Jangan Bersedih Hati

Hakikat seorang muslim adalah percaya bahwa Allah akan selalu memberikan petunjuk. Menjalani hidup dengan keyakinan bahwa Allah adalah Al-Aziz, dzat Yang Maha Perkasa, pasti membantu hambaNya. Serta yakin, Allah senantiasa membersamai kita akan memberikan rasa tenang dalam menjalani kehidupan.

Tentu sebagai makhluk, manusia tidak lepas dari berbagai kondisi perasaan yang berubah-ubah. Perasaan senang jika mendapatkan yang diinginkan, perasaan sedih dan kecewa saat mendapatkan yang tidak sesuai harapan atau perasaan gelisah atas sesuatu yang belum terjadi. Perlunya merujuk Firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 40 yang artinya “Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, ‘Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Penggalan kalimat pada Surat At-Taubah ayat 40 “la tahzan innallaha ma’na” adalah penghiburan bagi seorang muslim, sekaligus pengingat bahwa Allah senantiasa membersamai hambanya dalam keadaan suka maupun duka.
Kesedihan atas cobaan yang dihadapi di dunia bersifat sementara, maka percaya bahwa Allah akan memberikan pertolongan adalah bentuk keyakinan untuk terus bersabar di jalan yang telah Allah tentukan. Berserah diri atau tawakal adalah mempercayai bahwa segala yang terjadi merupakan rencana terbaik Allah untuk hambaNya. Kesabaran tidak hanya menahan diri dari keluh kesah, tapi meyakini bahwa setiap hal yang terjadi memiliki hikmah. Tidak perlu marah, tidak perlu mempertanyakan kehendak Allah, fokus pada usaha untuk mengambil hikmah di setiap ujian yang dihadapi. Sabar juga berupa tindakan tidak menyerah pada keputusasaan. Tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena dalam jalan sabar, Allah akan memberikan jalan keluar. Dalam sabar, Allah juga memberikan pahala yang besar. Sabar dalam kesedihan adalah cara merasakan kasih sayang Allah atas ketentuan terbaikNya. Menjaga ketataan dalam kesabaran, dengan menjaga shalat, berdzikir dan beramal baik.

Sedangkan bersyukur adalah cara agar selalu fokus nikmat dan rahmat yang telah Allah berikan, sehingga senantiasa melihat keadaan dengan nilai positif. Bahkan kita tidak bisa menghitung betapa besarnya nikmat yang telah Allah berikan, karena terlalu banyak dan terlalu luas jangkauannya. Dalam kesedihan, Allah tetap berikan kesehatan, dalam kesedihan Allah tetap berikan rezeki dan dalam kesedihan Allah tetap berikan kekuatan iman. Memaknai kesedihan adalah proses alami dalam kehidupan dan menjadikan kesedihan ini adalah upaya kita untuk lebih dekat dengan Allah dan memperbaiki diri.
Saat bersedih hati, upaya lain yang dapat dilakukan makhluk adalah membahagiakan orang lain. Apa yang telah kita lakukan dan membuat orang lain bahagia, sepatutnya menjadi obat kesedihan yang telah kita alami. Menjadi bermanfaat bagi orang lain, sekedar melakukan pertolongan kecil yang menghadirkan kata alhamdulillah bagi kita maupun bagi orang lain. Firman Allah pada Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 56 “Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. Balasan spiritual dari melakukan kebaikan adalah kesempatan saat Allah memberi kemampuan untuk berbuat kebaikan kembali.

Tentu tidak hanya bekal spiritual, kondisi hati yang bersedih hati tentu dapat diobati dengan melakukan kegiatan jasmani, menjaga pola makan yang sehat, berolah raga baik sendiri mapun bersama keluarga atau saudara maupun sahabat, tidur yang cukup atau berpergian melihat pemandangan dapat membantu menjaga kestabilan emosi dan mengurangi perasaan sedih. Melakukan aktivitas atau hobi yang bersifat positif akan membantu mengalihkan perasaan sedih yang dihadapi. Mengikuti kegiatan kajian juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan, selain mendapatkan ilmu, juga menjadi sarana untuk bertemu dengan orang-orang baru yang bermanfaat untuk memberikan ide-ide baik atau memberikan sudut pandang lain tentang kehidupan.

Kesimpulan : kesedihan adalah hal manusiawi, dan setiap makhluk mengalaminya. Dalam syukur dan sabar, Allah akan senantiasa membersamai.

Ditulis oleh: Rani Dwi Alfita Sari, S.KM