Era digital menyuguhkan perubahan yang menuntut lulusan universitas beradaptasi dengan cepat untuk mencapai karir tertingginya. Menyadari hal itu, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) mengadakan acara Pelepasan dan Pembekalan Karir bagi Mahasiswa, Rabu 22 November 2023 di Gedung KHA Wahid Hasyim lantai 5, Kampus Terpadu UII, Sleman.

Pada akhir November 2023 ini, sebanyak 110 mahasiswa FIAI UII akan mengikuti acara wisuda bersama dengan ratusan wisudawan fakultas lainnya. Untuk memberikan bekal kepada mahasiswa peserta wisuda dalam menghadapi tantangan karir di era digital, FIAI UII mengadakan Pelepasan dan Pembekalan Karir bagi Mahasiswa. Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Muhammad Roy, S.Ag, MA sekaligus memberikan sambutan pembuka.

“Menjadi alumni FIAI UII itu bukan akhir perjuangan dalam menuntut ilmu pengetahuan, karena harus terus menuntut ilmu dan menerapkannya. Lulus sarjana baru langkah kecil untuk bekal mengembangkan ilmu. Namun ilmu pengetahuan yang sudah diraih selama kuliah harus tetap jadi jalan agar menjadi manusia mulia dunia akherat karena ilmunya,” kata Muhammad Roy yang juga merupakan pengasuh pondok pesantren di Klaten ini.

Hadir dalam kegiatan ini, lebih dari 80 mahasiswa FIAI UII, dengan narasumber Lifthya Ahadiati Akmala, S.Psi., M.Psi., Psikolog., yang merupakan Kepala Divisi Pengembangan Karir, Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni UII. Dalam paparanya, Lifthya mendorong agar mahasiswa FIAI UII setelah wisuda nanti lebih tanggap terhadap tantangan di era digital.

“Mahasiswa setelah wisuda nanti harus siap dengan perubahan, karena dunia kerja dan usaha tidak sama lembutnya dengan kasih sayang orangtua. Sehingga yang selama ini masih menggantungkan kepada orangtua, harus makin mandiri dan siap,” tukas Liftya.

Lifthya melengkapi paparannya, bahwa saat nanti menjadi alumni UII harus memiliki perbedaan kompetensi, bersaing dengan yang lain. Ada 2 pilihan, antara milih berpenghasilan tetap atau tetap berpenghasilan. Diceritakannya, saat Lifthya dikejar deadline tugas kampus, memutuskan untuk mengerjakan di luar kampus agar bisa fokus. Akhirnya menemukan lokasi di sekitar Tiyasan Sleman, sebuah kafe kecil hanya dengan 5 meja. Kemudian datanglah pengunjung lain, pria dengan gaya penampilan sederhana, bercelana pendek, kaos oblong, sandal jepit, rambut gondrong diikat. Setelah duduk, pengunjung gondrong tersebut laju membuka laptop. Setelah terkoneksi internet, pengunjung gondrong tersebut melakukan komunikasi menggunakan Zoom Meeting.

”Tahu gak, ternyata pria pengunjung cafe dengan penampilan sederhana, bercelana pendek, bersandal jepit, justru membahas penanganan proyek pemerintah senilai 5 milyar rupiah. Nah itulah, saat ini alumni UII dituntut bekerja di manapun, dan tempat kerja juga rumah kedua. Beda dengan dahulu sebelum era digital. Ini tantangan sekarang, sehingga alumni FIAI UII harus siap, tidak harus berkantor tetap,” ungkap Lifthya Ahadiati Akmala yang merupakan dosen dari Prodi Psikologi UII.

Paparan Lifthya yang diberi judul The Key of 3: Passion, Skill, Opportunity berdurasi kurang lebih 90 menit, dilanjut dengan sesi tanya jawab.

Setelah acara dari FIAI UII di lantai 5, khusus mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam mengikuti sesi pembekalan lanjutan di lantai 3 yang diselenggarakan oleh program studi. Pembekalan lanjutan dengan narasumber Rheyza Virgiawan, Lc., M.E., Ketua Program Studi Ekonomi Islam,

”Mahasiswa yang sudah lulus mengikuti wisuda harus tetap terhubung dengan Ikatan Keluarga Alumni Ekonomi Islam, agar selalu berkomunikasi dengan berbagai informasi, tidak sekedar tentang prodi tapi keilmuwan dan relasi di luar kampus,” kata Rheyza disampaikan setelah paparan selesai.

Rheyza melengkapi, banyak mahasiswa yang belajar wirausaha dengan mengikuti program inkubasi bisnis dari Prodi Ekonomi Islam, mendapatkan bimbingan selama 3 bulan dengan program terstruktur, akhirnya mampu merintis bisnis dan dilanjutkan setelah wisuda.

“Ada mahasiswa Prodi Ekonomi Islam yang rintisan bisnisnya dimulai sejak mahasiswa, sekarang sudah lebih dari 3 tahun lulus, bisnisnya terus berkembang. Konsepnya berupa akses digital untuk memfasilitasi masyarakat agar bisa ditemukan dengan target relasi di luar negeri, misal ke negara Malaysia,” jelas Rheyza

Menurutnya, ada juga yang unik, lulusan dari Program Studi Teknik Sipil sekaligus lulusan Program Studi Manajamen tapi mendaftar kembali menjadi mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII hanya untuk mempelajari sisi syariatnya, agar bisnisnya sesuai dengan apa yang diatur oleh Islam. Inisiatif kuliah kembali ini karena selama ini dirasa ada yang salah dalam manajemen bisnisnya. (IPK)

Peningkatan kompetensi sivitas akademika Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) terus dibangun secara berkelanjutan. Salah satunya dengan penyelenggaraan berbagai pelatihan, baik untuk dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Dalam rangka peningkatan kompetensi bidang kesehatan yang mengacu pada ajaran Islam, FIAI UII menyelenggarakan Pelatihan Hijamah/Bekam, Selasa 21 November 2023 di Gedung KHA Wahid Hasyim lantai V, Kampus Terpadu UII, Sleman.

Pelatihan dibuka oleh Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag. M.A, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FIAI UII.
”Dahulu kala seorang ulama juga seorang dokter, pengakuannya menyatu, misal Ibnu Sina yang dengan kemampuannya mampu memberikan pembelajaran penting bagi bidang ilmu kedokteran sekaligus ulama. Tapi sekarang sudah dipisah, antara kedokteran dan ulama. Makanya fakultasnya pun terpisah dua, fakultas kedokteran dan fakultas ilmu agama Islam. Harapannya, mahasiswa FIAI mampu menyatukan kembali dengan berbagai kompetensi untuk bekal masa mendatang,” kata Muhammad Roy.

Roy juga menambahkan, sebaiknya memang UII memiliki pusat studi bidang ilmu kesehatan warisan Rasulullah. Misal didirikan Pusat Studi Thibbun Nabawi UII yang mewadahi pakar agama dan kedokteran, untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Thibbun Nabawi merupakan segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan penyakit atau pengobatan.

Sebagai narasumber dan trainer pada pelatihan ini, dari Relawan Thibbun Nabawi Indonesia (RATIBAN) yang pusatnya berada di Bukit Duri Jakarta Selatan, namun pada pelatihan di FIAI UII, melibatkan sepenuhnya dari RATIBAN Cabang Yogya yang berkantor di Imogiri Bantul. Dari RATIBAN Yogya, hadir melatih yaitu Muhammad Masrur, Momon Abdi Rohman, Danang Ari Krisnadi, Suparyanto, Aris Shofiyatun Rahmah, Bunda Dewi, Muriwati dan Mila.

Dalam paparan materi awal selepas sambutan, Danang Ari Krisnadi membuka sesi dengan gambaran sejarah hijamah atau bekam.

”Sejak zaman Nabi Musa sebenarnya Hijamah atau bekam sudah ada, hal ini tergambar dari relief dan prasasti yang diteliti. Kemudian menyebar ke pelosok dunia, bahkan sampai ke Negeri China dan negara lain. Kemudian berkembang menjadi metode pengobatan lainnya,” kata Danang.

Imbuhnya, Hijamah atau bekam berasal dari bahasa Arab, yaitu Al-Hijamah yang artinya pelepasan darah kotor. Bekam dilakukan dengan penyedotan lokal darah dari sayatan kulit kecil. Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis kental yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. 

Hadir dalam pelatihan ini dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa FIAI UII. Sebanyak 115 peserta yang didominasi mahasiswa mengikuti 2 sesi pelatihan. Paparan teori dilaksanakan pagi hari, dilanjutkan sesi praktek pada siang hari. (IPK)

 Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) selenggarakan Tabarukkan Ramadhan 1444 H, di Gedung KHA Wahid Hasyim, Kampus Terpadu Jalan Kaliurang km 14.4 Sleman. Tabarukkan Ramadhan diagendakan sebanyak 4 kali pertemuan pada hari Senin dan Kamis, mulai 27 Maret 2023, menghadirkan pengajar UII untuk membahas berbagai kitab karya tokoh muslim ternama.

Dr. Drs. Asmuni, MA, Dekan FIAI UII menegaskan arti penting kegiatan Tabarukkan Ramadhan 1444 H FIAI UII
“Kegiatan Tabarukkan  Ramadhan kali ini bahas kitab-kitab kaum Sufi yang lazimnya  membahas pembenahan hati. Sehingga ketika hati dan fisik sehat, maka pikirannya itu juga akan sehat, berpikirnya juga akan menjadi kuat,” kata Asmuni, Kamis, 31 Maret 2023 di Ruang Dekanat FIAI UII.

Tabarukkan diikuti oleh mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen, dilaksanakan di Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI lantai V, secara tatap muka. Sebelumnya, pada masa Pandemi COVID-19 tahun 2021, Tabarukkan dilakukan secara daring, mahasiswa mengikuti dari rumah dengan memanfaatkan jaringan internet.

Ketua Panitia, Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag, menyampaikan
“Setelah mengikuti Tabarukkan diharapkan semangat beribadah lebih baik, lebih semangat belajar, tawadhuk, semua ada peningkatan. Alhamdulillah pelaksanaan di gedung baru, animonya bagus,” katanya.

Muhammad Roy menambahkan kitab-kitab yang dibahas memang bukan yang sudah terbiasa dikaji, agar ada pengayaan materi bagi mahasiswa. Jika selama ini mahasiswa sudah mendapatkan kajian dengan tema Ekonomi Islam, Hukum Islam  atau  Pendidikan Islam, maka dalam Tabarukkan 1444 H ini, disajikan materi yang berbeda. Harapannya perspektif mahasiswa juga makin tajam.

Hari pertama Tabarukkan Ramadhan 1444 H  diawali dengan kajian yang disampaikan dosen FIAI UII, Muhammad Miqdam Makfi, Lc., MIRKH dengan materi Hujjah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, mengangkat bahasan karya Almarhum KH Ali Maksum dari Pondok Pesantren Al Munawir Yogyakarta.

Dilanjutkan kajian bertema Fushushul Hikam disampaikan Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag, M.Ag, Wakil Dekan Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FIAI UII, Kamis 30 Maret 2023.

Sesuai agenda kegiatan yang direncanakan FIAI UII, Tabarukkan akan dilanjutkan Senin, 3 April 2023, akan menghadirkan  Dosen FIAI UII, Kurniawan Dwi Saputra, Lc, M.Hum dengan tema Bidayatul Hidayah

Serangkaian acara Tabarukkan Ramadhan 1444 H akan ditutup dengan kajian dari Dr. Nur Kholis, S.Ag, SEI, M. Sh.Ec dengan tema Kimia Kebahagiaan pada Kamis, 6 April 2023. (IPK)

Lulusan Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) saat ini berhak menyandang gelar S.H. (Sarjana Hukum), sekaligus berhak berprofesi sebagai advokat. Untuk itu Prodi Hukum Keluarga yang merupakan bagian dari Fakultas Ilmu Agama Islam UII terus mendongkrak kemampuan mahasiswanya, dengan mengadakan serangkaian pelatihan dan penempaan wacana karir dari para praktisi bidang hukum. Salah satu pelatihan yang diselenggarakan Prodi Hukum Keluarga UII yaitu penyelenggaraan Pelatihan Paralegal bagi mahasiswa, Minggu 19 Maret 2023 di Gedung KHA Wahid Hasyum FIAI, Kampus Terpadu UII, Sleman. Penyelengaraan pelatihan bekerjasama dengan DPC Perhimpunan Advokat Indonesia Wonosari (Peradi Wonosari).

“Tujuan utama diadakannya Pelatihan Paralegal untuk membekali mahasiswa skil yang mumpuni, harapannya setelah lulus bisa segera berkarir, dan masa tunggu yang 3 bulan, dapat tercapai. Bisa dipastikan, jika mahasiswa menggunakan sertifikat dari pelatihan Paralegal ini, bisa digunakan untuk berprofesi di Lembaga Bantuan Hukum, bahkan 1 detik setelah wisuda bisa untuk digunakan untuk bekerja. Saya kira ini menjadi dampak positif bagi lulusan, prodi bahkan universitas tentunya,” jelas Muhammad Najib Asyrof, S.Pd.I, Lc., M.Ag, Ketua Panitia Pelatihan Paralegal Prodi Hukum Keluarga UII.

Najib juga menambahkan, bahwa saat ini di pelosok desa masih minim pendampingan hukum, masyarakat masih butuh bantuan konsultan hukum yang di luar litigasi, sehingga lulusan Prodi Hukum Keluarga UII bisa mengabdikan diri kepada masyarakat.

Pelatihan Paralegal Prodi Hukum Keluarga UII diikuti oleh 100 mahasiswa, bekerjasama dengan Peradi Wonosari dengan menghadirkan 4 narasumber, 3 diantaranya adalah lulusan UII, Heniy Astiyanto SH, Kokok Sudan Sugijarto SH., MM dan Deana Fitri Roshandi SH.

Kokok Sudan Sugijarto SH., MM, Ketua DPC Peradi Wonosari, menegaskan arti penting pelatihan paralegal.
“Beberapa pelatihan yang dikerjasamakan antara Prodi Hukum Islam dan Peradi Wonosari, pasti bermanfaat, karena saat ini banyak institusi syariah, mulai dari bank, lembaga keuangan dan instansi yang butuh advokat dengan kualifikasi keilmuwan dan penguasaan hukum Islam. Tentunya juga saat dalam mendapingi kasus perceraian, bagi waris, maka lulusan Prodi Hukum Keluarga dengan pembakalan ini, akan memiliki nilai lebih,” jelas Kokok yang merupakan Alumni Fakultas Hukum UII angkatan 2000.

Kokok mengimbuhi, kondisi saat ini masyarakat membutuhkan edukasi dalam hal kesadaran hukum, sehingga peran lulusan Prodi Hukum Keluarga UII akan mampu menjawab tantangan ini, dengan segala kompetensi yang dimilikinya.

Sebagai bentuk peningkatan kualitas berkelanjutan bagi mahasiswa, Krismono S.H.I., M.S.IK, Ketua Program Studi Hukum Keluarga merencanakan serangkaian kegiatan lanjutan.
“Setelah kegiatan Pelatihan Paralegal, sudah direncanakan untuk Pelatihan Mediasi dan Pelatihan Pendidikan Khusus Profesi Advokat atau PKPA. Ini sebagai bentuk Implementasi kerjasama Prodi Hukum Keluarga dengan DPC Peradi Wonosari, demi menunjang profil lulusan,” katanya. (IPK)

Sleman, FIAI UII – Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menempati gedung baru, sejak diresmikan 30 Desember 2022. Dengan nama Gedung KHA Wahid Hasyim, saat ini proses layanan dan akademik sudah sepenuhnya dapat dijalankan di gedung baru. Seiring peningkatan fasilitas infrastruktur juga dibarengi dengan peningkatan skill, salah satunya dengan diadakan pelatihan Teknologi Informasi bagi tenaga kependidikan di lingkungan FIAI UII, Senin 20 Maret 2023.

“Kunci sukses dalam bersaing adalah kesadaran kolektif. Sehingga diharapkan tenaga kependidikan di FIAI UII, dapat sinergi membangun kepercayaan bersama, saling berkoordinasi, terutama dalam pemanfaatan sistem informasi dan teknologi. Kalau tidak memiliki kesadaran kolektif, jangankan bersaing di luar UII, di internal pun tidak akan mampu,” tegas Dr. Drs. Asmuni, MA, Dekan FIAI UII, disampaikan saat memberikan sambutan pelatihan di Laboratorium Komputer FIAI UII, didampingi Dr. Nur Kholis, S.Ag, SEI, M.Sh.Ec, Wakil Dekan Bidang SDM.

Ditambahkan Asmuni, bahwa UII bergerak pada sektor jasa, sehingga peningkatan skill adalah sebuah keharusan. Selain skill, kesadaran kolektif juga penting adanya kesadaran dalam merawat aset, termasuk perangkat lunak dan keras untuk sistem informasi. Jika tidak mampu dan mau merawat akan cepat rapuh dan tidak bisa dimanfaatkan, tentunya akan berdampak pada kerugian kolektif UII, ini akan menghambat kemajuan.

“Juga menjadi tanggungjawab bersama untuk menjaga semua aset, baik fasilitas gedung, perlengkapan, perangkat IT, termasuk jika ada pengguna yang berdampak pada kerusakan, misal mahasiswa, bisa segera diberikan kesadaran. Ini sederhana tapi akan membuat aset yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk kemajuan,” kata Asmuni.

Pelatihan Teknologi Informasi bagi tenaga kependidikan FIAI UII dilaksanakan dalam 2 kelompok peserta, khusus untuk tenaga kependidikan akademik IT, juga umum untuk tenaga kependidikan berbagai bidang. Sebagai narasumber pelatihan materi Sistem Informasi Akademik adalah Mabdaul Basar, untuk materi Cyber Security, dengan narasumber Tri Suryantoro. Dipandu MC Rani Dwi Alfita Sari, sesi pelatihan dialokasikan untuk diskusi interaktif, sesama tenaga kependidikan dan narasumber. (IPK)

Kriteria baru penentuan awal bulan Hijriyah, terutama berkenaan penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal, menjadi perhatian masyarakat. Terutama, berkenaan kesepakatan yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). 

Menurut Kamaruddin Amin, Dirjen Bimas Islam Kementeriaan Agama Republik Indonesia, bahwa kriteria MABIMS Baru merupakan hasil Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam MABIMS pada tahun 2016 di Malaysia yang diperkuat oleh Seminar Internasional Fikih Falak di Jakarta yang menghasilkan Rekomendasi Jakarta tahun 2017. Oleh karena itu, Kementerian Agama menetapkan untuk menggunakan kriteria baru yang disepakati oleh negara-negara anggota MABIMS. Hal ini disampaikan Kamarudin saat membuka Pertemuan Ahli Hisab Rukyat Tahun 2022 di Serpong, Tangerang Selatan, Selasa 22 Februari 2022.

Masa transisi penggunaan kriteria baru ini menjadi perhatian Fakultas Ilmu Agama Islam UII (FIAI UII), sehingga mendorong Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) menyiapkan seminar nasional bertajuk Kriteria Terbaru MABIMS dan Implementasinya di Indonesia. Rencananya seminar akan dilaksanakan Selasa, 21 Maret 2023 di Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI, Kampus Terpadu UII, Sleman.

“Kesepakatan MABIMS, awalnya cuma MABIM, belum ada Singapore. Ini cukup menarik kita tela’ah, karena di negara tetangga ternyata juga memiliki problem yang sama, sehingga ini keinginan bersama untuk dapat mengawali bulan Ramadhan dan menutup bulan Ramadhan dengan metode yang sama,” kata Panitia Seminar, Muhammad Najib Asyrof, S.Pd.I, Lc., M.Ag, 

Najib menambahkan, bahwa masih ada keragaman dalam kriteria penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal di Indonesia, termasuk pada tahun lalu. Inilah yang menjadi pemantik bersama untuk mendiskusikan, melibatkan pakar ilmu falak di Indonesia. Bagi sebagian orang, bahasan kesepakatan Mabims bukan hal baru, tapi ada sebagian masyarakat yang lain masih belum memahami secara utuh. Ini perlunya mengedukasi.

Seminar Nasional akan menghadirkan narasumber Dr. Sofwan Jannah, M.Ag, pakar falak dari FIAI UII Yogyakarta, Prof Dr. H Susiknan M.Ag, dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta Ismail Fahmi, S.Ag dari Kementerian Agama Republik Indonesia berkantor di Jakarta.

“Seminar nasional juga bisa disimak secara daring di seluruh daerah dengan live Youtube channel Hukum Keluarga Ahwal Syakhshiyah FIAI UII. Kami sangat bersemangat untuk mengedukasi masyarakat, sesuai dengan visi misi UII,” kata Najib di kampus terpadu UII, Minggu 19 Maret 2023.

Sleman, FIAI UII – Universitas Islam Indonesia (UIII) Yogyakarta mengadakan serangkaian kegiatan dalam rangka Milad ke-80. Salah satunya, dengan penyelenggaraan Muqoddaman di tingkat fakultas. Salah satu yang menyelenggarakan adalah Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI). Muqoddaman sendiri adalah prosesi pembacaan Alquran secara bersama-sama dalam satu waktu dari mulai juz 1 sampai juz 30. 

Menggunakan gedung baru, FIAI UII menyelenggarakan muqoddaman dihadiri dosen, tenaga kependidikan dan utusan lembaga mahasiswa di Gedung KHA Wahid Hasyim lantai V Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang, Sleman, Jumat 17 Maret 2023. Gedung yang baru diresmikan oleh Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, pada akhir tahun 2022.

Dr. Drs. Asmuni, MA, Dekan FIAI UII, menyambut baik terlaksananya muqoddaman yang baru pertama kali diselenggarakan di UII.

”Mempelajari Al Quran itu tidak semata lisan tapi dengan qolbu, sehingga perlunya juga memahami arti. Dengan diadakannya muqoddaman, apalagi dengan Al Quran yang dilengkap terjemahan, pastilah ketika membaca 1 juz, akan ada 1-2 ayat yang mampu dihayati dan mempengaruhi perilaku spiritualitas SDM,” kata Asmuni. Dalam pelaksanaannya, peserta muqoddaman dapat menggunakan mushaf Al Quran versi cetak ataupun versi digital, misal versi aplikasi Android.

Muqoddaman juga dihadiri Wakil Dekan Bidang SDM, Dr. Nur Kholis, SEI., M.Sh.Ec, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag, serta ketua jurusan dan ketua program studi di lingkungan FIAI UII.

”Dengan semangat Gedung Baru FIAI UII, juga perlu membangun kebiasaan baru, dengan tradisi dalam memahami Al Quran. Marilah kita biasakan bermuamalah dengan Al Quran, membiasakan diri dengan kajian dan yang baik-baik terus diadakan,” kata Muhammad Roy, yang memang membidangi keagamaan di lingkungan FIAI UII. (IPK)

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) yang lahir pada tahun 1945, menjadi fakultas pertama yang sudah melahirkan puluhan ribu alumni tersebar di berbagai negara, hingga ke Timur Tengah. Secara keseluruhan UII Yogyakarta telah mencetak lebih dari 110.000 lulusan dari berbagai disiplin ilmu.

Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya, FIAI UII berusaha mengadakan berbagai program untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan kepada mahasiswa sejak semester awal. Dengan tujuan inilah, FIAI UII bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) UII untuk mengadakan Pelatihan Kepemimpinan dan Dakwah (PKD) dan Pelatihan Pengembangan Diri (PPD), Sabtu 4 Maret 2023 di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang, Sleman. 

“Kegiatan PKD dan PPD bersifat wajib bagi mahasiswa FIAI UII angkatan 2022. Sekitar 300 mahasiswa mengikuti pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri, dengan pola yang sudah teruji di UII. Harapannya mahasiswa memiliki dorongan dan perspektif akan tantangan global, diawali dengan menjadi pemimpin terbaik bagi dirinya sendiri,” kata Dr. Muhammad Roy, M.Ag, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FIAI UII di tempat pelatihan.

Pelatihan dengan tema Membangun Kepemimpinan Profetik dan Transformatif ini, menghadirkan 2 narasumber, yang keduanya merupakan alumni FIAI UII, Samsul Zakaria, S.Sy., M.H.,  dan Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd. Samsul Zakaria merupakan alumni Program Studi Ahwal Syakhshiyah UII Angkatan 2009 yang saat ini menjadi Hakim Pengadilan Agama, Kementerian Agama Republik Indonesia.Sedangkan Nanang Nuryanta, merupakan dosen FIAI UII sekaligus menjabat sebagai Direktur DPPAI UII. Pelatihan yang dimulai sejak pagi, dipandu moderator Moh. Mizan Habibi., S.Pd.I., M.Pd.I, dosen Pendidikan Agama Islam UII.

“Menjadi mahasiswa harus berani mandiri, kalau perlu saat ini juga kirim WA ke orangtua untuk berhenti kirim uang bulanan dan harus siap mencari penghasilan sendiri di Yogyakarta ini”, buka Samsul di awal paparannya, sontak mendapat reaksi riuh dari para mahasiswa mendapat tantangan ini. 
Samsul menambahkan bahwa menjadi mahasiswa harus memiliki perspektif untuk terus berlatih mengembangkan diri dan mencari peluang. Termasuk kesempatan berorganisasi dan menjadi duta dalam kegiatan luar kampus. 

“Saya pernah menjadi wakil mahasiswa FIAI UII hingga Malaysia, dibiayai oleh fakultas. Ini sangat bermanfaat hingga sekarang. Sehingga sudah saatnya mahasiswa memiliki wawasan luas, pintar menangkap peluang dan tidak mudah menyerah,” ajak Samsul yang lahir di Bandar Lampung ini.

Kiri: Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd, Direktur DPPAI UII, narasumber kedua (foto: IPK)

Pada sesi kedua, narasumber Nanang Nuryanta, memaparkan arti penting menauladani Rasulullah.
“Tidak ada pemimpin yang sukses dan hebat tanpa keataatan kepada Allah, agar juga kepemimpinanya ditaati oleh masyarakat. Jadi sekali lagi, kuncinya kalau dalam koridor Islam, selain cerdas juga selalu taat pada Allah. Siapa pemimpin yang taat kepada Allah, maka Allah akan selalu membersamainya. Kepemimpinan profetik itu ya harus memiliki 4 sifat Rasulullah, sidiq, amanah, tabligh dan fathonah. Anda harus bisa mengkomunikasikan semua itu. Selain itu, kepemimpinan  harus melahirkan perubahan kepada kebaikan, itulah yang disebut transformatif,” kata Nanang terus memotivasi ratusan mahasiswa FIAI UII.

Kegiatan pelatihan kerjasama FIAI UII dan DPPAI UII Ini, menjadi kegiatan rutin tahunan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni, untuk membekali mahasiswa dari kompetensi softskill.  (IPK)

Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menerima penjajakan kerjasama dari Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya (Ponpes Al Ittifaqiah), Sumatera Selatan. Kunjungan diterima di Gedung KHA Wahid Hasyim Kampus Terpadu UII, Sleman, Kamis 12 Januari 2022, oleh Dekan FIAI UII, sekaligus memberikan sambutan penerimaan.

”FIAI UII  menyambut baik atas kunjungan dari Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Sumatera Selatan. Kita ketahui bersama, lulusan dari pesantrennya sudah cukup menyebar hingga perguruan tinggi luar negeri, dan diterima dengan baik di sana dengan jalur khusus. Artinya pondok pesantrennya memang berkualitas, termasuk proses pendidikannya di sana. Ini menjadi pembelajaran bersama. Bahkan beberapa lulusannya selama ini, juga menjadi mahasiswa di UII,” kata Asmuni.

Juru bicara dan kehumasan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya,  Eko Adhi Sutrisno, M.Pd.I, yang membersamai rombongan, menyampaikan

“Ponpes Al saat ini mendidik lebih dari 8300 santri yang didominasi berasal dari Sumatera bagian selatan.  Ponpes Al Ittifaqiah memiliki lahan seluas 50 hektar persegi, untuk dipersiapkan sebagai pengembangan hingga perguruan tinggi universitas. Dengan didukung oleh sumber daya manusia hingga 800 orang lebih saat ini, Ponpes Al Ittifaqiah memiliki penguatan kompetensi santri selain dakwah juga entrepreneurship dan saintis. Sehingga dalam hal ini pula, berencana kerjasama dengan FIAI UII Yogyakarta,” kata Eko.

Tambah Eko, saat ini ada kebijakan kebijakan dari pimpinan Ponpes Al Ittifaqiah, untuk mempermudah bagi anak yang berasal dari ekonomi lemah, yatim piatu  dari berbagai pulau di Indonesia, untuk menjadi santri di ponpes kami. Untuk itu dengan niat yang baik, akan melibatkan FIAI UII untuk pengembangan umat, dengan kolaborasi diharapkan akan maju bersama,” (IPK)

Yusdani, Dosen FIAI UII

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) meresmikan gedung baru 7 lantai senilai 63.7 milyar rupiah, 30 Desember 2022. Seiring dengan peresmian, salah satu dosen FIAI UII, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag meluncurkan 6 buku karyanya, dengan mengusung tema Islam dan Indonesia.

“Dengan ini, saya persembahan 6 buku yang saya tulis selama 1 tahun lebih ini, sebagai hadiah atas hijrah FIAI UII ke gedung baru di akhir tahun 2022. Sebagai rasa syukur dan bangga, atas peningkatan fasilitas kampus untuk sivisitas FIAI UII,” kata Yusdani sela aktifitas di Kampus Terpadu UII Sleman, 4 Januari 2023.

Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) meresmikan gedung baru 7 lantai senilai 63.7 milyar rupiah, 30 Desember 2022. Seiring dengan peresmian, salah satu dosen FIAI UII, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag meluncurkan 6 buku karyanya, dengan mengusung tema Islam dan Indonesia.

“Dengan ini, saya persembahan 6 buku yang saya tulis selama 1 tahun lebih ini, sebagai hadiah atas hijrah FIAI UII ke gedung baru di akhir tahun 2022. Sebagai rasa syukur dan bangga, atas peningkatan fasilitas kampus untuk sivisitas FIAI UII,” kata Yusdani sela aktifitas di Kampus Terpadu UII Sleman, 4 Januari 2023.

Buku karya Yusdani, yang diluncurkan sebagai hadiah atas Gedung Baru FIAI UII (

“Banyak persoalan yang ada di masyarakat, saya jawab dalam buku-buku ini, misal persoalan pernikahan beda agama, bagi waris beda agama, proses akad nikah jarak jauh yang kedua mempelai terpisah jarak,” tegas Yusdani

Imbuhnya, banyak cara pandang yang salah terhadap radikalisme dan terorisme. Radikalisme tidak bisa dikaitkan dengan teologi agama manapun, harus dikaji pula peran kekuasaan dalam mewujudkan keadilan.
”Saya ingin Indonesia ini makin sejahtera, namun harus tepat dalam memahami persoalannya. Termasuk menangani radikalisme dan terorisme, ini juga menjadi bahasan dalam buku saya,” tutup Yusdani yang juga pendiri Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta (IPK)