Training Pembentukan Karakter Islami: Setelah “Take Off”, Belajarlah “Landing” dengan Baik…
“Orang besar adalah dia yang ngajar ngaji di surau kecil,” tutur KH. Ridwan Muhammad Yusuf ketika membuka training. KH. Ridwan Muhammad Yusuf adalah salah satu alumnus terbaik Tarbiyah FIAI UII yang telah menjadi trainer nasional dan internasional. Dia diundang secara khusus untuk memberikan Training Pembentukan Karakter Islami dengan tajuk “Karakter Islami, Kunci Integritas dan Kualitas”.
Acara bertempat di Ruang Sidang Utama FIAI, Sabtu, 21 Dzulqa’dah 1436 H/05 September 2015. Dalam materinya, Ridwan MY—begitu dia biasa disapa—mengajak peserta untuk merenungi makna hidup. Baginya, iqra’ yang merupakan perintah pertama dan utama itu lebih kepada reading the unwritten (membaca yang tidak tertulis).
Allah telah menghamparkan ayat-ayat-Nya secara luas di bumi ini. Manusia diminta untuk berdialog, membaca, dan memaknai ayat-ayat tersebut. Dengan mayat sekalipun manusia diminta untuk belajar. “Learn to life and learn to die too,” ujarnya dalam acara yang dihadiri dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan mahasiswa FIAI tersebut.
Selain aktif memberi training, Ridwan MY juga telah menerbitkan beberapa buku. Diantaranya, Human Soul Interference, Sang Motivator Sejati, Saafir, Meraih Sejuta Bintang, Laroiba: No Doubt, dan High Impact Carrier. Buku-buku karangannya tersebut menjadi bahan penting dalam training-nya.
Ridwan MY mengingatkan akan kepastian dari kehidupan manusia. Kehidupan ini ibarat pesawat, manusia sedang dalam kondisi “take off”. “Setinggi-tingginya take off pasti akan landing juga,” tuturnya. Kalau sudah belajar take off dengan baik maka semestinya terus belajar untuk landing dengan baik juga.
Dengan demikian maka manusia dapat terus mempersiapkan diri. Caranya dengan menyadari kesalahan dan berupaya mentaubatinya. Kalau manusia benar-benar mengerti tidak akan takut mati. Sebab kematian justru menjadi dambaan. “Al-Mautu huwa al-muna,” tutupnya.