Menjadi Insan Ulul Albab

Menjadi Insan Ulul Albab

Oleh: M. Husnaini

Pembahasan tentang Ulul Albab kian relevan di tengah maraknya praktik bernegara yang kerap mempertontonkan kontradiksi antara praktik pengejawantahan akal dan hati. Kita menyaksikan orang-orang cerdas yang terjerumus dalam korupsi dan kejahatan struktural, sementara mereka yang berhati baik justru lugu, kurang memahami, atau bahkan tak tertarik pada kajian ilmu.

Inilah yang diangkat Prof Mahfud MD dalam kajian FITRAH (Fokus Ilmu & Tarawih) di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia. Berikut adalah poin-poin yang sempat saya catat dalam kajian malam ketiga yang berlangsung sekitar 45 menit tersebut.

Ulul Albab, dalam bahasa Prof Mahfud MD, adalah orang yang akalnya sehat, kalbunya sehat. Jika akal sehat tapi kalbunya sakit, orang akan menjadi sangat berbahaya. Contohnya adalah orang yang mengoplos Pertamax dengan Pertalite.

Akal yang sehat selalu berpikir. Kalbu yang sehat selalu berzikir. Ulul Albab, sebagaimana dilukiskan dalam surah Ali Imran: 190-191, adalah mereka yang menyelaraskan akal dan hati dalam harmoni, sehingga mampu menangkap keindahan ciptaan Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Kata Prof Mahfud MD, sebab turun tersebut sangat mengharukan. Suatu pagi, Nabi tidak kunjung datang ke masjid sampai azan subuh berkumandang. Padahal rumah Nabi dan masjid terbilang dekat. Para sahabat gelisah. Bilal pun datang ke rumah Nabi, dan mendapati beliau menangis. Ditanya Bilal, Nabi menjawab bahwa beliau khawatir jika umat ini tidak menjadi Ulul Albab.

Nabi khawatir kalau umat ini berzikir saja tapi tidak berpikir. Hatinya hidup tapi tidak berilmu menyebabkan umat gampang ditipu dan dibohongi. Demikian pula sangat bahaya jika umat hanya sibuk berpikir tapi tidak berzikir, sebagaimana disebutkan di bagian atas.

Perintah berpikir mendorong orang terus mencari dan mengembangkan ilmu. Ini sangat penting bagi kehidupan. Namun, ilmu harus dikawal dengan agama. Dan itu hanya terjadi jika umat ini menghidupkan radar kalbu dengan terus berzikir.

Akhirnya, Ulul Albab adalah impelementasi dari kecerdasan intelektual dan spiritual secara bersamaan. Kita semua dituntut menjadi insan Ulul Albab, sebagaimana telah dirumuskan Universitas Islam Indonesia dalam kurikulumnya sebagai insan yang berkepribadian Islami, berpengetahuan integratif, berkepemimpinan profetik dan berketerampilan transformatif.

 

Penerimaan Mahasiswa Baru FIAI UII

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *