Menjadi Manusia yang Dicintai Allah
Saudaraku yang dirahmati Allah, setiap manusia pasti ingin dicintai. Namun, tidak ada cinta yang lebih agung, lebih tulus, dan lebih bermanfaat daripada cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cinta Allah adalah sumber dari segala kebaikan dan keselamatan, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.
Jika manusia mencintai kita, maka mungkin kita akan merasa dihargai dan bahagia. Tapi jika Allah yang mencintai kita, maka hidup kita akan diberkahi, dilimpahi rahmat, dijaga dari keburukan, dan diberikan tempat yang mulia di sisi-Nya kelak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 195:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (muhsinin).”
Sementara Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang kaya (hati), dan yang menyembunyikan amalnya.”
(HR. Muslim)
Melalui ayat dan hadits ini, kita diajarkan bahwa cinta Allah dapat diraih dengan tiga kunci utama, yaitu:
- Berbuat Baik (Ihsan)
Berbuat baik atau ihsan adalah memberikan manfaat kepada orang lain dengan ikhlas karena Allah. Kebaikan ini tidak hanya terbatas pada sesama muslim, tetapi juga kepada seluruh makhluk Allah — termasuk non-muslim, hewan, bahkan alam. Menyingkirkan duri dari jalan, memberi makan orang yang kelaparan, menolong yang lemah, dan berkata yang baik adalah contoh-contoh ihsan yang sangat Allah cintai.
- Bertakwa
Takwa adalah sikap takut dan cinta kepada Allah yang diwujudkan dalam ketaatan. Seorang yang bertakwa akan berhati-hati dalam hidupnya, selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Takwa menjadikan seseorang rendah hati, tidak sombong, dan selalu sadar bahwa hidup ini adalah ujian dari Allah.
Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah menegaskan bahwa:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”
- Kaya Hati dan Menyembunyikan Amal
Orang yang kaya hati adalah orang yang merasa cukup, tidak tamak terhadap dunia, dan memiliki sikap qana’ah. Ia tidak mudah iri terhadap nikmat orang lain, dan selalu bersyukur atas apa yang dimilikinya.
Selain itu, Allah mencintai hamba yang menyembunyikan amal shalihnya. Artinya, amal dilakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk dipamerkan atau mencari pujian dari manusia. Orang seperti ini sangat menjaga keikhlasan, dan inilah salah satu sifat hamba yang paling dicintai oleh Allah.
Saudaraku,
Menjadi manusia yang dicintai Allah adalah sebuah cita-cita yang tinggi dan mulia. Namun, cita-cita itu bukan mustahil untuk diraih. Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan tidak pernah menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, jika diniatkan dengan ikhlas dan istiqamah, maka akan menjadi jalan menuju cinta Allah.
Kita bisa mulai dari hal-hal kecil:
- Selalu berkata jujur.
- Membantu orang tua dan tetangga.
- Shalat tepat waktu.
- Menghindari ghibah dan fitnah.
- Tersenyum kepada orang lain.
Semua itu, bila dilakukan dengan keikhlasan dan niat karena Allah, menjadi bagian dari upaya mencintai dan dicintai oleh-Nya.
Bayangkan, betapa luar biasanya menjadi hamba yang dicintai Allah — dijaga langkahnya, dilindungi hatinya, dan dimudahkan segala urusannya.
Maka mari kita jaga hati, perbaiki amal, dan terus bertumbuh dalam keimanan.
Jangan menyerah untuk memperbaiki diri, meski pelan-pelan. Allah mencintai hamba yang terus berusaha. Selama kita hidup, masih ada kesempatan untuk meraih cinta-Nya.
Wallahu a’lam bishawab.
Penulis : Dafik Hermanto (Tendik FIAI UII)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!