Jihad Melawan Diri Sendiri

Jihad Melawan Diri Sendiri - Husnaini - FIAI UII

Jihad Melawan Diri Sendiri

Oleh: M. Husnaini

Berbuat baik itu mudah. Yang sukar adalah berbuat baik kepada orang yang jahat kepada kita. Jangankan membalas kejahatan orang lain dengan kebaikan, lah menahan diri untuk tidak membalas secara sepadan saja beratnya minta ampun.

Berikut pesan Buya Hamka yang menarik kita renungkan:

“Memang sulit mengubah seorang musuh menjadi kawan, kemudian menjadi sahabat, memadamkan kemarahan hati dan mengubah muka marah dengan senyum, memberi maaf kesalahan, sehingga udara yang tadinya mendung menjadi terang benderang. Memang susah melakukan itu. Karena itu hanyalah pekerjaan orang yang hatinya memang hati waja, budinya budi emas; yaitu orang yang mempunyai kemauan besar dan cita-cita yang mulia. Memang susah. Tetapi menempuh kesusahan itulah yang harus kita coba, untuk kemuliaan jiwa kita sendiri.”

Kebanyakan orang begitu sibuk mengantisipasi musuh-musuh di luar diri, seperti rival kariernya, lawan politiknya, seteru komunitasnya, dan serupanya. Mereka lupa pada musuh paling berbahaya yang justru datang dari dalam diri sendiri. Itulah nafsu yang harus terus-menerus ditundukkan setiap menit, bahkan dalam hitungan detik.

Jika perang Uhud disebut jihad besar, perang melawan dorongan nafsu dikatakan jihad yang lebih besar. Dengan demikian, sepanjang perjalanan hidup, manusia dituntut waspada dan tidak boleh leha-leha. Terus waspada itulah takwa. Yaitu sikap selalu berjaga-jaga supaya hidup ini berjalan di atas perintah Allah dan terhindar dari larangan-Nya.

“Mintalah fatwa pada hatimu,” kata Rasulullah. Hati yang bersih dapat menjadi senjata ampuh untuk menaklukkan bisikan-bisikan jahat dari dalam diri. Karena itu, kata sebuah falsafah, “Manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan, tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih setia kepada hatinya sendiri.”

Modus bisikan-bisikan jahat itu semakin canggih seiring kemajuan zaman. Melawannya jelas merupakan jihad hidup yang paling panjang bagi manusia, siapa pun dia. Bahkan, jihad terberat manusia di era digital adalah selalu menahan diri untuk tidak mengunggah fitnah, gibah, hoaks, dan aneka informasi sampah meski dengan tujuan mulia.

Ramadan adalah training tahunan selama sebulan penuh untuk melatih ketangguhan diri menundukkan bisikan-bisikan nafsu itu. Semoga kita semua diberikan keberhasilan dan keberkahan.

 

Penerimaan Mahasiswa Baru FIAI UII

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *