IHSG Anjlok, Apa Perlu Kita Cemas??

“Pangan paling utama, harga saham boleh naik turun. Pangan aman, negara aman.” Begitulah ujar Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dalam sidang kabinet di Istana Jakarta, Jumat (21/3/2025). Pernyataan ini terdengar menenangkan, seakan-akan fluktuasi harga saham hanya menjadi urusan investor dan pebisnis besar.

Namun, apakah benar demikian? Kenyataannya, gejolak pasar saham memiliki efek domino yang jauh lebih kompleks, termasuk pada sektor pangan yang disebut-sebut sebagai prioritas utama. Misalnya, ketika IHSG anjlok, dampaknya bisa terasa hingga ke harga bahan pokok yang kita konsumsi setiap hari. Jadi, benarkah kita tidak perlu cemas?

Mengapa IHSG Berarti bagi Sektor Riil?

IHSG yang anjlok bukan hanya urusan investor. Sebaliknya, Efek domino dari kejatuhan indeks ini bisa kita rasakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhana, IHSG merupakan indikator yang mencerminkan kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi suatu negara. Ketika indeks ini naik, itu menandakan optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, ketika IHSG turun drastis, ada kemungkinan ekonomi sedang dalam kondisi tidak stabil.

Dampak IHSG terhadap sektor riil meliputi:

  1. Harga Barang Naik

    Saat IHSG turun drastis, investor asing sering menarik modalnya dari Indonesia, menyebabkan rupiah melemah. Akibatnya, barang impor seperti bahan pangan, elektronik, hingga bahan bakar yang menjadi lebih mahal. Sehingga, ketika harga BBM naik, ongkos distribusi juga ikut naik, dan akhirnya harga kebutuhan pokok melonjak. Dengan demikian, daya beli masyarakat pun melemah, dan perputaran ekonomi pun melambat.

  2. Lapangan Pekerjaan Terancam 

    Anjloknya IHSG sering kali menandakan bahwa banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Akibatnya, mereka bisa menunda perekrutan, memangkas bonus, bahkan melakukan PHK. Lebih dari itu, jika kamu bukan karyawan tapi seorang pengusaha kecil, pelangganmu mungkin berkurang karena masyarakat mulai mengurangi pengeluaran akibat ketidakpastian ekonomi. Dengan kata lain, sektor informal bisa terkena dampaknya, seperti pedagang kecil yang omzetnya menurun karena harga bahan pokok naik.

  3. Tabungan dan Dana Pensiun Ikut Terguncang

    Kamu mungkin berpikir, “Aku kan nggak main saham, jadi nggak terpengaruh dong?” Salah besar!. Banyak bank, asuransi, dan dana pensiun berinvestasi di pasar modal. Ketika IHSG turun, nilai aset mereka ikut menyusut. Ini bisa berarti keuntungan tabungan jangka panjang ikut berkurang, nilai reksa dana turun, dan uang pensiun yang diharapkan mungkin tidak sebesar yang diperkirakan.

  4. Ekonomi Melambat, Peluang Mengecil 

    Saat pasar saham lesu, investor akan lebih berhati-hati dalam menanamkan modal. Proyek proyek besar bisa tertunda, usaha rintisan kesulitan mendapatkan pendanaan, dan inovasi terhambat. Pada akhirnya, peluang kerja semakin terbatas dan pertumbuhan ekonomi melambat. Jadi, jelas bahwa fluktuasi IHSG bukan sekadar urusan para investor kaya, melainkan juga berdampak pada kehidupan kita sehari-hari, mulai dari harga pangan, pekerjaan, tabungan, hingga peluang ekonomi ke depan.

Haruskah Kita Khawatir?

Penurunan IHSG memang perlu dicermati, tetapi pertanyaan yang penting adalah “apakah ini disebabkan oleh faktor internal atau eksternal?”

1.Faktor Internal

• Fundamental ekonomi yang lemah, jika perekonomian domestik mengalami perlambatan, misalnya karena defisit perdagangan atau kebijakan fiskal yang kurang efektif, maka IHSG bisa mengalami tekanan lebih besar.
• Ketidakpastian kebijakan pemerintah, investor sangat memperhatikan kebijakan moneter dan fiskal pemerintah. Jika kebijakan yang diambil tidak memberikan kepastian bagi pasar, maka risiko capital outflow (keluarnya modal asing) meningkat.
• Krisis sektor tertentu, sektor keuangan atau properti yang melemah dapat memicu efek domino ke sektor lainnya. Misalnya, jika banyak perusahaan mengalami gagal bayar, kepercayaan investor bisa merosot.

2. Faktor Eksternal

• Gejolak ekonomi global, perang dagang, kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed), atau resesi global bisa berdampak pada pasar saham Indonesia. Investor asing cenderung menarik dananya dari pasar negara berkembang saat terjadi ketidakpastian global.
• Fluktuasi harga komoditas, Indonesia sebagai negara berbasis ekspor sangat bergantung pada harga komoditas seperti minyak, batu bara, dan kelapa sawit. Jika harga komoditas turun drastis, pendapatan negara dan perusahaan berbasis ekspor ikut terpukul.
• Perubahan tren investasi global, Saat investor global mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman seperti emas atau obligasi negara maju, pasar saham negara berkembang bisa terdampak negatif.

Secara umum, penurunan IHSG yang dipengaruhi faktor eksternal, dampaknya cenderung lebih bersifat sementara. Sevalikya, jika penyebabnya adalah faktor internal, maka hal ini bisa menjadi indikasi bahwa ada masalah mendasar yang perlu segera diselesaikan. Sayangnya, seperti yang kita ketahui penurunan IHSG di Indonesia saat ini disebabkan oleh faktor Internal. Oleh karena itu, Jika tidak ingin Indonesia cemas dipercepat tahun ini, pemerintah perlu memikirkan cara mengatasinya.

Saat ini, tantangan utama bukan hanya menjaga stabilitas IHSG, tetapi juga memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan benar-benar melindungi kesejahteraan masyarakat luas. Sebab, jika ekonomi riil terganggu, maka dampaknya akan jauh lebih besar dibanding sekadar angka yang turun di pasar saham. Namun apakah mereka benar benar sadar? Kalaupun sadar, apakah pemerintah akan mengaku salah kemudian bertaubat melalui tindakan yang konkret ??

Bagaimana menurutmu Sob ? Apakah kita masih bisa merasa tenang? Atau sudah saatnya menuntut kebijakan yang lebih berpihak pada rakyat?

Temukan wawasan dan Informasi lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis
Jadilah bagian dari Program Studi Ekonomi Islam dengan mendaftar di pmb.uii.ac.id

Korupsi di Indonesia, Kebiasaan atau Penyakit yang Bisa Disembuhkan?

Seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya, korupsi di Indonesia bukan lagi sekadar praktik ilegal yang tersembunyi, tetapi sudah menjelma menjadi penyakit kronis yang menggerogoti fondasi ekonomi. Bahkan, istilah “Liga Korupsi Indonesia” semakin mempertegas bahwa korupsi di negeri ini bukan lagi sekadar kejahatan, melainkan sistem yang terus berulang dengan pola dan “aturan mainnya” sendiri.

Kasus-kasus korupsi di perusahaan BUMN terus bergulir. Salah satu yang paling mencolok baru-baru ini adalah skandal di Pertamina, di mana kebocoran anggaran mencapai triliunan rupiah. Bukan hanya merugikan negara, dampaknya langsung terasa oleh masyarakat dalam bentuk harga kebutuhan yang semakin tinggi akibat inefisiensi. Korupsi di BUMN bukan sekadar perbuatan individu, melainkan sistemik, penggelembungan harga proyek, suap dalam tender, hingga manipulasi laporan keuangan. Hasilnya? Investor asing ragu menanamkan modal, pembangunan nasional tersendat, dan rakyat yang harus menanggung akibatnya. Tidak heran jika anak muda semakin frustrasi, hingga muncul fenomena baru: #KaburAjaDulu sebagai bentuk respons terhadap sistem yang dirasa semakin buruk.

Lari dari Masalah atau Strategi untuk Masa Depan?

Fenomena #KaburAjaDulu bukan sekadar tren media sosial, tetapi cerminan dari kekecewaan anak muda terhadap kondisi ekonomi dan politik yang stagnan. Banyak yang merasa bahwa bekerja dengan jujur di Indonesia hanya akan membawa kesulitan dan keterbatasan. Namun, apakah mereka benar-benar menyerah? Tidak semua yang memilih pergi berarti lari dari masalah. Ada juga yang menjadikannya sebagai strategi: menimba ilmu, memperluas jaringan, dan mencari peluang di luar negeri dengan harapan bisa kembali membawa perubahan.

Di sisi lain, upaya untuk memperbaiki sistem dari dalam tetap harus berjalan. Jika ekonomi Islam diterapkan secara luas, bukan tidak mungkin korupsi bisa ditekan dan kepercayaan terhadap sistem pun kembali tumbuh. Islam menekankan nilai-nilai kejujuran (ash-shidq), amanah, dan keadilan (al-adl) dalam setiap aspek ekonomi. Bukan hanya soal menghindari suap, tetapi juga membangun ekosistem bisnis yang sehat dan berorientasi pada maslahat.

Dosen Program Studi Ekonomi Islam UII, Bapak Sofwan Hadikusuma, Lc, M.E, berpendapat bahwa pencegahan korupsi bisa dilakukan dengan dua sistem pengawasan: eksternal dan internal. Pengawasan eksternal dilakukan melalui penegakan regulasi anti korupsi, sementara pengawasan internal dibangun dengan kesadaran diri bahwa perilaku korupsi merupakan hal terlarang yang bisa merugikan banyak pihak.

Sebagai sebuah sistem, ekonomi Islam memiliki aturan ilahi yang melarang perbuatan koruptif. Penegakan aturan anti korupsi dalam sistem ekonomi Islam sesungguhnya bisa menjadi solusi dalam mencegah dan memberantas korupsi. Dengan adanya aturan, seseorang akan dibatasi gerak-geriknya agar tidak bisa melakukan korupsi. Di sisi lain, seseorang yang sadar dan bisa menahan diri akan mendapat reward dari Allah SWT sebagai imbalan atas penghambaan (ibadah) kepada-Nya, yaitu dalam hal meninggalkan larangan korupsi.

Solusi konkret seperti audit syariah, transparansi keuangan berbasis syariah, dan penerapan zakat perusahaan bisa menjadi langkah awal menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih bersih dan terpercaya. Sistem ini bukan sekadar teori, tetapi bisa menjadi alternatif nyata dalam membangun ekonomi yang lebih adil.

Indonesia tidak bisa terus-menerus terjebak dalam lingkaran korupsi. Saatnya membangun sistem yang lebih transparan dan berintegritas. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Karena kejujuran bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban.

Gimana menurutmu Sob ?
Temukan wawasan dan Informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Jadilah bagian dari Program Studi Ekonomi Islam dengan mendaftar di pmb.uii.ac.id

Tiket gratis menuju masa depan bersama Beasiswa di Program Studi Ekonomi Islam!

Beasiswa Santri UII merupakan salah satu program unggulan Universitas Islam Indonesia yang memberikan kesempatan emas bagi santri berprestasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Program ini tidak hanya mencakup pembebasan biaya kuliah, tetapi juga menyediakan pembinaan akademik dan keagamaan yang intensif. Tak heran, para penerima beasiswa santri kerap mendominasi berbagai prestasi dan aktif berkontribusi di lingkungan kampus.

Lantas, siapa saja mahasiswa Ekonomi Islam UII yang berhasil menjadi awardee Beasiswa Santri UII tahun ajaran 2023-2024? Berikut adalah profil beberapa di antaranya yang memiliki beragam pencapaian dan pengalaman inspiratif.

Selain prestasi akademik dan kompetisi, penerima Beasiswa Santri UII juga memiliki pengalaman unik dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa sekaligus santri. Mereka tidak hanya mendapatkan akses pendidikan berkualitas tetapi juga kesempatan untuk mengembangkan diri dalam lingkungan yang religius dan suportif penerima beasiswa santri di Ekis UII dikenal dengan kedisiplinan dan semangat belajarnya yang tinggi. Hal ini tercermin dalam berbagai pencapaian akademik dan kompetisi yang mereka ikuti. Tidak terbatas pada satu bidang saja, para penerima beasiswa ini berhasil menorehkan prestasi dalam banyak sektor, mulai dari akademik, bisnis, riset, desain, hingga keagamaan. Mereka tidak hanya menjadi mahasiswa berprestasi, tetapi juga kontributor aktif dalam berbagai kompetisi dan proyek inovatif yang relevan dengan dunia Ekonomi Islam.

Profil Penerima Beasiswa Santri Ekis UII

Salah satu di antaranya adalah Asiyah Azahra, mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2023, yang memiliki ketertarikan di bidang desain. Selama kuliah, ia aktif berpartisipasi dalam berbagai lomba desain poster dengan tema keuangan syariah. Melalui pengalaman tersebut, Asiyah tidak hanya mengasah kreativitasnya, tetapi juga semakin memahami penerapan nilai-nilai ekonomi Islam secara kreatif dan aplikatif. Adapun Tara Aqila Humayra, mahasiswa Ekonomi Islam Angkatan 2023, mendalami ketertarikannya pada ilmu keagamaan, sebagai penghafal Al-Qur’an, ilmu yang didapat di perkuliahan semakin memperdalam pemahamannya tentang makna dan penjelasan ayat-ayat yang berkaitan dengan muamalah.

Selain itu, banyak penerima beasiswa yang juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satunya adalah Lia Uzma Nurdina, mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2021, yang terlibat dalam program volunteer di daerah terpencil. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berkembang secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Semangat berprestasi ini pun turut menginspirasi mahasiswa baru, seperti Nayla Dhiya, mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2024. Sejak awal perkuliahan, Nayla aktif berkompetisi di berbagai ajang dan mengembangkan minatnya di bidang public speaking serta astronomi. Tak hanya itu, ia bahkan telah berhasil memenangkan beberapa lomba di semester pertamanya.

Menariknya, hal ini tidak terlepas dari Program Studi Ekonomi Islam UII yang memberikan ruang luas bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya di berbagai bidang. Dengan latar belakang ekonomi Islam, para penerima beasiswa dapat terlibat dalam bisnis berbasis syariah, pengelolaan keuangan Islam, hingga riset-riset yang membahas solusi ekonomi berkelanjutan. Dalam lingkungan pondok, mereka juga sering berdiskusi tentang ekonomi global, berlatih wirausaha di asrama, dan saling bertukar ide dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang jurusan.

Para penerima beasiswa santri di UII ini sepakat bahwa program beasiswa santri memberikan lebih dari sekadar pendidikan formal. Mereka mendapatkan pembinaan yang memperkuat karakter, kepemimpinan, serta wawasan keislaman yang semakin matang. Dengan dukungan komunitas yang solid, mereka termotivasi untuk terus berkembang dan mengejar mimpi mereka di berbagai sektor. Asiyah menyampaikan

“Buat teman-teman calon penerima, nikmati setiap momen dan manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Teruslah belajar, coba hal-hal baru, dan jangan takut menghadapi tantangan, karena setiap pengalaman pasti berharga. Tetap rendah hati, jaga niat, dan syukuri setiap kesempatan yang datang. Semangat dan good luck, ya!” Pesan Asiyah.

Adapun penerima beasiswa lainnya menyampaikan

“Saya sangat merekomendasikan untuk kuliah di UII, baik dengan atau tanpa beasiswa terlepas dengan begitu banyaknya benefit yang didapat jurusan Ekonomi Islam yang sangat relavan dengan kondisi Ekonomi Indonesia saat ini, harapan saya semoga dimasa mendatang anak anak ekonomi Islam bisa membawa perubahan” Ungkap Almeyda.

Bagi calon mahasiswa yang ingin mendapatkan manfaat luar biasa dari program ini, Beasiswa Santri UII adalah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Pendaftaran DIBUKA mulai hari ini 15 Maret – 15 April 2025.
Jika kamu memiliki semangat untuk berkembang, berprestasi, dan berkontribusi bagi masyarakat, program ini adalah pilihan yang tepat. Simak ketentuan lebih detail di pmb.uii.ac.id

Untuk wawasan dan informasi lainnya kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/

Bahaya di Balik Promo Ramadhan, Hati-hati Riba & Gharar !!

Bulan Ramadhan datang, promo besar-besaran pun bermunculan!. Ramadhan, bulan suci yang penuh berkah, selalu membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan ini, pola konsumsi masyarakat mengalami pergeseran yang signifikan. Banyak orang mulai berbelanja lebih banyak, bukan hanya untuk kebutuhan ibadah dan persiapan hari raya, tetapi juga karena tergiur oleh berbagai promo dan diskon spesial yang bertebaran di mana-mana, mulai dari diskon yang besar, cashback menggiurkan, sampai cicilan tanpa bunga. Tapi, pernah nggak sih kamu pikirkan, apakah semua promo ini benar-benar menguntungkan? Atau jangan-jangan, malah bikin kita terjebak dalam transaksi yang bertentangan dengan prinsip ekonomi Islam?

Promo Ramadhan, Antara Hemat dan Perangkap Keuangan

Bukan rahasia lagi kalau Ramadhan adalah “surga” bagi para pemburu diskon. Banyak orang merasa ini momen terbaik buat belanja, tapi sayangnya, nggak semua promo itu benar-benar menguntungkan. Bahkan, banyak di antaranya yang justru bikin kita konsumtif, boros, dan tanpa sadar jatuh ke dalam praktik yang menyesatkan.

Jenis Promo yang Bisa Jadi Jebakan?
Berikut beberapa promo yang wajib diwaspadai:

PayLater dengan bunga tersembunyi
Kelihatannya memudahkan, tapi kalau ada bunga atau biaya tambahan, ini bisa masuk kategori riba.
• Cicilan 0% tapi ada biaya admin
Harga diiklankan murah, tapi ada biaya tambahan yang bikin total pembayaran lebih mahal.
• Flash Sale manipulatif yang bikin panik beli
Harga dinaikkan dulu sebelum diberikan “diskon besar” biar kelihatan lebih murah dari aslinya.
• Cashback & poin reward jebakan
Beli lebih banyak hanya demi cashback, padahal barangnya nggak benar-benar dibutuhkan.

Selain faktor promonya sendiri, ada juga aspek psikologis yang bikin kita lebih konsumtif “Misleading Promo & Perilaku Konsumtif” Kok Bisa?. Disini, bukan cuma soal halal haram, misleading promo juga bisa memicu perilaku konsumtif yang berbahaya seperti:

• Impulsive Buying
Belanja dadakan gara-gara takut ketinggalan promo, bukan karena benar benar membutuhkan.
• Compulsive Buying
Belanja terus-menerus untuk kepuasan sesaat.
• Dopamin Rush
Senang ketika belanja, namun menyesal selanjutnya.
• Hutang menumpuk
Pakai PayLater terus-menerus tanpa sadar makin besar tanggungannya.

Padahal, Islam mengajarkan kita untuk bijak dalam mengelola harta terutama dibulan Ramadhan. Allah berfirman dalam QS. Al-Isra’: 27: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan”

Solusi Cara Belanja yang Halal & Berkah
Agar tetap aman tidak terjebak promo menyesatkan, berikut tips yang bisa kamu gunakan:

1. Pilih promo yang bebas riba & gharar
Pastikan promo transparan dan tidak ada biaya tersembunyi.
2. Gunakan diskon langsung tanpa syarat
Jangan tertipu dengan promo mengharuskan PayLater atau cicilan yang tidak jelas.
3. Jika ingin cicilan, pilih akad murabahah!
Untuk memastikan harga dan keuntungannya sudah jelas sejak awal.
4. Belanja sesuai kebutuhan dan kendalikan keinginan
Buat daftar belanja sebelum checkout, dompet aman, berkah pun tetap dapat.

Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah sekaligus mengelola keuangan secara lebih cermat. Jangan sampai berbagai promo yang tampak menguntungkan justru berujung pada pengeluaran berlebihan dan menghilangkan keberkahan.

Gimana menurutmu Sob? Bukankah belanja cerdas adalah bagian dari ibadah ?

Temukan wawasan dan informasi lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis
Jadilah bagian dari kami dengan mendaftar di Program Studi Ekonomi Islam UII !

Hafidzah 30 Juz di Tengah Kampus, Program Studi Ekonomi Islam Pilihannya !!

Mahasiswa Ekonomi Islam

PMB.UII.AC.ID – Pendaftaran Program Beasiswa Hafidz Hafidzah UII 2025 Periode I Masih Dibuka !

Periode pendaftaran sudah berlangsung selama 11 hari dari tenggat waktu pendaftaran 15 – 31 Januari 2025. Sebelum terlambat! “Program Studi Ekonomi Islam pilihan yang tepat”. 

Mengapa Program Studi Ekonomi Islam ?

Salah satu kisah inspiratif datang dari Hurul ‘Aini Kamila pemerima Beasiswa Hafidzah tahun 2024. Perjalanan Hurul dalam memilih kampus membuktikan bahwa ekonomi islam dan hafalan Al-Qur’an dapat berjalan beriringan tanpa saling mengorbankan. Bagi hurul menjadi seorang hafidzah yang mendalami ilmu ekonomi sesuai syariat adalah investasi dunia akhirat.

Perjalanan Hurul dalam memilih Impian

Hurul, seorang hafidzah 30 juz, memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di UII dengan alasan sederhana namun bermakna, ia ingin mendalami ekonomi Islam sambil menjaga hafalan Al-Qur’annya. Perjalanan ini bukanlah tanpa tantangan, tetapi ia membuktikan bahwa usaha, doa, dan niat yang lurus bisa membuka jalan menuju kesuksesan.

“Ketika tahu UII membuka Beasiswa Hafidz, saya langsung tertarik terutama terdapat kakak kelas saya yang juga lulus dari UII dengan program beasiswa hafidz ini. Menurut saya, ini adalah kesempatan besar untuk melanjutkan pendidikan tanpa harus khawatir tentang biaya, sekaligus berada di lingkungan yang mendukung hafalan,” ungkap Hurul.

Menjadi mahasiswa sekaligus hafidzah tentu membutuhkan manajemen waktu yang baik. Awalnya Hurul memang ragu untuk mengambil Program Studi Ekonomi Islam, namun dengan banyak pertimbangan dirasa Ekonomi Islam adalah jalan yang selaras sambil menjaga hafalannya. Hurul terus berusaha menjaga rutinitas murajaahnya di tengah padatnya jadwal kuliah dibantu oleh program khusus penerima Beasiswa Hafidz hafidzah dari UII untuk menjaga hafalannya.

“Waktu untuk murajaah memang tidak sebanyak dulu, tapi saya selalu menyempatkan diri untuk mengulang hafalan di sela-sela jadwal kuliah. Saya juga menargetkan hafalan tertentu setiap harinya, sehingga hafalan tetap terjaga dan itu dibantu program yang diwajibkan oleh UII” ujarnya.

Hurul pun merasakan manfaat dari hafalan Al-Qur’an dalam memahami materi perkuliahannya saat ini. Ayat-ayat Al-Qur’an yang sering disampaikan dosen menjadi lebih mudah diingat dan dipahami, karena sudah ada dalam ingatannya sejak dini.

Kisah Hurul adalah bukti bahwa menjadi hafidzah sekaligus mahasiswa Ekonomi Islam adalah pilihan yang penuh berkah. Hurul juga menyampaikan “Untuk calon mahasiswa Ekis, pastikan kalian memiliki niat yang baik saat memilih program studi. Jangan ragu untuk belajar hal baru, meskipun belum punya dasar ekonomi sebelumnya. Ingatlah, belajar dan gagal adalah bagian dari proses yang akan membantu kita menjadi lebih baik,” pesannya.

Dari menghargai suatu proses, dari langkah kecil yang sederhana, Hurul ‘Ainul Kamila berhasil membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.

Ada banyak jalan untuk meraih mimpi, dan Beasiswa Hafidz/Hafidzah UII adalah salah satu langkah nyata untuk mencapainya. Jangan lewatkan kesempatan ini!

Daftar sekarang di pmb.uii.ac.id dan jadilah bagian dari Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia.

Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Ngaji Bareng Prof. Quraish Shihab dan Gus Baha : Lebih Dekat dengan Al-Qur’an. Siapa Peran di Baliknya?

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan acara meriah Ngaji Bareng, yang telah menjadi agenda rutin dalam tiga tahun terakhir (2021, 2023, dan 2024). Acara ini menghadirkan dua ulama besar Indonesia, Prof. Quraish Shihab dan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), dengan tema “Memahami Al-Qur’an dengan Meneladan Rasulullah”. Pada tahun 2024 ini, acara berlangsung pada 5 Desember di Auditorium Kahar Mudzakir, UII Yogyakarta. Acara dihadiri lebih dari 3.000 peserta secara langsung dan ribuan lainnya yang menyimak melalui kanal YouTube dari berbagai daerah di Indonesia.

Antusiasme Masyarakat

Masyarakat menyambut acara ini dengan antusias, terutama karena menghadirkan dua tokoh besar, Prof. Quraish Shihab dan Gus Baha, yang dikenal luas sebagai pakar tafsir Al-Qur’an dan keilmuan Islam. Acara ini juga menjadi lebih istimewa karena terbuka untuk umum tanpa memungut biaya. Keunikan lain dari Ngaji Bareng tahun ini adalah pembukaan acara yang diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi, diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Menurut Rektor UII, Prof. Fathul Wahid hal ini adalah bentuk komitmen UII
dalam memadukan keislaman dan nasionalisme.

Pemahaman Al-Qur’an Melalui Keteladanan Rasulullah

Dalam kajian ini, Gus Baha dan Prof. Quraish Shihab mengupas pentingnya memahami Al Qur’an dengan meneladani Rasulullah. Gus Baha menjelaskan bahwa memahami Al-Qur’an memerlukan tafsir yang merujuk pada perilaku Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Prof. Quraish Shihab menambahkan bahwa Rasulullah merupakan jelmaan Al-Qur’an. Sunnah, gerak-gerik, dan langkah beliau adalah teladan, yang disebut dengan istilah uswah. Menurut beliau, “Jika ingin memahami Al-Qur’an, pahami Rasulullah. Jika ingin memahamiRasulullah, pahami Al-Qur’an. Keduanya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.”

Selain itu, Prof. Quraish Shihab juga menyoroti pentingnya membagi kedudukan Rasulullah sebagai seorang rasul, mufti, hakim, dan manusia. Hal ini membantu memahami bagaimana Nabi Muhammad SAW menjalankan perannya dalam berbagai aspek kehidupan.

Kontribusi Besar Panitia Acara & Harapan kedepan

Keberhasilan Ngaji Bareng tidak terlepas dari kerja keras panitia, termasuk salah satu dosen Program Studi Ekonomi Islam UII, Bapak Fajar Fandi Atmaja, Lc., ME. Sebagai ketua panitia selama dua tahun berturut-turut, beliau bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan, termasuk mengoordinasikan persiapan hingga mendampingi langsung kedua narasumber.

Bapak Fajar menjelaskan,

“Saya ditunjuk oleh Bapak Rektor langsung untuk bertugas menghubungi Prof. Quraish Shihab dan Gus Baha, menjemput mereka di bandara, memastikan kenyamanan mereka selama di Yogyakarta, hingga mengatur teknis acara. Dengan peserta yang begitu banyak, kami juga memastikan fasilitas di Auditorium dan Masjid Ulil Albab mampu menampung antusiasme peserta.” Ujarnya

Sebagai acara besar yang selalu dinantikan, Bapak Fajar Dosen Program Studi Ekonomi Islam UII turut berharap Ngaji Bareng dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Acara ini tidak hanya menjadi ruang bertemunya para pakar tafsir dengan masyarakat umum, tetapi juga menjadi sarana membangun pemahaman Al-Qur’an yang benar menurut para ulama.

Informasi Pengajian

Acara ini memberikan dampak besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memahami Al-Qur’an secara benar. Bapak fajar Dosen Program Studi Ekonomi Islam menyebutkan bahwa memahami Al-Qur’an bukan perkara sederhana, tetapi membutuhkan perangkat keilmuan yang kompleks.

“Melalui acara ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih memahami tafsir Al-Qur’an dengan cara yang tepat, yaitu melalui keteladanan Rasulullah,” tambahnya.

Dengan peran sentral para Dosen UII sebagai panitia, acara ini menjadi bukti nyata bahwa UII terus berkontribusi dalam menyebarkan pemahaman Islam yang mendalam kepada masyarakat luas.

Detail Ilmu Kajian Simak lebih lanjut di uii.id/ngajibarengUII

Info lebih lanjut kungjungi https://fis.uii.ac.id/ekis
Pendaftaran telah dibuka kunjungi Pmb.uii.ac.id

Menangkan Lomba International, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII Raih Empat Penghargaan di IISF 2024

IEKI International Student Festival 2024

Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam di IISF 2024

Yogyakarta, EKIS NEWS – Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi membanggakan. Dalam ajang Inernational IEKI International Student Festival IISF 2024 yang dinaungi oleh Asosiasi Program Studi Ekonomi Islam Indonesia (APSEI), mahasiswa Ekonomi Islam UII berhasil membawa pulang empat penghargaan di dua kategori kompetisi utama.

Acara ini digelar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang mempertemukan para finalis dari berbagai universitas PTN dan PTS ternama serta universitas dari luar negeri seperti Korea Selatan dan Filipina. Dengan begitu, kompetisi ini mengharuskan seluruh peserta mempresentasikan ide, dan melakukan kegiatan mereka sepenuhnya dalam bahasa Inggris, menambah tantangan tersendiri bagi para mahasiswa.

Pada tahap puncak, tiga tim dari Program Studi Ekonomi Islam UII berhasil mencapai babak final Dua tim di kategori Business Plan Competition, Satu tim di kategori Poster Design. 

Hasilnya, tim mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII berhasil meraih penghargaan di empat kategori:

  • Best Innovation Idea dan Best Apps (Business Plan Competition).
  • Best Presentation dan Best People’s Choice (Poster Design).

Finalis 3 tim tersebut terdiri dari beberapa mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam diantaranya :

  1. Tim 1 – Peraih Best Apss

Almeyda Asharsyira Program Studi Ekonomi Islam 2023

Yasmin Ulya Sadzali Al-Rosid Program Studi Ekonomi Islam 2022

Nasywa Awaliya Ramadhani Program Studi Ekonomi Islam 2022

  1. Tim 2 – Peraih Best Innovation Idea

Asiyah Azahra Program Studi Ekonomi Islam 2023

Yuyun Rohayati Program Studi Ekonomi Islam 2023

Inas Soraya Husna Program Studi Ekonomi Islam 2023

  1. Tim 3 – Best Presentation & People choice (Favorit)

Tara Aqila Humayra Program Studi Ekonomi Islam 2023

Wisam Shofiyurrahman Program Studi Ekonomi Islam 2022

Suroyya Yefiani Program Studi Ekonomi Islam 2023

Inovasi “Beauty Insight” yang Memikat Juri

Salah satu ide bisnis yang berhasil mencuri perhatian juri dalam Business Plan Competition adalah Beauty Insight. Platform berbasis teknologi ini menggunakan blockchain dan global API’s untuk memberikan transparansi penuh terkait produk kosmetik.

Dengan Beauty Insight, pengguna dapat melacak informasi mulai dari bahan baku, sertifikasi halal dari berbagai negara, hingga izin BPOM, memastikan bahwa produk kosmetik yang mereka gunakan aman dan sesuai standar. Sebagai platform yang memadukan fitur-fitur ini secara terpadu, Beauty Insight menjadi pionir di industri kecantikan global. Inovasi ini membuat tim UII dianugerahi penghargaan Best Innovation Idea.

Tantangan Persiapan di Tengah Masa Ujian

Meskipun persiapan menuju kompetisi ini hanya dilakukan dalam waktu singkat dan bertepatan dengan masa masa ujian, semangat dan tekad yang kuat menjadi kunci kesuksesan tim. Salah satu anggota tim menyebutkan bahwa tantangan terbesar mereka adalah membagi fokus antara ujian, kegiatan kampus dan kompetisi.

“Awalnya kami ragu karena persiapan yang sangat minim. Tapi dengan dukungan besar dari prodi dan teman-teman, kami memutuskan untuk tetap maju. Ternyata, usaha keras kami berbuah manis” ungkap Tara

Pelajaran dan Harapan ke Depan

Prestasi ini menjadi bukti bahwa dengan tekad kuat dan kerja sama, segala keterbatasan bisa dilalui. Namun, para peserta juga menyadari pentingnya persiapan yang lebih matang untuk menghadapi ajang internasional di masa depan.

“Jika kami dapat mempersiapkan diri lebih jauh sebelumnya, tentu hasilnya bisa lebih baik lagi. Ke depannya, semoga pengalaman ini menjadi bekal untuk mengikuti kompetisi yang lebih besar, bahkan di tingkat global” tambah Almey

UII di Kancah Internasional

Prestasi ini bukan hanya membanggakan bagi program studi Ekonomi Islam, tetapi juga menunjukkan bahwa UII mampu bersaing di panggung internasional. Ajang ini menjadi tambahan capaian prestasi dalam negeri bagi mahasiswa Ekonomi Islam UII untuk terus menjajaki peluang di kompetisi bergengsi lainnya, termasuk di luar negeri.

“Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam UII memiliki potensi besar. Terimakasih IISF 2024 telah menjadi panggung bagi kami untuk memamerkan ide dan inovasi kami, harapannya, lebih banyak lagi generasi muda yang berani melangkah ke ajang internasional, membawa semangat inovasi dan kontribusi nyata bagi dunia,” tutup Yuyun.

Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Informasi pendaftaran telah dibuka kunjungi Pmb.uii.ac.id atau KLIK DISINI

 

Afifa Buktikan !! Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Juga Bisa Magang di Kementerian Keuangan !

Afifatun Naja

Afifatun Naja
Program Studi Ekonomi Islam 2021

Di Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Islam Indonesia (UII), magang merupakan bagian penting dari kurikulum bagi mahasiswa semester 7. Setiap tahun, seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti program magang yang disesuaikan dengan minat dan jurusan mereka. Program ini bertujuan untuk mengasah keterampilan praktis serta memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan ilmu ekonomi Islam di dunia kerja. Pilihan lokasi magang bervariasi, mulai dari institusi keuangan syariah, perusahaan multinasional, hingga kementerian yang berfokus pada kebijakan ekonomi

Pada kesempatan ini, salah satu mahasiswa Ekonomi Islam, Afifatun Naja mahasiswa angkatan 2021 memilih Kementerian Keuangan sebagai tempat magangnya. Bagi Afifa, Kementerian Keuangan menawarkan pengalaman belajar yang relevan dan menantang, terutama terkait dengan pengelolaan keuangan negara yang sesuai dengan bidang yang ia dalami. Menurutnya, kementrian keuangan mempunyai reputasi yang baik dalam tata Kelola keuangan negara, sehingga ia percaya bahwa pengalaman ini akan menjadi bekalnya di masa depan nanti.

Proses Persiapan dan Pengalaman di Kemenkeu

Afifa juga menceritakan perjalananan mengapa memilih Kementerian Keuangan sebagai tempat magang untuk memenuhi syarat kelulusannya. Dimulai dari informasi bahwa Kementerian Keuangan membuka program magang empat periode dalam setahun, Afifa tertarik dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk mengikuti seleksi. Usahanya pun berbuah manis saat ia diterima di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, tepatnya di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Serang.

Selama magang, Afifa mendapatkan banyak pengalaman yang memperkaya wawasannya. Ia ditempatkan di subbagian umum, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi kinerja, SDM, keuangan, tata usaha, dan kehumasan. “Saya terlibat dalam berbagai kegiatan administratif, mulai dari mencatat realisasi belanja di aplikasi SIMPeL, membuat press release APBN, mengelola data kepegawaian, membuat konten media sosial, hingga menjadi MC di beberapa acara penting,” ceritanya.

Pengalaman ini memperdalam pemahaman Afifa tentang pengelolaan perbendaharaan dan kompleksitas anggaran negara. Ia juga berkesempatan berpartisipasi dalam peringatan Hari Oeang ke-78, di mana ia menjadi bagian dari tim kreatif visual dalam Kompetisi Olahraga yang diadakan oleh Kemenkeu Banten. Afifa merasa bangga dapat berkontribusi dan menyaksikan rangkaian acara tersebut yang dihadiri oleh pejabat tinggi dan pengawas Kementerian Keuangan langsung.

Relavansi Mahasiswa Ekonomi Islam

Afifa menilai bahwa magangnya sangat relevan dengan latar belakangnya sebagai mahasiswa Ekonomi Islam.

“Walaupun KPPN beroperasi dengan sistem keuangan konvensional, saya belajar tentang pentingnya transparansi dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana publik. Prinsip-prinsip ini sebenarnya sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam ekonomi Islam,ungkapnya.

Dengan magang ini, ia bisa memahami bagaimana dana publik dikelola secara bertanggung jawab, yang menurutnya memiliki kesamaan dengan prinsip keuangan dalam Islam.

Afifa mengaku banyak pelajaran berharga yang didapatkan.

“Saya belajar tentang ketelitian dalam pengelolaan data, kedisiplinan, dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan rekan kerja. Ini semakin membuat saya tertarik untuk berkarier di dunia keuangan setelah lulus. Saya jadi lebih bersemangat untuk mendalami ilmu ekonomi Islam agar bisa berkontribusi nyata dalam tata kelola keuangan negara,” tuturnya.

Tidak lupa, Afifa juga berbagi tips bagi teman-teman yang tertarik untuk magang di Kementerian Keuangan. Ia menyarankan untuk mempersiapkan diri dengan baik, tidak hanya dari segi akademis tetapi juga dengan mengasah pengalaman organisasi dan soft skills.

“Di dunia kerja, kita akan menghadapi tantangan komunikasi dan kerja sama tim yang sama pentingnya dengan kemampuan teknis,” ujarnya.

Afifa juga mendorong mahasiswa untuk terus mencari peluang, mencoba berbagai program magang, dan tidak takut untuk gagal. “Kalau kita nggak nyoba sekarang, kita nggak akan tahu hasilnya. Terus berkarya, dan jangan pernah puas dengan hasil yang kita capai hari ini. ‘Don’t be satisfied with one gold,‘” tutupnya dengan motivasi yang kuat.

Seru dan Inspiratif sekali bukan ??

Informasi magang kementrian keuangan dapat ditelusuri dengan tautan magang.kemenkeu.go.id

Tertarik tapi bingung mulai dari mana?? Kamu bisa mempersiapkan diri dengan berproses dan bergabung seperti yang dilakukan Afifa di Program Studi Ekonomi Islam UII.

Informasi pendaftaran Program Studi Ekonomi Islam telah dibuka kunjungi Pmb.uii.ac.id atau KLIK DISINI
Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Gudangnya Talenta Keuangan Syariah. Mahasiswa Ekis Awardee Beasiswa BMM, Siapa Dia ?

Awardee Beasiswa BMM

YOGYAKARTA (EKIS NEWS) – Mahasiswa Ekonomi Islam (Ekis) Universitas Islam Indonesia (UII), Eka Fitriani (mahsiswa angkatan 2021), kembali berhasil meraih kesempatan berharga pada sektor keuangan syariah, kali ini Eka terpilih sebagai penerima “Beasiswa Magang dan Talent” dalam program mahasiswa berdaya di Baitulmal Muamalat (BMM). Eka, yang saat ini sedang menempuh Program Studi Ekonomi Islam membagikan kisah perjalanan dan tipsnya untuk menjadi awardee dalam program bergengsi ini.

BMM: Tempat Tepat Membangun Jaringan yang Kuat

“Fokus kuliahku saat ini di keuangan publik, dan aku ingin mengimplementasikan ilmu yang didapat di kampus secara langsung di lembaga yang tepat seperti BMM,” Kata itu lah yang pertama dilontarkan Eka saat wawancara dan ditanya mengapa apply Beasiswa BMM.

Singkatnya BMM, atau Baitulmaal Muamalat, adalah salah satu lembaga amil zakat yang dikenal mengelola dana dan aset sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, seperti zakat, infak, sedekah, dan investasi halal. BMM juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat.

Program beasiswa dan magang di BMM dianggap bergengsi karena BMM merupakan lembaga yang telah memiliki reputasi baik dalam pengelolaan dana zakat serta program-program pemberdayaan ekonomi berbasis syariah. Selain bantuan finansial, program-program ini juga menawarkan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan mentorship, sehingga meningkatkan keterampilan dan pengalaman mereka di dunia keuangan syariah.

Adapun benefit yang Eka rasakan saat ini diantaranya, mendapatkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Operasional selama satu tahun, serta bimbingan dan mentorship yang berguna untuk mempersiapkan karir masa depan.

Menarik bukan ?

Proses dan Tips yg dilalui

Proses yang dilalui Eka pun cukup menantang, sebelumnya Eka mengetahui tentang program beasiswa magang ini melalui pengumuman yang disampaikan oleh pihak akademik Ekis FIAI UII. Menyadari peluang tersebut, Eka segera menyiapkan berbagai dokumen persyaratan, seperti CV dan portofolio, untuk memperkuat aplikasinya.

“Waktu itu, ada 4 orang yang direkomendasikan dari program studi, jadi persaingannya cukup ketat. Tantangan terbesar adalah bagaimana mempersiapkan segalanya dengan matang dan menunjukkan kemampuan terbaik,” ungkap Eka. “Mengasah pengalaman dari organisasi dan menonjolkan soft skills juga sangat penting,” tambahnya.

Eka juga mengakui bahwa dukungan dari pihak kampus selama proses seleksi sangat membantu. “Alhamdulillah, aku mendapat bimbingan dari Prodi, mulai dari menyiapkan berkas hingga tips untuk wawancara. Ini sangat membantu agar proses seleksi bisa berjalan lancar,” Ujar Eka.

Selama menjalani magang di BMM, Eka merasa senang bisa terjun langsung dan mengaplikasikan ilmu keuangan syariah yang ia pelajari di kelas. Menurutnya, pengalaman paling berkesan adalah bekerja dalam tim dan belajar tentang pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dari hal tersebut Eka pun mendapat relasi baru dan pengetahuan tambahan yang sanagat berguna.

Bagi mahasiswa Ekis yang berminat untuk mengikuti jejak Eka, ada beberapa tips yang bisa dilakukan :

  • Serius dan Fokus saat Kuliah

Mahasiswa disarankan untuk benar-benar memahami materi yang diajarkan oleh dosen, karena  pemahaman yang mendalam akan menjadi modal utama saat menjalani program magang.

  • Jalin Hubungan Baik dengan Dosen

Menjalin hubungan baik dengan dosen tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga dapat mempermudah mahasiswa dalam mendapatkan rekomendasi untuk program magang.

  • Persiapkan Diri untuk Wawancara

Mahasiswa disarankan untuk berlatih menjawab pertanyaan umum, mempersiapkan pertanyaan balik, dan menunjukkan semangat untuk belajar selama proses wawancara.

  • Tunjukkan Keterampilan Soft Skills

Kemampuan komunikasi dan kerja sama tim sering kali dianggap lebih berharga dibandingkan keterampilan teknis. Oleh karena itu, pastikan untuk menonjolkan kedua kemampuan tersebut saat menjalani wawancara atau program magang.

Dengan persiapan matang, dukungan kampus, dan tekad yang kuat, Eka Fitriani berhasil membuktikan bahwa menjadi awardee program beasiswa magang di BMM bukan hal yang mustahil. Semoga perjalanan Eka menjadi contoh nyata bahwa dengan usaha dan komitmen, setiap mahasiswa dapat mencapai impian mereka dan berkontribusi positif dalam bidang  keuangan syariah. Dan Tentunya dengan bergabung di Program Studi Ekonomi Islam UII mimpi mimpi tersebut bis akita usahakan bersama.

Segeralah kunjungi kami di Program Studi Ekonomi Islam.
Informasi pendaftaran telah dibuka kunjungi Pmb.uii.ac.id atau KLIK DISINI
Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis

Ekspor, Eksplor, Eksis !! Go International mulai dari EKIS !

Syarif Ihsan Ekonomi Islam 2017

Syarif Ihsanuddin
Mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2017

(Yogyakarta, Ekis News) Tiap kali mendengar kata go internasional, apa sih yang ada dipikiran kalian? kebanyakan orang langsung teringat pada sosok para artis seperti Agnez Mo di panggung musik dunia dengan talentanya yang go International. Lalu siapa sih yang ada di gambar atas? apakah dia artis ? tentu bukan !! kali ini berbeda, go internasional bukan cuma soal musik loh. Berikut ini,  ada cerita sukses dari dunia UMKM kreatif yang dibawa oleh alumni Program Studi Ekonomi Islam (Ekis) UII. Penasaran? Yuk, kita simak lanjutannya !

Mengenal Syarif Ihsanuddin 

Syarif Ihsanuddin, lulusan Ekis angkatan 2017, adalah bukti nyata bahwa mahasiswa Ekis bisa berwirausaha dan sukses di kancah internasional. Di saat teman-temannya masih fokus menyesuaikan diri di bangku kuliah, sementara itu Syarif sudah memulai bisnis ekspor produk kerajinan. Dari awal perkuliahan hingga saat ini, ia tekun membangun usahanya yang kini berhasil menembus lebih dari tujuh negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Dalam tujuh tahun perjalanan, ia berhasil mencatatkan pencapaian yang inspiratif bagi banyak mahasiswa lainnya loh.

Bisnis Kreatif yang Mengangkat Nama Indonesia di Pasar Internasional

Syarif merintis bisnis di bidang ekspor produk kerajinan tangan khas Indonesia. Dengan visi memperkenalkan keunikan produk lokal ke mancanegara, bisnisnya terus berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, produknya kini bisa ditemukan di berbagai pasar global, menjadikannya salah satu kebanggaan bagi lulusan Ekis UII.

Rahasia Sukses dan Strategi Jitu

Kunci sukses Syarif adalah menjaga amanah dan kepercayaan pelanggan. Menurutnya, memastikan kualitas produk dan pelayanan yang prima adalah hal utama dalam bisnis, terutama di pasar internasional yang sangat kompetitif. Tak hanya itu, ia menyoroti pentingnya riset pasar global, kemampuan marketing yang kreatif, dan strategi pelayanan yang optimal.

“Amanah itu penting! dengan menjaga kepercayaan dan mutu, kita bisa membangun reputasi yang kuat. Selain itu, riset pasar juga membuat kita paham kebutuhan konsumen di berbagai negara, dan itu membantu kami menyesuaikan produk dan cara pemasaran dengan tepat,” tambahnya.

Tantangan dan Peluang di Pasar Internasional

Merintis bisnis hingga ke level internasional tentu saja tidak mudah. Syarif mengakui, salah satu tantangan terbesarnya adalah keterbatasan dalam kemampuan berbahasa Inggris di awal usaha.

“Sulit awalnya, tapi saya terus belajar dan beradaptasi. Kualitas produk juga harus sesuai standar internasional, dan itu tidak bisa ditawar,” katanya.

Namun, di balik tantangan itu ada peluang besar. Syarif percaya bahwa produk kerajinan Indonesia punya daya tarik tersendiri di mata konsumen global. Syarif juga menekankan bahwa peluang untuk sukses di pasar global terbuka lebar bagi siapa saja yang memiliki inovasi, relasi yang luas, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat.

Inspirasi dan Pesan untuk Generasi Muda

Di akhir wawancara, Syarif membagikan pesan yang inspiratif untuk para mahasiswa Ekis dan calon pengusaha lainnya.

“Manfaatkan semua peluang yang ada di kampus. Jangan ragu untuk memulai, perbanyak relasi, dan terus eksplorasi ide-ide baru di era digital ini. Kesempatan ada di mana-mana, tinggal bagaimana kita bisa memanfaatkannya,” tutupnya.

Dan disini, Program Studi Ekonomi Islam UII tidak hanya membekali mahasiswa dengan teori, tapi juga mempersiapkan mereka menjadi pengusaha tangguh yang siap menghadapi tantangan global. Dengan pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai syariah dan kebermanfaatan, Ekis UII terus mencetak lulusan berkualitas sehingga mampu go internasional.

Jadi, buat kamu yang tertarik meraih sukses dan membawa nama Indonesia di kancah global, Ekis UII bisa jadi pilihan yang tepat!

Tunggu apalagi, segeralah kunjungi kami di Program Studi Ekonomi Islam !!
Informasi pendaftaran telah dibuka kunjungi Pmb.uii.ac.id atau KLIK DISINI
Temukan informasi menarik lainnya di https://fis.uii.ac.id/ekis