Program Studi Pendidikan Agama Islam (PSPAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Training Information Technology (IT) bagi guru madrasah, Sabtu, 17 Rabi’ul Awwal 1438 H/17 Desember 2016. Bertempat di Ruang Sidang Lt. 1 Gedung K.H.A Wahid Hasyim FIAI. Peserta berjumlah 10 guru dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pakem, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pakem, MAN Tempel, MTsN Tempel, MAN Yogyakarta, MTsN Yogyakarta, MTs Sunan Pandanaran, MTsN Sleman, dan MAN Maguwoharjo. Read more
Tag Archive for: Pendidikan Agama Islam
Penyusunan perangkat perkuliahan dan impelemtasinya yang ideal merupakan bagian terpenting dari perwujudan catur dharma di Universitas Islam Indonesia. Sistem perkuliahan yang dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi lingkungan belajarnya akan menghasilkan output dan outcame yang cerdas secara individu dan sosial. Ketika era modernisasi berlari cukup cepat, maka pada saat yang sama proses pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dan memanfaatkannya menjadi bagian dari media pembelajarannya. Landasan inilah yang mendasari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Workshop and Expert Clinic on Powerful Web 2.0 Tools for Blended Learning and Instructional Technology. Read more
Penelitian merupakan salah satu catur dharma Universitas Islam Indonesia (UII). Oleh karenanya penelitian hukumnya wajib dilakukan oleh lembaga-lembaga dan program studi bawah naungan UII, terlebih bagi seorang dosen. Berdasarkan evaluasi diri, Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII teridentifikasi bahwa secara kuantitas hasil penelitian dosen PAI terbilang cukup banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa atmosfir penelitian di lingkungan Program Studi Pendidikan Agama Islam sudah terbangun dengan baik. Read more
Abdul Fattah, S.Ag., M.Fil.I., alumni Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) tahun 2000 kini menjabat Ketua Program Studi Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Berbekal pengalaman yang ia dapatkan selama di UII, pria low profile ini berhasil mentransformasikan diri pada berbagai posisi strategis di lembaga yang ia pimpin di kampus maupun di masyarakat seperti sebagai Ketua Program Peningkatan Kualifikasi S1 Guru PAI LPTK Rayon 10 IAIN Mataram dan anggota Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bagi pria kelahiran Rempung, Lombok Timur, 5 Agustus 1978 ini, UII telah berperan menjadi orang tua yang memberikan bimbingan moral dan ilmu, plus menyokong kebutuhan finansial tanpa harap balas jasa. Lebih lanjut, menurutnya UII telah berhasil menanamkan cinta ilmu kepada saya dan teman-teman baik ilmu-ilmu yang wajib ditempuh di bangku kuliah di FIAI maupun di Pondok Pesantren.
Untuk bisa menjadi seperti sekarang ini, sebelumnya ia telah mengikuti berbagai kegiatan profesional yang menunjang yaitu Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Pusat ke IX di Wiswa Sejahtera Jakarta, Pelatihan Internasional Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Pelatihan Perhakiman MTQ/STQ Tingkat Provinsi NTB, Short Course on Teacher Librarianship di McGill University Canada, International Program on Indonesia-Australia Specialised Training Project Phase III-Planning Program Delivery for Islamic Higher Education Institutions Step 1 dan 2, dan Shortcourse on Management of Islamic Higher Education.
Sebagai akademisi, Ia memandang pendidikan di Indonesia saat ini lebih banyak unsur formalitasnya dan rutinitasnya saja dan bahkan mengarah kepada kemandekan yang disebabkan minimal 3 faktor, yaitu Pendidikan di Indonesia hanya berhenti pada pengetahuan semata (ranah kognitif), anak didik berhenti kreatifitasnya, sebab semakin maraknya “budaya KOMPAS” (kopi paste ubah sedikit), dan Pendidikan nilai atau pendidikan karakter terabaikan. Yang ada adalah pembelajaran atau wawasan akhlak atau nilai, bukan pendidikan akhlak atau nilai. Sehingga tidak heran di mana-mana banyak terjadi tawuran kampong, tawuran pelajar-mahasiswa, bahkan tawuran institusi kenegaraan seperti POLRI dan KPK.
Ia mengingatkan UII dan PTAIN-PTAIS lainnya, institusi pendidikan manapun, sejatinya akan memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan pendidikan manusia lahir-bathin di Republik ini manakala manajemen dan proses yang dijalankan dapat mengikis tiga penyakit mendasar tersebut. Kuncinya pada unsur ketiga ini adalah ditunjukkan oleh Pimpinan kampus dan para Dosen serta karyawannya yang dapat menjadi “suri tauladan” serta memiliki “qudwah” (jiwa kepeloporan hal-hal positif) untuk digugu murid ataupun mahasiswanya.
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (FIAI) menggelar kuliah umum bertajuk “Kontekstualisasi Pendidikan Islam dalam Dinamika Pemikiran Global” Rabu 2 April 2014. Kuliah umum yang berlangsung di Gedung K.H. A. Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII ini menghadirkan Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAIS) Direktorat Jendral Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI, Dr. Amin Haedari, M.Pd.
Direktur PAIS dalam kuliah umum ini menyampaikan bahwa secara umum Pendidikan Agama Islam belum mampu diserap oleh anak didik dengan baik dan belum mampu menarik minat murid dalam mengikuti pelajaran agama Islam. Kondisi di atas, menurutnya tidak semata-mata terletak pada materi PAI tetapi terletak pada cara dan implementasinya di lapangan.
Direktur PAIS juga mengungkapkan model pembelajaran sekarang hanya mengarahkan peserta didik pada penguasaan teks-teks yang ada pada buku pengajaran dan pertanyaan hapalan dan kurang di selaraskan dengan pemikiran global, sehingga mengalami proses kebekuan dan banyak yang tidak lagi relevan dengan konteks global. “Perlu adanya kesadaran para ahli pendidikan agama Islam terhadap globalisasi karena kontekstualisasi pendidikan Islam pada lembaga umum merupakan keniscayaan”, ujarnya.
Terdapat upaya kongkrit dalam implementasi kontekstualisasi PAI menurut Direktur PAIS yaitu pendekatan sains dan teknologi, pendekatan riset dan problem solving, dan reinterpretasi teks-teks fiqh. “Penerjemahan kurikulum PAI harus dibuat tuntas dan diarahkan pada sebuah proses yang lebih kontekstual agar peserta didik tidak lagi terperangkap pada penerjemahan yang sempit dan cenderung tekstual”, katanya.
Kegiatan yang diadakan di auditorium FIAI ini diikuti oleh segenap dosen FIAI dan mahasiswa Prodi PAI FIAI UII sebagai bekal pengetahuan perkembangan konsep pendidikan agama Islam selanjutnya.
Mas Mabrur, begitu ia sering disapa, adalah lelaki muda yang mengaku belum selesai memaknai arti “kedewasaan”. Ia tumbuh dan banyak menyelami arti hidup dari kota gudeg, Yogyakarta. Lahir di Pontianak dan tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2007 sekaligus penerima program beasiswa unggulan full schoolarship dari almamaternya.
Kembali lagi, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan hajatan akbar berupa acara malam keakraban. Acara ini dilaksanakan mulai Jumat (7/12/2012) hingga Sabtu (8/12/2012) bertempat di salah satu deretan pantai selatan Yogyakarta, Indrayanti. Acara ini diikuti hampir seluruh mahasiswa PAI angkatan baru 2012 dengan diawali seremonial pelepasan makrab dari Dekan FIAI UII, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqin, SH, M.Hum. Setelah sholat Jum’at, pukul 13.30, seluruh peserta makrab berangkat menuju tempat makrab yaitu pantai Indrayanti, gunung kidul Yogyakarta.
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indoensia (UII) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI mengadakan pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PKG-PAI) di Hotel Satya Graha, Yogyakarta, Rabu-Jum’at, (5-7/12/2012).
Hujair A.H. Sanaky, dosen tetap Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia berhasil meraih Gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam dengan predikat sangat memuaskan dari Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga setelah mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka promosi doktor pada Kamis, 29 November 2012. Promovendus, dalam sidang terbuka yang dilangsungkan di Gedung Convention Hall Lantai II Kampus UIN Suka ini, mengajukan disertasi bertajuk “Pemikiran Pembaruan Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Masyarakat Madani di Indonesia” dibawah bimbingan dua promotor Prof. Dr. H. Sutrisno, M.Ag. dan Prof. Drs. H.M. Sarbiran, M.Ed., Ph.D.
24 mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mulai diterjunkan ke beberapa sekolah di Yogyakarta untuk melaksanakan Praktik Pengalaman Lapanan II (PPL II) pada Sabtu, (6/10/2012). Hernani, Arif Wibowo, Rochimah Mustikaningrum, Harry Sulistiantoro, Herlina Munawaroh, Dody Are Sandy, Amir Hamzah, Siti Nurusholihah, Ahmad Zaini Aziz dan Yogi Hendrayani diterjunkan di Madrasah Aliyah Negeri III Yogyakarta dan diterima langsung oleh Kepala Sekolah, Drs. Suharto, M.Pd.I.
Fakultas Ilmu Agama Islam
Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang km. 14,5 Sleman, Yogyakarta 55584 Indonesia Email: [email protected]
Telp: 0274-7070200 Ext. 5400