Prodi Ekoenomi Islam pengabdian masyarakat di Sleman

SLEMAN, JOGPAPER.NET —Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, Prodi Ekonomi Islam FIAI UI (PSEI UII) bekerjasama dengan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, mengadakan kegiatan pelatihan dan pendampingan berkenaan perencanaan Keuangan Islami di Plosokuning, Sleman,

Pengabdian PSEI kepada masyarakat, berbentuk pelatihan, 25 Desember 2022 (foto: PSEI)
Pelatihan dan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat khususnya dalam perencanaan keuangan. Pelatihan perdana dilaksanakan 18 Desember 2022, melibatkan para dosen, mahasiswa serta tenaga kependidikan PSEI UII. Bertempat di kediaman Bapak Zein Muttaqin, SEI., MA, RT 03 Plosokuning, Ngaglik Sleman. Peserta pelatihan dan pendampingan dari jama’ah pengajian kelompok Kenanga Plosokuning, kurang lebih 20 orang yang secara demografi merupakan golongan ekonomi menengah ke atas dengan profesi pedagang, pegawai, dan wirausaha.

“Meskipun banyak pakar yang mengatakan bahwa ekonomi dalam kondisi baik, namun tidak bisa dipungkiri isu resesi menjadi keresahan banyak kalangan, termasuk rumah tangga. Kekhawatiran ini semakin menguat seiring dengan trauma pasca pandemik, khususnya bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah,” kata Martini Dwi P, SHI., MSI, salah satu narasumber sekaligus inisiator program pengabdian masyarakat.

Martini menambahkan, bahwa berdasarkan penelitian, sebagian besar pola pengelolaan keuangan keluarga di masyarakat Indonesia, masih menggunakan konsep tradisional. Tercermin dari pola pengelolaan keuangan masih dibebankan kepada para istri yang masih fokus pada sisi pengeluaran, penggunaan dana. Ini menggambarkan para istri hanya fokus pada kegiatan konsumsi perhari, antara lain belanja makanan dan minuman juga pembayara listrik dan telepon. Kondisi ini tidak membuat mereka berpikir untuk melakukan investasi membeli aset atau menabung untuk persiapan jangka panjang.

Imbuhnya, pengelolaan keuangan keluarga yang bersifat tradisional ini, ditambah dengan pengaruh budaya membeli sesuatu karena keinginan, bukan karena kebutuhan pokok. Alasan inilah yang menyebabkan munculnya kondisi konsumerisme. Kondisi ini ditandai dengan dorongan untuk selalu mengkonsumsi, dampak banjirnya iklan di media, serta faktor lingkungan. Selain itu, sebagian besar dari para istri, sekitar 78,57% tidak memiliki kebiasaan melakukan pencatatan keuangan secara rutin baik pemasukan maupun pengeluaran.
“Menyadari kondisi yang ada maka pengabdian masyarakat ini mememliki tema khusus, yang tujuannya untuk memberikan pengetahuan umum tentang keuangan Islam dan inklusi keuangan Islam, agar peserta dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Juga, membuka wawasan terkait konsep perencanaan dan pengelolaan keuangan rumah tangga khususnya dalam menghadapi kondisi fluktuasi ekonomi. Serta, meningkatkan litersi dalam hal hutang-piutang, konsumsi Islami, investasi, asuaransi dan investasi,” jelas Martini yang juga menggambarkan materi pelatihan dari narasumber lainnya.

Pelatihan awal, berkenaan manajemen keuangan keluarga di Sleman (foto: PSEI)
Narasumber dalam pelatihan dan pendampingan ini, pada sesi pertama, 18 Desember 2022, yaitu Aqida Shohiha, SEI., MEI, Anom Garbo, SEI., MEI, dan Zein Muttaqin, SEI., MA, ketiganya merupakan dosen di FIAI UII. Dilanjutkan pada sesi kedua, 25 Desember 2022, dengan narasumber Sofwan Hadikusumo, Lc., ME, Fajar Fandi Atmaja, Lc., MSI serta Ahmad Rifqi Hidayat, S.IP., MM.

Salah satu peserta yang mengikuti pelatihan Ita Plosokuning, memberikan kesannnya.
“Alhamdulillah, atas terselenggaranya pelatihan dan pendampingan ini. Menjadikan kami paham dan semoga bisa meningkatkan kedisiplinan saya dalam mengelola keuangan rumah tangga,” ujar Ita.

Pelatihan sesi pertama dan kedua, antusiasme peserta tampak dari banyak pertanyaan terkait perencanaan keuangan, baik itu tema manajemen hutang produktif maupun konsumtif. Bahasan tentang, siapa yang berhak memperoleh nafkah, apa perbedaan nafkah dan sedekah, juga pertanyaan tentang zakat maal.

”Tentu dalam pengabdian kepada masyarakat ini, juga diberikan pelatihan dan pendampingan berkenaan cara menghitung zakat, cara menabung yang efektif, dan cara melakukan diversifikasi investasi,” ujar Martini sebagai penutup. (IPK)

Narasumber diskusi Dr. Mursyid Djawas, MH, sampaikan materi diskusi pengelolaan jurnal (foto: IPK)

Program studi Doktor Hukum Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) berdiri sejak tahun 2010. Dalam eksistensinya, terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dari sisi pendidik. Salah satu upanya dengan diadakannya diskusi dengan tema ‘Best Pratices Mengelola dan Menembus Jurnal Internasional Bereputasi’, Kamis 15 Desember 2022.  Diskusi diikuti oleh dosen dan pengelola program studi Doktor Hukum Islam  di gedung baru FIAI UII, Kampus Terpadu Jalan Kaliurang, Sleman.

Inisiatif penyelenggaran diskusi berawal dari pengelola salah satu jurnal di Program Doktor Hukum Islam UII, yaitu IJIIS (Indonesia Journal of Interdicsiplinary Islamic  Studies). Dr. Anisah Budiwati  M.SI, Ketua Program Studi Doktor Hukum Islam FIAI UII menjelaskan

”Perlunya membangun jejaring dengan pengelola jurnal yang sudah terindex Scopus di Indonesia, agar mampu  menjadi jembatan bagi dosen Program Doktor FIAI UII dalam meningkatkan diri, menuju guru besar. Narasumber yang dihadirkan, jurnalnya sudah terindex Scopus pada tahun ini, sehingga sudah saatnya saling topang,” ungkapnya.

Narasumber diskusi didatangkan dari UIN Ar-Raniry Aceh, Dr. Mursyid Djawas, MH, yang langsung memantik diskusi setelah sambutan.

 ”Scopus itu membutuhkan kita. Dulu mereka mengirim orang ke Indonesia untuk mencari data penelitian, tapi sekarang tidak perlu lagi, tinggal ngambil data dari kita. Artinya kita dibutuhkan Scopus,”  kata Mursyid.

Mursyid menambahkan, banyak ahli  dengan karya jurnal  sangat berkualitas,  tapi belum tentu sesuai dengan format dan gaya penulisan yang diinginkan Scopus. Sehingga perlunya saling mengisi, sesama dosen, baik yang baru menulis maupun yang sudah berpengalaman sekalipun. Saling bekerjasama, memperhatikan kondisi, sekiranya di Indonesia sudah banyak  jurnal dengan tema yang sama dan teriindex Scopus, bisa saja pengajuan jurnal ditolak. Untuk itu pentingnyamemperhatikan fokus tema yang berbeda.

”Pengalaman kami, ketika sudah banyak jurnal terindex Scopus mengambil materi hukum Islam, kami mencoba dengan hukum keluarga dari kondisi lokal Indonesia, akhirnya lolos di Scopus. Semata karena keunikan serta  memperhatikan 3 hal, yaitu nama jurnal, tema dan keyword yang dibidik,” jelas Mursyid.

Lebih dalam, Mursyid menjelaskasn perlunya memikirkan rujukan berkualitas untuk jurnal, terutama rujukan dari jurnal yang sudah terindex Scopus. Menurutnya, perlunya  merujuk dari 25 sumber jurnal yang juga sudah terindex di Scopus. Banyak penulis jurnal dengan hasil karya yang bagus,  tapi belum tentu sesuai dengan aoa yang diinginkan Scopus. Sehingga perlunya saling mengisi.  

Diskusi yang dihadiri kurang lebih 30 peserta, diakhiri dengan penjajakan kerjasama dalam hal publikasi dan pengelolaan jurnal antara UII Yogya dengan UIN Ar Raniry Aceh. (IPK)

Jurnal Erl Tarbawi Prodi Pendidikan Agama Islam UII

 Jurnal El Tabawi dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil meraih akreditasi peringkat SINTA 3 DIKTI. Raihan peringkat ini berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (DIKTI), Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) Republik Indonesia, nomor 204/E/KPT/2022 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2022, terbit 12 Desember 2022.

Kemendikbud Republik Indonesia melakukan akreditasi dan pemeringkatan jurnal, sesuai dengan pedoman akreditasi jurnal nasional dinyatakan dengan peringkat SINTA (Science and Technology Index), mulai dari peringkat S1 sampai S6. Sesuai dengan Perdirjen Risbang no 19 tahun 2018, pemberian peringkat 1 sampai 6 diakronimkan sebagai SINTA 1 sampai SINTA 6 (terendah).

SINTA DIKTI berfungsi sebagai wadah hasil penelitian untuk dipublikasikan secara online, serta menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi, dengan mengindeks seluruh jurnal nasional yang sudah diakreditasi.

Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni, M.A, sekaligus Pengarah Jurnal El Tarbawi, ditemui di Ruang Dekanat, menyambut baik atas raihan ini.

“Raihan Jurnal El Tarbawi ini merupakan lompatan yang membahagiakan dan mengharukan, karena sebelumnya belum terakreditasi, sekarang peringkat SINTA 3. Saya mewakili FIAI UII sangat mengapresiasi raihan ini, serta mengharap pengelola jurnal lainnya dapat mencontoh upaya dari pengelola Jurnal El Tarbawi,” kata Asmuni.

Di tempat berbeda, Kurniawan Dwi Saputra, Lc., M.Hum, Editor in Chief dari Jurnal El Tarbawi langsung menyampaikan syukur.
“Alhamdulillah, atas prestasi meraih peringkat SINTA 3 ini, semoga menjadi penyemangat untuk makin baik,” kata Kurniawan.

Menurut Kurniawan, ini merupakan kerja kolektif dari banyak pihak. Upaya yang dilakukan selama ini untuk mendorong kualitas Jurnal El Tarbawai, antara lain dengan melibatkan editor dan reviewer internasional. Selain itu, selalu melakukan simulasi jurnal dengan melibatkan bengkel perbaikan teknis dari praktisi manajer jurnal terakreditasi.
“Kami akan terus melakukan berbagai upaya, bahkan hingga menyediakan call paper berhadiah untuk mencari naskah yang berkualitas. Namun ada yang cukup penting, yaitu ikhtiar bathiniyyah berbentuk hataman Al Qur’an melibatkan Dewan Dosen Pendidikan Agama Islam UII,” ungkap Kurniawan.

Di tempat yang sama, Ahmad Zubaidi, S.P.d., M.Pd, Editorial Boards, Jurnal El Tarbawi menambahkan.

”Saat ini, pengelola Jurnal El Tarbawi mencoba memperluas kesempatan bagi penulis jurnal. Sebelumnya setiap terbit ada 10 kuota, saat ini menjadi 15 kuota. Salah satu upaya untuk mendorong animo bagi penulis berkualitas dari berbagi daerah di Indonesia, solusinya dengan memberikan subsidi dana, artinya beban biaya ada yang ditanggung oleh fakultas,” kata Ahmad, sebagai penutup.(IPK)

Dr. Nur Kholis, S.Ag S.E.I., M.Sh.Ec., Ketua Forkom PTKIS Kopertais III DIY, 2024-2027

Sebagai pioner perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) yang berdiri 8 Juli 1945 terus melakukan peningkatan berkelanjutan. Salah satunya, atas selesainya pembangunan gedung baru Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), di Kampus Terpadu Jalan Kaliurang km. 14, Sleman, pada bulan Desember 2022.

”Dengan gedung baru, ini sebagai momentum untuk hijrah secara total. Peningkatan kualitas secara menyeluruh dapat dilakukan, karena tata ruang yang dikonsep lebih eco green dan upaya menghilangkan inferior. Fase tata kelola benar-benar berubah, menjadi integratif,” kata Dr. Nur Kholis, S.Ag S.E.I., M.Sh.Ec., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII, di Kampus Terpadu UII, 7 Desember 2022, bertepatan hari ke-3 kegiatan hataman untuk menyongsong gedung baru.

Imbuh Nurkholis, bahwa menjiwai hijrah haruslah secara spiritual dan mental, bahwa hijrah itu momentum lompatan dari yang kurang baik menjadi lebih baik, dari kebiasaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Ini sesuai dengan konsep awal gedung baru, di mana proses layanan dan pembelajaran program sarjana, magister dan doktor akan jadi satu gedung. Diharapkan ini meningkatkan layanan dan komunikasi serta menciptakan kondisi akademik asmosfer yang lebih baik. Harapan ini, sudah mulai direalisasi dengan upaya perwujudan layanan prima. Layanan prima diawali dari komunikasi yang baik, dan ini bisa dilaksanakan ketika sumber daya manusia (SDM) mengetahui dan memiliki cara untuk berkomunikasi yang efektif.

“Di bulan November 2022, sudah diadakan pelatihan untuk SDM FIAI UII, sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang arti penting komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam dunia kerja seharusnya mencerahkan, membahagiakan dan bukan membingungkan. Nantinya di akhir Desember 2022 juga adakan dilakukan kegiatan yang bertema enggagement gedung baru, ” ungkap Nurkholis.

Gedung FIAI UII dibangun oleh Yayasan Badan Wakaf UII, dengan dengan tata ruang yang modern dan menerapkan efisisiensi. Salah satu bentuk upaya efisiensi, dengan penerapan eco green, untuk siang hari di ruang kerja, dan pelayanan tidak tergantung penerangan yang bersumber dari listrik, namun dari cahaya matahari. Dalam kapasitas perkuliahan, terjadi peningkatan 50% jumlah ruang kuliah, selain itu memiliki auditorium berkapasitas 200 orang, yang di gedung sebelumnya, belum tersedia. Ruang pertemuan juga meningkat 2 kali dari gedung lama, namun dengan penerapan konsep yang baru dalam manajemen penggunaannya.

“Manajemen ruang rapat, menerapkan konsep egaliter. Tidak ada lagi ruang rapat khusus dekan, ruang rapat khusus prodi, tapi semua ruang rapat diberi nomor, dan bisa digunakan oleh semua pihak. Termasuk mahasiswa, bisa menggunakan ruang rapat. Selain tata ruang dibuat untuk memudahkan pemantauan, misal pengendalian sampah, antisipasi dampak perokok di sembarang ruang gedung FIAI,” jelas Nurkholis.

Sebagai penutup, Nurkholis menyampaikan, di Gedung FIAI yang baru, disediakan co-working space, sebagai bentuk pemberdayaan potensi mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen untuk meningkatkan egaliterian, kesetaraan dalam bekerjasama dengan berbagai pihak. Penamaan ruang pertemuan dan teamwork dengan pola baru, misal di prodi ada ruang rapat, tidak diberikan nama Ruang Rapat Jurusan, tapi diberi nomor, sehingga dari dekanat, tendik dan tim tetap bisa menggunakannya, tidak hanya dari unsur prodi tertentu saja. (IPK)

FIAI UII Yogyakarta

FIAI UII, Yogya – Menjelang peresmian gedung baru Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII), berbagai aktifitas mulai ditingkatkana, mulai dari pemindahan barang, peralatan juga berkenaan kesiapan proses pembelajaran di masa transisi pemindahan gedung. Namun tidak hanya berhenti pada upaya pemindahan fisik, juga dari sisi spiritual juga berbagai kegiatan dilaksanakan. Salah satunya, dengan penyelenggaraan kegiatan dengan tajuk Doa Keberkahan untuk Menyongsong Gedung Baru dan Hataman Al Quran Bersama Hafiz dan Hafizah FIAI UII.

Kegiatan terbuka yang dapat dihadiri sivitas UII ini iselenggarakan selama 3 hari, mulai Senin 5 Desember 2022 di gedung baru FIAI UII. Salah satu kegaitan, Khatmil Quran Bil Ghaib, melibatkan 30  para penghafal Al Quran dari kalangan mahasiswa yang sudah diseleksi.

Dekan dan Wakil Dekan KKA FIAI UII
Kiri; Dr. Drs. Asmuni, M.A, Dekan FIAI UII (foto: Roy WAG)

Dr. Drs. Asmuni, M.A, Dekan FIAI UII yang membuka acara doa bersama, menekankan arti penting rasa syukur atas lancarnya pembangunan gedung baru,
“Dengan adanya gedung FIAI yang baru, tentu harus bersyukur. Bahkan saya sebut syukur tak terhingga. Dengan bersyukur maka akan melahirkan energi baru”, jelas Asmuni.

Tambahnya, dari sekian mahasiswa UII ada yang hafiz dari kalangan putra, dan hafizah dari kalangan putri. Ini terus diupayakan, agar jangan sampai lupa hafalan. Nah kegiatan ini, dalam upaya menjaga kemampuan, sehingga benar-benar hafal. Selain itu mahasiswa yang sedang berusaha menghafal dari awal, bisa menyimak para penghafal dalam kegiatan ini. Polanya, ada 1 sampai 5 penghafal melatunkan ayat, dan mahasiswa lain menyimak. Diharapkan ini mendorong mahasiswa yang belum hafiz terdorong untuk berniat menjadi hafiz atau hafizah.

Mahasiswa penghafal Al Quran bergantian melantunkan ayat (foto:IPK)

Serangkaian kegiatan doa bersama selain diisi dengan hataman, hadroh, juga rencananya dalam puncak acara akan diisi dengan tausiah yang akan disampaikan Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag, M.A, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni. (IPK)

Ketua Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsyiah) UII, Krismono, SHI., MSI menerima berkas nota kesepahaman dari Ketua Peradi Wonosari, H Kokok Sudan Sugijarto SH., MH

Penguatan kerjasama dengan pihak eksternal menjadi fokus prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsyiah) Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII), dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas secara keilmuwan dan sosial kegamaan. Salah satunya dengan penandatanganan MoU dengan PERADI DPC Gunung Kidul, Rabu 30 November 2022, di Kampus FIAI UII, Jalan Kaliurang km 14 Sleman.

Penandatangan nota kerjasama dilakukan oleh Ketua Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsyiah) UII, Krismono, SHI., MSI., dengan Ketua Peradi Wonosari, H Kokok Sudan Sugijarto SH., MH.,disaksikan Sekretaris Prodi Fuat Hasanudin, Lc., M.A.,Muhammad Miqdam Makfi, Lc., MIRKH., Sekretaris Program Studi Program Internasional serta Penasehat DPC Peradi Wonosari H Heniy Astianto SH, serta Wakil Bendahara DPC Peradi Wonosari Hj Deanna Fitri Roshandi SH.

“Harapanya dengan kerjasama ini, meningkatkan kualitas softskill dan hardskill mahasiswa, sehingga nantinya peran serta ke masyarakat menjadi sangat bermanfaat, terutama dalam hal pengamalan dan pengalaman di bidangnya”, ujar Krismono SHi MSi. usai penandatanganan MoU.
Tambahnya, Prodi Hukum Keluarga atau Ahwal Syakhsyiah juga terus meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam bidang kepengacaraan, paralegal, mediasi hukum, legal drafting dan penerapan syariah di masyarakat.

Menurutnya, sebagai awal kerjasama ini akan dilaksanakan program pelatihan paralegal bagi mahasiswa, terutama hukum keluarga. Keunggulan dari pelatihan ini nanti, terletak pada komposisi materi teoritis dan praktik, bahkan mahasiswa dapat turut serta bersama para advokat yang beracara di pengadilan. Selan itu, mahasiswa berpeluang ikut serta dalam praktik mediasi penyelesaian sengketa.
“Pola melibatkan mahasiswa secara langsung pada peran di masyarakat menjadi salah satu keunggulan dari FIAI UII,” tutup Krismono.

FIAI UII

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) terus mengupayakan penguatan kualitas sumber daya manusia  (SDM). Salah satu bentuk penguatan dengan diselenggarakannya kegiatan pelatihan public speaking dan outbound. Kegiatan public speaking dilaksanakan di Hotel Porta Yogyakarta, Kamis 10 November 2022, diikuti seluruh tenaga kependidikan di lingkungan FIAI UII.

Dalam sambutan pembuka pelatihan public speaking, Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni. M.A. menegaskan,

“Bekerja dimanapun, harus dikerjakan dengan tulus ikhlas semata karena Allah, tidak peduli posisi dan jabatannya. Semua ini agar menjadikan setiap penunaian tugas bernilai ibadah,” katanya.

Selain itu, Asmuni juga menekankan arti penting penguatan kompetensi SDM, terutama karena awal  Januari 2023, FIAI akan berpindah menggunakan gedung baru yang lebih representatif. Nantinya ketika sudah menggunakan gedung baru haruslah diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Ada harapan besar lainnya yaitu pentingnya internal SDM tidak ada inferiority complex, merasa rendah diri dan tidak mampu. Dengan pelatihan public speaking, tenaga kependidikan makin komunikatif dalam pelayanan terutama kepada para mahasiswa, karena kemampuan membangun kepercayaan diri sendiri. Hal ini penting dalam peningkatan produktivitas kerja.

Pelatihan ini bekerjasama dengan Pusat Psikologi Terapan UII,  menghadirkan trainer dari alumni prodi Psikologi UII yaitu Rama Sahid, yang sekaligus menjadi trainer yang berpengalaman di berbagai instansi di Indonesia.

“Sengaja menghadirkan trainer alumni UII yang sangat kompeten, semata karena sudah memahami budaya organisasi, bahasa khusus dan lingkungan UII. Selain itu, ada ajaran Islam yang intinya jika membutuhkan sesuatu carilah yang terdekat dan dekat, walaupun nantinya tidak menutup kemungkinan melibatkan pihak  luar. Tapi saya kira trainer kali ini sudah sangat layak”, ujar Asmuni menegaskan dukungan kepada Rama Sahid, alumni UII sekaligus trainer pada kesempatan acara pelatihan ini.

Pada sesi pelatihan,  Rama Sahid menekankan arti penting komunikasi dalam mendukung produktifitas,
“Banyak entitas bisnis tidak berkembang karena internalnya memiliki banyak masalah dalam komunikasi. Sehingga kemampuan  setiap individu untuk berkomunikasi yang baik menjadi sangat vital. Jangan sampai salah paham dan miskomunikasi,” ujar Rama.

Dalam kesempatan ini, Rama juga memberikan simulasi dalam hal pengembangan diri dan public speaking, juga memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk mempraktekkan kemampuan komunikasinya setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan dari pagi hingga sore hari. (IPK)

Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Kampus Merdeka Kemendikbudristek RI yang bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan diri di luar kelas dengan melibatkan mahasiswa sebagai pengajar di sekolah yang membutuhkan.Kami ucapkan selamat kepada 34 mahasiswa FIAI yang telah terpilih menjadi peserta Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021 ini.