يَـأَيُّهَاالَّذِيْنَ ءَامَنُوْكُوْنُوْ قَوَّامِيْنَ لِلّهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ وَلاَيَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوْا اعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَالتَّقُوْا اللهِ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allāh, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allāh, sungguh, Allāh Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mâidah [5]: 8)
Golongan pertama, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, yang akan mendapat pertolongan Allâh adalah pemimpin yang adil (imâmun ‘âdilun). Tidak main-main. Pertolongan yang dimaksudkan diberikan langsung oleh Allâh. Dimana pertolongan tersebut datang di saat tidak ada lagi pertolongan kecuali pertolongan dari-Nya. Hal ini mengingatkan kita betapa susahnya mencari pemimpin yang adil (dan merakyat) di negeri ini.