Memilih Jalan Dalam Beribadah

Jalan Ibadah

Oleh : Prayitna Kuswidianta, FIAI UII

Bagi muslim, aktifitas sehari hari yang dimulai sejak bangun tidur, mandi, memakai baju, makan, bekerja, sholat hingga tidur kembali merupakan waktu dan kegiatan yang penting, yaitu penting untuk mencapai tujuan hidup, yaitu mendapatkan ridlo Allah swt. Semua aktifitas akan sia-sia jika Allah tidak meridhoinya.

Mendapatkan ridlo Allah berarti menjadikan semua aktifitas setiap hari menjadi ibadah, sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan nabi Muhammad saw. Dalam hadits terdapat beberapa hadits pilihan yang dapat kita jadikan tuntunan dalam menjalankan kegiatan setiap hari agar ridlo Allah kita dapat sehingga kita dapat hidup hasanah didunia dan akherat serta terhindar dari api neraka.

  1. Niat

Salah satu hadits yang berbicara tentang niat adalah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab sebagai berikut:

عَنْ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: “إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”.

Artinya: Dari Umar bin Khattab (semoga Allah ridhoi atasnya), ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan.'”

Niat merupakan faktor penting dalam menentukan tindakan, yang dapat dilihat dari aspek:

  1. Mengarahkan Tindakan: Niat memberikan arah dan tujuan pada tindakan kita. Tanpa niat yang jelas, tindakan kita mungkin akan kehilangan makna dan tujuan yang sebenarnya.
  2. Memberikan Motivasi: Niat yang kuat dapat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan. Niat yang kuat bisa membantu Anda tetap fokus dan gigih dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang mungkin muncul.
  3. Menentukan Hasil Akhir: Niat yang baik dapat mempengaruhi hasil akhir dari tindakan kita. Jika niat kita positif dan baik, kemungkinan besar hasil akhirnya juga akan positif.
  4. Etika dan Kualitas Tindakan: Niat juga berhubungan dengan aspek etika dan moral. Tindakan yang dilakukan dengan niat baik dan benar cenderung lebih sesuai dengan prinsip-prinsip etika, dan ini dapat membantu membangun karakter yang baik.
  5. Pengaruh Mental dan Emosional: Niat juga dapat mempengaruhi perasaan dan emosi kita selama menjalani tindakan. Niat yang positif dapat menciptakan perasaan sukacita dan kepuasan, sementara niat yang negatif atau tidak jelas dapat menyebabkan stres dan konflik batin.
  6. Pemilihan Prioritas: Niat membantu kita dalam memilih prioritas dalam hidup. Dengan memiliki niat yang jelas, kita dapat mengalokasikan waktu, energi, dan sumber daya lainnya dengan bijak untuk mencapai tujuan tersebut.
  7. Pengaruh Terhadap Persepsi Orang Lain: Niat juga dapat mempengaruhi cara orang lain memandang kita dan tindakan kita. Niat yang jujur dan baik cenderung mendapatkan penghargaan dan kepercayaan dari orang lain.
  8. Hubungan dengan Kegembiraan Pribadi: Tindakan yang dilakukan dengan niat yang baik dan benar cenderung memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan pribadi yang lebih mendalam.

Dalam Islam, niat yang tulus dan ikhlas kepada Allah diperlukan dalam setiap tindakan dan ibadah untuk memperoleh pahala dan ridha-Nya.

  • Artefak

Artefak atau benda tinggalan merupakan faktor penting juga. Salah satu hadits yang berbicara tentang artefak adalah terkait amal jariyah (amal kebaikan yang terus mengalir manfaat) adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: “إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ”.

Artinya: Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak yang shalih yang mendoakan untuknya.” (Hadits riwayat Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa ada tiga jenis amal yang dapat terus memberikan manfaat dan pahala kepada seseorang setelah ia meninggal dunia. Salah satunya adalah sedekah jariyah, yaitu amal kebaikan yang terus berlanjut memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membangun masjid, sumur air, atau lembaga amal yang terus memberikan manfaat kepada masyarakat.

Konsep amal jariyah mengajarkan pentingnya melakukan tindakan yang dapat memiliki dampak positif jangka panjang dan terus memberikan manfaat, baik kepada orang yang melakukannya maupun kepada orang lain.

  • Saksi

Apa yang disampaikan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahih-nya kiranya cukup menjadi dasar untuk hal ini. Sebuah hadits yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik radliyallâhu ‘anhu menuturkan:

مَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ: «وَجَبَتْ» فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: «هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ

Artinya: “Sahabat Anas bin Malik berkata, orang-orang lewat membawa satu jenazah, mereka memujinya dengan kebaikan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.” Kemudian lewat lagi orang-orang membawa satu jenazah, mereka mencelanya dengan kejelekan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.” Sahabat Umar bin Khathab berkata, “Apa yang wajib, ya Rasul?” Rasulullah bersabda, “Jenazah ini yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga. Dan orang ini yang kalian cela dengan kejelekan wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi.”

Sebagai kesimpulan, dalam beribadah sehari hari untuk mendapatkan ridlo Allah ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu niat karena Allah, meninggalkan artefak dan saksi atas amal ibadah kita. Semoga Allah selalu mempermudah kita dalam beribadah. Aamiin.