Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menerima penjajakan kerjasama dari Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya (Ponpes Al Ittifaqiah), Sumatera Selatan. Kunjungan diterima di Gedung KHA Wahid Hasyim Kampus Terpadu UII, Sleman, Kamis 12 Januari 2022, oleh Dekan FIAI UII, sekaligus memberikan sambutan penerimaan.

”FIAI UII  menyambut baik atas kunjungan dari Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Sumatera Selatan. Kita ketahui bersama, lulusan dari pesantrennya sudah cukup menyebar hingga perguruan tinggi luar negeri, dan diterima dengan baik di sana dengan jalur khusus. Artinya pondok pesantrennya memang berkualitas, termasuk proses pendidikannya di sana. Ini menjadi pembelajaran bersama. Bahkan beberapa lulusannya selama ini, juga menjadi mahasiswa di UII,” kata Asmuni.

Juru bicara dan kehumasan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya,  Eko Adhi Sutrisno, M.Pd.I, yang membersamai rombongan, menyampaikan

“Ponpes Al saat ini mendidik lebih dari 8300 santri yang didominasi berasal dari Sumatera bagian selatan.  Ponpes Al Ittifaqiah memiliki lahan seluas 50 hektar persegi, untuk dipersiapkan sebagai pengembangan hingga perguruan tinggi universitas. Dengan didukung oleh sumber daya manusia hingga 800 orang lebih saat ini, Ponpes Al Ittifaqiah memiliki penguatan kompetensi santri selain dakwah juga entrepreneurship dan saintis. Sehingga dalam hal ini pula, berencana kerjasama dengan FIAI UII Yogyakarta,” kata Eko.

Tambah Eko, saat ini ada kebijakan kebijakan dari pimpinan Ponpes Al Ittifaqiah, untuk mempermudah bagi anak yang berasal dari ekonomi lemah, yatim piatu  dari berbagai pulau di Indonesia, untuk menjadi santri di ponpes kami. Untuk itu dengan niat yang baik, akan melibatkan FIAI UII untuk pengembangan umat, dengan kolaborasi diharapkan akan maju bersama,” (IPK)

Yusdani, Dosen FIAI UII

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) meresmikan gedung baru 7 lantai senilai 63.7 milyar rupiah, 30 Desember 2022. Seiring dengan peresmian, salah satu dosen FIAI UII, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag meluncurkan 6 buku karyanya, dengan mengusung tema Islam dan Indonesia.

“Dengan ini, saya persembahan 6 buku yang saya tulis selama 1 tahun lebih ini, sebagai hadiah atas hijrah FIAI UII ke gedung baru di akhir tahun 2022. Sebagai rasa syukur dan bangga, atas peningkatan fasilitas kampus untuk sivisitas FIAI UII,” kata Yusdani sela aktifitas di Kampus Terpadu UII Sleman, 4 Januari 2023.

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) meresmikan gedung baru 7 lantai senilai 63.7 milyar rupiah, 30 Desember 2022. Seiring dengan peresmian, salah satu dosen FIAI UII, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag meluncurkan 6 buku karyanya, dengan mengusung tema Islam dan Indonesia.

“Dengan ini, saya persembahan 6 buku yang saya tulis selama 1 tahun lebih ini, sebagai hadiah atas hijrah FIAI UII ke gedung baru di akhir tahun 2022. Sebagai rasa syukur dan bangga, atas peningkatan fasilitas kampus untuk sivisitas FIAI UII,” kata Yusdani sela aktifitas di Kampus Terpadu UII Sleman, 4 Januari 2023.

Buku karya Yusdani, yang diluncurkan sebagai hadiah atas Gedung Baru FIAI UII (

“Banyak persoalan yang ada di masyarakat, saya jawab dalam buku-buku ini, misal persoalan pernikahan beda agama, bagi waris beda agama, proses akad nikah jarak jauh yang kedua mempelai terpisah jarak,” tegas Yusdani

Imbuhnya, banyak cara pandang yang salah terhadap radikalisme dan terorisme. Radikalisme tidak bisa dikaitkan dengan teologi agama manapun, harus dikaji pula peran kekuasaan dalam mewujudkan keadilan.
”Saya ingin Indonesia ini makin sejahtera, namun harus tepat dalam memahami persoalannya. Termasuk menangani radikalisme dan terorisme, ini juga menjadi bahasan dalam buku saya,” tutup Yusdani yang juga pendiri Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta (IPK)

Prodi Ekoenomi Islam pengabdian masyarakat di Sleman

SLEMAN, JOGPAPER.NET —Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, Prodi Ekonomi Islam FIAI UI (PSEI UII) bekerjasama dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, mengadakan kegiatan pelatihan dan pendampingan berkenaan perencanaan Keuangan Islami di Plosokuning, Sleman,

Pengabdian PSEI kepada masyarakat, berbentuk pelatihan, 25 Desember 2022 (foto: PSEI)
Pelatihan dan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat khususnya dalam perencanaan keuangan. Pelatihan perdana dilaksanakan 18 Desember 2022, melibatkan para dosen, mahasiswa serta tenaga kependidikan PSEI UII. Bertempat di kediaman Bapak Zein Muttaqin, SEI., MA, RT 03 Plosokuning, Ngaglik Sleman. Peserta pelatihan dan pendampingan dari jama’ah pengajian kelompok Kenanga Plosokuning, kurang lebih 20 orang yang secara demografi merupakan golongan ekonomi menengah ke atas dengan profesi pedagang, pegawai, dan wirausaha.

“Meskipun banyak pakar yang mengatakan bahwa ekonomi dalam kondisi baik, namun tidak bisa dipungkiri isu resesi menjadi keresahan banyak kalangan, termasuk rumah tangga. Kekhawatiran ini semakin menguat seiring dengan trauma pasca pandemik, khususnya bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah,” kata Martini Dwi P, SHI., MSI, salah satu narasumber sekaligus inisiator program pengabdian masyarakat.

Martini menambahkan, bahwa berdasarkan penelitian, sebagian besar pola pengelolaan keuangan keluarga di masyarakat Indonesia, masih menggunakan konsep tradisional. Tercermin dari pola pengelolaan keuangan masih dibebankan kepada para istri yang masih fokus pada sisi pengeluaran, penggunaan dana. Ini menggambarkan para istri hanya fokus pada kegiatan konsumsi perhari, antara lain belanja makanan dan minuman juga pembayara listrik dan telepon. Kondisi ini tidak membuat mereka berpikir untuk melakukan investasi membeli aset atau menabung untuk persiapan jangka panjang.

Imbuhnya, pengelolaan keuangan keluarga yang bersifat tradisional ini, ditambah dengan pengaruh budaya membeli sesuatu karena keinginan, bukan karena kebutuhan pokok. Alasan inilah yang menyebabkan munculnya kondisi konsumerisme. Kondisi ini ditandai dengan dorongan untuk selalu mengkonsumsi, dampak banjirnya iklan di media, serta faktor lingkungan. Selain itu, sebagian besar dari para istri, sekitar 78,57% tidak memiliki kebiasaan melakukan pencatatan keuangan secara rutin baik pemasukan maupun pengeluaran.
“Menyadari kondisi yang ada maka pengabdian masyarakat ini mememliki tema khusus, yang tujuannya untuk memberikan pengetahuan umum tentang keuangan Islam dan inklusi keuangan Islam, agar peserta dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Juga, membuka wawasan terkait konsep perencanaan dan pengelolaan keuangan rumah tangga khususnya dalam menghadapi kondisi fluktuasi ekonomi. Serta, meningkatkan litersi dalam hal hutang-piutang, konsumsi Islami, investasi, asuaransi dan investasi,” jelas Martini yang juga menggambarkan materi pelatihan dari narasumber lainnya.

Pelatihan awal, berkenaan manajemen keuangan keluarga di Sleman (foto: PSEI)
Narasumber dalam pelatihan dan pendampingan ini, pada sesi pertama, 18 Desember 2022, yaitu Aqida Shohiha, SEI., MEI, Anom Garbo, SEI., MEI, dan Zein Muttaqin, SEI., MA, ketiganya merupakan dosen di FIAI UII. Dilanjutkan pada sesi kedua, 25 Desember 2022, dengan narasumber Sofwan Hadikusumo, Lc., ME, Fajar Fandi Atmaja, Lc., MSI serta Ahmad Rifqi Hidayat, S.IP., MM.

Salah satu peserta yang mengikuti pelatihan Ita Plosokuning, memberikan kesannnya.
“Alhamdulillah, atas terselenggaranya pelatihan dan pendampingan ini. Menjadikan kami paham dan semoga bisa meningkatkan kedisiplinan saya dalam mengelola keuangan rumah tangga,” ujar Ita.

Pelatihan sesi pertama dan kedua, antusiasme peserta tampak dari banyak pertanyaan terkait perencanaan keuangan, baik itu tema manajemen hutang produktif maupun konsumtif. Bahasan tentang, siapa yang berhak memperoleh nafkah, apa perbedaan nafkah dan sedekah, juga pertanyaan tentang zakat maal.

”Tentu dalam pengabdian kepada masyarakat ini, juga diberikan pelatihan dan pendampingan berkenaan cara menghitung zakat, cara menabung yang efektif, dan cara melakukan diversifikasi investasi,” ujar Martini sebagai penutup. (IPK)

Narasumber diskusi Dr. Mursyid Djawas, MH, sampaikan materi diskusi pengelolaan jurnal (foto: IPK)

Program studi Doktor Hukum Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) berdiri sejak tahun 2010. Dalam eksistensinya, terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dari sisi pendidik. Salah satu upanya dengan diadakannya diskusi dengan tema ‘Best Pratices Mengelola dan Menembus Jurnal Internasional Bereputasi’, Kamis 15 Desember 2022.  Diskusi diikuti oleh dosen dan pengelola program studi Doktor Hukum Islam  di gedung baru FIAI UII, Kampus Terpadu Jalan Kaliurang, Sleman.

Inisiatif penyelenggaran diskusi berawal dari pengelola salah satu jurnal di Program Doktor Hukum Islam UII, yaitu IJIIS (Indonesia Journal of Interdicsiplinary Islamic  Studies). Dr. Anisah Budiwati  M.SI, Ketua Program Studi Doktor Hukum Islam FIAI UII menjelaskan

”Perlunya membangun jejaring dengan pengelola jurnal yang sudah terindex Scopus di Indonesia, agar mampu  menjadi jembatan bagi dosen Program Doktor FIAI UII dalam meningkatkan diri, menuju guru besar. Narasumber yang dihadirkan, jurnalnya sudah terindex Scopus pada tahun ini, sehingga sudah saatnya saling topang,” ungkapnya.

Narasumber diskusi didatangkan dari UIN Ar-Raniry Aceh, Dr. Mursyid Djawas, MH, yang langsung memantik diskusi setelah sambutan.

 ”Scopus itu membutuhkan kita. Dulu mereka mengirim orang ke Indonesia untuk mencari data penelitian, tapi sekarang tidak perlu lagi, tinggal ngambil data dari kita. Artinya kita dibutuhkan Scopus,”  kata Mursyid.

Mursyid menambahkan, banyak ahli  dengan karya jurnal  sangat berkualitas,  tapi belum tentu sesuai dengan format dan gaya penulisan yang diinginkan Scopus. Sehingga perlunya saling mengisi, sesama dosen, baik yang baru menulis maupun yang sudah berpengalaman sekalipun. Saling bekerjasama, memperhatikan kondisi, sekiranya di Indonesia sudah banyak  jurnal dengan tema yang sama dan teriindex Scopus, bisa saja pengajuan jurnal ditolak. Untuk itu pentingnyamemperhatikan fokus tema yang berbeda.

”Pengalaman kami, ketika sudah banyak jurnal terindex Scopus mengambil materi hukum Islam, kami mencoba dengan hukum keluarga dari kondisi lokal Indonesia, akhirnya lolos di Scopus. Semata karena keunikan serta  memperhatikan 3 hal, yaitu nama jurnal, tema dan keyword yang dibidik,” jelas Mursyid.

Lebih dalam, Mursyid menjelaskasn perlunya memikirkan rujukan berkualitas untuk jurnal, terutama rujukan dari jurnal yang sudah terindex Scopus. Menurutnya, perlunya  merujuk dari 25 sumber jurnal yang juga sudah terindex di Scopus. Banyak penulis jurnal dengan hasil karya yang bagus,  tapi belum tentu sesuai dengan aoa yang diinginkan Scopus. Sehingga perlunya saling mengisi.  

Diskusi yang dihadiri kurang lebih 30 peserta, diakhiri dengan penjajakan kerjasama dalam hal publikasi dan pengelolaan jurnal antara UII Yogya dengan UIN Ar Raniry Aceh. (IPK)

Jurnal Erl Tarbawi Prodi Pendidikan Agama Islam UII

 Jurnal El Tabawi dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil meraih akreditasi peringkat SINTA 3 DIKTI. Raihan peringkat ini berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (DIKTI), Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) Republik Indonesia, nomor 204/E/KPT/2022 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2022, terbit 12 Desember 2022.

Kemendikbud Republik Indonesia melakukan akreditasi dan pemeringkatan jurnal, sesuai dengan pedoman akreditasi jurnal nasional dinyatakan dengan peringkat SINTA (Science and Technology Index), mulai dari peringkat S1 sampai S6. Sesuai dengan Perdirjen Risbang no 19 tahun 2018, pemberian peringkat 1 sampai 6 diakronimkan sebagai SINTA 1 sampai SINTA 6 (terendah).

SINTA DIKTI berfungsi sebagai wadah hasil penelitian untuk dipublikasikan secara online, serta menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi, dengan mengindeks seluruh jurnal nasional yang sudah diakreditasi.

Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni, M.A, sekaligus Pengarah Jurnal El Tarbawi, ditemui di Ruang Dekanat, menyambut baik atas raihan ini.

“Raihan Jurnal El Tarbawi ini merupakan lompatan yang membahagiakan dan mengharukan, karena sebelumnya belum terakreditasi, sekarang peringkat SINTA 3. Saya mewakili FIAI UII sangat mengapresiasi raihan ini, serta mengharap pengelola jurnal lainnya dapat mencontoh upaya dari pengelola Jurnal El Tarbawi,” kata Asmuni.

Di tempat berbeda, Kurniawan Dwi Saputra, Lc., M.Hum, Editor in Chief dari Jurnal El Tarbawi langsung menyampaikan syukur.
“Alhamdulillah, atas prestasi meraih peringkat SINTA 3 ini, semoga menjadi penyemangat untuk makin baik,” kata Kurniawan.

Menurut Kurniawan, ini merupakan kerja kolektif dari banyak pihak. Upaya yang dilakukan selama ini untuk mendorong kualitas Jurnal El Tarbawai, antara lain dengan melibatkan editor dan reviewer internasional. Selain itu, selalu melakukan simulasi jurnal dengan melibatkan bengkel perbaikan teknis dari praktisi manajer jurnal terakreditasi.
“Kami akan terus melakukan berbagai upaya, bahkan hingga menyediakan call paper berhadiah untuk mencari naskah yang berkualitas. Namun ada yang cukup penting, yaitu ikhtiar bathiniyyah berbentuk hataman Al Qur’an melibatkan Dewan Dosen Pendidikan Agama Islam UII,” ungkap Kurniawan.

Di tempat yang sama, Ahmad Zubaidi, S.P.d., M.Pd, Editorial Boards, Jurnal El Tarbawi menambahkan.

”Saat ini, pengelola Jurnal El Tarbawi mencoba memperluas kesempatan bagi penulis jurnal. Sebelumnya setiap terbit ada 10 kuota, saat ini menjadi 15 kuota. Salah satu upaya untuk mendorong animo bagi penulis berkualitas dari berbagi daerah di Indonesia, solusinya dengan memberikan subsidi dana, artinya beban biaya ada yang ditanggung oleh fakultas,” kata Ahmad, sebagai penutup.(IPK)