nasional akan menghadirkan narasumber Dr. Sofwan Jannah, M.Ag, pakar falak dari FIAI UII Yogyakarta, Prof Dr. H Susiknan M.Ag, dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta Ismail Fahmi, S.Ag dari Kementerian Agama Republik Indonesia berkantor di Jakarta.

“Seminar nasional juga bisa disimak secara daring di seluruh daerah dengan live Youtube channel Hukum Keluarga Ahwal Syakhshiyah FIAI UII. Kami sangat bersemangat untuk mengedukasi masyarakat, sesuai dengan visi misi UII,” kata Najib di kampus terpadu UII, Minggu 19 Maret 2023.

Sleman, FIAI UII – Universitas Islam Indonesia (UIII) Yogyakarta mengadakan serangkaian kegiatan dalam rangka Milad ke-80. Salah satunya, dengan penyelenggaraan Muqoddaman di tingkat fakultas. Salah satu yang menyelenggarakan adalah Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI). Muqoddaman sendiri adalah prosesi pembacaan Alquran secara bersama-sama dalam satu waktu dari mulai juz 1 sampai juz 30. 

Menggunakan gedung baru, FIAI UII menyelenggarakan muqoddaman dihadiri dosen, tenaga kependidikan dan utusan lembaga mahasiswa di Gedung KHA Wahid Hasyim lantai V Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang, Sleman, Jumat 17 Maret 2023. Gedung yang baru diresmikan oleh Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, pada akhir tahun 2022.

Dr. Drs. Asmuni, MA, Dekan FIAI UII, menyambut baik terlaksananya muqoddaman yang baru pertama kali diselenggarakan di UII.

”Mempelajari Al Quran itu tidak semata lisan tapi dengan qolbu, sehingga perlunya juga memahami arti. Dengan diadakannya muqoddaman, apalagi dengan Al Quran yang dilengkap terjemahan, pastilah ketika membaca 1 juz, akan ada 1-2 ayat yang mampu dihayati dan mempengaruhi perilaku spiritualitas SDM,” kata Asmuni. Dalam pelaksanaannya, peserta muqoddaman dapat menggunakan mushaf Al Quran versi cetak ataupun versi digital, misal versi aplikasi Android.

Muqoddaman juga dihadiri Wakil Dekan Bidang SDM, Dr. Nur Kholis, SEI., M.Sh.Ec, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag, serta ketua jurusan dan ketua program studi di lingkungan FIAI UII.

”Dengan semangat Gedung Baru FIAI UII, juga perlu membangun kebiasaan baru, dengan tradisi dalam memahami Al Quran. Marilah kita biasakan bermuamalah dengan Al Quran, membiasakan diri dengan kajian dan yang baik-baik terus diadakan,” kata Muhammad Roy, yang memang membidangi keagamaan di lingkungan FIAI UII. (IPK)

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) yang lahir pada tahun 1945, menjadi fakultas pertama yang sudah melahirkan puluhan ribu alumni tersebar di berbagai negara, hingga ke Timur Tengah. Secara keseluruhan UII Yogyakarta telah mencetak lebih dari 110.000 lulusan dari berbagai disiplin ilmu.

Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya, FIAI UII berusaha mengadakan berbagai program untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan kepada mahasiswa sejak semester awal. Dengan tujuan inilah, FIAI UII bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) UII untuk mengadakan Pelatihan Kepemimpinan dan Dakwah (PKD) dan Pelatihan Pengembangan Diri (PPD), Sabtu 4 Maret 2023 di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang, Sleman. 

“Kegiatan PKD dan PPD bersifat wajib bagi mahasiswa FIAI UII angkatan 2022. Sekitar 300 mahasiswa mengikuti pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri, dengan pola yang sudah teruji di UII. Harapannya mahasiswa memiliki dorongan dan perspektif akan tantangan global, diawali dengan menjadi pemimpin terbaik bagi dirinya sendiri,” kata Dr. Muhammad Roy, M.Ag, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FIAI UII di tempat pelatihan.

Pelatihan dengan tema Membangun Kepemimpinan Profetik dan Transformatif ini, menghadirkan 2 narasumber, yang keduanya merupakan alumni FIAI UII, Samsul Zakaria, S.Sy., M.H.,  dan Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd. Samsul Zakaria merupakan alumni Program Studi Ahwal Syakhshiyah UII Angkatan 2009 yang saat ini menjadi Hakim Pengadilan Agama, Kementerian Agama Republik Indonesia.Sedangkan Nanang Nuryanta, merupakan dosen FIAI UII sekaligus menjabat sebagai Direktur DPPAI UII. Pelatihan yang dimulai sejak pagi, dipandu moderator Moh. Mizan Habibi., S.Pd.I., M.Pd.I, dosen Pendidikan Agama Islam UII.

“Menjadi mahasiswa harus berani mandiri, kalau perlu saat ini juga kirim WA ke orangtua untuk berhenti kirim uang bulanan dan harus siap mencari penghasilan sendiri di Yogyakarta ini”, buka Samsul di awal paparannya, sontak mendapat reaksi riuh dari para mahasiswa mendapat tantangan ini. 
Samsul menambahkan bahwa menjadi mahasiswa harus memiliki perspektif untuk terus berlatih mengembangkan diri dan mencari peluang. Termasuk kesempatan berorganisasi dan menjadi duta dalam kegiatan luar kampus. 

“Saya pernah menjadi wakil mahasiswa FIAI UII hingga Malaysia, dibiayai oleh fakultas. Ini sangat bermanfaat hingga sekarang. Sehingga sudah saatnya mahasiswa memiliki wawasan luas, pintar menangkap peluang dan tidak mudah menyerah,” ajak Samsul yang lahir di Bandar Lampung ini.

Kiri: Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd, Direktur DPPAI UII, narasumber kedua (foto: IPK)

Pada sesi kedua, narasumber Nanang Nuryanta, memaparkan arti penting menauladani Rasulullah.
“Tidak ada pemimpin yang sukses dan hebat tanpa keataatan kepada Allah, agar juga kepemimpinanya ditaati oleh masyarakat. Jadi sekali lagi, kuncinya kalau dalam koridor Islam, selain cerdas juga selalu taat pada Allah. Siapa pemimpin yang taat kepada Allah, maka Allah akan selalu membersamainya. Kepemimpinan profetik itu ya harus memiliki 4 sifat Rasulullah, sidiq, amanah, tabligh dan fathonah. Anda harus bisa mengkomunikasikan semua itu. Selain itu, kepemimpinan  harus melahirkan perubahan kepada kebaikan, itulah yang disebut transformatif,” kata Nanang terus memotivasi ratusan mahasiswa FIAI UII.

Kegiatan pelatihan kerjasama FIAI UII dan DPPAI UII Ini, menjadi kegiatan rutin tahunan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni, untuk membekali mahasiswa dari kompetensi softskill.  (IPK)

Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menerima penjajakan kerjasama dari Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya (Ponpes Al Ittifaqiah), Sumatera Selatan. Kunjungan diterima di Gedung KHA Wahid Hasyim Kampus Terpadu UII, Sleman, Kamis 12 Januari 2022, oleh Dekan FIAI UII, sekaligus memberikan sambutan penerimaan.

”FIAI UII  menyambut baik atas kunjungan dari Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Sumatera Selatan. Kita ketahui bersama, lulusan dari pesantrennya sudah cukup menyebar hingga perguruan tinggi luar negeri, dan diterima dengan baik di sana dengan jalur khusus. Artinya pondok pesantrennya memang berkualitas, termasuk proses pendidikannya di sana. Ini menjadi pembelajaran bersama. Bahkan beberapa lulusannya selama ini, juga menjadi mahasiswa di UII,” kata Asmuni.

Juru bicara dan kehumasan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya,  Eko Adhi Sutrisno, M.Pd.I, yang membersamai rombongan, menyampaikan

“Ponpes Al saat ini mendidik lebih dari 8300 santri yang didominasi berasal dari Sumatera bagian selatan.  Ponpes Al Ittifaqiah memiliki lahan seluas 50 hektar persegi, untuk dipersiapkan sebagai pengembangan hingga perguruan tinggi universitas. Dengan didukung oleh sumber daya manusia hingga 800 orang lebih saat ini, Ponpes Al Ittifaqiah memiliki penguatan kompetensi santri selain dakwah juga entrepreneurship dan saintis. Sehingga dalam hal ini pula, berencana kerjasama dengan FIAI UII Yogyakarta,” kata Eko.

Tambah Eko, saat ini ada kebijakan kebijakan dari pimpinan Ponpes Al Ittifaqiah, untuk mempermudah bagi anak yang berasal dari ekonomi lemah, yatim piatu  dari berbagai pulau di Indonesia, untuk menjadi santri di ponpes kami. Untuk itu dengan niat yang baik, akan melibatkan FIAI UII untuk pengembangan umat, dengan kolaborasi diharapkan akan maju bersama,” (IPK)