Menulis dari Hati, Berprestasi untuk Negeri, Kisah Tara Aqila Menjadi Juara 1 Nasional KTIH (STHQ) 2025

YOGYAKARTA, 19 Oktober 2025 (EKIS NEWS) — Di balik layar ajang nasional bergengsi, ada sosok muda yang membuktikan bahwa ketekunan dan rasa ingin tahu bisa membawa seseorang menembus batas. Tara Aqila Humayra, mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII angkatan 2023, yang sukses menorehkan prestasi sebagai Juara 1 Nasional bidang Karya Tulis Ilmiah Hadits (KTIH) pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-hadits (STQH) Nasional 2025, yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada 09-19 Oktober 2025.

Bagi Tara, perjalanan ini bukan sekadar kompetisi, tapi juga proses menemukan makna mendalam dalam belajar dan berjuang. “Awalnya cuma pengin coba hal baru dan ngembangin diri dalam karya tulis ilmiah,” ujarnya Tara. Sebelumnya, Tara memang pernah ikut lomba serupa di MTQM Jambi dalam tim, namun kali ini adalah pertama kalinya ia turun sebagai peserta individu di tingkat nasional.

Perjalanan Panjang Menuju Panggung Nasional

Tidak ada yang instan dari perjalanan prestasi ini. Tara harus melalui proses panjang sejak awal tahun, mulai dari seleksi tingkat kota, lanjut ke provinsi, hingga akhirnya mewakili Kalimantan Timur di tingkat nasional. Ia mengikuti pelatihan intensif atau training center yang digelar LPTQ Kaltim, tempat para peserta terbaik dibina dan diuji kemampuannya.

“Prosesnya lama banget, sekitar sembilan bulan,” ungkapnya.

Selama masa itu, Tara menyiapkan dua karya besar. Tema pertama tentang ketahanan keluarga, dengan judul Digital Free Family Hours: Upaya Mengatasi Loneliness Epidemic Akibat Kesibukan Orang Tua, dan tema kedua tentang ketahanan pangan, berjudul Ketahanan Pangan Islami: Mewujudkan Food Estate Berkeadilan dan Good Handling Practices yang Berkah.

Kedua tema itu, katanya, berangkat dari kegelisahan terhadap isu sosial modern yang semakin relevan, keluarga yang renggang karena kesibukan digital, dan tantangan pangan yang butuh solusi berbasis nilai Islam.

Belajar dari Nol dan Bertahan Tanpa Wi-Fi

Menulis karya ilmiah tingkat nasional tentu bukan hal mudah. Tara mengakui dirinya sempat kewalahan, apalagi karena belum punya pengalaman mendalam, dalam penulisan ilmiah.

“Bener-bener belajar dari nol. Harus banyak baca, mikir kritis, dan belajar ngetik cepat,” kenang Tara

Namun yang paling berkesan justru adalah saat ia menulis selama 7–8 jam tanpa koneksi internet, hanya mengandalkan referensi cetak yang sudah disiapkan.

“Waktu itu no Wi-Fi, jadi harus bener-bener fokus dan ngandelin bahan yang ada,” ceritanya.

Tantangan itu ternyata menjadi momen paling berharga baginya, karena dari situ ia belajar disiplin, sabar, dan tenang di bawah tekanan.

Ketika akhirnya namanya diumumkan sebagai juara 1 nasional, Tara mengaku sempat tidak percaya.

“Bangga dan terharu banget, rasanya kayak semua lelah selama ini terbayar,” ujarnya.

Dukungan dan Nilai yang Menguatkan

Kesuksesan Tara tentu tak lepas dari dukungan banyak pihak, mulai dari orang tua, LPTQ Kaltim, para pelatih, hingga lingkungan kampus. Ia mengaku Prodi Ekonomi Islam UII berperan besar dalam membentuk cara berpikirnya yang islami dan ilmiah.

“Pelajaran dari kampus, mulai dari bahasa Arab sampai perekonomian Islam, bener-bener membantu waktu nulis karya ilmiah hadis ini,” jelasnya.

Tara menegaskan bahwa usaha dan doa adalah kunci utama, dan nilai-nilai Islam jadi fondasi kuat dalam setiap langkahnya. Baginya, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan baru untuk terus belajar dan menebar manfaat.

Belajar, Berprestasi, dan Berproses di Ekonomi Islam UII

Setelah kemenangan ini, Tara berencana untuk terus aktif di bidang karya tulis ilmiah dan konferensi ilmiah nasional. Ia berharap bisa berkontribusi lebih luas di bidang akademik dan sosial.

“Jangan takut melangkah, karena setiap keberanian pasti membuka jalan baru menuju kesempatan dan pengalaman berharga,” pesannya untuk mahasiswa lain.

Kisah Tara Aqila menjadi bukti bahwa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya mencetak mahasiswa unggul di bidang ekonomi syariah, tetapi juga melahirkan generasi Qurani yang berprestasi di bidang ilmiah dan spiritual.

“Buat saya, Prodi Ekonomi Islam UII bukan cuma tempat belajar, tapi tempat di mana aku selalu merasa didukung buat jadi versi terbaik diriku,” tutupnya dengan senyum hangat.

Bersama Program Studi Ekonomi Islam UII terus membuka ruang bagi mahasiswa untuk berkembang di segala bidang.

Temukan inspirasi dan peluang berprestasi lainnya di fis.uii.ac.id/ekis
Informasi pendaftaran mahasiswa baru tersedia di pmb.uii.ac.id.

Menoreh Prestasi dari Goresan Kaligrafi: Cerita Imron Syafi’i di MTQMN 2025

YOGYAKARTA (EKIS NEWS) – Banjarmasin menjadi saksi bagaimana goresan tinta bisa berbicara tentang semangat, ketekunan, dan keindahan iman. Dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) 2025 yang diselenggarakan di Universitas Lambung Mangkurat, pada 5–9 Oktober 2025 lalu, mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII), Imron Syafi’i (angkatan 2024), berhasil mencuri perhatian lewat karyanya di cabang kaligrafi dekorasi dan menjadi kebanggaan UII.

Awal Perjalanan dan Motivasi Berkarya

Kecintaannya terhadap kaligrafi bukan hal baru. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah jatuh cinta pada seni menulis indah ayat-ayat suci itu. Baginya, setiap goresan adalah bentuk dzikir yang hidup di atas kanvas.

“Motivasi aku ikut lomba ini biar makin rajin berkarya dan nggak males nggores,” ujar Imron dengan nada penuh semangat.

Proses Seleksi dan Persiapan Menuju MTQMN 2025

Perjalanan menuju kompetisi nasional ini pun tidak mudah. Imron melewati proses seleksi di Festival Qur’an UII, yang kemudian dilanjut menjalani serangkaian persiapan cukup panjang.
Latihan dilakukan secara intens di Rusunawa Selatan, bahkan hingga larut malam, bersama rekan-rekannya yang juga mengikuti cabang lomba lain.

Di tengah keterbatasan waktu dan tempat, ia tetap berusaha memberikan yang terbaik, termasuk mengadakan tryout di Masjid Ulil Albab sampai begadang demi mematangkan hasil karya.

Tantangan dan Momen Berkesan di Banjarmasin

Namun di balik semangatnya, ada momen-momen sulit yang sempat mengguncang mentalnya. Imron sempat merasa down dan nyaris menyerah, namun semangat untuk membawa nama baik kampus membuatnya bangkit kembali. Keteguhan itulah yang akhirnya membuahkan hasil. Meskipun merasa belum maksimal, Imron mengaku sangat bersyukur atas pencapaiannya kali ini.

Imron berhasil memenangkan Juara 3 Nasional dengan sangat ketat, dan baginya keberhasilan bukan semata hasil dari bakat, tetapi perpaduan antara dua hal sederhana usaha dan doa. Ia percaya kekuatan spiritual dan dukungan orang-orang terdekat menjadi bahan bakar penting untuk mencapai hasil terbaik. Dari pengalaman ini, Imron belajar bahwa proses jauh lebih berharga daripada hasil.

Pesan dan Inspirasi untuk Mahasiswa Ekonomi Islam UII

Pesan itu pula yang ingin disampaikan untuk mahasiswa lain,

“Jangan takut mencoba, jangan malas berproses. Karena setiap langkah kecil menuju kebaikan akan selalu bermakna,” jelas Imron.

Kisah Imron adalah bukti bahwa mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya unggul dalam teori ekonomi berbasis nilai-nilai syariah, tetapi juga berprestasi dalam ranah spiritual dan seni Islam. Dukungan penuh dari prodi dan kampus membuat mahasiswa memiliki ruang luas untuk berkembang, baik di bidang akademik, seni, maupun pengabdian.

Program Studi Ekonomi Islam UII

Melalui semangat “Ilmu, Amal, dan Akhlak,” Prodi Ekonomi Islam UII terus mendorong mahasiswanya untuk menjadi generasi yang tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga berjiwa Qurani. Karena di Ekonomi Islam UII, setiap prestasi adalah bagian dari ibadah, dan setiap karya adalah wujud cinta kepada Allah dan umat.

Kunjungi kami di https://fis.uii.ac.id/ekis dan temukan berbagai peluang inspiratif lainnya.
Informasi pendaftaran mahasiswa baru tersedia di pmb.uii.ac.id.

Mengajar Anak Bangsa di Negeri Jiran Mahasiswa Ekonomi Islam UII Ikut Program KKN Internasional

YOGYAKARTA (EKIS NEWS) – Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam (Ekis) Universitas Islam Indonesia (UII), Wisam Shofiyurrahman Mahasiswa Angkatan 2022, menjadi salah satu mahasiswa yang berkesempatan mengikuti Program KKN Internasional Beyond Border 2025 di Malaysia. Program ini merupakan bentuk pengabdian lintas negara yang bertujuan untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai keagamaan serta budaya Indonesia kepada anak-anak diaspora Indonesia yang tinggal di negeri jiran.

Beyond Border 2025

Program Beyond Border 2025 berawal dari inisiatif mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam UII yang ingin menghadirkan bentuk pengabdian masyarakat di luar negeri. Tahun ini, kegiatan tersebut berlangsung di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, mulai dari 19 September hingga 16 Oktober 2025.

Tujuan utama program ini adalah memberikan edukasi keagamaan dan penguatan karakter kebangsaan bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa diajak untuk tidak hanya berbagi ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islam dan semangat cinta tanah air di tengah perbedaan kultur dan lingkungan.

Perjalanan dan Persiapan

Meski tidak melalui proses seleksi yang ketat, Wisam mengaku tantangan sebenarnya justru muncul dalam proses persiapan.

“Kami harus menyiapkan model pengajaran tanpa tahu kondisi lapangan secara pasti. Tapi di situ letak pembelajarannya, bagaimana kita bisa beradaptasi dan kreatif menyesuaikan dengan keadaan di tempat pengabdian,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa dukungan dari Prodi Ekonomi Islam UII sangat besar. Prodi mempermudah proses administrasi dan kampus turut membantu pendanaan kegiatan, sehingga mahasiswa bisa lebih fokus pada pelaksanaan program dan tujuan pengabdian.

Pengalaman Mengajar dan Menerapkan Nilai Ekonomi Islam

Selama KKN berlangsung, Wisam bersama tim menjalankan kegiatan utama berupa pengajaran keagamaan dan budaya Indonesia kepada anak-anak Indonesia di Selangor. Antusiasme peserta didik di sana menjadi pengalaman paling berkesan bagi Wisam.

“Semangat anak-anak Indonesia di Malaysia luar biasa. Rasanya seperti mengajar di negeri sendiri,” ucapnya penuh semangat.

Tak hanya fokus pada pengajaran agama dan budaya, Wisam juga mengaitkan kegiatan ini dengan bidang keilmuannya, yaitu Ekonomi Islam. Dalam salah satu program kerja, ia membuat “tabungan anak”, mengajarkan pentingnya kebiasaan menabung, tanggung jawab, serta pengelolaan keuangan sejak dini dengan nilai-nilai Islami.

Menurutnya, pengalaman ini menjadi bukti bahwa prinsip ekonomi Islam dapat diterapkan secara universal, bahkan dalam kegiatan sosial dan pendidikan anak.

Manfaat dan Makna Pengabdian

Bagi Wisam, KKN Internasional ini bukan hanya soal mengajar, tetapi juga tentang memahami kehidupan diaspora Indonesia dan bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan dalam konteks global.

“Saya belajar banyak hal, terutama tentang perbedaan kultur dan pentingnya kepedulian terhadap anak bangsa yang tinggal di luar negeri,” ujar Wisam.

Sambutan masyarakat dan mitra di Malaysia pun sangat baik. Mereka membantu mahasiswa UII dalam berbagai fasilitas dan kegiatan selama masa pengabdian, menjadikan pengalaman ini semakin berkesan.

Harapan dan Pesan untuk Mahasiswa Ekis

Wisam berharap pengalaman ini bisa menjadi langkah awal untuk berkontribusi lebih luas. “Saya ingin segala hal yang saya pelajari di Malaysia bisa saya terapkan nanti di Indonesia,” katanya. Ia juga berharap Prodi Ekonomi Islam UII terus memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti program seperti ini.

Sebagai pesan penutup, Wisam mengajak rekan-rekan mahasiswa Ekis untuk berani mencoba kesempatan yang ada.

“Jangan sia-siakan peluang. KKN internasional adalah kesempatan emas untuk berkontribusi lintas batas, berbagi ilmu, dan memperkenalkan nilai serta budaya Indonesia di kancah global,” tutupnya.

Melalui langkah-langkah seperti Wisam, Prodi Ekonomi Islam UII terus membuktikan bahwa mahasiswanya tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki semangat pengabdian dan kontribusi nyata bahkan di tingkat internasional.

Bersama Ekonomi Islam UII, mari wujudkan generasi berilmu, berdaya, dan berkontribusi untuk umat.

Kunjungi kami di https://fis.uii.ac.id/ekis dan temukan berbagai peluang inspiratif lainnya.
Informasi pendaftaran mahasiswa baru tersedia di pmb.uii.ac.id.

Mahasiswa Ekonomi Islam UII Raih Beasiswa Cendekia BAZNAS 2025

Yogyakarta (EKIS NEWS) – Tidak semua perjuangan mahasiswa harus ditanggung sendirian. Beasiswa hadir sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi, semangat, dan potensi yang dimiliki. Salah satunya adalah Beasiswa Cendekia BAZNAS, program prestisius yang tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga pembinaan karakter, wawasan keislaman, hingga kegiatan sosial.

Kabar bahagia ini baru saja dirasakan oleh Hasni Arifatun Nayali Mahasiswa Ekonomi Islam UII Angkatan 2023, yang berhasil lolos sebagai penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS 2025.

“Alhamdulillah, perasaan saya tentu sangat bahagia dan bersyukur ketika dinyatakan lolos. Rasanya seperti ada hadiah besar yang Allah titipkan setelah melewati proses panjang. Selain itu, saya juga merasa semakin termotivasi untuk lebih serius dalam belajar dan aktif berkarya, karena ada amanah yang harus dijaga,” ungkap Hasni penuh syukur.

Perjalanan Seleksi yang Ketat

Untuk bisa menjadi salah satu awardee, bukanlah perkara mudah. Proses seleksi diawali dengan kelengkapan berkas administrasi seperti transkrip nilai, surat rekomendasi, hingga esai. Setelah itu, ada tahap wawancara yang menilai komitmen, motivasi, dan visi ke depan. Dan dari banyaknya pendaftar, ia berhasil terpilih.

Motivasi utamanya sederhana namun mendalam: ingin meringankan beban finansial orang tua sekaligus mendapatkan wadah pengembangan diri. Baginya, Beasiswa Cendekia BAZNAS bukan sekadar bantuan dana, tetapi juga kesempatan untuk berjejaring, belajar, dan mengabdi kepada masyarakat.

Manfaat dan Tantangan

Sejak menerima beasiswa ini, ia merasakan manfaat besar, baik dalam segi akademik maupun pengembangan diri. Kini ia bisa lebih fokus belajar tanpa khawatir soal biaya. Selain itu, ia mendapat banyak kesempatan pelatihan, mentoring, hingga jaringan luas bersama awardee dari berbagai daerah.

Tantangan terbesar menurutnya bukan hanya saat bersaing dengan pendaftar lain, tetapi juga setelah resmi menjadi awardee, yakni menjaga konsistensi prestasi akademik sekaligus tetap aktif dalam kegiatan sosial sesuai nilai yang dibawa Baznas.

Dukungan dari Prodi Ekonomi Islam UII

Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan lingkungan kampus. Prodi Ekonomi Islam UII dinilainya sangat mendukung, mulai dari penyebaran informasi beasiswa, bimbingan hingga dukungan moral dari dosen dan teman-teman. Suasana akademik yang kondusif membuatnya percaya diri untuk mencoba berbagai peluang.

Ke depan, ia berharap bisa menjaga amanah beasiswa ini dengan sebaik-baiknya, terus meningkatkan prestasi, dan berkontribusi lebih banyak untuk masyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi Islam.

“Jangan pernah ragu untuk mencoba. Banyak sekali peluang beasiswa yang bisa kita raih, asal ada niat, usaha, dan doa. Jangan takut gagal, karena setiap proses akan memberi pelajaran berharga. Yang penting berani melangkah dan mempersiapkan diri sebaik mungkin,” Tegasnya

Kisah Hasni ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya dibekali ilmu, tetapi juga kesempatan untuk tumbuh lewat berbagai program prestasi dan beasiswa. Jadi, kalau kamu ingin kuliah di kampus yang mendukung penuh impian dan potensimu, Prodi Ekonomi Islam UII jawabannya.

Pendaftaran telah DIBUKA
Kunjungi pmb.uii.ac.id atau KLIK DISINI

Temukan inspirasi dan informasi lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Lulus Bawa Ijazah Sudah Biasa , Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII Bisa Bawa Gelar CIMM Sekaligus sebelum lulus!

Yogyakarta – Dinamika dunia kerja saat ini menuntut lebih dari sekadar ijazah. Lulusan perguruan tinggi diharapkan memiliki skill terlebih kompetensi tambahan yang terukur dan diakui secara profesional. Di bidang keuangan, terutama keuangan syariah, keberadaan akan tenaga ahli yang tersertifikasi juga sangat esensial. Melihat peluang ini, Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (Ekis UII) mengambil langkah strategis untuk mempersiapkan mahasiswa agar lebih siap bersaing.

Lewat program sertifikasi Certified Islamic Money Manager (CIMM), mahasiswa Ekis UII berkesempatan membawa pulang bukan hanya gelar sarjana, tapi juga pengakuan profesional di bidang perencanaan keuangan syariah. Sertifikasi yang dikeluarkan langsung oleh IARFC Indonesia ini biasanya membutuhkan pelatihan panjang dan biaya jutaan rupiah. Namun, di Prodi Ekonomi Islam UII, jalurnya dibuat lebih praktis dan terjangkau. Berikut cara kerjanya!

Konversi Mata Kuliah Jadi Jalan Pintas

Keistimewaan utama program ini ada pada konversi mata kuliah. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Perencanaan Keuangan Islam tidak perlu lagi mengikuti pelatihan tambahan di luar kampus. Materi perkuliahan sudah diakui setara dengan pelatihan CIMM yang telah dicek serta diverifikasi langsung oleh IARFC Indonesia. Dengan begitu, mahasiswa cukup melanjutkan ke tahap ujian sertifikasi, tanpa perlu mengulang dari awal pelatihan.

Dua Jalur Baru Tahun Ini

Tahun 2025 menjadi momen spesial karena untuk pertama kalinya Prodi Ekonomi Islam UII membuka dua jalur resmi menuju CIMM.

  • Jalur beasiswa, diberikan kepada mahasiswa dengan performa terbaik di mata kuliah Perencanaan Keuangan Islam.
  • Jalur non-beasiswa (berbayar), tetap terbuka bagi mahasiswa lain, dengan biaya yang lebih ringan berkat dukungan dari prodi.

Sebelumnya, mahasiswa hanya mendapat potongan biaya jika ingin ikut ujian. Dengan adanya jalur beasiswa ini, menjadi Langkah yang lebih maju sekaligus peluang baru bagi lebih banyak mahasiswa untuk meraih sertifikasi bergengsi ini.

Beberapa mahasiswa Ekonomi Islam UII sudah sukses melalui program ini dan resmi menyandang gelar CIMM. Di antaranya:

Suroyya Yefiani 23423031 Beasiswa
Diah Nurantika 23423032 Beasiswa
Luthfia Aryati Azis 23423033 Beasiswa
Almeyda Asharsyira 23423034 Beasiswa
Tara Aqila Humayra 23423035 Beasiswa
Syahraini Aisyah Putri Sudirman 23423051 Beasiswa
Yuyun Rohayati 23423055 Beasiswa
Muhaimin 20423031 Non Beasiswa
Zahran Al Asyraf Hibatullah 22423146 Non Beasiswa
Asiyah Azzahra 23423024 Non Beasiswa

Suara Mahasiswa:

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan beasiswa untuk mengikuti ujian sertifikasi CIMM. Menurut saya program ini sangat worth it, karena selain membantu dari segi pembiayaan juga membuka peluang besar untuk mengembangkan kompetensi melalui sertifikasi nasional. Semoga pengalaman ini jadi motivasi, baik untuk saya maupun teman-teman lain agar terus berprestasi. Terima kasih kepada seluruh dosen Ekonomi Islam yang sudah mendukung adanya beasiswa ini.” Ujar Luthfia Penerima Beasiswa

“Rasanya bersyukur banget bisa dapat gelar CIMM. Dari prosesnya, aku dapat banyak insight baru soal perencanaan keuangan Islam yang ternyata nyambung banget sama kuliah. Walaupun ikut jalur berbayar, tetap worth it, apalagi ada potongan dari Prodi Ekonomi Islam. Yang paling penting, pengalaman ini benar-benar nambah value diri aku sekaligus bikin makin yakin sama jalur yang aku tempuh.” Tambah Asiyah Penerima Non Beasiswa

Kenapa Program Ini Istimewa?

  1. Nilai Tambah Kompetitif, Lulusan tidak hanya bawa ijazah, tapi juga gelar profesional yang diakui.
  2. Efisiensi Waktu & Biaya, Materi kuliah sudah diverifikasi IARFC, jadi mahasiswa tidak perlu ikut pelatihan tambahan.
  3. Akses Merata, Adanya beasiswa dan potongan biaya membuat program ini bisa
    diakses lebih banyak mahasiswa.
  4. Penguatan Ilmu & Praktik, Materi kelas langsung relevan dengan kebutuhan profesional, sehingga mahasiswa lebih percaya diri menghadapi dunia kerja.

Dari Kampus ke Dunia Profesional

Program CIMM adalah langkah strategis Prodi Ekonomi Islam UII untuk menyiapkan lulusan yang siap bersaing, tidak hanya sebagai akademisi, tetapi juga praktisi profesional. Dengan bekal ilmu, pengalaman, dan sertifikasi, mahasiswa Ekis UII membawa “senjata ganda”: ijazah sekaligus gelar CIMM. Harapannya menjadi sebuah keunggulan yang membedakan mereka di dunia kerja.

Kalau kamu juga ingin punya gelar istimewa dengan cara yang berbeda, yuk bergabung bersama Program Studi Ekonomi Islam UII!

Temukan peluang, kompetensi, dan pengalaman berharga yang tidak hanya membekali teori, tapi juga menambah value nyata untuk masa depanmu.
Daftar sekarang di pmb.uii.ac.id dan jadilah bagian dari generasi Ekis UII yang siap bersaing di dunia profesional!

Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis/

Global Experience, Mahasiswa Ekonomi Islam UII Ikuti Global Internship di Multimedia University

Magang MMU

Yogyakarta (EKIS NEWS) – Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mencetak langkah penting di kancah internasional. Dua mahasiswa, Queena Chandra dan Almeyda Asharsyira, terpilih mengikuti Global Internship Program di Multimedia University (MMU), Malaysia, tepatnya di bawah naungan Strategy and Quality Assurance (SQA) Division. Program yang berlangsung dari 13 Juni hingga 7 Juli 2025 ini merupakan wujud nyata komitmen prodi dalam memberikan pengalaman global bagi mahasiswa.

Multimedia University, Kampus Inovasi di Malaysia

Multimedia University (MMU) dikenal sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di Malaysia yang berfokus pada digitalisasi, inovasi, dan kolaborasi industri. Mahasiswa UII ditempatkan di divisi SQA yang berperan penting dalam mendukung strategi institusi, penjagaan mutu, komunikasi akademik, hingga branding universitas.

Selama satu bulan, Queena dan Almeyda terlibat dalam berbagai kegiatan, terutama koordinasi webinar internasional dengan tema yang beragam, mulai dari smart farming, inclusive education, hingga ESG-based business models. Keduanya berkontribusi dalam mendesain materi publikasi, sertifikat, hingga menyiapkan pertanyaan khusus bagi narasumber. Mereka juga mendukung dokumentasi acara dengan menulis newsflash articles yang menjadi bagian dari strategi komunikasi resmi MMU.

Pengalaman Istimewa Bertemu Delegasi Internasional

Tak hanya itu, pengalaman berharga lainnya adalah saat turut serta dalam penyambutan delegasi internasional, seperti kunjungan dari Commission on Higher Education (CHED) Philippines dan Malaysian Qualifications Agency (MQA). Momentum ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menyaksikan langsung bagaimana sebuah institusi pendidikan tinggi menjaga standar mutu, menjalin kolaborasi, serta mengelola reputasi global.

Menurut Almeyda, banyak pelajaran penting yang diperoleh selama program, termasuk ketelitian dalam bekerja, pentingnya inisiatif di dunia profesional, serta dinamika komunikasi lintas budaya.

“Kesalahan kecil sekalipun bisa berdampak besar. Dari sini saya belajar untuk lebih teliti, disiplin, dan berani mengambil inisiatif tanpa harus selalu menunggu perintah,” ungkapnya.

Bukti Nyata Kompetensi Global

Keterlibatan mahasiswa Ekonomi Islam UII dalam program ini menunjukkan bahwa kompetensi global bukan sekadar teori di ruang kelas, tetapi juga lahir dari pengalaman nyata di lapangan. Pengalaman internasional ini diharapkan dapat memperkaya perspektif mahasiswa dalam mengembangkan ekonomi Islam yang berdaya saing dan relevan dengan perkembangan global.

Prodi Ekonomi Islam UII terus mendorong mahasiswa untuk aktif dalam program internasional baik melalui magang, penelitian, maupun konferensi akademik. Kesempatan ini tidak hanya membuka wawasan baru, tetapi juga memperkuat jaringan global yang bermanfaat bagi pengembangan prodi dan UII secara keseluruhan.

Global mindset, real experience! Bersama Ekis UII, setiap mahasiswa punya kesempatan untuk melangkah lebih jauh ke dunia internasional.

Bergabung bersama kami di Program Studi Ekonomi Islam UII
Informasi pendaftaran kunjungi pmb.uii.ac.id
Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Kembali Beraksi, Dua Tim Ekonomi Islam UII Torehkan Prestasi di Telmireg Competition 2025

Yogyakarta (EKIS NEWS) – Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi gemilang. Kali ini, dalam ajang Telmireg  Competition yang digelar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 14–15 Juni 2025, UII mengirimkan dua tim pada kategori Business Plan. Keduanya berhasil tampil impresif di hadapan juri dan membawa pulang gelar juara.

MyHalal Inovasi Tim untuk Industri Halal

Tim pertama, terdiri dari Anggota Mahasiswa Ekonomi Islam yakni Yuyun Rohayati, Asiyah Azzahra, dan Inas Soraya Husna. Mereka menghadirkan aplikasi MyHalal, sebuah platform yang membantu masyarakat menemukan kuliner dan destinasi wisata halal. Keunggulan utama aplikasi ini adalah fitur pembeda antara produk halal self-declare dan halal certified, yang belum banyak ditemui di aplikasi serupa.

Perjalanan mereka di kompetisi penuh dinamika. Bahkan, sebelum presentasi dimulai, tim sempat menghadapi masalah tak terduga karena laptop berisi perhitungan penting tertinggal. Namun, kerja sama tim dan kesiapan mental membuat mereka mampu bangkit dan akhirnya meraih skor tertinggi dalam presentasi.

“Kesalahan kecil bisa berdampak besar. Dari pengalaman ini, saya belajar untuk lebih teliti, disiplin, dan berani mengambil inisiatif tanpa harus menunggu perintah,” ujar Yuyun anggota tim.

Ke depan, tim berencana menggandeng mahasiswa Informatika untuk menyempurnakan MyHalal agar semakin optimal, mudah digunakan, dan menjangkau pengguna yang lebih luas.

Game Falah Achievers, Tim Kedua Yang Gak Kalah Keren

Sementara itu, tim kedua beranggotakan Mahasiswa Ekonomi Islam yakni Yasaka Fadhilah, Suroyya Yefiani dan Daimaturrahmah. Mereka tak kalah menarik dengan kisah perjuangannya sukses membawa ide bisnis Game Falah Achievers, sebuah game simulasi islami yang interaktif, edukatif, dan berunsur syariah. Konsep ini dihadirkan untuk menggabungkan hiburan sekaligus pembelajaran nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan bagi generasi muda.

Namun perjalanan mereka penuh cerita unik. Awalnya, tim merasa pesimis hingga tidak menghadiri sesi awarding karena yakin tak akan menang.

“Jujur kaget banget, karena awalnya kami mengira tidak menang. Qodarullah, Alhamdulillah ternyata justru kami berhasil,” ungkap Yefi anggota tim.

Kompetisi ini mengusung tema besar “Resilience of Multi Sector through Technology Transformation to Strengthen Inclusive and Sustainable Islamic Economic Growth.” Suasana lomba digambarkan menegangkan, apalagi dengan kehadiran tim-tim kuat dari berbagai universitas di Yogyakarta seperti UGM, UNY, hingga UIN Sunan Kalijaga.

Meski sempat dilanda rasa grogi dan insecure, tim berhasil menampilkan konsep bisnis dengan solid. Evaluasi terbesar bagi mereka adalah pentingnya meningkatkan persiapan sejak awal, terutama di aspek public speaking agar pesan bisa tersampaikan lebih meyakinkan.

Pesan Inspiratif Dari Mereka

Prestasi ini tidak membuat kedua tim berhenti. Tim MyHalal menargetkan untuk terus mengikuti kompetisi sejenis dengan aplikasi yang lebih inovatif, sementara tim Game Falah Achievers berfokus mempersiapkan diri untuk internship di luar negeri, termasuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.

Pesan inspiratif pun mereka bagikan untuk mahasiswa lain. “Jangan takut mencoba dan jangan mudah menyerah. Persiapkan diri dengan baik, belajarlah dari setiap proses, dan bangun kerja sama tim yang solid,” tegas tim MyHalal.

Sedangkan tim Game Falah Achievers menambahkan, “Kunci menjadi juara adalah berani mencoba dan mau belajar. Setiap prestasi selalu dimulai dari langkah kecil keberanian. Percaya diri bahwa dirimu bisa adalah hal yang utama.”

UII Cetak Generasi Berprestasi

Keterlibatan dua tim ini menunjukkan konsistensi Prodi Ekonomi Islam UII dalam mendorong mahasiswa aktif di kancah regional hingga internasional. Prestasi bukan hanya soal piala, melainkan juga pembelajaran, jaringan, dan keberanian mahasiswa untuk unjuk kemampuan.

Kalau kamu juga ingin merasakan atmosfer kompetisi, kesempatan global, dan bimbingan yang membuka jalan prestasi, saatnya bergabung bersama Prodi Ekonomi Islam UII dan jadilah bagian dari generasi Ekis UII yang siap berdaya saing di level nasional maupun internasional.

Informasi pendaftaran kunjungi di pmb.uii.ac.id
Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Raih Juara! Mahasiswa Ekonomi Islam UII Tembus MTQM International di Jambi!

Kadang prestasi itu bukan datang dari ambisi besar, tapi dari keberanian untuk mencoba hal baru. Itulah yang dilakukan oleh Tara Aqila Humayra, mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UII angkatan 2023. Dengan tekad “tes ombak”, Tara memutuskan untuk ikut kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (LKTIQ) kategori tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Jambi pada 16–19 Juni 2025. Dan ya! Tara berhasil membawa pulang gelar Juara Harapan 1.

Dari “Tes Ombak” Jadi Juara

Bagi Tara, ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Ia mengaku awalnya hanya ingin mencoba sesuatu yang baru dari apa yang sudah dipelajari selama beberapa bulan terakhir di kelas. Tapi justru dari keberanian itulah, ia menemukan pengalaman yang berharga baik dalam belajar, bekerja sama, maupun membangun rasa percaya diri.

“Karena ini pertama kali, pastinya masih banyak belajar. Ngerjainnya juga lebih butuh tenaga, waktu, pikiran, dan kerjasama tim yang solid,” ujarnya.

Dalam kompetisi ini, Tara mengangkat tema literasi keuangan syariah, isu yang relevan dan sudah pernah ia pelajari selama kuliah di Prodi Ekonomi Islam. Ilmu di kelas ternyata sangat membantu dalam menyusun argumentasi dan membangun gagasan yang berbasis syariah.

“Materi kuliah sangat membantu banget. Jadi nulisnya nggak blank karena udah punya dasar,” Ucap Tara.

Didukung oleh teman, dosen, dan orang tua, Tara melewati proses bimbingan dan revisi hingga akhirnya siap untuk bersaing. Ia juga berkonsultasi langsung dengan orang-orang yang memang ahli di bidangnya agar tulisannya lebih matang dan berbobot.

Bertemu Orang Baru, Belajar Hal Baru

Bukan hanya soal lomba, bagi Tara, salah satu pengalaman paling berkesan adalah bertemu dengan banyak orang hebat dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Selain itu, momen ini juga menjadi pengalaman pertamanya menginjak tanah Sumatera, melihat budaya baru, logat yang berbeda, dan kebersamaan delegasi UII yang seru sekali.

Saat ditanya apa kunci keberhasilannya, Tara menjawab dengan santai “Usaha dan doa. Lalu konsul ke orang yang mengerti, meminta masukan dan yang paling penting tidak takut salah!”

Tantangan terbesar menurutnya bukan hanya soal menulis, tapi juga mengatur waktu, menjaga komunikasi tim, dan tetap tekun dalam proses yang nggak sebentar. Tapi justru dari sana, Tara belajar banyak hal yang tidak bisa didapat hanya dari materi kelas.

Gas Aja, Gausah Takut

Sebagai sesama mahasiswa, Tara ingin membagikan semangat ke teman-teman Ekis lainnya agar tidak ragu untuk ikut kompetisi. Menurutnya, menang atau kalah bukan tujuan utama, yang terpenting adalah berani mencoba dan mendapatkan pengalaman baru.

“Gas aja ges! Lebih baik nyesel karena gagal, daripada nyesel karena gak nyoba!” Tegasnya

Tara juga menyampaikan harapannya ke depan, supaya Prodi Ekonomi Islam UII bisa semakin aktif mendorong mahasiswa untuk ikut lomba-lomba, salah satunya dengan adanya pelatihan atau coaching singkat dari dosen sebelum mengikuti kompetisi.

“Support dari dosen sudah bagus, saya dibantu dan dibimbing dengan baik oleh dosen, kedepannya mungkin bisa ditambah pelatihan intensif bareng sebelum lomba. Biar makin siap dan lebih PD untuk bersaing” Tambahnya

Buat kamu yang masih ragu, Tara sudah buktikan, coba itu bukan soal siap atau tidak siap, tapi soal berani atau tidak. Dan dari keberanian itu, bisa jadi lahir prestasi yang luar biasa.

Ingin berprestasi seperti Tara ?
Daftar sekarang juga di Program Studi Ekonomi Islam UII 

Temukan inspirasimu bersama kami di https://fis.uii.ac.id/ekis
Pendaftaran Mahasiswa Baru  pmb.uii.ac.id

Bangun Bisnis Jalur Mahasiswa Ekonomi Islam!!

Tidak banyak yang menyangka bahwa dari dunia akademik Ekonomi Islam, mampu membuat alumni yang berhasil membangun bisnis jasa seserahan pernikahan dengan skala yang terus berkembang. Agnia Rona Afiani, alumni Ekonomi Islam UII angkatan 2016, yang kini sukses mengelola brand Mahantaran, sebuah usaha jasa seserahan yang telah berdiri sejak tahun 2022 dan kini telah memiliki dua cabang di Yogyakarta dan Solo.

Dengan tagline “Seserahan Termurah dan Berkualitas”, Mahantaran telah melayani lebih dari 700 klien dalam waktu tiga tahun terakhir. Tidak hanya itu, Mahantaran juga aktif mengadakan kelas seserahan yang berkolaborasi dengan berbagai brand lokal untuk mendorong pemberdayaan perempuan, serta menempati peringkat pertama dalam daftar rekomendasi jasa seserahan di Yogyakarta versi Detik Jateng.

Dari Freelancer Menjadi Founder

Ketertarikan Agnia terhadap dunia wedding sudah muncul sejak masa kuliah. Selama kurang lebih empat tahun, ia bekerja sebagai freelance wedding organizer (WO) sambil menempuh studi. Dari sanalah muncul ide untuk membuat usaha sendiri di bidang yang sama, namun dengan model yang lebih fleksibel dan terjangkau secara modal.

“Saya ingin tetap di dunia wedding, tapi dengan modal kecil. Saya mulai dari menyewa, mendekorasi sendiri, hingga merakit box seserahan. Karena saya juga memang senang dengan kerajinan tangan,” ungkapnya.

Menjalankan Bisnis Berbasis Syariah

Latar belakang pendidikan di Ekonomi Islam turut memberi pengaruh besar dalam membentuk karakter bisnis yang dijalankan Agnia. Ia mengaku bahwa pemahamannya tentang prinsip berdagang dalam Islam banyak dibentuk selama kuliah.

“Sebelum kuliah saya pikir bisnis itu hanya soal untung dan kaya. Tapi di Ekis saya belajar bahwa berdagang juga ada etikanya. Prinsip syariah harus dijaga,” jelasnya.

Mahantaran sendiri menerapkan prinsip “usaha untuk amal” dengan menyisihkan sebagian keuntungan untuk kegiatan sosial seperti santunan ke panti asuhan setiap Ramadan. Lebih dari itu, ia juga memastikan bahwa seluruh aset usaha tidak dibiayai dengan riba. Semua dilakukan secara bertahap dengan semangat keberkahan.

Terus Bertumbuh, Menyiasati Tantangan

Sebagai bisnis musiman, tantangan terbesarnya adalah ketika memasuki bulan-bulan sepi pernikahan seperti Ramadan dan bulan Suro. Namun, Agnia melihat peluang lain dengan mengadakan kelas seserahan bersama sejumlah brand seperti Kotagede Jewellery, Make Over, dan Bloomery.

Dalam hal pemasaran, Mahantaran mengandalkan kekuatan rekomendasi dari mulut ke mulut serta membangun kehadiran aktif di media sosial. Konten visual dan narasi yang engaging menjadi senjata utama untuk menjangkau target pasar dari kalangan muda.

Target dan Harapan Ke Depan

Kini Mahantaran tidak hanya berhenti pada jasa seserahan. Mereka telah mengembangkan lini usaha baru bernama Mahaplanner WO, dan menargetkan ekspansi ke bidang souvenir pernikahan agar dapat menjadi penyedia layanan pernikahan secara lengkap (one-stop wedding solution).

“Tahun 2026 kami menargetkan memiliki store yang lebih luas. Saat ini kami memiliki 4 karyawan dan lebih dari 100 box seserahan, sementara tempat yang ada sudah sangat terbatas,” Ucap Agnia.

Pesan untuk Mahasiswa Ekonomi Islam

Sebagai alumni Ekonomi Islam, Agnia menyampaikan pesan kepada adik-adik tingkatnya agar berani bermimpi dan memulai. Baginya, modal bukan hanya soal uang, tapi juga mental dan nilai-nilai syariah yang telah dipelajari di kampus.

“Kalau memang niatnya baik dan usahanya sesuai prinsip syariah, insyaAllah akan ada jalannya. Jangan takut untuk mulai pelan-pelan dan mandiri.”

Dari semangat berkarya dan berprinsip syariah, Mahantaran menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Ekonomi Islam mampu membangun usaha yang bermanfaat, berdaya saing, dan bernilai ibadah.

Bergabung dan Temukan inspirasimu bersama kami di https://fis.uii.ac.id/ekis
Pendaftaran Mahasiswa Baru klik di pmb.uii.ac.id

Qurban 101, Sambut Idhul Adha Dengan Pahami Esensinya!

Idul Adha merupakan salah satu momen besar dalam Islam yang identik dengan pelaksanaan ibadah qurban. Namun, di tengah semangat umat muslim dalam menyambut hari raya ini, masih banyak pertanyaan muncul, khususnya mengenai kesiapan untuk berkurban. Siapakah sebenarnya yang disarankan untuk berqurban? Sebagai mahasiswa apakah disrankan meski belum memiliki penghasilan tetap? apakah qurban patungan yang umum terjadi saat ini dibolehkan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kali ini kita bahas dari segi Fikih dan Perencanaan keuangan islam bersumberkan dari Dosen Program Studi Ekonomi Islam Bapak Fajar Fandi Atmaja, LC., MSI.

Hukum Asal Qurban

Secara hukum, qurban termasuk dalam kategori sunnah muakkadah. Artinya, ibadah ini sangat dianjurkan dan dilakukan secara konsisten oleh Rasulullah SAW selama hidupnya, meskipun tidak sampai pada tingkatan wajib. Dalam sejarah, Abu Bakar pernah tidak melaksanakan qurban dalam satu tahun tertentu demi mencegah pemahaman bahwa qurban adalah ibadah wajib.

Mayoritas ulama menyepakati hukum sunnah muakkadah ini, meskipun ada mazhab seperti Hanafi yang menganggapnya wajib bagi mereka yang mampu. Dengan demikian, pelaksanaan qurban sangat dianjurkan bagi umat Islam yang memiliki kemampuan, termasuk mahasiswa, selama tidak memberatkan diri atau orang lain.

Mahasiswa dan Ibadah Qurban

Mahasiswa yang belum memiliki penghasilan tetap memang tidak termasuk golongan yang wajib berkurban. Namun, jika seorang mahasiswa memiliki kemampuan finansial, baik dari uang saku bulanan maupun penghasilan tambahan, sangat baik jika ia berusaha memaksimalkan untuk ikut berkurban.

Pelaksanaan qurban bagi mahasiswa dapat menjadi bentuk latihan spiritual, tanggung jawab sosial, sekaligus penguatan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman. Namun, tentu hal ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing, tanpa memaksakan diri apalagi membebani keluarga khususnya orang tua.

Batasan dan Ketentuan Qurban

Dalam praktiknya, qurban dapat dilakukan secara patungan dengan memperhatikan jenis hewan yang digunakan. Secara fikih, sapi boleh diatasnamakan untuk tujuh orang, sedangkan kambing hanya sah untuk satu orang.

Bapak Fajar Fandi Atmaja menambahkan

“Kurban patungan itu sebenarnya secara fikih, beberapa hewan punya ketentuan atau nilai tertentu, seperti sapi itu bisa mengatas namakan tujuh orang, sedangkan kambing itu hanya sah untuk satu orang. Kalaupun seandainya tidak mampu untuk satu orang, ya bisa iuran, tapi tetap kurbannya diatasnamakan untuk satu orang untuk kambing, dan tujuh orang untuk sapi.” Jelasnya.

Artinya, jika ingin berkurban kambing namun menggunakan sistem iuran, maka hewan tersebut harus tetap diatasnamakan untuk satu orang saja. Sedangkan untuk sapi, diperbolehkan atas nama tujuh orang saja dan jelas disebutkan namanya.

Praktik seperti ini cukup sering dilakukan dalam lingkup komunitas, termasuk di lingkungan kampus, sebagai solusi agar lebih banyak orang bisa berpartisipasi dalam ibadah qurban.

Namun, saat ini seringkali dijumpai sistem qurban kolektif dengan nominal ringan, seperti Rp50.000 per orang, yang melibatkan banyak peserta tanpa pembagian nama yang jelas. Secara fikih, sistem seperti ini tidak dapat dikategorikan sebagai qurban yang sah, melainkan lebih tepat disebut sebagai bentuk sedekah daging.

Meski bukan termasuk ibadah qurban, sedekah daging tetap merupakan amalan yang baik dan berpahala. Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami perbedaannya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam praktik ibadah.

Strategi Keuangan Mahasiswa untuk Berqurban

Dari sisi perencanaan keuangan, mahasiswa tetap memiliki peluang untuk bisa berkurban, selama dilakukan dengan strategi yang tepat. Misalnya, dengan uang saku Rp1.000.000 per bulan, seorang mahasiswa dapat menyisihkan Rp100.000 setiap bulan ke dalam tabungan khusus qurban. Dalam waktu 3 hingga 4 tahun, jumlah tersebut cukup untuk membeli satu ekor kambing.

Strategi ini tidak hanya melatih disiplin finansial, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk merencanakan ibadah jangka panjang. Tabungan qurban dapat menjadi kebiasaan positif yang mendampingi proses pendidikan dan pendewasaan mahasiswa.

Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi tentang bagaimana setiap Muslim mendekatkan diri kepada Allah melalui pengorbanan yang nyata, sesuai kemampuannya. Perencanaan keuangan yang matang adalah kunci agar ibadah kurban dapat dilakukan secara rutin, meski dengan penghasilan terbatas seperti mahasiswa. Dalam konteks keuangan Islam, menyusun strategi pengelolaan dana untuk ibadah merupakan bentuk tanggung jawab sekaligus investasi spiritual yang penting.

Untuk itu, pembahasan lebih lengkap tentang bagaimana mahasiswa bisa merencanakan keuangan secara Islami agar konsisten dapat berkurban akan kami ulas di artikel berikutnya. Jadi, jangan lewatkan ya!

Mari menata keuangan dan memperkuat ibadah dengan perencanaan yang tepat.
Bergabunglah bersama kami di Program studi Ekonomi Islam
Daftar sekarang di Pmb.uii.ac.id
Temukan Informasi dan wawasalan lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis/