Kunci Menjadi Mahasiswa Paripurna
Penulis : M Nurul Ikhsan Saleh
Dosen PAI-FIAI UII
Ada yang bertanya bagaimana kunci menjadi mahasiswa yang paripurna. Tentu saja mahasiswa paripurna bukan hanya mahasiswa yang berprestasi dalam dunia akademik namun juga terlibat aktif dalam kegiatan non akademik. Bukan pula mahasiswa yang hanya sukses secara individual tapi bagaimana turut berkontribusi memberikan dampak postif bagi orang lain. Pastinya butuh kompetensi khusus bagaimana mahasiswa tersebut bisa dianggap paripurna. Tulisan ini secara spesifik membahas tiga kompetensi khusus sebagai kunci menjadi mahasiswa paripurna. Tiga kompetensi tersebut melingkupi kompetensi intelektualitas, sosial, dan spiritualitas.
Kompetensi intelektualitas menjadi pengangan penting pertama mahasiswa untuk menjadi paripurna. Pada kompetensi ini, bagaimana mahasiswa harus terus meningkatkan kompetensi diri secara keilmuan dan keterampilan. Mahasiswa harapannya dapat melejitkan intelektualitasnya agar memiliki kompetensi tingkat global. Tidak hanya merasa puas dengan kemampuannya dalam bersaing bersama temannya di tingkat nasional apalagi setingkat kampus. Mahasiswa saat ini menjadi bagian dari masyarakat global dimana akses informasi sangat terbuka lebar. Kejadian di belahan bumi lain dapat dengan mudah diketahui dan dipahamai. Semudah mengakses gadget dalam genggaman tangan.
Bagaimana cara meningkatkan kompetensi secara intelektualias. Langkah pertama adalah memperbanyak aktivitas membaca. Membaca menjadi kegiatan wajib yang tidak bisa ditinggalkan oleh mahasiswa. Membaca bahan bacaan ringan dan bahan bacaan berat atau mendalam. Membaca informasi ringan seperti di koran harian Kompas, Detik dan semacamnya. Tidak kalah pentingnya adalah membaca artikel jurnal dan buku. Makalah-makalah yang ditulis harus berbasiskan pada bahan bacaan yang berkualitas. Artikel jurnal bereputasi yang berbahasa Inggris dapat dijadikan referensi ketika menulis makalah dan tentu diiringi dengan pembacaan yang serius. Buku tidak boleh dilewatkan sebagai bahan bacaan mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
Selain membaca, kegiatan mendengarkan menjadi aktivitas terpenting kedua. Mahasiswa dapat menonton Youtube untuk mendengarkan kegiatan presentasi yang berkualitas. Program-program dari TEDx.com dapat ditonton dan didengarkan dengan seksama lewat sajian presentasi berkualitas dari jajaran narasumber berkelas internasional. Ingat, bukan sekedar menonton, tapi mendengarkan dengan serius. Sedangkan bagi mahasiswa yang ingin mengembangan bahasa Inggris dapat menonton dan mendengarkan program dari Engvid.com lewat sajian penjelasan dari tutor sangat beragam. Ada kajian keislaman pada akun YouTube milik Quraish Shihab. Kegiatan mendengarkan dari program-program tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan bisa meningkatkan skills mahasiswa, terlebih apabila diiringi dengan praktik secara mandiri. Praktik meningkatkan public speaking, berdakwah, dan berbahasa Inggris.
Setelah kegiatan membaca dan mendengarkan, kegiatan selanjutnya adalah menulis dan berdiskusi. Menulis adalah kemampuan penting yang butuh diasah oleh mahasiswa. Kecakapan menulis berguna untuk menyusun makalah, menghasilkan artikel di koran nasional, dan menulis artikel pada jurnal terakreditasi dan bereputasi. Kemampuan ini juga bermanfaat untuk melengkapi aplikasi sebagai syarat ketika akan melamar beasiswa dan pekerjaan. Banyak lagi manfaat dari kemampuan menulis. Hal sederhana saja, seperti mengirim email untuk calon profesor pembimbing ketika akan studi lanjut ke luar negeri. Tanpa kemampuan menulis yang baik, mahasiswa akan kesusahan dalam banyak hal.
Kegiatan berdiskusi menjadi aktivitas berharga yang lain bagi mahasiswa untuk melatih kemampuan berpendapat dan menyatakan aspirasinya. Kegiatan inilah yang juga akan mendukung mahasiswa dalam public speaking, yaitu bagaimana bisa meyakinkan orang dalam presentasi. Kemampuan berdiskusi atau menyatakan pendapat menjadi poin penting ketika mahasiswa dipanggil dalam wawancara beasiswa atau pekerjaan. Maka kemampuan menulis dan berdiskusi saling bersinergi dan terintegrasi. Ketika mahasiswa mampu menulis makalah, ia dituntut mampu juga mempertanggung jawabkannya dalam bentuk presentasi dan diskusi.
Selanjutnya, kompetensi sosial menjadi dimensi lain yang butuh diasah oleh mahasiswa. Maksud dari kompetensi sosial adalah bagaimana mahasiswa butuh terlibat berkontribusi untuk orang lain atau organisasi sosial kemasyarakatan, termasuk organisasi kemahasiswaan. Tujuan dari aktivitas mengasah kompetensi sosial adalah agar mahasiswa memiliki pemahaman akar rumput (grassroot understanding), dimana mahasiswa tidak menutup mata dengan apa-apa yang terjadi di sekelilingnya. Mereka dapat aktif dalam organisasi intra kampus seperti aktif di BEM, MAPALA, atau organisasi ekstra kampus seperti HMI, PMII, KAMMI, IMM, dan lain sebagainya. Namun penting digarisbawahi bahwa keaktifan di organisasi semata-mata untuk dapat memberi manfaat seluas-luasnya untuk orang lain. Seorang mahasiswa bukan hanya bergabung dalam organisasi, tapi harus turut andil secara individu. Dalam bahasa yang lain, ikut turun tangan.
Kompetensi pada aspek sosial ini akan membuat seorang mahasiswa peka terhadap orang lain yang membutuhkan. Kompetensi ini akan juga dapat membantu mahasiswa bisa berteman dan berinteraksi dengan baik bersama teman-temannya dan masyarakat. Mahasiswa butuh punya jaringan pertemanan lintas negara. Hal ini bisa ditempuh dengan mengikuti perlombaan di tingkat nasional dan internasional. Bisa juga dengan mengikuti pertukaran pelajar antar negara dan atau ikut konferensi di luar negeri. Kegiatan seperti ini bukan hanya akan mengharumkan almamater dimana mahasiswa kuliah, akan tetapi juga membawa nama baik Indonesia di mata dunia. Mahasiswa yang memiliki kompetensi demensi sosial tentu saja butuh dibarengi dengan akhlak yang terpuji agar tetap rendah hati kepada orang lain dan mencintai lingkungan.
Terakhir, kompetensi spiritualitas menjadi kunci utama yang patut menjadi pegangan mahasiswa. Harapannya adalah agar tujuan hidup dibangun untuk semata-mata beribadah kepada Allah SWT. Langkah dan aktivitas dalam hidup dapat dimaknai sebagai ikhtiar untuk menjadi umat yang terbaik dan dapat memberi manfaat seluas-luasnya untuk umat manusia di mana pun berada. Kompetensi pritualitas menjadi urgen bagi mahasiswa untuk menjadi pribadi yang selalu berbuat baik sesuai perintah-Nya dan menjauhi prilaku yang buruk sesuai yang dilarang oleh Allah SWT. Mahasiswa yang menjaga kompetensi spiritualitasnya akan mentaati perintah solat, puasa, zakat dan melaksanakan yang sunnah seperti bersedekah dan membantu orang lain yang sedang kesusahan. Mahasiswa dengan kompetensi spiritualitas yang baik tidak akan berbohong, tidak melakukan plagiasi dalam berkarya dan menghindari berprilaku menyimpang lainnya. Itulah tiga kompetensi penting, yaitu intelektualitas, sosial, dan spiritualitas sebagai kunci untuk menjadi mahasiswa paripurna. Dimana antar kompetensi berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Mahasiswa yang paripurna menjalankan ketiga kompetensi tersebut secara bersamaan. Menjadi mahasiswa paripurna berarti menggenggam kompetensi diri pada level global dengan tidak meninggalkan akar rumput dan mengoptimalkan amalan untuk hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal alam.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!