Kekuatan Besar Sedekah
Jika saja manfaat sedekah disadari oleh seluruh umat muslim di dunia, maka kebaikan akan terus mengalir. Kesenjangan miskin dan kaya, akan semakin menipis. Terutama jika orang yang berlimpah harta rutin menyalurkan kepada yang berhak menerima.
Begitu utamanya sedekah sehingga Allah memberikan banyak balasan kebaikan. Memang, salah satu ibadah yang dicintai Allah adalah sedekah. Hal ini sesuai firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 261, yang artinya:
“Perumpaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
Dari ayat di atas sebaiknya dijadikan pedoman dan penyemangat, bahwa sedekah bukan main-main manfaat dan balasannya. Bukan diperdebatkan manfaat dan caranya.
Memahami makna dasar, sedekah merupakan salah satu amalan yang berasal dari bahasa Arab yaitu ‘shadaqah’. Jika merujuk pada makna terminologinya, sedekah bersumber dari kata sidiq yang artinya kebenaran. Jika merujuk pada BAZNAS No. 2 Tahun 2016, sedekah mengacu pada harta atau non-harta bukan zakat milik seseorang atau bisa juga milik suatu lembaga yang sengaja dikeluarkan untuk kebaikan atau kemaslahatan bersama. Sehingga secara makna, sedekah dari segala sudut merupakan perbuatan baik untuk kebaikan sesama.
Sebagai muslim, bersedekah perlu dijadikan kebiasaan, agar manfaatnya dapat meningkatkan kemakmuran, membasmi kemiskinan, mengurangi kesenjangan miskin dan kaya.
Sedekah Tidak Mengurangi Harta
Banyak masyarakat muslim yang masih perhitungan terhadap sedekah. Takut jika sedekah akan mengurangi hartanya. Terutama jika kondisi sedang sempit secara ekonomi. Namun sejatinya sedekah tidak mengurangi harta, karena Allah akan membalasnya dalam berbagai bentuk yang secara nilai melampaui nilai yang disedekahkan. Kuncinya adalah terus berprasangka baik kepada Allah.
Rasulullah bersabda
“Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim).
Sedekah Menolak Bala
Dari sisi manfaat, bersedekah menjadi alasan Allah untuk menjauhkan hambaNYA dari bala, musibah dan bencana. Sehingga setiap muslim, bisa menjadikan sedekah benteng dunia dan akhirat, karena manfaatnya bisa saja didapat di dunia dan akhirat. Manfaat ini, sesuai sabda Rasulullah.
“Sedekah itu menolak bala (bencana).” (H.R. Ath-Thabrani).
Sementara dalam riwayat hadits lainnya Rasulullah pernah bersabda, “Sedekah itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan.”
Sedekah juga memiliki manfaat sesuai janji Allah, berkenaan dengan kondisi perekonomian, namun seberapa balasannya, hanya Allah yang mengetahui. Sebagai hamba, kita sepantasnya menjalankan perintah Allah secara ikhlas. Tentu harapannya, dengan rajin sedekah dapat melapangkan rezeki. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam surah At-Talaq ayat 7 yang aritnya,
“Siapa yang disempitkan rezekinya (miskin) hendaklah menafkahkan sebagian rezekinya (sedekah).”
Sedekah Menghapus Dosa
Umat Islam dianjurkan untuk disiplin dalam bersedekah, rutin dalam bersedekah merupakan unsur istiqomah. Sehingga bukan besaran nilai sedekah semata yang jadi ukuran, tapi juga rutin dan keikhlasan.
Manfaat sedekah yang menjadikan manfaatnya begitu besar, adalah balasan Allah berupa dihapusnya dosa. Hal ini sesuai sabda Rasulullah, “Sedekah itu dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi).
Manusia tidak mungkin luput dari dosa, namun Allah sungguh menjadikan semua baik, karena diberikan kesempatan terhapusnya dosa, salah satunya dengan jalan sedekah.
Balasan Sedekah
Sedekah sejatinya tidak ada ukuran, tapi sesuai niat, kemampuan dan tekad kemaslahatan umat. Sehingga saat ini ketika ada rumusan sedekah harus sekian persen, misal 2.5%, itu bukan ajaran Rasulullah, karena sedekah boleh berapapun. Angka 2.5% merupakan representasi dari zakat bukan sedekah.
Sungguh siapapun yang bersedekah berarti sudah membuktikan ketaatan di jalan Allah.
“Barang siapa yang memberikan pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik (sedekah), niscaya akan dilipat gandakan (balasan) untuknya” (QS. At-Taghabun: 17).
Penulis: Hadi Sutrisno, Tendik FIAI UII