Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister (Prodi IAIPM) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi di Gedung KHA Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Rabu, 24 Juli 2024. Workshop diselenggarakan sebagai realisasi kerjasama antara Prodi IAIPM FIAI UII dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) DIY dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pengalaman praktis bagi para pendidik dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

Dalam sambutannya, Dekan FIAI UII, Dr. Drs. Asmuni, MA, mengucapkan selamat datang kepada para peserta dan memperkenalkan UII sebagai salah satu kampus swasta tertua di Indonesia. Selain itu juga menekankan pentingnya implementasi Kurikulum Ulil Albab yang diusung UII,  dengan fokus penekanan integrasi ilmu pengetahuan dan spiritualitas. “Keunggulan UII terletak pada pendekatan kurikulum yang menggabungkan aspek intelektual dan nilai-nilai keislaman, menjadikannya tempat yang ideal untuk mengembangkan potensi mahasiswa secara holistik,” jelasnya.

Sebagai narasumber workshop, Dr. Mohamad Joko Susilo, M.Pd., menyampaikan materi mengenai konsep dan aplikasi pembelajaran berdiferensiasi dalam lingkungan pendidikan yang semakin beragam. Menurut Joko, pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya penting dalam menjawab tantangan pendidikan saat ini, di mana guru diharapkan mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan latar belakang, minat, dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda.

Dalam paparannya, Joko menekankan bahwa peran guru tidak lagi sekadar mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi juga harus mampu memahami dan mengelola perbedaan individu di dalam kelas. “Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi masing-masing sesuai dengan kesiapan dan minat mereka,” ujar Joko.

Ia juga menekankan pentingnya pemetaan standar kompetensi, asesmen minimal, dan merdeka belajar sebagai kerangka dasar dalam pembelajaran paradigma baru. Hal ini memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri.

Joko menggarisbawahi bahwa guru perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti latar belakang sosial, minat, serta gaya belajar siswa dalam memilih strategi pembelajaran. “Pembelajaran yang sukses adalah yang dapat merangkul keberagaman siswa dan memastikan setiap individu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya,” tambahnya.

Workshop ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi para pendidik untuk lebih memahami pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dan mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah masing-masing. (*)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *