Sebagai pioner perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) yang berdiri 8 Juli 1945 terus melakukan peningkatan berkelanjutan. Salah satunya, atas selesainya pembangunan gedung baru Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), di Kampus Terpadu Jalan Kaliurang km. 14, Sleman, pada bulan Desember 2022.
”Dengan gedung baru, ini sebagai momentum untuk hijrah secara total. Peningkatan kualitas secara menyeluruh dapat dilakukan, karena tata ruang yang dikonsep lebih eco green dan upaya menghilangkan inferior. Fase tata kelola benar-benar berubah, menjadi integratif,” kata Dr. Nur Kholis, S.Ag S.E.I., M.Sh.Ec., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII, di Kampus Terpadu UII, 7 Desember 2022, bertepatan hari ke-3 kegiatan hataman untuk menyongsong gedung baru.
Imbuh Nurkholis, bahwa menjiwai hijrah haruslah secara spiritual dan mental, bahwa hijrah itu momentum lompatan dari yang kurang baik menjadi lebih baik, dari kebiasaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Ini sesuai dengan konsep awal gedung baru, di mana proses layanan dan pembelajaran program sarjana, magister dan doktor akan jadi satu gedung. Diharapkan ini meningkatkan layanan dan komunikasi serta menciptakan kondisi akademik asmosfer yang lebih baik. Harapan ini, sudah mulai direalisasi dengan upaya perwujudan layanan prima. Layanan prima diawali dari komunikasi yang baik, dan ini bisa dilaksanakan ketika sumber daya manusia (SDM) mengetahui dan memiliki cara untuk berkomunikasi yang efektif.
“Di bulan November 2022, sudah diadakan pelatihan untuk SDM FIAI UII, sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang arti penting komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam dunia kerja seharusnya mencerahkan, membahagiakan dan bukan membingungkan. Nantinya di akhir Desember 2022 juga adakan dilakukan kegiatan yang bertema enggagement gedung baru, ” ungkap Nurkholis.
Gedung FIAI UII dibangun oleh Yayasan Badan Wakaf UII, dengan dengan tata ruang yang modern dan menerapkan efisisiensi. Salah satu bentuk upaya efisiensi, dengan penerapan eco green, untuk siang hari di ruang kerja, dan pelayanan tidak tergantung penerangan yang bersumber dari listrik, namun dari cahaya matahari. Dalam kapasitas perkuliahan, terjadi peningkatan 50% jumlah ruang kuliah, selain itu memiliki auditorium berkapasitas 200 orang, yang di gedung sebelumnya, belum tersedia. Ruang pertemuan juga meningkat 2 kali dari gedung lama, namun dengan penerapan konsep yang baru dalam manajemen penggunaannya.
“Manajemen ruang rapat, menerapkan konsep egaliter. Tidak ada lagi ruang rapat khusus dekan, ruang rapat khusus prodi, tapi semua ruang rapat diberi nomor, dan bisa digunakan oleh semua pihak. Termasuk mahasiswa, bisa menggunakan ruang rapat. Selain tata ruang dibuat untuk memudahkan pemantauan, misal pengendalian sampah, antisipasi dampak perokok di sembarang ruang gedung FIAI,” jelas Nurkholis.
Sebagai penutup, Nurkholis menyampaikan, di Gedung FIAI yang baru, disediakan co-working space, sebagai bentuk pemberdayaan potensi mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen untuk meningkatkan egaliterian, kesetaraan dalam bekerjasama dengan berbagai pihak. Penamaan ruang pertemuan dan teamwork dengan pola baru, misal di prodi ada ruang rapat, tidak diberikan nama Ruang Rapat Jurusan, tapi diberi nomor, sehingga dari dekanat, tendik dan tim tetap bisa menggunakannya, tidak hanya dari unsur prodi tertentu saja. (IPK)