Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 Januari 1996

Sampul Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 Januari 1996

Daftar Isi Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 Januari 1996

Dari Redaksi Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 Januari 1996

Adanya suatu penelitian, karya ilmiah, baik majalah maupun jurnal pendidikan yang berorientasi pada pengembangan sistem pendidikan Islam yang memadai oleh Fakultas Tarbiyah UII, sebenarnya sudah lama didambakan oleh Civitas Akademikanya. Walaupun dalam reaiitasnya baru dapat terealisir tahun akademik 1995 /1996, dan untuk mewujudkan keinginan tersebut redaksi masih menganggap perlu untuk menerbitkan beberapa naskah hasil seminar yang pernah diselenggarakan Fakultas Tarbiyah, yang dinilai masih relevan untuk diterbitkan.

Beberapa naskah seminar dimaksud, adalah tulisan Prof. Dr. H. Mastuhu M.Ed., Dr. H.M. Amin Abclullah, dan Drs. Abdul Munir Mulkhan, SU., yang di dalamnya menawarkan beberapa pembaharuan Sistem Pendidikan Islam. Sedangkan penyumbang tulisan dari dosen Fakultas Tarbiyah UII, antara lain tentang Karakteristik dan Prospek pendidikan Islan di Indonesia dan Orientasi dan cita-cita pendidikan Islam. Kemudian, kolom bedah buku kali ini mengangkat judul “Educational Theory a Qur’anic Outlook karya Abdul Rahman Salih Abdullah, 1982, digarap oieh alumnus Lakehead University Canada, yang juga Dosen Fakultas Tarbiyah UII. Walaupun kajiannya masih bersifat teoritis, namun perlu untuk dibaca.

Persiapan untuk menerbitkan Jurnal Pendidikan Islam ini dijiwai dengan semangat ingin menonjolkan ‘yang terbaik’, karena itu untuk penerbitan edisi I Januari 1996 ini disertai pula ISSN. Paling tidak, hal ini akan memberikan semangat dan komitmen para pengelolanya untuk menjadikan jurnal tersebut sebagai media yang layak dan selalu siap terbit setiap 6 (enam) bulan. Insya Allah.

Selamat membaca.


Editorial Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 Januari 1996

 

Rekonstruksi

Karakteristik dan Prospek Pendidikan Islam di Indonesia

Muzhoffar Akhwan

 

Rekonstruksi

Link and Match Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam: Menuju Pencarian Paradigma Baru Pendidikan Agama Islam

Mastuhu

 

Horison

Orientasi dan Cita-cita Pendidikan Islam

Aden Wizdan

 

Sorotan

Sistem Pendidikan Islam Klasik dan Modern

Muslih Usa

 

Bedah Buku

Teori Pendidikan Menurut Al-Qur’an oleh Abdul Rahman Shaleh ‘Abdullah

Azharuddin Sahil

 

Rekonstruksi

Perspektif “Link and Match” Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam (Rekonstruksi atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-nilai Keagamaan)

M. Amin Abdullah

Rekonstruksi

Rekonstruksi Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial: Refleksi Beberapa Agenda Kerja

Abdul Munir Mulkhan

 

eL-Tarbawi Vol. IV, No. 1, 2011

Halaman Depan Jurnal Pendidikan Islam eL-Tarbawi, Vol. 4, No. 1, 2011

Editorial Jurnal Pendidikan Islam eL-Tarbawi, Vol. 4, No. 1, 2011

Kekerasan dalam bentuk apapun selalu identik dengan penyimpangan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai moral. Maka, kekerasan umumnya terjadi di tempat atau situasi di mana tingkat anomali nilai moralnya sangat rendah dan anonimitasnya sangat tinggi. Misalnya, di terminal, di wilayah konflik, atau dalam kerumunan (demo, kerusuhan, dll). Kekerasan bisa juga identik dengan kelompok yang memang memiliki nilai-nilai mereka sendiri yang mengijinkan kekerasan demi mencapai tujuan mereka. Misalnya, kelompok penjahat atau rezim penguasa yang kejam.

Namun, bagaimana jika kekerasan terjadi di lingkungan yang memiliki nilai-niali moral yang jelas, batasan-batasan benar-salah yang juga jelas serta dilakukan oleh mereka yang terdidik akan nilai-nilai tersebut, yang dalam hal ini adalah sekolah atau kampus? Kenyataannya, kekerasan dalam dunia pendidikan selalu muncul setiap saat yang bahkan tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Tawuran pelajar, agresi, bullying, atau pelecehan seksual adalah beberapa contoh yang bisa disebutkan. Apakah dunia pendidikan Indonesia telah gagal dalam membangun moral anak didiknya? Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya membuat anak menjadi pintar, tetapi juga membuat mereka menjadi baik. Menjadi baik sejatinya adalah sebuah proses, proses yang berlangsung terus menerus salama hidup untuk menyadari dan merasakan keberadaan orang lain dan semua lingkungan di luar diri si anak. Bukan hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang. Profil anak seperti ini oleh Rhenald Kasali disebut dengan istilah manusia pembelajar. ‘Menjadi baik’ ini akan melahirkan sikap empati, peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya, selalu mementingkan kebaikan bersama dan selalu menjaga perilaku untuk tidak merugikan diri, orang lain dan lingkungannya.

Maka dari itu, pendidikan yang ideal seharusnya tidak hanya membangun intelektualitas, tetapi juga moralitas secara nyata. Jurnal el-Tarbawi edisi kali ini mengetengahkan ide-ide dan gagasan-gagasan mengenai bagaimana membangun pendidikan nir-kekerasan sekaligus agar pendidikan tidak melahirkan bibit-bibit kekerasan. Beberapa diantaranya adalah Ahmad Darmadji yang mengulas akar kekerasan dari aspek personal dan bagaimana pendidikan Islam dapat menggali dan memaksimalkan potensi kepribadian yang baik dan mengeliminasi kepribadian yang buruk melalui tulisannya yang berjudul Perilaku Prososial vs Kekerasan Sosial: Sebuah Tinjauan Pendidikan Islam. Sedangkan Junanah secara khusus membahas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai upaya paling awal untuk membentuk kompentensi sosial, emosional, dan intelektual anak. Pembentukan kompetensi sosial, emosional, dan intelektual sejak dini akan lebih efektif untuk mereduksi potensi kekerasan yang dilakukan oleh seseorang, demikian salah satu poin penting dari tulisan ini.

Selanjutnya, Aang Kunaepi mengulas upaya mengurangi kekerasan dalam pendidikan melalui internalisasi budaya religius dan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang efektif dalam proses belajar-mengajar. Dalam tulisan ini dijelaskan nilai-nilai utama yang harus ditanamkan terhadap para siswa. Kemudian, secara berkelanjutan, Muhammad Idrus memamparkan artikel mengenai upaya menciptakan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di kelas. Penggunaan strategi pembelajaran ini akan menghindarkan cara-cara pembelajaran yang mengandung kekerasan sekaligus meningkatkan efektifitas para siswa dalam memahami materi pelajaran.

Secara lebih spesifik, Ahmad Baliyo Eko menjabarkan tulisan mengenai bullying di sekolah. Dalam tulisan ini dijelaskan mengenai definisi bullying, ruang lingkupnya, contoh kasus, hingga upaya-upaya untuk menangani dan mencegah terjadinya bullying. Kemudian, tulisan yang juga bertemakan topik menarik yang spesifik disampaikan oleh Djuwariyah yang memaparkan hasil penelitiannya di SMK Muhammadiyah Pakem yang berjudul Hubungan Kontrol Diri Guru dengan Intensi Melakukan Kekerasan Terhadap Siswa yang mengungkap sisi personal guru dalam proses terjadinya kekerasan. Hujair AH.

Sanaky secara khusus mengkritisi Masa Orientasi Siswa dan Perkenalan Mahasiswa. Dalam praktiknya MOS, OSPEK, PESTA atau apapun istilahnya di dunia pendidikan dalam pandangannya perlu dihentikan jika tidak sesuai dengan visi dan misi pendidikan. Untuk melaksanakan pendidikan tanpa kekerasan diperlukan penanaman nilai nilai, perilaku prososial, mendisiplinkan peserta didik dengan cara yang positif, mengajari cara-cara menyelesaikan masalah konflik tanpa kekerasan dengan diikuti pedoman yang jelas. Kontrol perlu dilakukan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan siswa dan mahasiswa yang berpotensi kekerasan baik fisik maupun verbal.

Jika disimpulkan dalam satu kalimat utuh, semua artikel dan tulisan dalam jurnal el-Tarbawi kali ini membawa pesan bahwa, pendidikan tanpa kekerasan bisa diwujudkan jika pendidikan tersebut memaksimalkan semua potensi menakjubkan dari manusia: intelektualitas, spiritualitas dan mentalitas yang tidak hanya ditujukan bagi para siswa, tetapi juga bagi para guru dan orangtua.

Selamat membaca.

Redaksi

 

Daftar Isi Jurnal Pendidikan Islam eL-Tarbawi, Vol. 4, No. 1, 2011

 

Membangun Pendidikan Tanpa Kekerasan Melalui Internalisasi PAI dan Budaya Religius

Aang Kunaepi

Abstract

Violence in the world of education becomes a fairly complex and complicated problem. The violence that is practiced is the impact of structural inequality in education system as a whole. Violence can be found in social values, cultural, and structural society factor. Violence in education could be prevented by minimizing the root problem. Violence behavior in education that are not immediately resolved, will generate further violence. To prevent such violence, role of religion, culture, and human values need to be internalized in everyone through Islamic education and religious culture. Education constitutes educational process that empowers people to be able to resolve the conflict with creative ways, and it is not handled by violence. Internalization of education of Islamic religion and culture of religiousity can prevent violence behavior because religion teaches the importance of affections, forgiveness, mutual helping, prioritizing peace than violence, respecting the rights of others, and not insulting, stealing, or even killing each other. In short, internalizing education of Islamic religion and culture can be effectively omit violence because it teaches students peace education, affections and humanity. Therefore it can be used as an alternative solution to discontinue the violent behavior in education.

Keywords: education, non-violence education, Islamic religion education, religious culture.


Bullying di Sekolah dan Dampaknya bagi Masa Depan Anak

Ahmad Baliyo Eko Prasetyo

Abstract

This paper aims at reviewing bullying at schools, including its definitions, characteristics, forms and factors preceding it. More specifically, this paper discusses the effects of bullying on children’s future. According to literatures and some various researches, bullying in childhood and in school days allegedly becomes one of main factors that caused psychological disorders in their adulthood. Some of recorded disorders that are related to long-term impact of bullying at school days are Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), depression, lack of confidence, and withdrawal. Eventually, this paper will propose the ways and methods in solving and preventing bullying and its impacts.

Keywords: bullying, bullying at schools, Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), bullying prevention.


Perilaku Prososial vs Kekerasan Sosial: Sebuah Tinjauan Pendidikan Islam

Ahmad Darmadji

Abstract

This paper is formulated to make a brief outlook on social violence in the perspective of Islamic education view, Indonesian culture, and al-Qur’an. Based on this perspective, this paper will discuss the root of violence behavior, whether in recent time or in the past time. This paper will also discuss pro-social behavior developed by individual as well as by society, as it becomes a counter values to violence behavior. The values found through discussion will be then introduced in an education framework as a pathway in reframing social behavior that potentially leads to violence. This action is taken due to re-comphrehend and reduce such potential ‘leads-to-violence’ behavior. The discussion presented in this paper is expected to have an inspiration for the next researches.

Keywords: pro-social behavior, social violence, Islamic education.


Hubungan Kontrol Diri Guru dengan Intensi Melakukan Kekerasan Terhadap Siswa

Djuwariyah

Abstract

Violence in school that is performed by teachers occurred because of one of these factors: lack of teaching skills, lack of morality, lack of responsibility and lack of self-control. Teachers with such minor characters are not able to teach properly and are not able to make a good emotional interactions with students. Among those factors, self-control takes into account in supporting teachers to avoid violence towards students. Therefore, the current study aims at researching correlation between teachers self-control with intention to do violence towards students. Using statistical analysis, this research found that there is significant correlation between teachers’ self-control with intention to do violence towards students. It is shown through correlation co-efficient r = -0.684 with p = 0.000 (p<0.01). This means the lower self-control which teachers have, the lower the intention to do violence towards students. This study may have significant contribution for enhancing teachers ability to control themselves in the class, and have significant salient data for the next research.

Keywords: teachers, self-control, intention to do violence, students, school violence.


Masa Orientasi Siswa/Mahasiswa Sebagai Media Orientasi Pendidikan Tanpa Kekerasan

Hujair A.H. Sanaky

Abstract

Any kind of violence is not acceptable in any sort of values and rights, moreover if it occured in education circumstances. It is indeed against universal values and norms. Education is a medium and tool to internalize norms, good attitude and positive values into students personality. But it sometimes becomes dilematics when teachers find difficulties in doing the job, or when they deal with difficult students, should they use hard lead-to-violence way or soft way? This article found that no reason to use hard-violence way to deal with such problem. Teachers should use soft way to teach students to be pro-social with the spirit of nonviolence education. Doing so, education institutions (schools or higher educations) must provide standard operational procedure for teachers and provide a tools by which teachers can use to control any students activities that potentially leads to violence, verbally or phisically. In this way, law enforcement also takes an important part.

Keywords: non-violence education, humanism, law enforcement.


Pendidikan Anak Usia Dini Serta Implementasinya dalam Pendidikan Formal dan Informal

Junanah

Abstract

Every child is born holy in nature. Therefore, whether he/ she is bad or good in the future is on parents’ hand. Early childhood is a critical phase in human development throughout life span. How parents treat and develop their children will determine how they will be in their adulthood. If parents use effective and good ways in maturing and nurturing their children, they will grow well. Yet, in contrary, if parents do not do so or fail in nurturing their children, they will grow immature. In this issue, early childhood education takes an important role in children development. This paper will discuss early childhood education and how to apply it in a formal (i.e. playgroups), as well as in an informal (i.e. home parenting) education. Several theories and practices are presented in this current paper. In sum, this article found that formal early childhood education cannot stand alone without significant support from the informal one. Both formal and informal early childhood education should run together in a mutual practices and frameworks.

Keywords: formal and informal early childhood education, teacher, parents


Strategi Pembelajaran Tanpa Kekerasan

Muhammad Idrus

Abstract

This paper will discuss learning strategy models which put student as subject of learning. Teacher is expected to take an advantage in using those models to reduce violence in education circumstance. As found in researches and mass media, violence in education circumstances, which is performed by teachers or students, still become high concerns among parents, teachers, and students themselves. One such thing that may cause this violence is learning and teaching approach or strategy by which teachers use. Changing learning and teaching strategy to be more effective and fun will probably reduce those sort of violence in education circumstances, like in schools or universities. The individual character of teachers and students are also discussed in this paper to find other factors of violence in education.

Keywords: violence in education, learning strategy, student centered learning.

 

eL-Tarbawi Vol. I, No. 2, 2008

Editorial Vol. 1, No. 2, 2008

Pendidikan Islam sebabaimana pendidikan pada umumnya senantiasa diwarnai oleh berbagai permasalahan yang tidak pernah habis-habisnya. Hal ini selain disebabkan karena adanya perubahan orientasi, perubahan dinamika masyarakat, dan tunturan kehidupan masyarakat yang harus dilayani dan direspon oleh dunia pendidikan, juga karena adanya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi yang menuntut kecerdasan dan kreativitas para pengelola lembaga pendidikan itu sendiri.

Menghadapi permasalahan tersebut, para pemerhati dan pengamat pendidikan terinspirasi untuk menawarkan berbagai solusinya yang dianggap paling tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Solusi yang disampaikan terkadang menunjukkan hasil yang cemerlang dan membanggakan dan terkadang hanya terkesan berjalan di tempat atau bahkan menambah persoalan baru yang mengakibatkan beban pendidikan menjadi semakin berat.

Persoalan pendidikan yang sedang diangkat dalam el-TarbawI Jurnal Pendidikan Agama Islam kali ini adalah manajemen pendidikan yang berorientasi pada mutu pendidikan. Dalam hal ini, Taufiqurrahman mengetengahkan perlunya strategi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan berkualitas bagi bangsa Indonesia dilanda krisis multidemensi dan dengan penerapan sistem broad based education dan hight based education agar mutu SDM semakin baik. Sedangkan Subandi, mempersyaratkan perlunya pengembangan model penilaian sekolah efektif secara terus menerus dilakukan penilaian dan perbaikan sendiri dan peningkatan efektivitas fungsi-fungsi pengelolaan sekolah agar menghasilkan lulusan pendidikan yang diharapkan.

Ahmad Darmadji menyarankan perlunya implementasi total quality managemant dalam dunia pendidikan. Karena hal itu, berdampak positif pada peningkatan mutu pendidikan dan harapan masyarakat, serta dukungan dari sejumlah pihak. Hal tersebut dibuktikan dalam hasil penelitiannya yang mengambil lokasi di MAN Model Yogyakarta. Beberapa pembahasan lain yang cukup menarik untuk dicermati adalah artikel Djuwarijah tentang manajemen kurikulum dalam pengembangan SDM yang menghasilkan lulusan berwawasan internasional dan Thoyib, membahas internasionalisasi pendidikan dan strategi pengembangan mutu Pendidikan Tinggi Agama Islam. Menurutnya, internalisasi Pendidikan Tinggi Agama Islam di Indonesia ke depan diperlukan pendekatan triple quality, yaitu quality planning, quality control, dan quality improvement. Muhammad Idrus dalam artikelnya menegaskan bahwa masyarakat dapat melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja sekolah dan bersama sekolah ikut menyusun rencana anggaran sekolah, bahkan dapat menentukan kebijakan yang akan diambil oleh sekolah.

Dari sejumlah artikel yang diturunkan pada edisi kali ini, dapat ditarik benang merah bahwa pendidikan yang memiliki kometmen pada mutu masukan, proses dan keluaran serta penilaian perbaikan secara terus menerus akan mampu bersaing, bertahan dan berkembang dengan mengikuti laju perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat yang berubah.

Selamat membaca!

Redaksi


Strategi Peningkatan Mutu SDM Pendidikan Berdasarkan Sistem Broad Based Education

Taufiqurrahman

Abstrak

Although the educational programe had been on going process since 56 years ago in Indonesia, but this state didn’t has provided qualified human resources. Since 32 years ago of The New Order Government, educational sector development has never been placed as a prime priority of development. Its effect is Indonesian educational quality being worse than the other countries in southest Asia likes Malaysia, Pilipina, Singapura, and Thailand. Indonesia is being effected by dimentional multi crises since tvelve years ago and untill now, it is still degraded by its past time which avoided educational development. Moreover, the aother states which effected by the same problem like Indonesia could reform by paying attention greater toward educational development sector. They could reform faster and being better states bacause they have human good resource quality. By broad based education system and high based education system, we hope the quality of Indonesian human resources will be more better in the next.

Keywords: Educational quality, broad based education, high based Education

Pengembangan Model Penilaian Sekolah Efektif

Subandi

Abstrak

A general purpose of the programe is for developing model of effective school assessment with its instrument and guidance of its application in order to do self-evaluation and self improvement, and effectiveness improvement of school organization functions toward being able to product out puts quality which hoped. A specific purpose of the programe is for developing; (1) construction and indicators of effective school, (2) several instruments for assessing effective school, (3) system of effective school assessment and its application guidance, and (4) recommendation of implementation for assessing effective school. This development is related more deeply with improving educational quality in school. Therefore, educational quality in school is a function of quality in put showing student’s potentialities, quality of learning experience showing teacher’s professional ability, quality of using learning facilities, and quality of headmaster leadership showing school culture.

Keywords: model of effective school assessment, indicators, assessment instrument, assessment guidence, educational quality, professional teacher, learning facilities, school culture, and school based management

Implementasi Total Quality Management sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di MAN Model Yogyakarya

Ahmad Darmadji

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi prinsip TQM di MAN Model Yogyakarta tercermin dari proses yang bertahap dan terus menerus dalam peningkatan mutu dengan pemenuhan harapan pelanggan (client) internal maupun eksternal melalui dukungan, partisipasi aktif dan dinamis dari sejumlah pihak. TQM juga memberi manfaat bagi MAN Model sebagai institusi dalam perannya sebagai leader of change. Kebersamaan dan kerjasama seluruh komponen MAN Model Yogyakarta menjadi prasyarat implementasi TQM yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sejumlah hambatan yang ada dapat terpecahkan dengan mengkomunikasikannya dan mempertinggi komitmen semua komponen untuk bersama-sama menuju pada kualitas yang diharapkan

Kata kunci: total quality management, MAN Model Yogyakarta

Strategi Peningkatan Manajemen Kurikulum dalam Pengembangan Mutu SDM Menuju Terwujudnya Lulusan Madrasah Aliyah Berwawasan Internasional

Djuwarijah

Abstrak

The urgent orientation of curriculum management on the context of developing human resources quality especially about out put of education at internasional Islamic senior high school is a effort to achieve four (4) primary competences; academic competence, personal competence, social competence, and spiritual competence. For improving curriculum management in order to develope human resource quality, International Islamic high school has to apply good strategy to reach competitif and qualified its educational out put. Its strategies are: first, strategy based on organization system approach where it stresses to organize curriculum independently, creatively, and innovatively by the Islamic sinior high school. Second, strategy based on purposes focus approach covering several aspects; inquiring sciences, inquiring standart skill standart, inquiring coompetence, character building, and mastering ability for solving social problem of children. Third, strategy based on competence approach focusing on inquiring certain competence based on the development stapes of children. The success of strategies also should be supported by school leader’s ability to mobilize resources potentiality that available at school.

Keywords: Curriculum management, strategy, International Islamic Senior High School

Internasionalisasi Pendidikan dan Strategi Pengembangan Mutu Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia: Sketsa Edukatif Manajemen Mutu

M. Thoyib

Abstrak

Internationalization is truly acceleration into all fields that able to pierce the limit of field and regional otorities of a state, or on Robertson’s view (2003), internationalization is the third wave of globalization, that able to accompany a state becoming superior or on the contrary, will be falling out. The existence and success of higher education especially for Islamic Higher Education in Indonesia (PTAI) in the globalization era and liberalization of education in the future will be decided so much by the seatle of akademic and educational infrastructures preparation of the higher education and has more farther at international competition level without lossing Islamic morality character as its basic application. This assumtion also has to be supported by more better strategies for developing quality system of Islamic higher education; first, management of higher education at Islamic higher education (PTAI) should be able to concentrate for international academic quality development. Strengthening its management should be supported by; (1) implementation of acreditation for regional and international scales, (2) otonomy of organizing higher education that more established with empowering local and national potentialities, (3) accuntability of Islamic higher education aplication supported by the whole stakeholders, and (4) competencies of infrastructures and human resources at Islamic higher education is always improved through resources improvement policy. Second, aplication of quality management should be supported by good academic atmosphere implemented on the whole stakeholder’s commitment for achieving more better quality of Islamic higher education in the next future. Third, humanistic sense of diversity has to becoming primary supporting tool for Islamic higher education to face internationalization application more humanistic and large international academic networking for supporting Indonesia’s human resources becoming qualified, productive, innovative and competitive in all competition scales.

Keywords: Internationalization of education, Islamic Higher Education, educational quality management

Pengembangan Supervisi Berbasis Masyarakat

Muhammad Idrus

Abstrak

Quality is still being the main focus in education. And to improving the quality of education is not an easy task, which can be done in a short period and can not rely solely to school it self. In that process many components that are expected to play an active role, include the community as one of the stakeholders. The society has a significant role in developing and improving the quality of education in schools. By adopting the concept of School based management, the community can do the function of supervision of school performance or the function of assessment in the success of the educational process; and together with the school to arrange the school budget. In the educational system which empowering the community, the society could determining the policies to be taken by the school, the community will have more power to determine or to assess whether or not the performance of teachers and principals is good enough or not. so in the future we must motivated the society to be a partner of school, and together with school to arrange the activity to improve the quality in education

Key words: supervision; school based society

Book Review Manajemen Pendidikan Upaya Menghantarkan Pendidikan ke Arah yang Lebih Baik

Hidayatul Mabrur

Buku ini merupakan hasil karya dari Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T yang berjudul, Menejemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Karya ini merupakan sutu upaya manifestasi dari Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T dalam upaya memperkaya khasanah keilmuan pada dunia menejemen khususnya menejemen pendidikan. Sebagai alumnus magister administrasi pendidikan yang juga berkecimpung dalam praktisi dunia pendidikan, Ia telah mencoba mememaparkan pembahasan yang menditail dan tertata secara runtun tentang menejemen secara umumnya dan implementasinya dalam menejemen pendidikan secara khusus. Buku ini ia susun dengan maksud agar dapat dikonsumsi dan digunakan oleh masyarakat luas yang berminat menambah wawasan di bidang ilmu yang bersifat universal.

eL-Tarbawi Vol. I, No. 1, 2008

Editorial Jurnal eL-Tarbawi, Vol. 1, No. 1, 2008

Para pembaca yang budiman,

eL-Tarbawi merupakan jurnal pendidikan yang hadir di tengah-tengah masyarakat yang berfokus pada pendidikan Islam. Pada edisi perdana ini, tema pokoknya adalah tentang kualitas pendidikan. Tema ini diambil untuk memperbincangkan situasi pendidikan kita yang cenderung mulai kehilangan jati diri. Fenomena ini bukan hanya menimbulkan sebuah keprihatinan bahkan lebih dari itu sudah mengarah pada malapetaka, karena pendidikan yang seharusnya menempati posisi yang strategis justru diklaim gagal menjadi sarana menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Klaim ini secara otomatis mengarah juga pada lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai penyenggara pendidikan Islam.

Hal ini ditopang adanya realita di era globalisasi dimana Pendidikan Islam dihadapkan pada dua tantangan sekaligus. Pertama, tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan yang rendah dan belum relevan dengan ekspektasi masyarakat yang terus berkembang. Kedua, problem yang besar tersebut harus segera diatasi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, terutama untuk menjawab masalah klasik tentang dana yang tidak mencukupi, tetapi juga program-program yang sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan dalam negeri maupun global, kurikulum yang dapat mengikuti perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, serta perubahan-perubahan kehidupan, seperti demokratis, pengakuan terhadap hak asasi manusia, kerjasana, dan persaingan global.

Keinginan umat Islam untuk menjadikan Pendidikan Islam sebagai salah satu alternatif memerlukan paradigma-paradigma baru untuk meningkatan peranserta masyarakat, antara lain peningkatan manajeman pendidikan Islam. Realitas membuktikan bahwa Pendidikan Islam telah terperangkap di dalam dualisme pengelolaan, antara pengelolaan pendidikan di bawah Departemen Agama dan pengelolaan pendidikan di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Keadaan tersebut membawa upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan Islam di dalam suatu dilema yang cukup sulit. Pertama, adanya suatu keinginan yang besar untuk mengadakan modernisasi pendidikan Islam yang pragmatis di dalam Pendidikan Islam, sedangkan yang Kedua, permintaan perubahan dari arus globalisasi yang tidak dapat terbendung lagi.

Berdasarkan kenyataan di atas, secara tidak langsung menuntut pada pengelola Pendidikan Islam untuk bersifat rasional, transparan dan lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, beberapa tulisan yang ditampilkan diharapkan dapat memberikan wacana dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita, seperti permasalahan dan penataan pendidikan Islam menuju pendidikan yang bermutu, pemberdayaan pendidikan Islam merespon perkembangan teknologi informasi, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan Islam, pemberdayaan madrasah sebagai pendidikan untuk semua dan beberapa tulisan lain yang keseluruhannya dapat pembaca akses dalam jurnal ini.

Selamat membaca.

Redaksi

Peran Strategis Lembaga Pendidikan Berbasis Islam di Indonesia

Arief Efendi

Abstrak

Pendidikan Islam di Indonesia memang begitu dilematis. Artinya di satu sisi, tuntutan untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar dapat bersaing dengan lembaga pendidikan umum, di sisi lain perhatian dari pemerintah terhadap lembaga pendidikan Islam masih rendah bahkan masih ditempatkan bukan sebagai kelas utama (the first class) melainkan sebagai kelas kedua (the second class). Peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam merupakan keharusan yang perlu segera direalisasikan, mulai dari input, proses dan output atau lulusan dari lembaga pendidikan Islam, SDM pengelola dan para pendidik memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas Lembaga Pendidikan Islam.

Kata kunci: pendidikan, kualitas, Islam.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Islam

Djuwarijah

Abstrak

Pendidikan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya termasuk lingkungan alam dan lingkungan manusi. Di dalam intearksi tersebut manusia bukan hanya hasil interaksi dengan alamnya dan dengan sesama manusia, melainkan hasil pegembangan potensi manusia secara optimal sesuai dengan fitrahnya. Dengan adanya kecenderungan pemanfaatan pendidkan Islam yang berbasis pada masyarakat (community based education management), maka terdapat suatu ruangan yang terbuka bagi pengembangan inovasi dan kreativitas. Pendidikan Islam diharapkan dapat lebih berkembang sehingga lembaga pendidikan Islam memiliki daya tarik tersediri, karena lebih berdimensi keluar dan global. Proses peningakatan kualitas sumber daya manusia memerlukan berbagai prasyarat di dalam pelaksanaannya, antara lain lingkungan kehidupan manusia hendaknya memberikan kesempatan kepada perkembangan peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada padanya. Pendidikan Islam, dalam pertumbuhan spiritual dan moral akan mampu menolong individu menguatkan iman, akidah, dan pengenalan terhadap Allah SWT, melalui hukum, moral dan ajaran agama, dengan demikian peserta didik dalam melaksnakan tuntunan iman kepada Allah SWT dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan nilainya dalam kehidupan pada tingkah lakunya, dan hubungannya dengan Allah SWT dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, akan mempertegas pentingnya pendidikan akhlak dan spiritualitas dalam menyongsong globalisasi.

Kata kunci: kuallitas SDM, pendidikan islam, pendidikan agama Islam.

Peran Strategis Pesantren, Madrasah dan Sekolah Islam di Indonesia

Sri Haningsih

Abstrak

Peran pesantren telah lama diakui oleh masyarakat, demikian halnya dengan madrasah dan sekolah Islam misalnya tentang peradaban. Kepiawaian pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam memformulakan pemahaman dan pemikirannya sehingga melahirkan kultur yang mengadabkan manusia adalah potensi riil pesantren, madrasah dan sekolah Islam. Di era global kepiawaian, kultur dan peran strategis itu harus menjadi lebih dimunculkan, atau dituntut untuk dilahirkan kembali. Pesantren, madrasah dan sekolah Islam mempunyai reputasi tersendiri sebagai lembaga yang bercirikan agama Islam. Pertama, sebagai lembaga pendidikan. Kedua, sebagai lembaga lembaga sosial kemasyarakatan. Sebagai lembaga pendidikan karena pesantren madrasah dan sekolah Islam umumnya menyelenggarakan pendidikan. Bahkan karena memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan penyelenggaraan pendidikan lain. Sebagai lembaga sosial kemasyarakatan dibuktikan dengan diharapkannya kehadiran pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam masyarakat. Kehadiran di sini dimaksudkan dalam rangka changing and developing masyarakat. Pesantren, madrasah dan sekolah Islam di sini dianggap sebagai lambang permanensies seorang kiyai di komunitas, atau daerah tertentu. Di bidang ini pesantren, madrasah dan sekolah Islam sangat dikagumi karena pandai merubah perilaku masyarakat, memotivasi, atau melakukan perubahan-perubahan terhadapnya sekalipun terdapat keluhan akan adanya pesantren yang bersifat eklusif, tertutup dengan masyarakat lingkungannya, namun umumnya masyarakat sekitar pesantren mengalami perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya.

Kata kunci : peran, pesantren, madrasah, dan sekolah Islam.

Pengembangan Madrasah sebagai Pendidikan untuk Semua

Muzhoffar Akhwan

Abstract

Since the early 20th century, madrasah with its independent characteristics is accepeted by people gradually, as one of the Islamic education which plays an important role in the development and improvement of education quality in Indonesia. However its existence which is managed by people as much as 96% made it difficult to get its right to be supervised based on the letter of dicision from the Ministry of Religion.The government’s aid is very important for process of modernizing the school. The madrasah system was related to the school Islamic identity in facing the competition of education in global era.

Keyword: Islamic education, madrasah, education quality.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek Rekrutmen dan Seleksi)

Nanang Nuryanta

Abstrak

Pengelolaan sumber daya manusia adalah merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pendidikan secara umum. Oleh karena itu fungsi-fungsi dalam pengelolaan sumber daya manusia harus dilaksanakan secara optimal sehingga kebutuhan yang menyangkut tujuan individu, perusahaan, organisasi ataupun kelembagaan dapat tercapai. Disamping itu dengan prosedur pengelolaan sumber daya manusia yang baik diharapkan kekurangan dan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu yang terkait dengan kemampuan daya saing dapat teratasi. Suatu bukti bahwa bangsa Indonesia masih belum siap untuk bersaing dalam dunia global dapat dilihat dari kemampuan daya saing sumber daya manusianya. Tenaga ahli kita belum cukup memadai untuk bersaing di tingkat global. Dilihat dari pendidikannya, angkatan kerja kita saat ini sungguh memprihatinkan. Sebagian besar angkatan kerja (53%) tidak berpendidikan. Mereka yang berpendidikan dasar sebanyak 34%, berpendidikan menengah 11%, dan yang berpendidikan tinggi (universitas) hanya 2%. Padahal tuntutan dari dunia kerja pada akhir pembangunan pada jangka panjang II nanti mengharuskan angkatan kerja kita berpendidikan. Dari angkatan kerja yang ada hanya 11% saja yang tidak berpendidikan; 52% berpendidikan dasar; 32% berpendidikan menengah; dan 5% dari angkatan kerja harus telah berpendidikan universitas.

Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Pendidikan.

Pemberdayaan Pendidikan Islam Merespon Perkembangan Teknologi Informasi

Fathul Wahid

Abstrak

Pendidikan Islam tidak dipungkiri memiliki peran yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meskipun demikian, keberadaan pendidikan Islam saat ini nampaknya sudah mulai kurang menarik minat umat. Kondisi ini membutuhkan respon yang aktif-kreatif untuk memberdayakan pendidikan Islam untuk merespon perkembangan lingkungan, termasuk perkembangan teknologi informasi (TI). Tulisan ini menjelaskan potensi TI yang bisa dimanfaatkan oleh pendidikan Islam, baik sebagai lembaga pendidikan Islam maupun sebagai pengajaran Islam. Agenda aksi yang bisa dilakukan oleh pendidikan Islam untuk merespon perkembangkan TI dipresentasikan dalam akhir tulisan ini.

Kata kunci: pendidikan Islam, teknologi informasi, e-learning.

Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan yang Bermutu

Hujair A. H. Sanaky

Abstrak

Mutu pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan dan diupayakan untuk dicapai, sebab pendidikan akan menjadi sia-sia bila mutu proses dan lulusannya rendah. Lebih parah dan menyedihkan lagi jika out put pendidikannya menambah beban masyarakat, keluarga, dan negaranya. Masyarakat dan berbagai lembaga pendidikan Islam berkeinginan untuk menjadikan pendidikan Islam sebagai salah satu pendidikan alternatif. Pemikiran semacam ini memerlukan paradigma baru untuk meningkatkan kualitan pendidikannya, diperlukan penataan program pendidikan Islam mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi dan metode, manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas, dana, dan dukungan pemerintah dan penerimaan masyarakat terhadap prodak pendidikan Islam.

Kata Kunci: Pendidikan Islam yang mutu dan unggul

Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan

Ratna Syifa’a Rachmahana

Abstrak

Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis. Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik. Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun senantiasa berubah.

Kata kunci: psikologi, humanistik, pendidikan

Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era Pluralitas Agama

Ruslan Ibrahim

Abstrak

Problem utama kehidupan dalam era pluralitas agama adalah terjadinya konflik, baik antar individu maupun kelompok. Konflik bisa disebut sebagai entitas yang abadi dalam setiap perbedaan. Karena itu, menghilangkannya semasih ada perbedaan adalah “mustahil”, tetapi yang bisa dilakukan adalah meminimalisir. Strateginya adalah penerapan pendidikan multikultural dalam kurikulum, selain adanya kesepakatan dialog dari kalangan yang berbeda. Namun, perlu ditegaskan bahwa sesuai dengan peran dan fungsi pokok pendidikan sebagai transfer nilai dan pengetahuan (transfer of values and knowledge), maka pendidikan multikultural merupakan jalan yang lebih signifikan dibanding dengan strategi lain, karena pendidikan multikultural memiliki cita-cita ideal, yaitu terwujudnya perdamaian, keadilan, dan persaudaraan sosial, anti konflik, kekerasan, dan diskriminatif.

Kata Kunci: Pluralitas Agama, Konflik dan Pendidikan Multikultural

Book Review: Mengawal Reformasi Pendidikan “Manajemen Berbasis Sekolah” dengan Lembaga Penegak Independen

Muhammad Anas

Tulisan ini merupakan hasil resensi dari karya Dr. H.M. Zainuddin M.Pd yang berjudul Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah. Buku yang ditulis Dr. H.M. Zainuddin M.Pd merupakan revisi, editing dan penambahan dari Disertasi penulis pada Program Pascasarjana (D-3) Ilmu-ilmu Sosial Universitas Merdeka Malang dengan Judul Reformasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Kajian Makna atas Kebijakan Biaya Pendidikan di SMUN 1 Blitar. Dan juga merupakan eksplorasi dari hasil penelitiannya tentang faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dan faktor faktor sebagai penyebab penyimpangan atas kebijakan nasional “Reformasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah” yang telah diterapkan oleh SMUN 1 Blitar dalam kegiatan pendidikan di Kota Blitar. Fokus penelitian Dr. H.M. Zainuddin M.Pd ini diarahkan pada Kritik Kurikulum dan Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah yang belum mengarah pada ide-ide dasar MBS itu sendiri, yang kemudian menyebabkan peningkatan mutu pendidikan belum bisa tercapai secara optimal.