UII Juara Umum FKA UGM 2016

UII Juara Umum FKA UGM 2016

Kontingen Universitas Islam Indonesia (UII) meraih prestasi gemilang sebagai Juara Umum dalam Festival Kebudayaan Arab (FKA) Universitas Gadjah Mada (UGM) 2016. Even yang gelar dua tahunan dengan tema “Simfoni Arab dalam Parade Seni dan Budaya” tersebut diadakan pada Jumat-Senin, 27-30 Muharram 1438 H/28-31 Oktober 2016. Read more

UII Kembali Raih Juara Umum di FJA UIN Malang

UII Kembali Raih Juara Umum di FJA UIN Malang

Setelah minggu sebelumnya meraih Juara Umum di Festival Kebudayaan Arab (FKA) UGM, kontingen Universitas Islam Indonesia (UII) kembali dinobatkan sebagai Juara Umum di Festival Fazirah Arab (FJA) 2016 yang diadakan oleh Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Read more

Dua Wakil UII menjadi Presenter AICIS 2016

Dua Wakil UII menjadi Presenter AICIS 2016

Salah satu gelaran penting dan prestisuis di Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) setiap tahunnya adalah Konferensi Internasional yang disebut Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). AICIS merupakan forum tahunan yang mempertemukan para pakar, akademisi, peneliti, serta pengkaji ilmu-ilmu keislamanan lainnya dari seluruh perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri. Read more

Untuk memantapkan riset keprodian, Program Studi (Prodi) Syari’ah (Hukum Islam) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan benchmarking tentang Studi Wakaf di Malaysia. Benchmarking difokuskan di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Senin, 9 Muharram 1438 H/10 Oktober 2016. Read more

Selama ini Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Pusat Dakwah dan Pelayanan Masyarakat (PDPM) Fakultsa Ilmu Agama Islam (FIAI) telah menjalin hubungan baik dengan Atase Agama (al-Mulhaq ad-Diiny) Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Jakarta. Kerjasama tersebut telah memberian manfaat yang positif bagi UII. Read more

Sebanyak 122 mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) telah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II di beberapa sekolah/madrasah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). PPL dilakukan selama 2 bulan, terhitung mulai Senin, 27 Syawwal 1437 H/1 Agustus 2016-Jumat, 28 Dzulhijjah 1437 H/30 September 2016.

122 Mahasiswa PAI FIAI Selesaikan PPL II
Read more

Setelah melalui seleksi yang ketat, Eva Fadhilah, mahasiswa Program Studi (Podi) Syari’ah Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) terpilih untuk mengikuti Leadership Training di Deakin University, Australia. Eva Fadhilah tergabung dalam Students Mobility Program (SM-Pro) 2016 yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).

3-2Seleksi SM-Pro 2016 diikuti oleh lebih dari 5000 peserta dari berbagai universitas. Namun yang tersaring untuk 2016 ini sebanyak 26 mahasiswa dan Eva Fadhilah adalah salah satunya. Eva, begitu dia biasa disapa, berada di Australia selama 7 hari, 29 Muharram-05 Shafar 1438 H/Ahad-Sabtu, 30 Oktober-05 November 2016.

Selama di Deakin University, Eva belajar tentang Australian Education System yang disampaikan oleh Prof. Christine Ure. Selain itu, dia belajar tentang Multiculturalism in Australia yang disampaikan oleh Assc. Professor Katya Johanson. Tentu saja masih banyak materi yang lain. Disamping mendapatkan materi di kelas juga ada sesi diskusi dan kunjungan ke beberapa lokasi di Melbourne.

Eva bersyukur dapat mengikuti program tersebut dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung. Khususnya orang tua, kementerian agama, dan tentu saja Universitas Islam Indonesia (UII). “Semoga bisa membanggakan prodi dan memotivasi mahasiswa lain untuk mengasah ilmunya di dalam dan di luar negeri,” tutur Eva yang Mei lalu mengikuti International Conference di Turki.

Lebih lanjut menurut Eva, program yang diikutinya sangat bermanfaat dan memberikan pelajaran yang sangat berharga. Sementara itu, Dekan FIAI Dr. Tamyiz Mukharrom, MA., mengapresiasi prestasi salah satu mahasiswanya. “Mahasiswa/i berprestasi internasional perlu didorong terus dan diberikan apresiasi,” tuturnya. (Samsul Zakaria/MSI)

Dalam undang-undang disebutkan bahwa dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama yaitu untuk mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

2-2Dalam hal penelitian, seorang dosen dituntut untuk memiliki kemampuan dalam penulisan jurnal internasional. Hal ini untuk mendukung penilaian kualitas perguruan tinggi yang salah satu ukurannya adalah jumlah publikasi di jurnal internasional.

Sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah publikasi internasional dan juga dalam rangka meraih akreditasi internasional, Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan Workshop Strategi Menembus Jurnal Internasional.

Workshop berlangsung di Ruang Sidang FIAI, Sabtu, 07 Muharram 1438 H/08 Oktober 2016. Lebih lanjut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional yang terindeks lembaga-lembaga pengindeks bereputasi seperti Scopus serta ber-impact factor tinggi.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidangnya. Untuk sesi pertama disampaikan oleh Hilman Latief, MA., Ph.D., seorang Ahli Filanthropy Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sesi kedua dilanjutkan dengan pemateri dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Euis Nurlaelawati, Ph.D.

Acara berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 13.30 yang diikuti oleh dosen muda dari 3 prodi di lingkunagan FIAI yakni Prodi PAI, Syari’ah (Hukum Islam), dan Ekonomi Islam. Dalam kesempatan tersebut Kang Hilman, panggilan akrab untuk pemateri pertama, menyampaikan beberapa poin penting terkait stategi untuk menembus jurnal internasional seperti Scopus, Google Scholar, Thomson, Reuters, Academia Edu, dan lain-lain.

Strategi peningkatan publikasi yang bisa dijalankan adalah dengan menentukan target tahun depan misalnya minimal 1 prodi 3 jurnal harus terbit. Selanjutnya tradisi peer review perlu dibangun dan tidak instan. Terakhir dosen diberi waktu penuh di waktu tertentu untuk fokus riset.

Sementara itu Euis Nurlaelawati, Ph.D., lebih menekankan pada cara penulisan jurnal internasional. Beliau memaparkan tentang persyaratan suatu kajian ilmiah yang meliputi penggunaan bahasa yang tepat (diksi), pemilihan masalah yang jelas, penggunaan teknik analisis data yang sesuai, dan pengambilan dasar karya-karya ilmiah yang sesuai untuk dijadikan sebagai rujukan. (Samsul Zakaria/PAI)

Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Terlebih karena Indonesia adalah bangsa yang multikultural (beragam budaya). Benar bahwa Islam itu satu. Namun dalam tataran praktis, implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan suatu bangsa menjadi bermacam-macam. Implementasi tersebut baik konteks sosial, budaya, politik, ekonomi, dan seterusnya.
1Berkenaan dengan itu sebanyak 20 mahasiswa dari Universiti Malaya (UM) Malaysia melakukan program kunjungan akademik (academic visit) ke Universitas Islam Indonesia (UII). Rombongan mahasiswa UM diketuai oleh Ahmad Mustaqim bin Ahmad Rosli. Mereka akan berada di Yogyakarta selama 16 hari, 5-30 Muharram 1438 H/16-31 Oktober 2016.

Selama berada di UII mereka akan mendapatkan kuliah dari para dosen UII khususnya dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI). Materi kuliah dirancang untuk mendeskripsikan tema program yaitu “Islam in Indonesia as a Multicultural Country”. Selain kuliah, mereka juga akan melakukan sosial engangement di Dewa Wisata Petung, Pagerjurang. Selebihnya, mereka juga akan mengunjungi beberapa tempat wisata di Yogyakarta.

Penyambutan secara resmi sekaligus pembukaan program dilaksanakan di Ruang Sidang FIAI, Senin, 16 Muharram 1438 H/17 Oktober 2016. Dalam sambutannya, Wakil Dekan FIAI Dra. Sri Haningsih, M.Ag., berharap program yang baru kali pertama dilaksanakan tersebut dapat berlanjut. Khususnya agar mahasiswa FIAI dapat juga berkunjung ke UM. “Sehingga ada timbal balik dari program yang baik ini,” harapnya.

Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc., menyambut baik kehadiran mahasiwa dari UM ke UII. Dalam sambutannya, rektor menceritakan selayang pandang tentang UII. Secara khusus rektor mendukung program international mobility (mobilitas internasional) mahasiswa baik yang incoming (ke UII) atau outgoing (ke luar UII). Rektor berharap dengan program ini mahasiswa UM dapat memahami Islam di Indonesia dengan baik.

Program tersebut terlaksana atas kerjasama FIAI, International Program (IP) UII, dan Direktorat Pemasaran, Kerjasama, dan Alumni (DPKA) UII. Selama di UII mahasiswa UM didampingi oleh buddies dari Tim Marketing dan Communication (Marcom) FIAI. Dengan pola demikian maka mahasiswa UII khususnya FIAI juga turut berperan aktif dalam program tersebut.

Secara umum, program berjalan dengan baik. Penutupan secara resmi dilakukan pada Jumat, 27 Muharram 1438 H/28 Oktober 2016 di Ruang Sidang FIAI. Saat penutupan ditampilkan Tari Jawa dari alumnus IP UII, penampilan Tari Boria dan Tari Indang dari mahasiswa UM.(Samsul Zakaria)

Pola relasi rakyat-negara adalah satu hal yang menarik untuk diteliti. Menarik dalam konteks latar belakang historis terciptanya pola relasi tersebut dan juga dalam konteks implementasi dari pola dimaksud. Termasuk dalam hal ini sebagaimana yang terjadi di Indonesia. Setelah era reformasi terjadi perubahan pola relasi rakyat-negara dimana rakyat kuat dan negara kuat.

1“Di satu sisi istilah negara kuat bermakna negatif,” tutur Dr. Drs. Yusdani, M.Ag., dalam Diskusi Menyambut Doktor FIAI, di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), Kamis, 13 Dzulhijjah 1437 H/15 September 2016. Namun maksud negara kuat, tambah Yusdani, adalah negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsi rasional dan etiknya mendapat dukungan rakyat tanpa harus mempergunakan daya paksanya terhadap rakyat.

Sementara maksud rakyat kuat adalah rakyat yang aktif, mandiri, dan berdaya dalam menghadapi dan mengatasi persoalan kehidupan. Baik secara ekonomi, politik, agama, budaya, dan lain-lain tanpa harus selalu bergantung kepada negara. Gagasan dimaksud, menurut Yusdani, berangkat dari pemahaman ajaran Islam baik secara etis-substantif maupun legal-formalistik.

Yusdani adalah Dosen Tetap Program Studi Syari’ah (Hukum Islam) yang meraih gelar doktornya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ujian dan promosi terbuka telah dilaksanakan, Senin, 12 Dzulqa’dah 1437 H/15 Agustus 2016. Selanjutnya Yusdani disambut secara resmi oleh FIAI melalui Diskusi Ilmiah dengan mengangkat disertasinya di UIN Sunan Kalijaga.

Judul disertasi dimaksud adalah Respon Pemikiran Islam terhadap Perubahan Relasi Rakyat dan Negara di Indonesia Era Reformasi. Latar belakang disertasi tersebut adalah pemikiran Islam di Indonesia yang seolah-oleh terisolasi dari dinamika kehidupan yang mengitarinya. “Selain itu juga seakan-akan pemikiran Islam tidak berkontribusi dalam merespon proses demokratisasi berdasarkan agama yang dianjutnya,” kata Yusdani dalam diskusi yang dimoderatori oleh Krismono, SHI., MSI., tersebut.

Bertitik tolak dari hal tersebut, Yusdani ingin menelaah bagaimana pemikiran Islam diartikulasikan dan diimplementasikan umat Islam dalam merespon perubahan relasi rakyat-negara di Indonesia era reformasi. Yusdani menambahkan bahwa penelitiannya tersebut masuk dalam ranah kajian politik Islam (siyaasah) kontemporer. Bila kajian siyaasah selama ini lebih banyak bersifat teoritis maka yang dilakukannya sudah bersifat praktis.

Ketua Program Studi Syari’ah, Prof. Dr. Amir Mu’allim, MIS., dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada Yusdani atas gelar doktor yang diraihnya. Menurut Amir, budaya penyambutan doktor dengan diskusi ilmiah adalah hal positif yang perlu dilestarikan. Dia berpesan kepada Yusdani untuk meneruskan rihlah ilmiahnya sampai meraih guru besar. “Sebab Pak Yusdani potensial untuk meraih guru besar,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Dekan FIAI, Dra. Sri Haningsih, M.Ag., turut menyampaikan ucapan selamat. Lanjutnya, topik disertasi Yusdani selaras dengan rencana strategis (renstra) UII tentang implementasi nilai-nilai Islam. Lebih mengerucut dia sampaikan bahwa turunan renstra tersebut adalah bagaimana merespon isu-isu keislaman kontemporer. Oleh karena itu, diskusi tersebut menarik untuk diikuti dan disimak dengan baik. (Samsul Zakaria/Syari’ah)