Kiprah Alumni: Hidayatul Mabrur

Mas Mabrur, begitu ia sering disapa, adalah lelaki muda yang mengaku belum selesai memaknai arti “kedewasaan”. Ia tumbuh dan banyak menyelami arti hidup dari kota gudeg, Yogyakarta. Lahir di Pontianak dan tercatat sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2007 sekaligus penerima program beasiswa unggulan full schoolarship dari almamaternya.

 

Semasa kuliah, ia pernah menjabat sebagai ketua HIMA PAI yang kemudian menghantarkannya menjadi ketua HIMA PAI se wilayah Yogyakarta. Pada tahun 2011 ia turut bergabung pula di Forum Indonesia Muda, Jakarta. Dalam bidang menulis, ia aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Pilar Demokrasi sebagai kabid PSDM, Staf Litbang di PMII Jogja dan mengemban amanah sebagai Pimred buletin SOROT. Beberapa karya puisinya pernah dimuat pula di majalah sastra Horizon.

Penggemar musik ini beberapa kali menerima dana hibah kompetitif salah satunya program Wirausaha Mandiri Muda dari bank Mandiri. Di tahun 2010, esainya dinobatkan menjadi juara 1 Nasional dalam lomba menulis dan presentasi essay di Universitas Indonesia. Ditahun yang sama, Ia juga menerima penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi FIAI UII. Sebelum bergabung di Indonesia Mengajar, sempat mengabdikan diri pada almamaternya sebagai staf edukatif prodi dan asisten peneliti dosen.

 

Kiprah Alumni: Hidayatul Mabrur di Gerakan Indonesia Mengajar

Merasa begitu bersyukur diberikan kesempatan untuk ikut turun tangan mewakafkan diri setahun dalam Gerakan Indonesia Mengajar. Berangkat dari motonya bahwa ”orang yang tak pernah meresikokan apa-apa pada dirinya, ia tak akan menjadi apa-apa dan bukan siapa-siapa” semakin membuatnya yakin, dengan ikut turun tangan di GIM, kalopak fajar kejayaan Negeri ini semakin merekah. Hal tersebut mengantarkan dirinya untuk menjadi Pengajar Muda di SDN 9 Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Korps Pengajar Muda merupakan kumpulan sarjana-sarjana terbaik dari berbagai penjuru tanah air. Mereka terpanggil untuk menjadi Pengajar Muda: ikut membantu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui langkah nyata di bidang pendidikan. Menjadi Pengajar Muda bukanlah pengorbanan. Ini adalah kesempatan sekaligus kehormatan besar untuk mengenal bangsa Indonesia secara langsung dan utuh. Selama setahun di daerah penempatan, mereka mengajar, berinteraksi dan membagi inspirasi.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *