PPs FIAI Gelar Kuliah Umum tentang Fikih Lingkungan
Salah satu kajian penting dalam Islam namun kurang mendapat perhatian serius adalah fikih lingkungan (fiqhul bii-ah). Padahal, fikih lingkungan memiliki implikasi strategis dan urgen bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Lebih dari itu dalam konteks akademis, fikih lingkungan penting untuk memperkaya kajian keislaman terkini.
Berkenaan dengan itu, Program Pascasarjana (PPs) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Kuliah Umum (al-Muhadharah al-‘Aammah) tentang Fikih Lingkungan dan Perannya dalam Memperkaya Studi Islam Kontemporer (Fiqhul Bii-ah wa Dauruhu fii Itsraa-i ad-Diraasaat al-Islaamiyyah al-Mu’aashirah). Bertempat di Ruang Sidang Utama PPs FIAI, Sabtu, 19 Shafar 1438 H/19 November 2016.
Kuliah Umum tentang Fikih Lingkungan
Hadir sebagai narasumber Dr. Ir. Hisyam Mahmud Khidir, selaku Ketua Asosiasi Sains, Teknik, dan Urusan Lingkungan-Mesir. Kuliah umum dipandu oleh moderator yang juga alumnus doktoral PPs FIAI, Dr. ‘Ali Abdel Mon’iem A, MSI. Selain memandu kuliah, ‘Ali juga mencatat poin-poin pokok yang disampaikan Hisyam ke dalam bahasa Indonesia. Poin-poin tersebut dapat langsung dibaca audiens yang kurang memahami bahasa Arab.
Menurut pemaparan ‘Ali, sosok Hisyam Khidir mengingatkan akan lenyapnya batas-batas (demarkatif) antara ilmu umum dan ilmu agama. Pasalnya Hisyam Khidir telah menggabungkan beberapa disiplin ilmu khususnya umum dan agama dalam perjalanan karir akademiknya. “Hadirnya beliau (Dr. Ir. Hisyam Khidir) di sini hadir pula semangat untuk memperkaya ilmu,” tegasnya.
Di awal paparananya Hisyam menjelaskan banyaknya pencemaran atau polusi yang terjadi di dunia yang membahayakan kemanusian. Sementara Islam sudah menganjurkan umatnya untuk menjaga lingkungan, melarang berlebih-lebihan dalam bersikap meskipun memiliki akses untuk hal tersebut. “La tusrif walau kunta fi nahril jaar,” ungkapnya dalam Kuliah Umum yang dihadari para dosen, tamu undangan, dan mahasiswa PPs FIAI. Artinya, janganlah berlebih-lebihan meskipun engkau di sungai tetanggamu.
Apa yang disampaikan oleh Hisyam paling tidak menyangkut tiga hal. Pertama, mendekatkan ilmu dengan realitas. Kedua, menghubungkannya dengan ilmu lain (integrasi). Ketiga, memberikan solusi atas masalah yang muncul di masyarakat. Ketiga hal tersebut bila terkemas secara sistematis akan berkontribusi terhadap pengembangan keilmuan khususnya studi Islam kontemporer tentang fikih lingkungan.
Baca juga: PAI adakan Training IT Blended Learning untuk Guru Madrasah
Hisyam juga memotivasi audiens untuk mengintegrasikan Islam dalam banyak aspek. “Bagaimana syariah dibahasakan dalam media, teater, dan sinema, dan seterusnya,” tutur Hisyam yang pernah menyutradai salah satu sinema. Teaternya tersebut pernah mendapat apresiasi dari seorang tokoh. “Satu teatermu lebih berpengaruh dari seribu khutbah yang saya punya,” ungkapnya menirukan apresiasi dimaksud.
Dalam sambutannya Dekan FIAI Dr. Tamyiz Mukharrom, MA., menyatakan bahwa di UII integrasi pengetahuan umum dan agama sangat diseriusi. Oleh karena itu hadirnya Dr. Ir. Hisyam Mahmud Khidir in line dengan tujuan UII yaitu membumikan nilai Islam dalam pelbagai disiplin ilmu. Dekan juga mengucapkan terima kasih atas kesediaan Hisyam memberikan kuliah umum di PPs FIAI. (Samsul)