Puasa Membentuk Pribadi Saleh

Husnaini FIAI UII

Puasa Membentuk Pribadi Saleh

Oleh: M. Husnaini

Beberapa konsep dalam Al-Qur’an, seperti birr, ihsan, khair, ma’ruf, termasuk juga shalih, diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai “baik/kebaikan”. Hal itu karena miskinnya bahasa Indonesia akan filosofi-nilai sebagaimana terkandung dalam bahasa Arab. Padahal, masing-masing kata tersebut mengandung makna yang tidak sama secara filosofis. Saleh, umpamanya, adalah kebaikan yang motivasinya adalah iman.

Kamus Bahasa Arab mengartikan saleh sebagai terhindar dari kerusakan atau keburukan. Saleh juga berarti bermanfaat. Dengan demikian, saleh adalah kebaikan yang terkait erat dengan hubungan sosial masyarakat. Tingkat kesalehan sebuah perbuatan ditandai dengan semakin banyaknya manfaat dan sedikitnya mudarat yang timbul. Orang saleh berarti orang yang ucapan, perbuatan, bahkan pikirannya terbebas dari kerusakan atau keburukan.

Ketika melakukan sebuah perilaku yang dianggap sebagai sebuah kebaikan, orang saleh masih harus menghitung kembali, apakah kebaikan yang akan dilakukan itu nantinya mendatangkan mudarat atau tidak. Dalam era media sosial, mereka yang doyan berkomentar waton suloyo, apalagi kerap mengunggah hoaks, fitnah, dan adu domba, jelas bukan pribadi saleh. Orang saleh menjauhkan diri dari unsur-unsur yang merusak.

Pribadi ada dua macam, yaitu saleh duniawi dan saleh ukhrawi. Yang pertama ialah orang yang berkepribadian baik sehingga banyak memberi manfaat bagi orang-orang dan alam di sekitarnya. Kesalehan duniawi berdimensi etis. Baik dan benar yang dilakukan hanya didasarkan atas pertimbangan akal. Orang yang memiliki kesalehan duniawi ini barangkali ada di semua tempat. Dia bisa saja seorang muslim atau bahkan ateis sekalipun.

Yang keren tentu saleh ukhrawi. Inilah kesalehan yang lahir dari iman. Kebaikan yang dilakukan bukan semata didorong pikiran sehat atau tuntutan etika, melainkan memang ekspresi ketaatan kepada Tuhan. Orang saleh tipe kedua ini, dalam setiap tindakannya, pasti selalu mengindahkan rambu-rambu agama. Puasa adalah salah satu bentuk kesalehan ukhrawi. Sebab, puasa ini berat. Tetapi karena ini perintah dari Allah, mau tidak mau, harus kita jalankan.

Ramadan adalah momentum untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan, serta membentuk pribadi yang lebih baik di hadapan Allah dan sesama manusia. Firman Allah dalam surah Al-Anbiya ayat 105, “bahwa bumi (surga) akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” Mudah-mudahan kita semua dimampukan oleh Allah menjadi individu-individu Muslim yang saleh secara duniawi maupun ukhrawi sehingga kita layak menjadi ahli waris surga sebagaimana disebut ayat di atas.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *