Himpunan Mahasiswa Ahwal Syakhshiyah (HMAS) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII Yogyakarta menyelenggarakan volunteer di Panti Asuhan Al Hikmah Sejalan Cangkringan, Sleman, Sabtu, 4 Oktober 2025 . Kegiatan mengusung tema “Lima Sahabat Terbaikku: Petualangan Menjadi Anak Sholeh dengan Rukun Islam”, sebagai wujud dari program kerja Bidang Keilmuan HMAS. Perjalanan dimulai dengan keberangkatan tim HMAS dari kampus UII Yogyakarta menuju lokasi  Panti Asuhan Al Hikmah. Setibanya di panti diadakan briefing singkat untuk memantapkan teknis dan memastikan seluruh anggota memahami peran masing-masing.

Ketua panitia kegiatan ini Fatin selaku Ketua Pelaksana, membuka acara sekaligus sambutan.
“Tujuan utama kegiatan adalah memberikan edukasi keislaman yang menyenangkan, membangun kedekatan emosional dengan anak-anak panti, serta memperkuat hubungan antara kampus dan masyarakat sebagai bagian dari pengabdian berkelanjutan,” katanya. Selain itu Fatin juga  menekankan pentingnya menanamkan nilai keislaman sejak dini serta apresiasi atas inisiatif mahasiswa dalam menunjukkan kepedulian sosial. Dari Panti Asuhan Al Hikmah, Fanani Luqman Nafidin juga memberikan tanggapan mewakili pengasuh panti.

Tim HMAS FIAI UII memulai acara dengan sesi perkenalan. Anak-anak asuh panti asuhan didotong memperkenalkan diri sambil bernyanyi bersama, disusul perkenalan dari para mahasiswa. Harapannya, kedekatan terbangun secara natural, membuat interaksi untuk meningkatkan keakraban.

Memasuki acara inti, Lena perwakilan dar HMAS membawakan materi tentang Rukun Islam dengan pendekatan interaktif. Anak-anak diajak berdiskusi mengenai lima pilar utama Islam mulai dari syahadat, salat, puasa, zakat, hingga haji, dengan penjelasan yang disederhanakan agar mudah dipahami. Antusiasme mereka terlihat saat sesi tanya jawab dimulai. Anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat diberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi.

Selanjutnya, memasuki sesi melukis gypsum. Setiap anak asuh panti mendapatkan potongan gypsum berbentuk hewan, kendaraan, atau pesawat, lengkap dengan tiga warna cat. Anak-anak dibebaskan mengekspresikan kreativitasnya, sementara mahasiswa HMAS mendampingi dan membantu mencampur warna.

Di akhir acara, panitia mengajak seluruh peserta untuk berdoa bersama sebagai wujud syukur atas kelancaran kegiatan. Momen ditutup dengan sesi foto bersama yang merekam senyum bahagia anak-anak panti sepanjang kegiatan.

Menurut Fatin, melalui kegiatan volunteer ini, HMAS FIAI UII Yogyakarta menegaskan bahwa proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk belajar tentang empati, tanggung jawab sosial, dan nilai berbagi secara langsung melalui interaksi dengan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus menebarkan manfaat dan kebaikan di berbagai kesempatan.

Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Program Magister Ilmu Agama Islam dan Program Doktor Hukum Islam menyelenggarakan kuliah pakar, soroti kondisi tingginya angka perceraian di Indonesia. Dalam kegiatan yang sama, juga dilaksanakan Pelantikan Pengurus HISSI DIY  periode 2025-2029, Selasa (20/5/2025), di Gedung KHA. Wahid Hasyim Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang km 14 Sleman.

Kuliah pakar mengusung tema “Tantangan Ketahanan Keluarga Sebagai Miniatur Ketahanan Bangsa di Era Global”, kerjasama Program Magister Ilmu Agama Islam dan Program Doktor Hukum Islam, FIAI UII. Sebagai narasumber kuliah pakar, Khoiriyah Roihan, S.Ag., M.H, Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta, serta narasumber berikutnya, Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A., M.M. Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

Kuliah pakar dan pelantikan, didahului sambutan Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni., MA sekaligus membuka acara.
”Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indonesia memang aktif terhadap berbagai persoalan terutama berkenaan isu-isu nasional. Semoga misi ini lebih responsif, agresif dan lebih prospektif. Ini merupakan asosiasi modern,” kata Asmuni.

Asmuni tambahkan bahwa HISSI tentu akan responsif, melahirkan metodologi syariah terutama ketahanan rumah tangga, yang menjadi tema diskusi pada acara seminar iniKenapa ketahanan rumah tangga selalu dikaitkan dengan kebutuhan material, sehingga alasan perceraian karena tekanan ekonomi. Padahal mereka bercerai karena tidak memiliki kekayaan cinta.

Selesai sambutan, dilanjutkan dengan pelantikan pengurus Himpunan Ilmuan dan Sarjana Syariah Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh Ketua Umum HISSI, Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A., M.M. Terpilih sebagai Ketua HISSI DIY, yakni Prof. Dr. Drs. Yusdani, M.Ag, dosen FIAI UII.

Acara dihadiri oleh Dekan FIAI, juga Dr. Anisah Budiwati, S.H.I., M.S.I.Dr. Anisah Budiwati, S.H.I., M.S.I Ketua Program Studi Doktor Hukum Islam, Dzulkifli Hadi Imawan, Lc, M.Kom.I, Ph.D, Ketua Program Magister Ilmu Agama Islam, Prof. Dr. Drs. Yusdani, M.Ag calon Ketua HISSI DIY didampingi segenap calon pengurus DIY. Kuliah pakar juga diikuti oleh mahasiswa program magister dan doktor FIAI UII.

Khoiriyah Roihan, S.Ag., M.H, Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta mengawali penyampain materi dengan membahas ketahanan keluarga tidak sekadar soal menjaga keutuhan rumah tangga, melainkan juga menyangkut kemampuan keluarga beradaptasi dan berkembang menghadapi tekanan emosional, sosial, ekonomi, dan spiritual.

“Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Ketika keluarga goyah, maka ketahanan sosial dan nasional pun rentan,” tegasnya. Ia juga menyoroti peran strategis Pengadilan Agama di Indonesia dalam memperkuat ketahanan keluarga melalui mediasi, penyuluhan, dan penegakan hukum yang adil.

Khoiriyah Roihan sampaikan 3 faktor dari data BPS faktor yang mempengaruhi angka perceraian, yakni faktor usia pernikahan. Pasangan menikah muda beresiko lebih tinggi, serta tingkat pendidikan di mana ada korelasi dengan tingkat pendidikan pasangan serta kondisi ekonomi. “Perceraian lebih banyak pada ekonomi menengah ke bawah,” kata Khoiriyah Roihan.
Khoiriyah Roihan juga ulas tentang data statistik di atas menjadi indikator penting bagi pengadilan agama dalam merumuskan kebijakan dan program intervensi untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga adalah kemampuan sebuah keluarga untuk bertahan, beradaptasi dan berkembang menghadapi berbagai tekanan dan tantangan, baik internal maupun eksternal. Ini mencakup aspek emosional, ekonomi, sosial dan spiritual. Keluarga yang tangguh menjadi pilar utama dalam menjaga kesejahteraan dan stabilitas masyarakat.

Cultural Exchange Program FIAI UII – Duy Tan University, di Da Nang, Vietnam (foto: Rifqi/Maulida)

Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII)  berkolaborasi dengan Duy Tan University Vietnam (DTU) selenggarakan Cultural Exchange Program. Kerjasama kedua universitas dalam bentuk pertukaran budaya, berlangsung 6-9 Mei 2025 di Da Nang, Vietnam.  Delegeasi FIAI UII ke Vietnan, terdiri dari  8 mahasiswa didampingi 2 dosen FIAI yakni Dr. Maulidia Mulyani dan Rizqi Anfanni Fahmi, SEI., M.SI.

“Implementasi program pertukaran budaya ini menjadi wadah kolaborasi akademik dan pengenalan budaya antara Indonesia dan Vietnam. Selama kegiatan, para mahasiswa dibagi dalam empat kelompok diskusi dengan tema pariwisata, kuliner, seni, dan bahasa. Setiap kelompok melakukan diskusi mendalam dan mempresentasikan hasilnya di hadapan peserta lain, sehingga tercipta pertukaran ide dan pemahaman lintas budaya yang konstruktif,” kata Rizqi Anfanni Fahmi, SEI., M.SI, dosen Prodi Ekonomi Islam, FIAI UII.

Acara pembukaan ‘UII – DTU Cultural Exchange Program di Vietnam’ dibuka oleh Professor Lim Sang Taek selaku Vice Provost Duy Tan University, dilanjutkan dengan sambutan dari FIAI UII yang disampaikan oleh Dr. Maulidia Mulyani. Dalam sambutan kedua belah pihak, sepakat bahwa pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan wawasan global bagi mahasiswa dan dosen untuk memajukan iklim akademik yang mengglobal.

Salah satu bentuk kerjasama UII dan DTU di Vietnam, dengan penyelenggaraan kuliah umum guest lecturer, dosen FIAI UII yakni Dr. Maulidia Mulyani dan Rizqi Anfanni Fahmi memberikan kuliah bagi  30 mahasiswa DTU Vietnam. Dalam kesempatan ini, kedua dosen FIAI UII menyampaikan materi Cultural Tourism.
“Alhamdulillah, materi ini mendapat antusias cukup tinggi  dari sivitas akademika DTU Vietnam,  dan sebagai bentuk upaya untuk memperkaya wacana tentang potensi pariwisata berbasis budaya di kedua negara antara Indonesia dan Vietnam,” kata Dr. Maulidia Mulyani.

Selama berlangsungnya program, mahasiswa FIAI UII membaur dan bekerjasama dalam berbagai aktivitas dengan mahasiswa dan dosen  DTU Vietnam. Dari FIAI UII maupun DTU Vietnam memperkenalkan masing-masing budaya, sekaligus keunikannya. FIAI UII memperkenalkan budaya Indonesia, dari DTU memperkenalkan budaya Vietnam.
“Interaksi yang terjalin tidak hanya mempererat hubungan antar mahasiswa, namun juga membuka wawasan baru tentang keunikan budaya masing-masing negara. Tim Duy Tan University juga menunjukkan sikap yang sangat ramah dan kooperatif, sehingga seluruh rangkaian acara berjalan lancar dan penuh keakraban,” kata Rizqi Anfanni Fahmi, SEI., M.SI kepada media FIAI UII.

Tambahnya, melalui program ini, ada harapan nantinya FIAI dapat terus mendorong mahasiswa dan dosen untuk aktif dalam kegiatan internasional, memperluas jejaring akademik, serta meningkatkan pemahaman lintas budaya sebagai bekal menghadapi tantangan global. (IPK)

Dua dari kanan: Prof Dr. Drs. Yusdani, M.Ag. Tengah: Dr. Syaifulloh Yusuf, S.Pd.I., M.Pd.I (foto: Wigih EKIS)

Dalam rangka hari jadi Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) yang ke-82, diselenggarakan Majelis Tasyakuran Milad dan Halalbihalal, Kamis (15/5/2025) di Gedung KHA Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang km 14,4, Sleman.
Tasyakuran diselenggarakan atas peningkatan hasil akreditasi untuk beberapa prodi, serta untuk prestasi sumber daya manusia, berkenaan peningkatan jenjang karir akademik dan jenjang studi.

“Tujuan pemberian penghargaan dan penyampaian bingkisan, untuk meningkatkan semangat kerja dan motivasi dosen dan tenaga kependidikan untuk terus meningkatkan kinerja dan kualitas layanan. Selain itu unuk mendorong peningkatan disiplin dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan di FIAI,” kata Dr. Nur Kholis, S.Ag., SEI., M.Sh.Ec. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII disampaikan setelah acara.

Imbuhnya, dengan apresiasi positif diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan komitmen dosen dan tendik untuk mencapai standar kualitas yang tinggi juga memenuhi persyaratan akreditasi. Acara seremonial dengan menghadirkan seluruh sumber daya manusia FIAI UII, sebagai bentuk pengakuan dan wujud niat menghargai dedikasi dan komitmen dosen dan tenaga kependidikan (tendik) dalam mencapai akreditasi yang lebih baik dalam 1 tahun terakhir.

Predikat dosen terbaik diberikan kepada 3 dosen yang berprestasi secara akademis, serta untuk 3 tendik berdasar penilaian dan kedisiplinan.

Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni. M.A dalam kesempatan ini juga menyampaikan apresiasi berupa bingkisan kepada 2 dosen atas prestasi peningkatan jabatan akademik profesor juga dosen yang berhasil menyelesaikan jenjang studi doktor.
“Dengan pemberian apresiasi ini agar dapat memotivasi, sekaligus memberikan dorongan kepada yang lain untuk serta meningkatkan jabatan akademik dan jenjang studinya. Diharapkan para penerima penghargaan dapat memberikan contoh sekaligus sharing untuk kemajuan karir dosen lainnya,” kata Asmuni, setelah memberikan apresiasi kepada Prof Dr. Drs. Yusdani, M.Ag yang berhasil meraih gelar profesor, serta kepada Dr. Syaifulloh Yusuf, S.Pd.I., M.Pd.I yang berhasil meraih gelar doktor setelah menyelesaikan studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dr. Drs. Asmuni. M.A juga menyampaikan apresiasi atas hasil akreditasi untuk 3 program sarjana yang meraih predikat unggul, yakni Prodi Ahwal Syakhshiyah, Prodi Ekonomi Islam dan Prodi Pendidikan Agama Islam. Sehingga dalam 1 tahun terakhir seluruh prodi program sarjana di FIAI UII berhasil meraih predikat akreditasi ‘Unggul’. Untuk program magister, Dr. Asmuni juga menyampaikan apresiasi, karena Magister Ilmu Agama Islam FIAI UII berhasil meraih predikat akreditasi ‘Unggul’.

Serangkaian apresiasi juga berupa penyerahan bingkisan kepada 1 dosen dan 1 tendik yang akan beribadah haji ke Tanah Suci Arab Saudi, pada bulan ini. Menurut Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FIAI UII, setelah menyampaikan bingkisan.
“Penyampaikan penghargaan berupa bingkisan kepada dosen dan tendik yang akan berangkat ibadah haji ke Tanah Suci, sebagai bentuk penyemangat sekaligus doa bersama di hadapan seluruh SDM di FIAI UII. Hal ini juga sebagai pendorong bagi SDM yang belum mendapat giliran ibadah haji ke Tanah Suci, agar bisa merencanakan dengan baik, termasuk menabung dan memberikan prioritas yang lebih untuk ibadah ini,” kata Dr. Muhammad Roy Purwanto. (IPK)

FIAI UII

Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia UII) menyelenggarakan Pelatihan Dakwah Bil Lisan dan Motivasi Berbicara dalam Forum bagi tenaga kependidikan di tingkat fakultas, Selasa (29/4/2025) di Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI UII lantai 3, Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang km 14.4 Sleman. Sebagai narasumber yaitu Dr. Nur Kholis, S.Ag., SEI., M.Sh.Ec.

”Salah satu keberuntungan menjadi pembicara dan pendakwah adalah bisa sekaligus belajar, karena sebelum tampil bicara akan berusaha mempersiapkan diri, termasuk belajar kembali untuk pengayaan materi. Artinya semakin banyak menyampaikan ilmu artinya semakin menguasai ilmu,” kata Nur Kholis mengawali paparannya.

Imbuhnya, dengan menjadi pembicara dan pendakwah maka akan dipaksa kondisi untuk terus belajar, sampai menjadikan belajar sebagai kebutuhan yang sangat nikmat. Selain itu menjadi pendakwah selain meningkatkan semangat belajar juga memotivasi untuk mengamalkan dan menjaga diri agar walk the talk. Selain itu, menyebarkan ilmu sebagai pembicara dan pendakwah berpeluang meraih pahala yang tidak terputus oleh kematian.

“Ketika menjadi pembicara kita harus mengenali audiensnya, tapi tidak perlu risau terhadap kondisi audiensnya. Misal ada peserta yang lebih senior, atau gelar akademik lebih tinggi. Tidak usah gugup, tekankan pada diri sendiri bahwa kita lebih banyak menguasai materi, karena sudah belajar juga sebelumnya,” kata Dr. Nur Kholis.

Dr. Nus Kholis tambahkan ketika menjadi pembicara jadilah versi yang terbaik, mengerti dengan siapa berbicara, mengetahui apa yang mereka inginkan, mengetahui bagaimana memuaskan mereka dengan ide-ide kreatif dan solusi efektif dan mengetahui metode penyampaian yang audies sukai.

“Ada pengalaman ketika diminta menjadi pemateri dakwah kemudian malam sebelumnya saya siapkan kisi-kisi materi dengan tulis tangan di selembar kertas. Paginya saya bersiap berangkat menuju lokasi, dan mengambil kertas tulis tangan. Sampai lokasi saya tidak mengecek materi kertas, saat naik ke mimbar, saya mengambil kertas tulis tangan. Beta kagetnya, ternyata salah ambil kertas, yang terbawa bukan kisi-kisi materi yang sebelumnya saya tulis. Tapi karena saat menulis tangan saya berusaha menyimpan dalam ingatan, ternyata tanpa kisi materi pun bisa lancar saat berikan materi dakwah, “ kata Nur Kholis.

Pesannya, budaya menulis tangan beda dengan mengetik menggunakan komputer. Dengan upaya tulis tangan akan otomatis memaksa memori ingatan untuk merekam. Menulis tangan memaksa ingatan karena melibatkan proses kognitif yang lebih mendalam dibandingkan dengan mengetik. Gerakan menulis mendorong otak untuk memproses informasi, mengulanginya, dan membentuk koneksi yang lebih kuat dalam memori.

”Terbukti menulis tangan untuk materi sebelum menjadi pembicara, menjadikan memori ingatan jadi lebih tajam dan runtut ketika menyampaikan materi di depan publik,” kata Nur Kholis. (IPK)

Dr. Nurkholis

Menyemarakkan bulan Ramadhan 1446 hijriyah bertepatan 2025 masehi, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kajian menjelang buka bersama. Kajian membahas kitab Kunuzul Hasanat dengan narasumber Dr. Nur Kholis, SEI., M.Sh.Ec, Kamis (6/3/2025) di Auditorium Gedung KHA Wahid  Hasyim FIAI, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang km 14.4 Sleman.

“Allah subhanahu wa ta’ala, menyayangi hamba-Nya dengan di antaranya memberikan harta karun kebaikan yang luar biasa banyak, namun cukup ditebus dengan melakukan amalan yang hanya memakan waktu beberapa detik saja, misalnya membaca tasbih, tahmid, takbir masing-masing 33 kali setiap selesai salat fardu, dan dilengkapi dengan tahlil 1 kali, sehingga total 100 kali, maka akan diampuni kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan” ajak Dr. Nurkholis, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII.

Tambahnya, harta karun kebaikan berjumlah milyaran juga bisa diraih dengan mengamalkan secara istikamah mendoakan sesama mukmin dan mukminat ketika sedang berdoa. Namun, banyak orang luput untuk mendapatkan harta karun kebaikan yang disediakan Allah subhanahu wa ta’ala karena lalai untuk menjaga amalan-amalan sederhana yang tergolong kunuz al-hasanat atau harta karun kebaikan tersebut. Untuk itu, perlunya memperhatikan amalan-amalan yang mengandung kunuz al-hasanat tersebut, karena sangat efektif dan efisien untuk meraih bermilyar kebaikan setiap hari.

Selepas kajian dilanjutkan dengan buka bersama kurang lebih 100 peserta hadir, terdiri dari mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan. (IPK)

FIAI UII Ditunjuk Jadi Penyelamat Warga Binaan Lapas Narkotika dari Jurang Dalam nan Gelap

Menyambut bulan Ramadhan 1446 hijriyah Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Narkotika Klas IIA Yogyakarta menyiapkan program Pesantren Ramadhan bagi warga binaan pemasyarakatan putra. Rencananya program pesantrenisasi akan dilaksanakan sepanjang bulan Ramadhan 1446 hijriyah dengan pembina dari dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia, selain didukung berbagai instansi terkait.

Dalam menandai dimulainya program pesantren, LAPAS Narkotika 2A Yogya bekerjama dengan FIAI UII, diadakan acara pembukaan sekaligus penandatanganan nota kesepahaman kedua belah pihak, Rabu (26/02/2025). Kerjasama kedua belah pihak memiliki tujuan untuk peningkatan kualitas keagamaan bagi warga binaan yang sudah memenuhi kualifikasi, terdiri dari 120 peserta.

Sebelum seremonial pembukaan, diawali penayangan video Profil Pesantren At-Tawwabin Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta, berisi kiprah warga binaan yang menjadi santri pesantren lapas.

Program pesantren selama bulan ramadhan, dibuka oleh Kepala Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta Porman Siregar, AMd.I.P., S.H., M.H, sekaligus memberikan sambutan pembuka.
“Warga binaan di lapas narkotika 2A Yogya ini ibarat sedang jatuh ke lubang jurang yang dalam dan gelap, sehingga butuh penerangan, butuh cahaya, butuh jalan, butuh tali untuk keluar dari jurang. Nah, dari FIAI UII inilah yang akan membantu keluar dari jurang yang gelap. Makanya kesempatan pesantrenisasi dimanfaatkan sebaik-baik mungkin, jangan bermalas-malasan. Agar kelak jika sudah mengabdi di masyarakat, semua akan tahu, di lapas ini manusia bisa menjadi lebih baik, dan mengenal agama,” kata Porman Siregar.

Sambutan selanjutnya oleh Dr. H. Nur Kholis, S.Ag, S.E.I., M.Sh.Ec selaku Wakil Dekan FIAI UII, sekaligus memotiviasi warga binaan.
“Dengan pesantrenisasi di bulan ramadhan, saatnya dimanfaatkan sebaik mungkin. Hindari kegiatan yang tidak bermanfaat, hindari aktivitas yang tidak menjadikan diri kita lebih baik. Tinggalkan kegiatan yang sia-sia, karena sebaik-baik orang salah adalah yang bertaubat. Semoga nanti keluar dari lapas menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat di masyarakat,” kata Dr. H. Nur Kholis

Selepas acara sambutan, diteruskan dengan penandatanganan kerjasama antara FIAI UII dan LAPAS Narkotika Klas IIA Yogyakarta, dalam rangka pembinaan ilmu keagamaan bagi warga binaan pemasyarakatan selama bulan Ramadhan 1446 hijriyah, disaksikan Ketua Jurusan Studi Islam FIAI UII Dr. Anton Priyo Nugroho, S.E.,M.M juga wakil dari Kementerian Agama Sleman.

Dalam ranah implementasi, Ketua Jurusan Studi Islam UII, Dr. Anton Priyo Nugroho, S.E.,M.M menambahkan adanya penyempurnaan dari tahun sebelumnya.
“Dalam implementasi kerjasama FIAI UII dan Lapas Narkotika IIA Yogya pada tahun ini, akan ada beberapa penyempurnaan, menjadikan muatan materi dan metode lebih baik dari sebelumnya. Harapannya akan meraih hasil yang jauh lebih baik,” kata Dr Anton.

Sebelum sesi penutupan, diisi dengan penampilan warga binaan dengan Murrotal Qurani yaitu metode pembelajaran baca Al-Quran yang digunakan sebagai metode pembelajaran di dalam pesantren At-Tawwabin Lapas Narkotika IIA Yogya sejak tahun 2022. Setelahnya ditampilkan hadroh kelompok Sunan Tanbihun, merupakan seni musik warga binaan yang dibentuk tahun 2017.(IPK)

Penerimaan Mahasiswa Baru FIAI UII

Penerimaan Mahasiswa Baru FIAI UII

Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar A. Harris narasumber di FIAI UII (foto: IPK)

Suhu bumi yang kian meningkat, serta wacana pemerintah Republik Indonesia memberikan hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi di Indonesia, menjadikan banyak tanggapan dari para akademisi. Salah satunya Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI)  Universitas Islam Indonesia (UII)  menyelenggarakan diskusi internasional bertema Islam dan Kelestarian Alam, Kamis 13 Februari 2025.

Diskusi internasional menghadirkan 2 narasumber. Narasumber pertama, Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar A. Harris dari Pusat Kajian Tinggi Islam, Sains dan Peradaban Raja Zarith Sofiah (RZS-CASIS), Universiti Teknologi Malaysia. Narasumber kedua, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag, dosen FIAI UII. Diskusi diikuti oleh dosen FIAI di Ruang Dekanat lantai I, Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI Kampus Terpadu UII.

Diskusi internasional dibuka Dr. Drs. Asmuni, MA., sekaligus sampaikan sambutan pembuka. ”FIAI sering melakukan kunjungan ke Malaysia, dan dari Malaysia pun sering ke FIAI UII. Sehingga kemitraan FIAI dengan Malaysia termasuk bagus. Tahun 2023 ada diskusi rutin tentang lingkungan hidup, insya Allah beberapa bulan ke depan hasil diskusi bisa dipublikasikan. Selain itu tema MILAD UII tahun ini, UII Mengerti Bumi. Etika lingkungan hidup menjadi pos ulama-ulama  muslim sejak dahulu, tapi sayangnya di Indonesia, etika tentang lingkungan dan mengelolanya sering mengacu pada konsep barat. Kenapa? Mungkin karena ketidakmampuan eksplorasi turost yang berbicara tentang lingkungan,” katanya.

Diskusi diawali paparan Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar A. Harris. “Kita mempunyai tantangan yang besar saat ini, dihadapkan pendekatan yang ekstrim. Di negara barat, memiliki 2 pendekatan yang ekstrim, salah satunya antroposentrisme. Sejak abad ke-16 antroposentrisme muncul, dan dari sanalah revolusi industri. Dengan alasan itupulah mereka perlu penjajah, hingga ke Indonesia dan Malaysia. Jadi tidak benar penjajah datang untuk mendapatkan rempah, tapi sebenarnya datang untuk revolusi industri, mereka akan kuasai alam. Revolusi industri tidak akan berjalan tanpa kuasai dunia. Ini penting dipahami, bahwa antroposentrisme mengakar dalam budaya negara barat,” kata Dr. Khalif Muammar

Menurut Khalif, sejak tahun 1970-an hingga tahun 2023, suhu bumi terus meningkat dan terakhir tahun 2023 sudah meningkat 1,5 derajat, maknanya senantiasi meningkat. Pada tahun itu dianggarkan meningkat 1.5 deraja celcius, karena jika sudah melebihi itu misal 3 atau 4 derajat, maka sulit dihentikan, dampaknya akan banyak bencana. Kalau itu terjadi maka banyak bencana yang tidak akan dapat kita tangani. Tapi  justru yang dilakukan dunia justru greenwash dan retorika, ini menurut studi Kevin Anderson.

Khalif Muammar hadir di FIAI sekaligus membagikan buku karyanya yang berjudul, Islam harus memiliki solusi yang berbeda, itu antara pendorong saya menulis buku ini. Negara barat terbukti gagal, sehingga orang Islam tidak boleh begitu saja mengambil dari konsep yang gagal.

Khalif Muammar mencuplik dari pemikiran Kevin Anderson tahun 2023 yang terdiri beberapa kalimat, yang intinya menegaskan bahwa kita sedang menuju pemanasan 3 hingga 4°C di abad ini, suatu hal yang mutlak bencana iklim bagi semua spesies termasuk kita sendiri. Dan yang kami lakukan sejauh ini hanyalah memberi retorika dan optimisme dan greenwash. Kita sedang menghadapi kenaikan permukaan air laut yang sangat tinggi, mungkin 7-8 meter. Kita mengubah pola cuaca dan curah hujan serta penyerbukan serangga hasil panen kita. Semua ini menyebabkan bencana demi bencana. Kita berbicara tentang masyarakat runtuh di sini.

Selain itu, Khalif Muammar menegaskan adanya kegagalan penanganan alam dengan mencuplik dari statemen Kevin Anderson yang pernah mengatakan, Kevin  jujur dan berkata sebagai seseorang yang pernah bekerja di bidang perubahan iklim selama bertahun-tahun, prediksi terbaiknya mengatakan bahwa kita akan gagal. Tapi itu adalah pilihan untuk gagal. Politik para pemimpin, akademisi, dan jurnalisme telah berulang kali memilih untuk gagal dalam menangani iklim selama 30 tahun.

Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar A. Harris dan Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni, MA didampingi Dr. Nur Kholis, SEI., M.Sh.Ec.

Suhu bumi yang kian meningkat, serta wacana pemerintah Republik Indonesia memberikan hak pengelolaan tambang kepada perguruan tinggi di Indonesia, menjadikan banyak tanggapan dari para akademisi. Salah satunya Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI)  Universitas Islam Indonesia (UII)  menyelenggarakan diskusi internasional bertema Islam dan Kelestarian Alam, Kamis 13 Februari 2025.

Diskusi internasional menghadirkan 2 narasumber. Narasumber pertama, Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar A. Harris dari Pusat Kajian Tinggi Islam, Sains dan Peradaban Raja Zarith Sofiah (RZS-CASIS), Universiti Teknologi Malaysia. Narasumber kedua, Dr. Drs. Yusdani, M.Ag, dosen FIAI UII. Diskusi diikuti oleh dosen FIAI di Ruang Dekanat lantai I, Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI Kampus Terpadu UII.

Diskusi internasional dibuka Dr. Drs. Asmuni, MA., sekaligus sampaikan sambutan pembuka. ”FIAI sering melakukan kunjungan ke Malaysia, dan dari Malaysia pun sering ke FIAI UII. Sehingga kemitraan FIAI dengan Malaysia termasuk bagus. Tahun 2023 ada diskusi rutin tentang lingkungan hidup, insya Allah beberapa bulan ke depan hasil diskusi bisa dipublikasikan. Selain itu tema MILAD UII tahun ini, UII Mengerti Bumi. Etika lingkungan hidup menjadi pos ulama-ulama  muslim sejak dahulu, tapi sayangnya di Indonesia, etika tentang lingkungan dan mengelolanya sering mengacu pada konsep barat. Kenapa? Mungkin karena ketidakmampuan eksplorasi turost yang berbicara tentang lingkungan,” katanya.

Diskusi diawali paparan Assoc. Prof. Dr. Khalif Muammar A. Harris. “Kita mempunyai tantangan yang besar saat ini, dihadapkan pendekatan yang ekstrim. Di negara barat, memiliki 2 pendekatan yang ekstrim, salah satunya antroposentrisme. Sejak abad ke-16 antroposentrisme muncul, dan dari sanalah revolusi industri. Dengan alasan itupulah mereka perlu penjajah, hingga ke Indonesia dan Malaysia. Jadi tidak benar penjajah datang untuk mendapatkan rempah, tapi sebenarnya datang untuk revolusi industri, mereka akan kuasai alam. Revolusi industri tidak akan berjalan tanpa kuasai dunia. Ini penting dipahami, bahwa antroposentrisme mengakar dalam budaya negara barat,” kata Dr. Khalif Muammar

Menurut Khalif, sejak tahun 1970-an hingga tahun 2023, suhu bumi terus meningkat dan terakhir tahun 2023 sudah meningkat 1,5 derajat, maknanya senantiasi meningkat. Pada tahun itu dianggarkan meningkat 1.5 deraja celcius, karena jika sudah melebihi itu misal 3 atau 4 derajat, maka sulit dihentikan, dampaknya akan banyak bencana. Kalau itu terjadi maka banyak bencana yang tidak akan dapat kita tangani. Tapi  justru yang dilakukan dunia justru greenwash dan retorika, ini menurut studi Kevin Anderson.

Khalif Muammar hadir di FIAI sekaligus membagikan buku karyanya yang berjudul Etika Alam Sekitar dalam Islam. Menurutnya, Islam harus memiliki solusi yang berbeda, itu antara pendorong saya menulis buku ini. Negara barat terbukti gagal, sehingga orang Islam tidak boleh begitu saja mengambil dari konsep yang gagal.

Khalif Muammar mencuplik dari pemikiran Kevin Anderson tahun 2023 yang terdiri beberapa kalimat, yang intinya menegaskan bahwa kita sedang menuju pemanasan 3 hingga 4°C di abad ini, suatu hal yang mutlak bencana iklim bagi semua spesies termasuk kita sendiri. Dan yang kami lakukan sejauh ini hanyalah memberi retorika dan optimisme dan greenwash. Kita sedang menghadapi kenaikan permukaan air laut yang sangat tinggi, mungkin 7-8 meter. Kita mengubah pola cuaca dan curah hujan serta penyerbukan serangga hasil panen kita. Semua ini menyebabkan bencana demi bencana. Kita berbicara tentang masyarakat runtuh di sini.

Selain itu, Khalif Muammar menegaskan adanya kegagalan penanganan alam dengan mencuplik dari statemen Kevin Anderson yang pernah mengatakan, Kevin  jujur dan berkata sebagai seseorang yang pernah bekerja di bidang perubahan iklim selama bertahun-tahun, prediksi terbaiknya mengatakan bahwa kita akan gagal. Tapi itu adalah pilihan untuk gagal. Politik para pemimpin, akademisi, dan jurnalisme telah berulang kali memilih untuk gagal dalam menangani iklim selama 30 tahun. (IPK)

Dr. Asmuni, MA. Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam UII (foto: IPK)

Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) selenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan ProADM untuk pimpinan fakultas, prodi dan tenaga kependidikan. ProADM adalah sistem informasi adminisrasi akademik yang dikembangkan oleh FIAI UII, dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas layanan akademik, sehingga mahasiswa bisa melakukan aktivitas akademis dari manapun menggunakan perangkat yang terakses internet.  Sosialisasi dan pelatihan diselenggarakan di Laboratorium Komputer Gedung KHA Wahid Hasyim FIAI UII, Jumat 6 Desember 2024, dihadiri dekan, wakil dekan, ketua program studi dan tenaga kependidikan.

Dr. Asmuni, MA dalam sambutan pembukaan pelatihan dan sosialiasi kemukakan tentang paradigma pelayanan kekinian.
“Semua lembaga, baik yang bergerak bidang jasa atau bidang lainnya, berusaha merubah paradigma pelayanan dari tatap muka menjadi layanan melalui online. Namun ternyata dalam melayani secara online butuh skill tinggi. Bedakan skill dengan ilmu. Untuk itu sebagai aktor pelayanan akademik tentu harus meningkatkan kualitas pelayanan kita, agar pelanggan menjadi puas. Salah satunya kemampuan mengoperasikan aplikasi-aplikasi yang digunakan. Untuk itu marilah kita satukan pesepsi, untuk meningkatkan pelayanan, melalui sosialisasi dan pelatihan kali ini. Tegas bahwa melayani dengan baik adalah salah satu bentuk dari ibadah,” kata Dr. Asmuni.

Apa yang diutarakan Dekan FIAI, mendapatkan gayung sambut dari Prayitna Kuswidianta, Kepala Divisi Administrasi Akademik dan Teknologi Informasi.
“Sosialisasi ProAdm FIAI UII kali ini diselenggarakan untuk ketua program studi dan tenaga kependidikan. Pelatihan pemanfaatan ProADM juga menjaring masukan untuk pengembangan yang selama ini mendorong proses akademis program sarjana, nantinya hingga program magister dan doktor secara menyeluruh,” kata Kuswidianta.

ProADM dikembangkan menilik pada kebutuan FIAI UII untuk menyiapkan proses transformasi dari pola administrasi konvensional menuju digital.  Kesadaran stakeholder akan manfaat dan ProADM, sebagai bentuk upaya peningkatan berkelanjutan, sehingga perlu sosialisasi dan pelatihan secara estafet. Selain pada pelatihan kali ini, sudah diagendakan pelatihan berkelanjutan  seluruh SDM FIAI UII yang bersentuhan dengan proses bisnis lingkup akademik.  Upaya pelatihan berkelanjutan ini, menurut  Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FIAI UII,  Dr. H. Nur Kholis, S.Ag, S.E.I., M.Sh.Ec sebagai bentuk upaya transformasi.

“Transformasi digital di lingkungan FIAI terus dilakukan, di antaranya digitalisasi proses akademik dengan sistem informasi ProADM yang sudah diberlakukan, dan terus dilengkapi dan disempurnakan untuk mengakomodasi berbagai perkembangan. Diharapkan dengan Transformasi digital ini semakin meningkatkan kualitas proses akademik yang dilaksanakan sehingga membahagiakan semua stakeholder,” kata  Dr. Nur Kholis. (IPK)