Nenden Siti Fauziyah: Ikhtiar Maksimal dan Tawakal

Nenden Siti Fauziyah: Ikhtiar Maksimal dan Tawakal meraih prestasi

Sabtu, 05 Dzulqa’dah 1438 H/29 Juli 2017 menjadi hari bersejarah bagi Nenden Siti Fauziyah. Sosok kelahiran Kuningan, 01 Oktober 1995 tersebut meraih pin emas dalam Wisuda Periode V Tahun Akademik 2016/2017. Sampai akhir masa studinya, Nenden—sapaan akrabnya—meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.98. “Alhamdulillah selama kuliah di UII saya mendapatkan apa yang saya harapkan dulu sebelum kuliah. Selain bisa kuliah saya juga mendapatkan ilmu-ilmu agama,” tutur Alumnus Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) tersebut.

Nenden Siti Fauziyah: Ikhtiar Maksimal dan Tawakal - Mahasiswa FIAI UII Yogyakarta. (Samsul/DPN)

Nenden Siti Fauziyah. (Samsul/DPN)


Nenden yang merupakan alumnus SMAN 2 Kuningan mengatakan bahwa Universitas Islam Indonesia (UII) telah memfasilitasi mahasiswa untuk menuangkan bakatnya. “Saya merasakan bahwa kuliah di UII sangat nyaman, aman, dan juga memiliki toleransi yang tinggi,” ujar anak pertama dari pasangan Khoerul Ibad dan Euis Rohayati. Tentang tips menjadi mahasiswa peraih IPK tinggi, Nenden mengaku bahwa dalam belajarnya tidak ada yang spesial. “Mungkin hampir sama dengan yang lain. Tapi sebelum saya masuk kuliah saya memiliki tujuan tertentu yaitu kuliah dan ‘ngaji’,” kisah sosok yang punya motto hidup ‘maksimalkan potensi dalam posisi yang sedang dijalankan’.

Nenden yang sempat mengikuti ekstrakurikuler paskibra di SMA tersebut selalu menulis hal-hal yang berusaha diraih selama kuliah yang kemudian dirinci setiap semesternya. “Selanjutnya untuk perkuliahan sendiri saya berusaha semaksimal mungkin mengerjakan tugas yang diberikan dosen, fokus terhadap ujian,” ungkap sosok yang gemar membaca buku dan menulis tersebut. “Sebisa mungkin yakin terhadap potensi diri. Kalau yang sering didengar, ikhtiar maksimal lalu tawakal. Saya selalu menekankan pada diri sendiri untuk memaksimalkan diri di posisi dan di lingkungan manapun. Hasilnya adalah ketetapan Allah,” lanjutnya.

Baca juga: FIAI MELEPAS WISUDAWAN PERIODE V 2016/2017

Selama kuliah di UII, Nenden aktif mengikuti kajian keagamaan baik yang diadakan oleh UII sendiri maupun kampus lain seperti UGM. “Saya juga ikut bantu-bantu di salah satu organisasi eksternal UII yang bergerak di bidang dakwah. Namanya Millah,” tutur gadis yang setelah lulus dari UII ingin tetap belajar walaupun bukan di lembaga formal dan ingin mengabdi di pondok. Dalam kesehariannya, Nenden selalu ingat pesan orang tua agar selalu jujur dan bertanggung jawab. “Kata orang tua, yang penting sudah berusaha dengan jujur dan bertanggung jawab, hasilnya akan mengikuti,” katanya.

Kepada mahasiswa UII, Nenden berpesan bahwa kewajiban mahasiswa yang paling pokok adalah kuliah yang jujur dan bertanggung jawab karena itu adalah amanah dari orang tua. “Dan jangan lupakan ‘ngaji’ atau menuntut ilmu agama karena itu kewajiban kita sebagai seorang muslim,” tuturnya mengutip nasihat dari salah seorang ustadznya. “In sya Allah dengan ingat pesan tersebut, sebagai mahasiswa dapat pandai memilah dan memilih kegiatan yang dapat bermanfaat bagi kita atau tidak. Jaga nama baik kampus dan maksimalkan potensi diri dalam posisi teman-teman sekarang!” tutupnya. (Samsul)