Kiprah Alumni: Abdul Fattah

Abdul Fattah, S.Ag., M.Fil.I., alumni Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) tahun 2000 kini menjabat Ketua Program Studi Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Berbekal pengalaman yang ia dapatkan selama di UII, pria low profile ini berhasil mentransformasikan diri pada berbagai posisi strategis di lembaga yang ia pimpin di kampus maupun di masyarakat seperti sebagai Ketua Program Peningkatan Kualifikasi S1 Guru PAI LPTK Rayon 10 IAIN Mataram dan anggota Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

2014.04.18. kiprah alumni abdul fattahBagi pria kelahiran Rempung, Lombok Timur,  5  Agustus 1978 ini, UII telah berperan menjadi orang tua yang memberikan bimbingan moral dan ilmu, plus menyokong kebutuhan finansial tanpa harap balas jasa. Lebih lanjut, menurutnya UII telah berhasil menanamkan cinta ilmu kepada saya dan teman-teman baik ilmu-ilmu yang wajib ditempuh di bangku kuliah di FIAI maupun di Pondok Pesantren.
Untuk bisa menjadi seperti sekarang ini, sebelumnya ia telah mengikuti berbagai kegiatan profesional yang menunjang yaitu Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Pusat ke IX di Wiswa Sejahtera Jakarta, Pelatihan Internasional Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Pelatihan Perhakiman MTQ/STQ Tingkat Provinsi NTB, Short Course on Teacher Librarianship di McGill University Canada, International Program on Indonesia-Australia Specialised Training Project Phase III-Planning Program Delivery for Islamic Higher Education Institutions Step 1 dan 2, dan Shortcourse on Management of Islamic Higher Education.

Sebagai akademisi, Ia memandang pendidikan di Indonesia saat ini lebih banyak unsur formalitasnya dan rutinitasnya saja dan bahkan mengarah kepada kemandekan yang disebabkan minimal 3 faktor, yaitu Pendidikan di Indonesia hanya berhenti pada pengetahuan semata (ranah kognitif), anak didik berhenti kreatifitasnya, sebab semakin maraknya “budaya KOMPAS” (kopi paste ubah sedikit), dan Pendidikan nilai atau pendidikan karakter terabaikan. Yang ada adalah pembelajaran atau wawasan akhlak atau nilai, bukan pendidikan akhlak atau nilai. Sehingga tidak heran di mana-mana banyak terjadi tawuran kampong, tawuran pelajar-mahasiswa, bahkan tawuran institusi kenegaraan seperti POLRI dan KPK.

Ia mengingatkan UII dan PTAIN-PTAIS lainnya, institusi pendidikan manapun, sejatinya akan memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan pendidikan manusia lahir-bathin di Republik ini manakala manajemen dan proses yang dijalankan dapat mengikis tiga penyakit mendasar tersebut. Kuncinya pada unsur ketiga ini adalah ditunjukkan oleh Pimpinan kampus dan para Dosen serta karyawannya yang dapat menjadi “suri tauladan” serta memiliki “qudwah” (jiwa kepeloporan hal-hal positif) untuk digugu murid ataupun mahasiswanya.