Tag Archive for: ekonomi islam

Menulis dari Hati, Berprestasi untuk Negeri, Kisah Tara Aqila Menjadi Juara 1 Nasional KTIH (STHQ) 2025

YOGYAKARTA, 19 Oktober 2025 (EKIS NEWS) — Di balik layar ajang nasional bergengsi, ada sosok muda yang membuktikan bahwa ketekunan dan rasa ingin tahu bisa membawa seseorang menembus batas. Tara Aqila Humayra, mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII angkatan 2023, yang sukses menorehkan prestasi sebagai Juara 1 Nasional bidang Karya Tulis Ilmiah Hadits (KTIH) pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-hadits (STQH) Nasional 2025, yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada 09-19 Oktober 2025.

Bagi Tara, perjalanan ini bukan sekadar kompetisi, tapi juga proses menemukan makna mendalam dalam belajar dan berjuang. “Awalnya cuma pengin coba hal baru dan ngembangin diri dalam karya tulis ilmiah,” ujarnya Tara. Sebelumnya, Tara memang pernah ikut lomba serupa di MTQM Jambi dalam tim, namun kali ini adalah pertama kalinya ia turun sebagai peserta individu di tingkat nasional.

Perjalanan Panjang Menuju Panggung Nasional

Tidak ada yang instan dari perjalanan prestasi ini. Tara harus melalui proses panjang sejak awal tahun, mulai dari seleksi tingkat kota, lanjut ke provinsi, hingga akhirnya mewakili Kalimantan Timur di tingkat nasional. Ia mengikuti pelatihan intensif atau training center yang digelar LPTQ Kaltim, tempat para peserta terbaik dibina dan diuji kemampuannya.

“Prosesnya lama banget, sekitar sembilan bulan,” ungkapnya.

Selama masa itu, Tara menyiapkan dua karya besar. Tema pertama tentang ketahanan keluarga, dengan judul Digital Free Family Hours: Upaya Mengatasi Loneliness Epidemic Akibat Kesibukan Orang Tua, dan tema kedua tentang ketahanan pangan, berjudul Ketahanan Pangan Islami: Mewujudkan Food Estate Berkeadilan dan Good Handling Practices yang Berkah.

Kedua tema itu, katanya, berangkat dari kegelisahan terhadap isu sosial modern yang semakin relevan, keluarga yang renggang karena kesibukan digital, dan tantangan pangan yang butuh solusi berbasis nilai Islam.

Belajar dari Nol dan Bertahan Tanpa Wi-Fi

Menulis karya ilmiah tingkat nasional tentu bukan hal mudah. Tara mengakui dirinya sempat kewalahan, apalagi karena belum punya pengalaman mendalam, dalam penulisan ilmiah.

“Bener-bener belajar dari nol. Harus banyak baca, mikir kritis, dan belajar ngetik cepat,” kenang Tara

Namun yang paling berkesan justru adalah saat ia menulis selama 7–8 jam tanpa koneksi internet, hanya mengandalkan referensi cetak yang sudah disiapkan.

“Waktu itu no Wi-Fi, jadi harus bener-bener fokus dan ngandelin bahan yang ada,” ceritanya.

Tantangan itu ternyata menjadi momen paling berharga baginya, karena dari situ ia belajar disiplin, sabar, dan tenang di bawah tekanan.

Ketika akhirnya namanya diumumkan sebagai juara 1 nasional, Tara mengaku sempat tidak percaya.

“Bangga dan terharu banget, rasanya kayak semua lelah selama ini terbayar,” ujarnya.

Dukungan dan Nilai yang Menguatkan

Kesuksesan Tara tentu tak lepas dari dukungan banyak pihak, mulai dari orang tua, LPTQ Kaltim, para pelatih, hingga lingkungan kampus. Ia mengaku Prodi Ekonomi Islam UII berperan besar dalam membentuk cara berpikirnya yang islami dan ilmiah.

“Pelajaran dari kampus, mulai dari bahasa Arab sampai perekonomian Islam, bener-bener membantu waktu nulis karya ilmiah hadis ini,” jelasnya.

Tara menegaskan bahwa usaha dan doa adalah kunci utama, dan nilai-nilai Islam jadi fondasi kuat dalam setiap langkahnya. Baginya, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan baru untuk terus belajar dan menebar manfaat.

Belajar, Berprestasi, dan Berproses di Ekonomi Islam UII

Setelah kemenangan ini, Tara berencana untuk terus aktif di bidang karya tulis ilmiah dan konferensi ilmiah nasional. Ia berharap bisa berkontribusi lebih luas di bidang akademik dan sosial.

“Jangan takut melangkah, karena setiap keberanian pasti membuka jalan baru menuju kesempatan dan pengalaman berharga,” pesannya untuk mahasiswa lain.

Kisah Tara Aqila menjadi bukti bahwa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya mencetak mahasiswa unggul di bidang ekonomi syariah, tetapi juga melahirkan generasi Qurani yang berprestasi di bidang ilmiah dan spiritual.

“Buat saya, Prodi Ekonomi Islam UII bukan cuma tempat belajar, tapi tempat di mana aku selalu merasa didukung buat jadi versi terbaik diriku,” tutupnya dengan senyum hangat.

Bersama Program Studi Ekonomi Islam UII terus membuka ruang bagi mahasiswa untuk berkembang di segala bidang.

Temukan inspirasi dan peluang berprestasi lainnya di fis.uii.ac.id/ekis
Informasi pendaftaran mahasiswa baru tersedia di pmb.uii.ac.id.

Menoreh Prestasi dari Goresan Kaligrafi: Cerita Imron Syafi’i di MTQMN 2025

YOGYAKARTA (EKIS NEWS) – Banjarmasin menjadi saksi bagaimana goresan tinta bisa berbicara tentang semangat, ketekunan, dan keindahan iman. Dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2025 yang diselenggarakan di Universitas Lambung Mangkurat, pada 5–9 Oktober 2025 lalu, mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII), Imron Syafi’i (angkatan 2024), berhasil mencuri perhatian lewat karyanya di cabang kaligrafi dekorasi dan menjadi kebanggaan UII.

Awal Perjalanan dan Motivasi Berkarya

Kecintaannya terhadap kaligrafi bukan hal baru. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah jatuh cinta pada seni menulis indah ayat-ayat suci itu. Baginya, setiap goresan adalah bentuk dzikir yang hidup di atas kanvas.

“Motivasi aku ikut lomba ini biar makin rajin berkarya dan nggak males nggores,” ujar Imron dengan nada penuh semangat.

Proses Seleksi dan Persiapan Menuju MTQMN 2025

Perjalanan menuju kompetisi nasional ini pun tidak mudah. Imron melewati proses seleksi di Festival Qur’an UII, yang kemudian dilanjut menjalani serangkaian persiapan cukup panjang.
Latihan dilakukan secara intens di Rusunawa Selatan, bahkan hingga larut malam, bersama rekan-rekannya yang juga mengikuti cabang lomba lain.

Di tengah keterbatasan waktu dan tempat, ia tetap berusaha memberikan yang terbaik, termasuk mengadakan tryout di Masjid Ulil Albab sampai begadang demi mematangkan hasil karya.

Tantangan dan Momen Berkesan di Banjarmasin

Namun di balik semangatnya, ada momen-momen sulit yang sempat mengguncang mentalnya. Imron sempat merasa down dan nyaris menyerah, namun semangat untuk membawa nama baik kampus membuatnya bangkit kembali. Keteguhan itulah yang akhirnya membuahkan hasil. Meskipun merasa belum maksimal, Imron mengaku sangat bersyukur atas pencapaiannya kali ini.

Imron berhasil memenangkan Juara 3 Nasional dengan sangat ketat, dan baginya keberhasilan bukan semata hasil dari bakat, tetapi perpaduan antara dua hal sederhana usaha dan doa. Ia percaya kekuatan spiritual dan dukungan orang-orang terdekat menjadi bahan bakar penting untuk mencapai hasil terbaik. Dari pengalaman ini, Imron belajar bahwa proses jauh lebih berharga daripada hasil.

Pesan dan Inspirasi untuk Mahasiswa Ekonomi Islam UII

Pesan itu pula yang ingin disampaikan untuk mahasiswa lain,

“Jangan takut mencoba, jangan malas berproses. Karena setiap langkah kecil menuju kebaikan akan selalu bermakna,” jelas Imron.

Kisah Imron adalah bukti bahwa mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya unggul dalam teori ekonomi berbasis nilai-nilai syariah, tetapi juga berprestasi dalam ranah spiritual dan seni Islam. Dukungan penuh dari prodi dan kampus membuat mahasiswa memiliki ruang luas untuk berkembang, baik di bidang akademik, seni, maupun pengabdian.

Program Studi Ekonomi Islam UII

Melalui semangat “Ilmu, Amal, dan Akhlak,” Prodi Ekonomi Islam UII terus mendorong mahasiswanya untuk menjadi generasi yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga berjiwa Qurani. Karena di Ekonomi Islam UII, setiap prestasi adalah bagian dari ibadah, dan setiap karya adalah wujud cinta kepada Allah dan umat.

Kunjungi kami di https://fis.uii.ac.id/ekis dan temukan berbagai peluang inspiratif lainnya.
Informasi pendaftaran mahasiswa baru tersedia di pmb.uii.ac.id.

Global Experience, Mahasiswa Ekonomi Islam UII Ikuti Global Internship di Multimedia University

Magang MMU

Yogyakarta (EKIS NEWS) – Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mencetak langkah penting di kancah internasional. Dua mahasiswa, Queena Chandra dan Almeyda Asharsyira, terpilih mengikuti Global Internship Program di Multimedia University (MMU), Malaysia, tepatnya di bawah naungan Strategy and Quality Assurance (SQA) Division. Program yang berlangsung dari 13 Juni hingga 7 Juli 2025 ini merupakan wujud nyata komitmen prodi dalam memberikan pengalaman global bagi mahasiswa.

Multimedia University, Kampus Inovasi di Malaysia

Multimedia University (MMU) dikenal sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di Malaysia yang berfokus pada digitalisasi, inovasi, dan kolaborasi industri. Mahasiswa UII ditempatkan di divisi SQA yang berperan penting dalam mendukung strategi institusi, penjagaan mutu, komunikasi akademik, hingga branding universitas.

Selama satu bulan, Queena dan Almeyda terlibat dalam berbagai kegiatan, terutama koordinasi webinar internasional dengan tema yang beragam, mulai dari smart farming, inclusive education, hingga ESG-based business models. Keduanya berkontribusi dalam mendesain materi publikasi, sertifikat, hingga menyiapkan pertanyaan khusus bagi narasumber. Mereka juga mendukung dokumentasi acara dengan menulis newsflash articles yang menjadi bagian dari strategi komunikasi resmi MMU.

Pengalaman Istimewa Bertemu Delegasi Internasional

Tak hanya itu, pengalaman berharga lainnya adalah saat turut serta dalam penyambutan delegasi internasional, seperti kunjungan dari Commission on Higher Education (CHED) Philippines dan Malaysian Qualifications Agency (MQA). Momentum ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menyaksikan langsung bagaimana sebuah institusi pendidikan tinggi menjaga standar mutu, menjalin kolaborasi, serta mengelola reputasi global.

Menurut Almeyda, banyak pelajaran penting yang diperoleh selama program, termasuk ketelitian dalam bekerja, pentingnya inisiatif di dunia profesional, serta dinamika komunikasi lintas budaya.

“Kesalahan kecil sekalipun bisa berdampak besar. Dari sini saya belajar untuk lebih teliti, disiplin, dan berani mengambil inisiatif tanpa harus selalu menunggu perintah,” ungkapnya.

Bukti Nyata Kompetensi Global

Keterlibatan mahasiswa Ekonomi Islam UII dalam program ini menunjukkan bahwa kompetensi global bukan sekadar teori di ruang kelas, tetapi juga lahir dari pengalaman nyata di lapangan. Pengalaman internasional ini diharapkan dapat memperkaya perspektif mahasiswa dalam mengembangkan ekonomi Islam yang berdaya saing dan relevan dengan perkembangan global.

Prodi Ekonomi Islam UII terus mendorong mahasiswa untuk aktif dalam program internasional baik melalui magang, penelitian, maupun konferensi akademik. Kesempatan ini tidak hanya membuka wawasan baru, tetapi juga memperkuat jaringan global yang bermanfaat bagi pengembangan prodi dan UII secara keseluruhan.

Global mindset, real experience! Bersama Ekis UII, setiap mahasiswa punya kesempatan untuk melangkah lebih jauh ke dunia internasional.

Bergabung bersama kami di Program Studi Ekonomi Islam UII
Informasi pendaftaran kunjungi pmb.uii.ac.id
Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Raih Juara! Mahasiswa Ekonomi Islam UII Tembus MTQM International di Jambi!

Kadang prestasi itu bukan datang dari ambisi besar, tapi dari keberanian untuk mencoba hal baru. Itulah yang dilakukan oleh Tara Aqila Humayra, mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII angkatan 2023. Dengan tekad “tes ombak”, Tara memutuskan untuk ikut kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (LKTIQ) kategori tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Jambi pada 16–19 Juni 2025. Dan ya! Tara berhasil membawa pulang gelar Juara Harapan 1.

Dari “Tes Ombak” Jadi Juara

Bagi Tara, ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Ia mengaku awalnya hanya ingin mencoba sesuatu yang baru dari apa yang sudah dipelajari selama beberapa bulan terakhir di kelas. Tapi justru dari keberanian itulah, ia menemukan pengalaman yang berharga baik dalam belajar, bekerja sama, maupun membangun rasa percaya diri.

“Karena ini pertama kali, pastinya masih banyak belajar. Ngerjainnya juga lebih butuh tenaga, waktu, pikiran, dan kerjasama tim yang solid,” ujarnya.

Dalam kompetisi ini, Tara mengangkat tema literasi keuangan syariah, isu yang relevan dan sudah pernah ia pelajari selama kuliah di Prodi Ekonomi Islam. Ilmu di kelas ternyata sangat membantu dalam menyusun argumentasi dan membangun gagasan yang berbasis syariah.

“Materi kuliah sangat membantu banget. Jadi nulisnya nggak blank karena udah punya dasar,” Ucap Tara.

Didukung oleh teman, dosen, dan orang tua, Tara melewati proses bimbingan dan revisi hingga akhirnya siap untuk bersaing. Ia juga berkonsultasi langsung dengan orang-orang yang memang ahli di bidangnya agar tulisannya lebih matang dan berbobot.

Bertemu Orang Baru, Belajar Hal Baru

Bukan hanya soal lomba, bagi Tara, salah satu pengalaman paling berkesan adalah bertemu dengan banyak orang hebat dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Selain itu, momen ini juga menjadi pengalaman pertamanya menginjak tanah Sumatera, melihat budaya baru, logat yang berbeda, dan kebersamaan delegasi UII yang seru sekali.

Saat ditanya apa kunci keberhasilannya, Tara menjawab dengan santai “Usaha dan doa. Lalu konsul ke orang yang mengerti, meminta masukan dan yang paling penting tidak takut salah!”

Tantangan terbesar menurutnya bukan hanya soal menulis, tapi juga mengatur waktu, menjaga komunikasi tim, dan tetap tekun dalam proses yang nggak sebentar. Tapi justru dari sana, Tara belajar banyak hal yang tidak bisa didapat hanya dari materi kelas.

Gas Aja, Gausah Takut

Sebagai sesama mahasiswa, Tara ingin membagikan semangat ke teman-teman Ekis lainnya agar tidak ragu untuk ikut kompetisi. Menurutnya, menang atau kalah bukan tujuan utama, yang terpenting adalah berani mencoba dan mendapatkan pengalaman baru.

“Gas aja ges! Lebih baik nyesel karena gagal, daripada nyesel karena gak nyoba!” Tegasnya

Tara juga menyampaikan harapannya ke depan, supaya Prodi Ekonomi Islam UII bisa semakin aktif mendorong mahasiswa untuk ikut lomba-lomba, salah satunya dengan adanya pelatihan atau coaching singkat dari dosen sebelum mengikuti kompetisi.

“Support dari dosen sudah bagus, saya dibantu dan dibimbing dengan baik oleh dosen, kedepannya mungkin bisa ditambah pelatihan intensif bareng sebelum lomba. Biar makin siap dan lebih PD untuk bersaing” Tambahnya

Buat kamu yang masih ragu, Tara sudah buktikan, coba itu bukan soal siap atau tidak siap, tapi soal berani atau tidak. Dan dari keberanian itu, bisa jadi lahir prestasi yang luar biasa.

Ingin berprestasi seperti Tara ?
Daftar sekarang juga di Program Studi Ekonomi Islam UII 

Temukan inspirasimu bersama kami di https://fis.uii.ac.id/ekis
Pendaftaran Mahasiswa Baru  pmb.uii.ac.id

Bangun Bisnis Jalur Mahasiswa Ekonomi Islam!!

Tidak banyak yang menyangka bahwa dari dunia akademik Ekonomi Islam, mampu membuat alumni yang berhasil membangun bisnis jasa seserahan pernikahan dengan skala yang terus berkembang. Agnia Rona Afiani, alumni Ekonomi Islam UII angkatan 2016, yang kini sukses mengelola brand Mahantaran, sebuah usaha jasa seserahan yang telah berdiri sejak tahun 2022 dan kini telah memiliki dua cabang di Yogyakarta dan Solo.

Dengan tagline “Seserahan Termurah dan Berkualitas”, Mahantaran telah melayani lebih dari 700 klien dalam waktu tiga tahun terakhir. Tidak hanya itu, Mahantaran juga aktif mengadakan kelas seserahan yang berkolaborasi dengan berbagai brand lokal untuk mendorong pemberdayaan perempuan, serta menempati peringkat pertama dalam daftar rekomendasi jasa seserahan di Yogyakarta versi Detik Jateng.

Dari Freelancer Menjadi Founder

Ketertarikan Agnia terhadap dunia wedding sudah muncul sejak masa kuliah. Selama kurang lebih empat tahun, ia bekerja sebagai freelance wedding organizer (WO) sambil menempuh studi. Dari sanalah muncul ide untuk membuat usaha sendiri di bidang yang sama, namun dengan model yang lebih fleksibel dan terjangkau secara modal.

“Saya ingin tetap di dunia wedding, tapi dengan modal kecil. Saya mulai dari menyewa, mendekorasi sendiri, hingga merakit box seserahan. Karena saya juga memang senang dengan kerajinan tangan,” ungkapnya.

Menjalankan Bisnis Berbasis Syariah

Latar belakang pendidikan di Ekonomi Islam turut memberi pengaruh besar dalam membentuk karakter bisnis yang dijalankan Agnia. Ia mengaku bahwa pemahamannya tentang prinsip berdagang dalam Islam banyak dibentuk selama kuliah.

“Sebelum kuliah saya pikir bisnis itu hanya soal untung dan kaya. Tapi di Ekis saya belajar bahwa berdagang juga ada etikanya. Prinsip syariah harus dijaga,” jelasnya.

Mahantaran sendiri menerapkan prinsip “usaha untuk amal” dengan menyisihkan sebagian keuntungan untuk kegiatan sosial seperti santunan ke panti asuhan setiap Ramadan. Lebih dari itu, ia juga memastikan bahwa seluruh aset usaha tidak dibiayai dengan riba. Semua dilakukan secara bertahap dengan semangat keberkahan.

Terus Bertumbuh, Menyiasati Tantangan

Sebagai bisnis musiman, tantangan terbesarnya adalah ketika memasuki bulan-bulan sepi pernikahan seperti Ramadan dan bulan Suro. Namun, Agnia melihat peluang lain dengan mengadakan kelas seserahan bersama sejumlah brand seperti Kotagede Jewellery, Make Over, dan Bloomery.

Dalam hal pemasaran, Mahantaran mengandalkan kekuatan rekomendasi dari mulut ke mulut serta membangun kehadiran aktif di media sosial. Konten visual dan narasi yang engaging menjadi senjata utama untuk menjangkau target pasar dari kalangan muda.

Target dan Harapan Ke Depan

Kini Mahantaran tidak hanya berhenti pada jasa seserahan. Mereka telah mengembangkan lini usaha baru bernama Mahaplanner WO, dan menargetkan ekspansi ke bidang souvenir pernikahan agar dapat menjadi penyedia layanan pernikahan secara lengkap (one-stop wedding solution).

“Tahun 2026 kami menargetkan memiliki store yang lebih luas. Saat ini kami memiliki 4 karyawan dan lebih dari 100 box seserahan, sementara tempat yang ada sudah sangat terbatas,” Ucap Agnia.

Pesan untuk Mahasiswa Ekonomi Islam

Sebagai alumni Ekonomi Islam, Agnia menyampaikan pesan kepada adik-adik tingkatnya agar berani bermimpi dan memulai. Baginya, modal bukan hanya soal uang, tapi juga mental dan nilai-nilai syariah yang telah dipelajari di kampus.

“Kalau memang niatnya baik dan usahanya sesuai prinsip syariah, insyaAllah akan ada jalannya. Jangan takut untuk mulai pelan-pelan dan mandiri.”

Dari semangat berkarya dan berprinsip syariah, Mahantaran menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Ekonomi Islam mampu membangun usaha yang bermanfaat, berdaya saing, dan bernilai ibadah.

Bergabung dan Temukan inspirasimu bersama kami di https://fis.uii.ac.id/ekis
Pendaftaran Mahasiswa Baru klik di pmb.uii.ac.id

Qurban 101, Sambut Idhul Adha Dengan Pahami Esensinya!

Idul Adha merupakan salah satu momen besar dalam Islam yang identik dengan pelaksanaan ibadah qurban. Namun, di tengah semangat umat muslim dalam menyambut hari raya ini, masih banyak pertanyaan muncul, khususnya mengenai kesiapan untuk berkurban. Siapakah sebenarnya yang disarankan untuk berqurban? Sebagai mahasiswa apakah disrankan meski belum memiliki penghasilan tetap? apakah qurban patungan yang umum terjadi saat ini dibolehkan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kali ini kita bahas dari segi Fikih dan Perencanaan keuangan islam bersumberkan dari Dosen Program Studi Ekonomi Islam Bapak Fajar Fandi Atmaja, LC., MSI.

Hukum Asal Qurban

Secara hukum, qurban termasuk dalam kategori sunnah muakkadah. Artinya, ibadah ini sangat dianjurkan dan dilakukan secara konsisten oleh Rasulullah SAW selama hidupnya, meskipun tidak sampai pada tingkatan wajib. Dalam sejarah, Abu Bakar pernah tidak melaksanakan qurban dalam satu tahun tertentu demi mencegah pemahaman bahwa qurban adalah ibadah wajib.

Mayoritas ulama menyepakati hukum sunnah muakkadah ini, meskipun ada mazhab seperti Hanafi yang menganggapnya wajib bagi mereka yang mampu. Dengan demikian, pelaksanaan qurban sangat dianjurkan bagi umat Islam yang memiliki kemampuan, termasuk mahasiswa, selama tidak memberatkan diri atau orang lain.

Mahasiswa dan Ibadah Qurban

Mahasiswa yang belum memiliki penghasilan tetap memang tidak termasuk golongan yang wajib berkurban. Namun, jika seorang mahasiswa memiliki kemampuan finansial, baik dari uang saku bulanan maupun penghasilan tambahan, sangat baik jika ia berusaha memaksimalkan untuk ikut berkurban.

Pelaksanaan qurban bagi mahasiswa dapat menjadi bentuk latihan spiritual, tanggung jawab sosial, sekaligus penguatan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman. Namun, tentu hal ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing, tanpa memaksakan diri apalagi membebani keluarga khususnya orang tua.

Batasan dan Ketentuan Qurban

Dalam praktiknya, qurban dapat dilakukan secara patungan dengan memperhatikan jenis hewan yang digunakan. Secara fikih, sapi boleh diatasnamakan untuk tujuh orang, sedangkan kambing hanya sah untuk satu orang.

Bapak Fajar Fandi Atmaja menambahkan

“Kurban patungan itu sebenarnya secara fikih, beberapa hewan punya ketentuan atau nilai tertentu, seperti sapi itu bisa mengatas namakan tujuh orang, sedangkan kambing itu hanya sah untuk satu orang. Kalaupun seandainya tidak mampu untuk satu orang, ya bisa iuran, tapi tetap kurbannya diatasnamakan untuk satu orang untuk kambing, dan tujuh orang untuk sapi.” Jelasnya.

Artinya, jika ingin berkurban kambing namun menggunakan sistem iuran, maka hewan tersebut harus tetap diatasnamakan untuk satu orang saja. Sedangkan untuk sapi, diperbolehkan atas nama tujuh orang saja dan jelas disebutkan namanya.

Praktik seperti ini cukup sering dilakukan dalam lingkup komunitas, termasuk di lingkungan kampus, sebagai solusi agar lebih banyak orang bisa berpartisipasi dalam ibadah qurban.

Namun, saat ini seringkali dijumpai sistem qurban kolektif dengan nominal ringan, seperti Rp50.000 per orang, yang melibatkan banyak peserta tanpa pembagian nama yang jelas. Secara fikih, sistem seperti ini tidak dapat dikategorikan sebagai qurban yang sah, melainkan lebih tepat disebut sebagai bentuk sedekah daging.

Meski bukan termasuk ibadah qurban, sedekah daging tetap merupakan amalan yang baik dan berpahala. Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami perbedaannya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam praktik ibadah.

Strategi Keuangan Mahasiswa untuk Berqurban

Dari sisi perencanaan keuangan, mahasiswa tetap memiliki peluang untuk bisa berkurban, selama dilakukan dengan strategi yang tepat. Misalnya, dengan uang saku Rp1.000.000 per bulan, seorang mahasiswa dapat menyisihkan Rp100.000 setiap bulan ke dalam tabungan khusus qurban. Dalam waktu 3 hingga 4 tahun, jumlah tersebut cukup untuk membeli satu ekor kambing.

Strategi ini tidak hanya melatih disiplin finansial, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk merencanakan ibadah jangka panjang. Tabungan qurban dapat menjadi kebiasaan positif yang mendampingi proses pendidikan dan pendewasaan mahasiswa.

Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi tentang bagaimana setiap Muslim mendekatkan diri kepada Allah melalui pengorbanan yang nyata, sesuai kemampuannya. Perencanaan keuangan yang matang adalah kunci agar ibadah kurban dapat dilakukan secara rutin, meski dengan penghasilan terbatas seperti mahasiswa. Dalam konteks keuangan Islam, menyusun strategi pengelolaan dana untuk ibadah merupakan bentuk tanggung jawab sekaligus investasi spiritual yang penting.

Untuk itu, pembahasan lebih lengkap tentang bagaimana mahasiswa bisa merencanakan keuangan secara Islami agar konsisten dapat berkurban akan kami ulas di artikel berikutnya. Jadi, jangan lewatkan ya!

Mari menata keuangan dan memperkuat ibadah dengan perencanaan yang tepat.
Bergabunglah bersama kami di Program studi Ekonomi Islam
Daftar sekarang di Pmb.uii.ac.id
Temukan Informasi dan wawasalan lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis/

Dosen Ekonomi Islam UII Jadi Motor Program Internasional, Mahasiswa Ekis Juga Ambil Bagian di Vietnam!

Program Studi Ekonomi Islam UII kembali menunjukkan kiprahnya dalam mendukung internasionalisasi kampus. Kali ini, lewat peran aktif dosen Ekis sebagai penanggung jawab kegiatan Cultural Exchange Program ke Vietnam yang diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII.

Meski kegiatan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa FIAI lintas prodi, Ekis tetap hadir melalui dua kontribusi sekaligus, dosennya yang menjadi Person In Charge (PIC) (Bapak Rizqi Anfanni Fahmi SEI., MSI). dari tahun ke tahun, dan satu mahasiswanya Suroyya Yefiani mahasiswa angkatan 2023) yang ikut dalam program pertukaran budaya di negara minoritas muslim tersebut.

Menembus Batas! Mahasiswa FIAI Belajar di Negeri Minoritas Muslim

Mahasiswa Ekonomi Islam & Mahasiswa Duy Tan University

Program Cultural Exchange FIAI 2025 merupakan bagian dari mobilitas internasional yang diselenggarakan oleh FIAI UII bersama Duy Tan University di Da Nang, Vietnam. Tujuannya adalah memberikan mahasiswa pengalaman langsung dalam interaksi lintas budaya, khususnya di lingkungan masyarakat non-muslim.

“Kami ingin mahasiswa punya pengalaman internasional, terutama di negara minoritas muslim, karena selama ini kita terlalu nyaman studi ke negara mayoritas,” ujar Pak Rizki PIC Program.

Tahun ini, program ini diikuti oleh 8 mahasiswa dari tiga program sarjana di FIAI. Dari Prodi Ekonomi Islam sendiri, hanya satu mahasiswa yang berhasil ikut serta, namun kontribusinya tidak bisa dipandang sebelah mata.

Peran Strategis Dosen Ekonomi Islam

Menariknya, dosen yang menjadi penanggung jawab penuh program ini berasal dari Prodi Ekonomi Islam. Ia tidak hanya mengoordinasikan kegiatan, tetapi juga menjadi penghubung antara FIAI dan mitra universitas luar negeri.

“Saya dan tim mendampingi dari awal perencanaan, komunikasi dengan mitra, hingga pelaksanaan di lapangan. Ini bagian dari tanggung jawab kami sebagai akademisi untuk memperluas jejaring dan peluang mahasiswa,” terang beliau.

Meski hanya satu mahasiswa Ekis yang ikut tahun ini, hal tersebut jadi pengingat penting bahwa peluang mobilitas internasional sebenarnya terbuka lebar, tinggal bagaimana kita mempersiapkan diri.

“Keterbatasan bukan alasan. Mahasiswa Ekis justru harus lebih kreatif, bikin fundraising, cari sponsorship, atau sisihkan uang dari jauh-jauh hari. Itu bagian dari jiwa entrepreneur yang seharusnya dimiliki anak Ekonomi Islam,” tegas beliau.

Percaya Diri, Lebih Siap untuk Bersaing

Dampak nyata dari program ini sangat terasa. Mahasiswa yang ikut jadi lebih percaya diri, berani tampil, dan siap untuk menembus batas akademik maupun non-akademik.

“Kami ingin mahasiswa Ekis tidak hanya jago teori, tapi juga punya pengalaman global. Kita ini prodi unggul. Mahasiswa kita punya mimpi yang besar dan langkah yang nyata.”

Sebagai penutup, pak Rizki menyampaikan pesan yang perlu mahasiswa ingat

“Mahasiswa Ekonomi Islam UII minimal bisa sekali ikut program mobilitas internasional selama kuliah. Jangan takut. Break the limit and find your unforgettable moments overseas!”

Prodi Ekonomi Islam UII tak hanya mendidik mahasiswa di ruang kelas, tapi juga membuka jalan ke panggung global. Lewat peran aktif dosen dan keberanian mahasiswa melangkah keluar zona nyaman, Ekis UII membuktikan diri sebagai bagian dari program studi yang siap mendunia.

Tertarik untuk menjadi bagian dari kami?
Daftar sekarang di Program Studi Ekonomi Islam UII
Temukan wawasan dan informasi lainnnya dengan mengunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis

UII Kirim Mahasiswa Ekonomi Islam Jadi Duta Literasi SICANTIKS di OJK!!

Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong literasi keuangan syariah di tingkat nasional. Kali ini, melalui partisipasi aktif dalam program Training of Trainers (ToT) SICANTIKS–Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 April 2025 di Jakarta Pusat.

Rizka Septia Prabu dan Shofiyyatun Hasanah 2 mahasiswi dari Ekonomi Islam UII terpilih dan resmi dilantik sebagai Duta Literasi Keuangan Syariah, bersama 100 peserta lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Partisipasi ini menjadi bentuk nyata keterlibatan Ekis UII dalam memperluas dampak pendidikan syariah ke masyarakat.

Bangga Jadi Bagian dari Gerakan Literasi Syariah Nasional

Program SICANTIKS mengangkat tema “Kartini di Era Digital: Perencana Keuangan Perempuan sebagai Penggerak Literasi Keuangan Syariah”. Fokus utamanya adalah membekali para perempuan, khususnya perencana keuangan muda, agar mampu menjadi agen perubahan dalam literasi keuangan berbasis syariah.

Bagi Prodi Ekonomi Islam UII, keikutsertaan dalam program ini bukan sekadar menghadiri acara, tetapi adalah bentuk komitmen kelembagaan untuk terlibat langsung dalam agenda agenda strategis nasional. Sebab Prodi Ekonomi Islam UII percaya, mahasiswa bukan hanya calon akademisi, tapi juga penggerak umat dan pelaku perubahan.

UII Tidak Sekadar Ikut, Tapi Ingin Berdampak

Kegiatan ini menjadi momentum penting yang membuktikan bahwa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya berbicara konsep, tapi juga aktif menjalin sinergi dengan otoritas resmi seperti OJK.

Keikutsertaan dalam SICANTIKS juga mempertegas misi untuk melahirkan mahasiswa yang tak hanya cakap secara akademik, tetapi juga berdampak di masyarakat melalui kebijakan kebijakan strategis.

Langkah Kecil, Dampak Besar

Program SICANTIKS sendiri telah mencetak lebih dari 2.000 Duta Literasi Keuangan Syariah sejak 2023, dan kini diperkuat dengan peluncuran OJK PEDULI, sebuah program pemantauan untuk memastikan duta-duta tersebut tetap aktif mengedukasi masyarakat.

Dengan hadirnya perwakilan dari Ekonomi Islam UII di barisan duta SICANTIKS, kami yakin peran mahasiswa akan menjadi mata air perubahan bagi masyarakat luas.

Dari kampus ke komunitas, dari mahasiswa ke masyarakat, Prodi Ekonomi Islam UII akan terus melangkah untuk mendukung inklusi dan literasi keuangan syariah Indonesia.

Bergabung beersama kami di Program Studi Ekonomi Islam UII
Daftar sekarang di Pmb.uii.ac.id
Temukan wawasan dan informasi lainnnya dengan mengunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis

Fintech Syariah Kian Dikenal: AFSI Goes to Campus Gandeng Prodi Ekonomi Islam UII Kenalkan Security Crowdfunding!

Fintech syariah makin menggeliat dan menyasar kalangan muda! Salah satu langkah strategis dilakukan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang menggandeng Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) dalam program AFSI Goes to Campus, yang digelar secara daring pada Senin, 28 April 2025.

Acara ini jadi momentum penting untuk mahasiswa UII mengenal lebih dekat dunia fintech syariah, khususnya instrumen investasi berbasis security crowdfunding (SCF) yang kini mulai dilirik sebagai alternatif investasi halal di era digital.

Security Crowdfunding: Investasi Syariah dari, oleh, dan untuk Umat

Dengan tema “Diversifikasi Portofolio Investasi dengan Security Crowdfunding: Peluang dan Risiko”, kegiatan ini menghadirkan dua pemateri utama dari kalangan praktisi dan akademisi, yakni Bapak Kevin Syahrizal (Co-Founder & CEO, PT Syafik Digital Indonesia) dan Bapak Dr. Anton Priyo Nugroho S.E., M.M (Ketua Jurusan Studi Islam FAI UII).

Pak Kevin membuka wawasan peserta tentang praktik urun dana syariah melalui platform Syafik yang sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan direkomendasikan DSN MUI. Ia menjelaskan bahwa SCF memberi kesempatan masyarakat untuk berinvestasi mulai dari Rp.100.000 pada proyek-proyek nyata UKM berbasis akad musyarakah maupun sukuk.

“Bukan cuma ngerti, tapi juga praktik. SCF syariah itu bukan investasi bodong. Legal, diawasi OJK, dan yang paling penting, bebas riba” ujar Pak Kevin tegas.

Kampus Sebagai Motor Literasi Keuangan Syariah

Ketua Prodi Ekonomi Islam, Bapak Reyzha Virgiawan LC., M.E, menyambut hangat program ini. Ia menekankan pentingnya membekali mahasiswa dengan wawasan fintech syariah agar siap menghadapi tantangan ekonomi digital ke depan.

“Ini bukan sekadar kuliah teori. Mahasiswa harus tahu peluang dan risiko dunia bisnis syariah, termasuk security crowdfunding yang mulai berkembang, Kami harap dari program ini, mahasiswa dapat banyak insight, dan informasi bisa tertekan dengan baik, apalagi beberapa dosen juga menugaskan mahasiswa untuk merangkum acara ini” ungkap Pak Reyzha.

AFSI pun menyatakan bahwa program Goes to Campus adalah bagian dari AFSI Academic Partner, sebuah inisiatif untuk memperluas edukasi keuangan syariah dari kampus ke masyarakat luas.

Dari Literasi ke Inklusi, Siap Jadi Investor Syariah!

Sekretaris Umum AFSI, Bapak Vikra Ijaz, mengingatkan bahwa literasi saja tidak cukup. Mahasiswa harus mulai ikut andil dalam investasi halal.

“Keuangan syariah masih 11% dari market share nasional. Padahal umat Islam mayoritas di Indonesia. Jadi, bukan sekadar paham marilah jadi bagian dari inklusi itu” ajaknya.

Sesi ini pun dilengkapi dengan pemaparan akademik dari Dr. Anton, yang menegaskan pentingnya berinvestasi secara syariah, halal, dan berkah. Ia juga mendorong mahasiswa agar tidak tergoda pada keuntungan instan dari investasi konvensional, karena keberkahan adalah kunci jangka panjang.

Prodi Ekis UII Dukung Penuh Literasi Keuangan Syariah Digital

Melalui acara ini, Prodi Ekonomi Islam UII sekali lagi menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor literasi keuangan syariah berbasis teknologi. Dengan dukungan AFSI, mahasiswa diajak untuk tidak hanya belajar teori, tapi juga terlibat langsung sebagai agen perubahan.

Kegiatan ini diharapkan mampu membuka ruang-ruang diskusi yang produktif serta menjadi jembatan antara dunia akademik dan industri halal digital. Ke depan, kolaborasi seperti ini akan terus digencarkan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan praktis yang relevan dan berdampak nyata.

Security crowdfunding syariah adalah jalan baru menuju investasi yang aman, halal, dan berdampak. Sudah saatnya generasi muda melek digital sekaligus melek syariah.

Bergabunglah dengan kami di Program Studi Ekonomi Islam UII
Daftar Sekarang di Pmb.uii.ac.id
Temukan Informasi dan wawasan lainnya dengan mengunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis

GoTo dan Isu Akuisisi, Siapa yang Kini Pegang Kendali?

Ancaman akuisisi GoTo, mengindisikan kedaulatan digital Indonesia yang terancam. Setelah TikTok resmi menguasai sebagian besar saham Tokopedia, kini Grab dikabarkan tertarik memperluas cengkeramannya dengan masuk ke GoTo. Ini bukan sekadar isu bisnis biasa, melainkan soal kendali atas masa depan industri digital di Indonesia.

Apa yang Sebenarnya Dipertaruhkan?

Bagi sebagian orang, akuisisi dianggap sebagai strategi bisnis biasa. Namun jika kita melihat lebih dalam, yang dipertaruhkan adalah kedaulatan ekonomi digital. Ketika platform digital strategis seperti Tokopedia, Gojek, atau OVO tidak lagi dikuasai oleh entitas lokal, maka kontrol atas data, konsumen, dan aliran nilai ekonomi juga ikut berpindah tangan.

Lesson Learned

Industri kita mungkin tumbuh tapi juga rawan terjual. Indonesia dikenal sebagai salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara. Ekonomi digital Indonesia memiliki pertumbuhan yang signifikan dengan nilai yang diproyeksikan terus meningkat. Namun, pertumbuhan ini tidak diiringi dengan kemampuan mempertahankan kepemilikan. Banyak startup lokal justru berakhir dijual ke pihak asing demi suntikan dana segar. Ini menimbulkan pertanyaan: apakah pertumbuhan industri kita benar-benar sehat dan berkelanjutan.

Sebagai mahasiswa, khususnya dari program studi Ekonomi Islam, kita punya tanggung jawab untuk memahami arah industry kedepan. Isu seperti ini bukan hanya milik para pelaku usaha, tapi juga generasi muda yang akan menjadi bagian dari ekosistem ekonomi masa depan. Kita perlu sadar bahwa ekonomi digital adalah ruang perjuangan baru, dan siapa yang pegang platform, dialah yang pegang kekuatan.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan diantaranya:

• Pemerintah perlu menghadirkan regulasi yang melindungi perusahaan lokal dari
dominasi asing.
• Investor dalam negeri harus lebih aktif mendukung startup berbasis lokal.
• Mahasiswa dan generasi muda bisa mulai dengan memperluas literasi digital dan
ekonomi, serta mendukung produk dan platform lokal.

Akuisisi demi akuisisi seharusnya jadi pengingat bahwa ekonomi digital bukan ruang netral. Ada banyak kepentingan di dalamnya, termasuk potensi kerugian jika semua dikuasai asing. Maka dari itu, kita terutama sebagai mahasiswa Ekonomi Islam perlu terus update, berpikir kritis, dan siap mengambil peran di masa depan.

Temukan wawasan dan informasi lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis
Jadilah bagian dari Program Studi Ekonomi Islam dengan mendaftar di Pmb.uii.ac.id