Muhammad Thoyib Doktor Muda Sarat Prestasi

Sosok tenang dan pendiam ini mungkin tidak banyak banyak dikenal di lingkungan Universitas Islam Indonesia. Adalah Dr. Muhammad Thoyib, M.Pd yang berhasil memperoleh gelar Doktor bidang pendidikan dalam usia relatif muda, 29 tahun. Pria kelahiran Pasuruan, 04 April 1981 ini mengawali dunia pendidikannya di Taman Kanak-Kanak Nahdhatul Ulama (TKNU) Bangil Pasuruan Jawa Timur. Kemudian melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama (MINU) dikota yang sama dan selesai pada tahun 1993.

Melalui program beasiswa beprestasi, Thoyyib sapaan sehari-harinya melanjutkan ke tingkat  pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di kota itu juga. Bahkan ia juga mendapatkan beasiswa hingga program doktornya. Antara lain Beasiswa Studi di Madrasah Aliyah Program Khusus/Madrasah Aliyah Keagamaan (MAPK/MAK) Jember, Jawa Timur atas Prakarsa Kementerian Agama, Beasiswa Mahasiswa Pesantren Unggulan UII Strata 1, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam UII dan menjadi mahasiswa terbaik berpredikat Cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.97 serta mahasiswa teladan UII dengan masa studi dari tahun 1999 – 2003 dan Beasiswa Shortcourse On Academic Writing Skill di Amerika tahun 2009.

 

Menurut pria yang tengah mengikuti Shortcourse on Leadership Management (manajemen kepemimpinan) di India tahun 2011 dari bulan November hingga Desember, program beasiswa dari Kementerian Agama RI, dirinya juga meningkatkan kualitas pendidikannya dalam program master (S2) berdasar Beasiswa Peningkatan Mutu Dosen (BPPS) di Universitas Negeri Yogyakarta pada prodi Manajemen Pendidikan  dan lagi-lagi menjadi Lulusan Terbaik berpredikat Cumlaude dengan IPK 3.88 dalam kurun waktu 2 tahun. “saya juga mendapatkan Beasiswa Kementerian Agama untuk studi S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung dan menjadi doktor lulus tercepat, termuda terbaik dan Cumlaude degan IPK 3.91 dalam waktu 3 tahun dengan judul disertasi Manajemen Mutu Program Pendidikan Tinggi Islam dalam Konteks Otonomi Perguruan Tinggi”, katanya dalam wawancara via email.

 

Dr. M. Toyyib di International St.Xavier Higher College, Mumbai India

Suami dari Arina Haq ini, menilai UII adalah miniatur peradaban Islam yang sarat dengan proses pendidikan yang dibangun dengan standar mutu yang ekselen. Dan FIAI UII adalah Kawah Candradimuka miniatur peradaban itu dimana keseimbangan dan integrasi Islamic values serta science development mampu tertransformasikan dengan baik kepada mahasiswanya, untuk menjadi out put pendidikan Islam yang unggul dan kompetitif. Maka mahasiswa yang cerdas dan berjiwa kompetitif selalu apresiatif serta mampu memanfaatkan momentum yang dimilikinya dalam rangka memberdayakan segala potensi dari miniatur peradaban Islamnya itu sendiri.

Lebih lanjut ia melihat proses dan perkembangan pendidikan islam di Indonesia dewasa ini menunjukkan performa yang cukup positif. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat madrasah hingga perguruan tingginya yang memiliki kualitas yang semakin baik serta mampu berkompetisi di level nasional maupun internasional, semisal olimpiade maupun ranking akreditasi nasional maupun internasional sebagai bagian dari pengakuan dunia internasional akan eksistensi pendidikan Islam di Indonesia.
Akan tetapi, katanya gejala positif tersebut tidak boleh membuat kita lengah untuk terus berbenah diri, mengingat proses dan perkembangan pendidikan Islam khususnya di Indonesia bisa dikatakan relatif lamban, sehingga aksesibilitas mutu pendidikannyapun belum merata di sebagian besar lembaga pendidikan Islamnya.

“Diperlukan upaya yang bersitas komprehensif, integrative serta simultan dalam membenahi sistem pendidikan Islam di Indonesia ini, termasuk dalam hal ini adalah meningkatkan etos akademik serta komitmen seluruh pihak yang konsen terhadap eksistensi pendidikan Islam di Indonesia, mengingat saat ini kita sudah dihadapkan oleh Compatible World, yang membutuhkan daya akselerasi sekaligus daya kompetisi yang tinggi dari setiap individunya, dengan begitu pendidikan Islam akan semakin survive dan unggul dalam pentas peradaban dunia” harapnya.

Pemilik hobi membaca, menulis, berdiskusi dan travelling ini dan motto hidup  Change is way of life those who looks to the past or present will miss the future,  kini bekerja sebagai dosen tetap dan wakil pusat penjaminan mutu pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo Jatim sejak 2009 hingga sekarang. Sebelumnya pernah menjabat Kaprodi dan Kajur Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tiggi Agama Islam (STAI) Fatahillah Tangerang.  Banyak buku dan karya ilmiah yang dibuat antara lain Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Konsep 99 Kecerdasan Tarbawi Manusia dalam Al-Qur’an, The Concept of Humanistic Education on Islamic Education Perspective, Pengantar Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer, Pendidikan Islam di Pentas Internasionalisasi Pendidikan Indonesia dan lain-lain.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *