Nuansa Berbeda Temu Keluarga Besar FIAI
Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Temu Keluarga Besar FIAI di kediaman Drs. Imam Mudjiono, M.Ag., Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PSPAI). Acara yang digelar setiap dua bulan tersebut diadakan pada Ahad, 05 Dzulhijjah 1438 H/27 Agustus 2017. Selain ramah tamah dan arisan, dalam acara tersebut diisi pengajian oleh dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UII.
Narasumber dari Luar FIAI
Acara tersebut memang berbeda dengan biasanya. Sebab, yang biasa menyampaikan pengajian (taushiah) adalah dosen FIAI sendiri. Namun untuk mendapatkan perspektif dan nuansa yang berbeda, khususnya dari aspek kedokteran, maka dihadirkan narasumber dari luar FIAI. Hal tersebut tentu saja menjadi penyegaran (refreshing) dan akan dilanjutkan di acara berikutnya. Acara dibuka dan diawali oleh Wakil Dekan FIAI, Dra. Sri Haningsih, M.Ag., yang mewakili Dekan FIAI yang berhalangan hadir.
Dalam sambutannya, Sri Haningsih menyampaikan bahwa temu keluarga besar dan pengajian per 2 bulan FIAI adalah bagian dari program RKAT 2017. Dia juga menyampaikan bahwa dosen dengan status Dosen Tetap dengan Perjanjian Kerja (DTPK) dapat melaju sampai professor (guru besar) seperti dosen tetap reguler. Selain itu, dia juga menginformasikan bahwa Penilaian Angka Kredit (PAK) kedepannya merupakan tugas dosen secara mandiri namun tetap didampingi rektorat.
Baca juga: Family Gathering Fakultas Ilmu Agama Islam Rajut Kebersamaan
Jaga Sehatmu Sebelum Sakitmu
Secara khusus, Sri Haningsih mengucapkan selamat kepada Zein Muttaqin, S.EI., MA., yang segera menempuh studi lanjut doktoral di IIUM (Malaysia) atas beasiswa dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Sementara itu, Agus Taufiqurrahman menyampaikan bahwa kesehatan memang bukan segala-galanya. “Namun segalanya dapat dinikmati manakala kita dalam keadaan sehat,” tutur sosok yang akrab dipanggil dengan dr. Agus tersebut. “Sesuai sabda Rasulullah, jaga sehatmu sebelum sakitmu,” tuturnya mengingatkan.
Menurut dr. Agus, terkait masalah kesehatan, tindakan preventif (pencegahan) lebih baik dibanding dengan tindakan kuratif (pengobatan). Karenanya, dia menyarankan untuk hidup sehat termasuk menjaga pola makan dan berusaha untuk melakukan (general) check up sehingga dapat mengetahui lebih dini bila terserang penyakit. “Penyebab utama kematian adalah stroke. Sementara itu, 20% orang tidak tahu kalau dirinya akan stroke,” tandasnya. “Gaya hidup ramah, suka senyum, slow, kadang akan menyembuhkan hipertensi,” pungkasnya. (Samsul/S&S)