Seminar Internasional Islam dan Globalisasi

Program Studi Hukum Islam (PSHI) dan Program Pascasarjana (PPs) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan seminar internasional bertajuk “Islam and Globalization Challenges” di Hotel Inna Garuda, Sabtu-Minggu, 15-16 Maret 2014. Ketua Panitia, Drs. Yusdani, M.Ag., mengatakan seminar tersebut digelar untuk membahas beberapa persoalan yang dihadapi dunia Islam, baik di Indonesia maupun negara lain yang bersifat filosofis-epistemologis, sosial-antropologis, maupun politik-strategis dan ekonomi-humanioris. “Heterogenitas struktur sosial dan budaya Indonesia diharapkan mampu menjadi contoh bagi kehidupan dunia Islam yang rahmatan lil ‘alamin”, paparnya.

 

Seminar menghadirkan narasumber dalam dan luar negeri, yaitu Prof. Dr. Ali Arif Ali (International Islamic University Malaysia), Prof. Sarawut Ali (Chulalongkorn University Thailand), Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Seminar dibuka oleh Rektor UII, Prof. Dr. Edy Suwandi Hamid, M.Ec. Dalam sambutannya, Edy mengatakan globalisasi merupakan era keterbukaan termasuk transformasi ideologi antar negara termasuk dalam ekonomi pasar bebas.

Azyumardi Azra dalam seminar ini mengatakan Indonesia kini tidak hanya menjadi negara demokrasi terbesar ketiga, tetapi juga bangsa muslim terbesar di dunia yang moderat dan toleran. Kondisi ini dibangun tidak hanya untuk penetrasi damai dan penyebaran Islam di kepulauan Indonesia, tetapi juga untuk sistem sosial dan budaya masyarakat. “Ekspresi sosial, budaya , dan politik Islam di Indonesia cukup berbeda jika kita membandingkan dengan Islam di tempat lain”, ujarnya.

Seminar Internasional Islam dan Globalisasi

Sementara Sarawut Ali mengungkapkan muslim Indonesia berperan kontsruktif dalam sejarah Thailand meskipun mereka bervariasi status, profesi, dan asal-usul, mereka telah mampu hidup damai dengan orang-orang dari kelompok etnis yang berbeda dan pada saat yang sama mematuhi tradisi mereka sendiri dan prinsip-prinsip agamanya. “Banyak Muslim Thai Indonesia memainkan peran penting dalam akademisi Thailand dan pendidikan seperti Prof. Dr. Vinai Dahlan, yang kini menjabat sebagai direktur Science Center Halal, Chulalongkorn University anggota penting dari komunitas Islam di Bangkok”, ungkap Wakil Direktur Pusat Studi Muslim Universitas Chulalongkorn tersebut.

Hal senada dikatakan Edy Suandi Hamid. Menurutnya, muslim Indonesia-Thailand hidup di kampung Jawa Bangkok yang tetap melestarikan budaya Jawa seperti kenduren, slametan dan tahlilan dan taat pada aturan hukum Thailand. “Identitas mereka sebagai warga negara Thailand, termasuk warga negara yang taat aturan dan hukum yang berlaku di Thailand serta memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Thailand”, katanya. Acara dimeriahkan oleh penampilan Tari Pasambahan Minangkabau Sumatera Barat dan Tari Ruddat dari Mlangi Sleman dan diikuti oleh berbagai kalangan yaitu mahasiswa, praktisi dan akademisi.