Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dalam Prinsip Teologis

Islam Adalah Agama Rahmatan lil 'Alamin

Fathul Wahid ST, MSc, PhD., (kiri), Dr. Hamim Ilyas, M.Ag., (tengah kiri), Ahmad Sazali, Lc., MH., (kanan), saat menyampaikan materi dalam acara bedah buku “Fikih Akbar”. (Rizal)

Magister Ilmu Agama Islam (MIAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) gelar Bedah Buku “Fikih Akbar : Prinsip-prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”, karya Dr. Hamim Ilyas, M.Ag., pada hari Sabtu, 28 Rabi’ul Akhir 1440 H/05 Januari 2019 M di Ruang Sidang Kampus UII Demangan, Yogyakarta.

Ketua Program Studi Doktor Hukum Islam, Dr. Yusdani, M.Ag., menyampaikan bahwa acara bedah buku  ini merupakan kegiatan akademik pertama MIAI di tahun 2019. Harapannya semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat keilmuan di lingkungan UII. “Acara ini dapat menjadi fasilitas penambahan keilmuan di lingkungan UII, khususnya di MIAI,” tuturnya saat memberi sambutan dalam pembukaan acara tersebut.

Dijelaskan oleh Hamim Ilyas, selaku penulis buku, bahwasanya konsep Islam Rahmatan lil ‘Alamin pangkal utamanya pada Ketuhanan Yang Maha Rahman dan Rahim. Dasar paradigmanya adalah agama rahmat bagi seluruh alam. Karena menurutnya, agama bukanlah untuk Tuhan, melainkan diturunkan dari Tuhan untuk manusia dan alam semesta.

Baca juga: Tangkap Potensi Wisata Syariah MIAI UII Gelar Bedah Buku

“Fungsi agama itu adalah untuk mempersatukan umat manusia, menyelamatkan umat manusia, dan memperbaiki kehidupan umat manusia,” ungkap Hamim Ilyas.

Selain penulis, juga hadir pada kesempatan tersebut Rektor UII, Fathul Wahid ST, MSc, PhD., yang sekaligus sebagai pembedah buku besama Ahmad Sazali, Lc., MH., Dosen Fakultas Hukum UII.

Islam Adalah Agama Rahmatan lil 'Alamin

Fathul Wahid ST, MSc, PhD., saat membedah buku “Fikih Akbar” Dr. Hamim Ilyas, M.Ag., di acara Bedah Buku yang diselenggarakan oleh MIAI UII (Rizal)

Lima pelajaran besar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Menurut Fathul Wahid, buku ini mempunyai lima pelajaran besar yang dapat ditangkap. Pertama, Islam tidak statis, pemikiran Islam bisa berkembang dengan menyesuaikan ruang dan waktu. Kedua, tentang definisi Islam sebagai diin dan nikmah. Ketiga, ragam konseptualisasi (konsep rahmatan lil alamin) yang menyebutkan Islam adalah risalah untuk mewujudkan hidup baik, Islam adalah agama universal, Islam adalah agama rasional, mudah, hanif, peduli, sebagai agama peradaban, dan bukan agama prajurit (yang penuh peperangan).

Keempat, landasan Agama Islam yang meliputi Tauhid Rahamutiyah (Ketuhanan Yang Maha Rahman dan Rohim  yang penuh dengan kasih sayang), Kerasulan Rahmat (Rasul diutus untuk mewujudkan hidup lebih baik), dan Kitab Suci Rahmat (Al-Quran juga diturunkan untuk mewujudkan hidup yang lebih baik). Kelima, menjelaskan tentang fungsi agama Islam. “Perbaikan kehidupan manusia dilakukan dengan gerakan dakwah, gerakan amar ma’ruf, dan gerakan nahi munkar,” jelasnya. (Rizal)