Sekolah Jurnalistik Tingkat Dasar II

Setelah sukses menggelar kegitan rutin Sekolah Jurnalistik Tingkat Dasar I beberapa waktu lalu, pengurus Lembaga Pers Mahasisa Pilar Demokrasi FIAI UII Bidang Pengkaderan kembali mengadakan SJTD II selama dua hari, Sabtu dan Ahad (5-6/6) di Ruang Sidang FIAI dengan metode intensif praktik langsung. Dekan FIAI, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, SH., M.Hum., berkesempatan memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan ini. Dalam arahannya, Dekan antara lain menghimbau agar seorang jurnalis senantiasa banyak membaca. Lebih lanjut, Dekan menjelaskan telah banyak tokoh yang lahir dari jurnalis kampus seperti Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH., SU., yang saat ini menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi RI.

 

Dekan FIAI saat Membuka Sekolah Jurnalistik Tingkat Dasar

Pemimpin Umum LPM Pilar Demokrasi Asep Supriyadi selaku menjelaskan peserta sebanyak tiga belas (13) orang akan menerima materi pendahuluan berupa kode etik jurnalistik, baik kode etik Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) maupun yang berlaku pada Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPPMI) oleh Fajar Kelana, Ketua Dewan Etik Nasional PPMI periode 2009-2010.

Untuk membekali peserta dalam teknik reportase dan mencari berita, Pito Agustin Rudiana koresponden Koran Tempo dan Ketua AJI sengaja didatangkan. “Kami akan menghadirkan pemateri-pemateri dari praktisi langsung supaya peserta termotivasi menjadi jurnalis yang handal, kecuali saya yang hanya mengupas tentang sembilan elemen jurnalisme dari buku karya Bill Kovach dan Tom Rosentiel kepada mereka”, Pimpinan Umum LPM menjelaskan.

Dalam SJTD II kali ini, Agung Purwandono, wartawan SKH Kedaulatan Rakyat juga hadir menyampaikan teknik penulisan berita, sementara Alif Lukmanul Hakim, S. Fil., M. Phil., mengajarkan metode penulisan opini dan artikel. Pemateri lain, Taufan Khudi Akbar dari LPM Himmah UII didaulat untuk memperkenalkan dan mengajarkan seluk beluk tentang phografi jurnalistik. Menurutnya seorang photografi juralistik harus bisa menulis paling tidak menulis caption karena photografi jurnalistik bukanlah photo model.