Investasi Mahasiswa, Tren Sejahtera untuk Finansial Masa Depan

Investasi Mahasiswa

Investasi di kalangan mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) kini semakin populer. Kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan secara bijak dan sesuai dengan prinsip syariah telah mendorong banyak mahasiswa untuk mulai berinvestasi sejak duduk di bangku kuliah. Beberapa di antaranya adalah mahasiswa yang berbagi pengalaman dalam wawancara kali ini, mereka : Muhammad Reza Akbar, Abdullah Hanif Alhaqqamul Adlu, dan Ardli Nur Rohmad, ketiganya merupakan mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2022.

Mengapa Investasi ?

Bagi mahasiswa, investasi bukan sekadar cara mencari keuntungan jangka pendek, tetapi juga langkah strategis untuk mempersiapkan masa depan yang lebih stabil. “Uang yang kita tabung sekarang mungkin akan kehilangan nilainya di masa depan karena inflasi”. Dengan demikian, investasi menjadi cara penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan keuangan mereka di masa mendatang. Mereka bisa memilih berbagai instrumen investasi, baik aset digital maupun instrumen keuangan syariah lainnya yang lebih aman.

Menurut Abdullah Hanif Alhaqqamul Adlu, mahasiswa yang berinvestasi di saham, mengalokasikan uang untuk investasi, jauh lebih bermanfaat daripada mengikuti tren gaya hidup konsumtif seperti “flexing” yang sering dilakukan oleh kalangan anak muda.

“Daripada uang dipakai buat flexing, lebih baik diinvestasikan untuk masa depan. Apalagi sekarang banyak saham yang sedang diskon,” ujar Hanif.

Begitupun menurut Muhammad Reza Akbar, mahasiswa Ekonomi Islam UII yang telah berinvestasi selama hampir lebih dari empat tahun dengan Bitcoin, Reza menjelaskan bahwa Bitcoin menjadi pilihannya karena ia percaya bahwa aset digital seperti ini akan menjadi salah satu instrumen keuangan yang terus berkembang.

“Bitcoin ini menurut saya akan menjadi salah satu mata uang atau aset yang terus naik valuasinya,” Ucapnya.

Reza memulai investasinya sejak akhir tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 memicu ketidakpastian ekonomi global. Sejak saat itu, investasi ini telah memberikan hasil yang memuaskan, terutama karena Bitcoin semakin diterima oleh berbagai negara sebagai aset berharga, seperti emas digital. Tentu saja, dalam era di mana segalanya bergerak menuju digital, termasuk pembayaran dan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan, pilihan Reza menjadi langkah yang tepat untuk melindungi nilai kekayaannya di masa depan.

Prinsip-prinsip Syariah dalam Investasi

Investasi yang dilakukan mahasiswa Ekonomi Islam UII tentunya harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini berarti menghindari riba, gharar (ketidakpastian berlebihan), dan maisir (spekulasi). Seperti yang dikatakan Ardli Nur Rohmad, mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2022 yang juga berivestasi menegaskan

“investasi syariah seperti saham dan reksadana syariah itu memberikan likuiditas yang mudah serta tetap menjaga prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaannya jadi diutamakan untuk mahasiswa agar tetap dalam koridor syariat agar tidak terjerumus dan malah merugikan.” Tegasnya.

Oleh karena itu, Mahasiswa yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah memiliki beberapa pilihan instrumen yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

  1. Saham Syariah: Seperti yang dipilih oleh Hanif dan Ardli, saham syariah adalah
    pilihan investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan besar, terutama di saat
    pasar mengalami koreksi.
  2. Reksadana Syariah: Instrumen ini mengumpulkan dana dari banyak investor untuk
    diinvestasikan dalam portofolio yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.
  3. Emas: Investasi emas tetap menjadi pilihan populer karena stabilitas nilainya dan
    kemudahan dalam menjualnya kembali.
  4. Crowdfunding Syariah: Alternatif ini memungkinkan mahasiswa untuk ikut
    mendanai proyek berbasis syariah.

Langkah Memulai Investasi

Bagi kamu yang tertarik untuk memulai perjalanan investasi, pahami beberapa tips singkat berikut :

  •  Perbanyak Pengetahuan: Pelajari instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, serta sesuaikan dengan profil risiko kamu.
  • Jangan Takut Memulai: Mulai dengan jumlah kecil dan belajar dari pengalaman.
  • Investasikan Uang dengan Bijak: Jangan hanya menggunakan uang dari orang tua untuk konsumsi sehari-hari, tetapi juga sisihkan sebagian untuk investasi agar nilainya tetap terjaga.

Dengan demikian Investasi di kalangan mahasiswa semakin penting dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan. Dengan memulai investasi sejak dini dan mengikuti prinsip-prinsip syariah, mahasiswa dapat mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih baik dan stabil. Testimoni dari Hanif, Reza, dan Ardli diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk lebih serius dalam mengelola keuangan mereka.

Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut tentang investasi, jangan ragu untuk bergabung dengan Ekonomi Islam UII dan kamu akan mendalaminya lebih lanjut dengan bergabung di Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPMS) FIAI UII, informasi terkini ikuti akun Instagram kspmsfiaiuii.

Tetap terhubung bersama kami untuk pengetahuan dan informasi lainnya yaa sob!

Kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/ atau KLIK DISINI

Bitcoin di Tengah Krisis Ekonomi Turki, Halal atau Haram?

Bitcoin

Turki kini berada di ambang krisis ekonomi terburuk yang pernah dialami. Inflasi yang melonjak tajam telah menghancurkan daya beli masyarakat, membuat harga barang kebutuhan pokok meroket tanpa terkendali. Laporan terbaru menunjukkan inflasi tahunan mencapai dua digit, mengancam stabilitas ekonomi negara. Ditambah dengan dampak perang Rusia-Ukraina yang memperburuk situasi, ketidakstabilan ekonomi di kawasan semakin nyata, terutama dengan kenaikan harga yang signifikan di Turki.

Dalam menghadapi krisis ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengambil langkah-langkah yang kontroversial. Dua tahun lalu, Erdogan menyatakan bahwa Turki tidak akan menaikkan suku bunga, karena Islam ssendiri menurutnya menginginkan suku bunga yang rendah atau bahkan 0%. “Kami akan meningkatkan ekspor dan investasi dalam negeri untuk  menarik dana asing masuk,” ujar Erdogan. Kebijakan ini didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang menolak riba atau bunga. Namun, keputusan ini berdampak buruk pada nilai Lira yang merosot tajam, sehingga membuat banyak investor asing menarik dananya dari Turki.

Strategi Gagal, Lira Anjlok, Masyarakat Beralih ke Bitcoin

Pasca anjloknya Lira, masyarakat Turki banyak beralih ke USD, emas, dan Bitcoin untuk menjaga kekayaan mereka dari inflasi yang tidak terkendali. Ekosistem penunjang Bitcoin banyak bermunculan di Turki, mulai dari ATM Bitcoin hingga berbagai pedagang yang menerima Bitcoin sebagai pembayaran. Dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin telah menunjukkan tingkat stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan Lira. Meskipun Bitcoin sendiri mengalami fluktuasi harga yang cukup tinggi, banyak masyarakat Turki melihatnya sebagai penyelamat di tengah ketidakstabilan ekonomi.

Dengan demikian, awal tahun ini Erdogan akhirnya mengubah strateginya dan menaikkan suku bunga. Bahkan, saat ini, suku bunga berada di angka 50% karena inflasi masih terus menghantui masyarakat Turki. Program ekonomi baru Turki bertujuan untuk meredakan krisis inflasi jangka panjang yang dipicu oleh kebijakan Erdogan sebelumnya. Program ini telah menuai pujian dari para investor, namun belum membuahkan hasil bagi warga Turki yang menghadapi inflasi hampir 70%, melonjaknya biaya pinjaman, dan pengurangan langkah-langkah stimulus yang selama ini telah mengurangi dampak pertumbuhan harga.

Akhirnya pemerintah Turki menyadari eksistensi crypto dan meregulasinya. Erdogan bahkan memasang ahli kripto untuk menduduki posisi penting di bank sentral. Namun sampai saat ini belum diketahui akankah Turki mengadopsi Bitcoin sepenuhnya?

Akhirnya pemerintah Turki menyadari eksistensi crypto dan meregulasinya. Erdogan bahkan memasang ahli kripto untuk menduduki posisi penting di bank sentral. Namun sampai saat ini belum diketahui akankah Turki mengadopsi Bitcoin sepenuhnya?

Lalu, apa sih sebenarnya hukum Bitcoin atau Cryptocurrency dalam Islam ?
Ada beberapa argumen yang mendukung kedua sisi ini.

Argumen Halal

Pendukung kehalalan Bitcoin berpendapat bahwa mata uang kripto ini dapat dianggap sebagai alat tukar yang sah dan dapat digunakan dalam transaksi sehari-hari karena tidak ada unsur Riba dalam penggunaannya. Sehinnga, selama Bitcoin digunakan dengan cara yang etis dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, mereka melihatnya sebagai bentuk inovasi finansial yang bisa diterima. Selain itu bitcoin mempunyai beberpa kelebihan seperti : universal, cepat, transparansi, dan kontrol pribadi. Beberapa ulama melihat bitcoin atau cryptocurrency ini sebagai inovasi teknologi yang memudahkan transaksi keuangan mengunarangi biaya dan meningkatkan inklusi keuangan serta ekonomi digital.

Argumen Haram 

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa Bitcoin adalah haram karena sifatnya yang spekulatif dan mengandung unsur gharar (ketidakpastian) yang tinggi dikarenakan volatilitas harga yang ekstrem. Mereka berargumen bahwa transaksi Bitcoin seringkali digunakan untuk tujuan ilegal seperti pencucian uang, perdagangan narkoba dan memberikan celah bagi kejahatan. Selain itu, ketidakjelasan dan ketidakpastian nilai Bitcoin tadi dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dalam Islam.

Dr. M. Roem Syibly, S.Ag., MSI. Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Islam berpendapat bahwa Bitcoin atau Uang Crypto adalah uang masa depan kita. Beliau menambahkan

“Mungkin penggunaan Bitcoin secara langsung atau menyeluruh di Indonesia saat ini masih tergolong haram, selain karena masih banyak negara yang melegalkan juga penggunaan bitcoin saat ini dibolehkan hanya sebagai bukti pemeang aset saja. Tapi saya yakin dikemudian hari dimasa depan akan ada waktunya Ketika Bitcoin menjadi halal seperti yang sudah terjadi pada system-sistem keuangan lainnya. Namun tentu saja dengan beberapa hal sepertti regulasi yang diluruskan oleh para Ulama nanti”. Jelas Pak Roem

Adapun faktor yang memungkinkan kehalalan bitcoin adalah :

  • Keberlanjutan nilai
    Bitcoin atau Cryptocurrency harus memiliki nilai yang stabil dan diakui secara luas
  • Keadilan Transaksi
    Semua transaksi harus adil dan transparan tanpa ada eksploitasi
  • Regulasi yang jelas
    Harus ada regulasi yang jelas untuk menghindari penyalahgunaan dan aktivitas illegal

Untuk itu, dalam menghadapi situasi ini sangat penting bagi umat Islam untuk berhati-hati dan mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah dalam setiap keputusan finansial. Bitcoin mungkin menawarkan solusi di tengah ketidakstabilan ekonomi, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan ajaran Islam.

Sebagai alternatif investasi atau alat tukar, Bitcoin bisa menjadi pilihan yang menarik, namun harus disertai dengan pemahaman yang mendalam dan kesadaran akan risiko yang ada. Sobat diharapkan untuk tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap dalam koridor syariah.

Sejauh ini bagaimana menurut kamu Sob? Apakah Bitcoin merupakan solusi yang tepat di tengah krisis ekonomi saat ini?, atau justru menimbulkan tantangan baru??

Jangan lupa untuk terus baca artikel Ekis untuk pengetahuan dan informasi lainnya ya Sob !
Kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/ atau KLIK DISINI

Antara Transparansi Atau Manipulasi, Bisnis Tanpa Korup Utopis Atau Realistis ?

Di Indonesia, masalah korupsi sudah seperti penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Transparency International melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi 2023, Ini menunjukkan betapa seriusnya masalah korupsi di negeri ini dan bagaimana ini mempengaruhi serta berdampak pada dunia bisnis. Korupsi kerap terjadi mulai dari korupsi di lembaga pemerintahan , sektor swasta, bahkan hal
hal yang tampak kecil yang akan berdampak besar seperti, pemotongan dana bansos, penyalahgunaan anggaran desa, penggelapan dana kas RT/RW, pungutan liar sampai manipulasi laporan keuangan dalam organisasi. Hal ini menunjukkan bagaimana kurangnya transparansi dan integritas dapat menghancurkan kesejahteraan publik dan merugikan banyak pihak.

Pentingnya Kejujuran dalam Bisnis

Dalam Islam, kejujuran adalah fondasi yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Kejujuran tidak hanya penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan, tetapi juga untuk mendapatkan berkah dari Allah. Bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran dan transparansi akan lebih tahan lama dan membawa manfaat jangka panjang.

Pada skandal besar korupsi yang terjadi seperti Kasus Jiwasraya, di mana triliunan rupiah uang nasabah lenyap akibat manajemen yang tidak jujur dan transparan dalam berinvestasi. Begitu pula dengan manipulasi laporan keuangan Garuda Indonesia yang menipu investor dan merusak reputasi perusahaan tersebut di mata dunia serta kandal korupsi lainnya dipemerintahan daerah, contoh kasus korupsi tersebut menunjukan perlunya penegakan hukum yang tegas, peningkatan transparansi, dan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan dana publik, baik di tingkat pemerintah, swasta, tingkat pusat ataupun daerah.

Kasus-kasus korupsi ini menunjukkan betapa pentingnya tanggung jawab, kejujuran dan transparansi dalam pengelolaan investasi di dunia bisnis dan pemerintahan Indonesia. Setiap pelaku bisnis atau pengelola dana harus bertindak jujur dan transparan dalam setiap transaksi agar terhindar dari penyelewengan dan kerugian yang tidak diinginkan. Tanpa integritas, korupsi dan penyelewengan akan terus merajalela, merusak tatanan ekonomi dan mengurangi kepercayaan publik terhadap institusi-institusi negara.

Dalam Islam sendiri diberikan panduan yang jelas dalam menghadapi masalah korupsi. Beberapa prinsip utama yang dapat diterapkan untuk mengurangi korupsi antara lain:

  1. Transparansi (At-Tashrih) Semua aspek transaksi harus dilakukan dengan terbuka dan jelas. Dengan adanya transparansi, maka akan meminimalkan kemungkinan terjadinya penipuan dan manipulasi.
  2. Keadilan (Al-Adl) Setiap individu atau perusahaan harus diperlakukan dengan adil, tanpa memihak dan tidak ada pihak yang dirugikan. Keadilan dalam bisnis membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan kompetitif.
  3. Akuntabilitas Setiap orang yang terlibat dalam bisnis harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Ini termasuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambil.

Demikian pula, seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an pada Q.S Al-baqarah ayat 282, pada ayat tersebut menekankan pentingnya pencatatan utang-piutang secara akurat untuk menjaga kejelasan dan keadilan. Pencatatan harus dilakukan dengan benar, melibatkan saksi bila perlu, semua pihak terkait harus bertindak dengan integritas. Ayat ini juga menunjukkan bahwa pencatatan dan kesaksian adalah bagian dari prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam transaksi keuangan.

Selain itu dalam Q.S. An-Nisa ayat 58 ditegaskan pentingnya menunaikan amanah dan memberikan keputusan secara adil. Ayat ini mengingatkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk menyampaikan kepercayaan kepada yang berhak dan menetapkan hukum dengan keadilan. Allah memberikan pengajaran terbaik dan selalu memperhatikan segala sesuatu.

Untuk melihat ayat klik disini

Dalam menghadapi tantangan korupsi yang menjadi masalah besar sehingga dapat merusak tatanan sosial dan ekonomi suatu negara, kita harus memahami bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri. Seperti pepatah yang mengatakan, “Sekecil apa pun sebuah langkah, itu adalah awal dari sebuah perjalanan panjang.” Mari kita jadikan kejujuran sebagai pedoman dalam setiap tindakan kita, baik dalam skala kecil maupun besar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan penegak hukum dan regulasi semata, tanggung jawab ada di tangan kita masing-masing.

Dalam bisnis pula, kejujuran bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan menciptakan lingkungan yang adil dan berkelanjutan. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang berintegritas dan bebas dari korupsi. Kepercayaan yang dibangun melalui kejujuran akan memperkuat hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis. Selain itu, transparansi dalam operasional bisnis juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah lebih awal, mencegah terjadinya penyimpangan yang lebih besar di kemudian hari.

Lebih jauh lagi, penerapan prinsip-prinsip ini dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik dan investor. Sebuah perusahaan yang dikenal jujur dan transparan akan lebih mudah menarik investasi dan dukungan dari masyarakat. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya berkembang secara ekonomi tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan budaya bisnis yang etis dan bertanggung jawab. Yang pada akhirnya, menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan berkelanjutan bukan hanya menguntungkan bagi individu atau perusahaan, tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan, membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

Untuk mencapai hal ini, langkah-langkah di level mikro sangat penting. Setiap individu harus mulai dengan diri sendiri, menerapkan kejujuran dan transparansi dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Di tempat kerja, kita bisa mulai dengan melaporkan setiap tindakan yang mencurigakan, menolak untuk terlibat dalam praktik-praktik tidak etis, dan mendorong budaya integritas di lingkungan kita. Dalam komunitas, kita bisa mengedukasi orang-orang sekitar tentang pentingnya kejujuran dan dampak negatif dari korupsi. Dengan cara ini, perubahan besar dapat dimulai dari tindakan-tindakan kecil yang dilakukan oleh banyak orang.

Semoga kita semua dapat menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah. Mari kita bangun masa depan yang lebih bersih, lebih jujur, dan lebih adil untuk generasi mendatang. Sebab, di tangan kitalah harapan itu berada.

Semoga kita semua dapat menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah. Mari kita bangun masa depan yang lebih bersih, lebih jujur, dan lebih adil untuk generasi mendatang.  Sebab, di tangan kitalah harapan itu berada.

Bersama-sama, kita bisa mengubah arah dan menciptakan Indonesia yang lebih baik, dimulai dari tindakan hari ini!!

Follow up for more information https://fis.uii.ac.id/ekis/

Peluang dan Petualangan, Pengalaman Mahasiswa Ekonomi Islam pada Short Course di Asia Tenggara

EKIS GOES TO SG-MY

Yogyakarta (EKIS NEWS) – Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII) baru saja menyelesaikan perjalanan yang mengesankan bersama mahasiswanya dalam program Short Course and Student Conference on Islam in South East Asia yang berlansung dari 4 – 8 juni 2024. Kegiatan yang diikuti oleh 21 mahasiswa ini berasal dari beberapa jurusan yaitu, Akhwal Syakhsiyyah, Ekonomi Islam, dan Pendidikan Agama Islam. Program ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan internasional, rekognisi, dan prestasi mahasiswa. Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada pendalaman pemahaman tentang Islam di Asia Tenggara, pengembangan keterampilan analisis dan kritisisme, serta meningkatkan kesadaran multikultural dan toleransi. Dengan memperluas jaringan akademik dan kultural, program ini juga mendukung pengembangan karir dan karya ilmiah mahasiswa.

Berikut daftar mahasiswa Ekonomi Islam yang mengikuti kegiatan :

  1. Binta Tsulutsi Mukhoyyaroh – Ekonomi Islam 2020
  2. Hasna Hanifah Isnaini – Ekonomi Islam 2020
  3. Faiz Maulana Akmal – Ekonomi Islam 2021
  4. Nabilah Zulfa – Ekonomi Islam 2021
  5. Ririn Sulisdiyanti Agustin – Ekonomi Islam 2021
  6. Almeyda Asharsyira – Ekonomi Islam 2023
  7. Tara Aqila Humayra – Ekonomi Islam 2023

University Malaya

Kegiatan diawali dengan pertukaran pelajar dari mahasiswa Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia yang mengunjungi Indonesia. Di Yogyakarta, mahasiswa Malaysia berkesempatan belajar dan berdiskusi terkait sistem perekonomian kedua negara, serta mengenal budaya Indonesia melalui kunjungan ke Kraton Yogyakarta. Selanjutnya, rombongan mahasiswa UII melanjutkan perjalanan ke Singapura. Di sana, mereka mengunjungi beberapa tempat menakjubkan seperti air terjun Changi Airport, Merlion Park, dan Singapore Land Tower.

Setelah itu, Perjalanan dilanjutkan ke Malaysia, di mana mahasiswa mengunjungi berbagai universitas ternama seperti Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Malaya (UM), dan Academy of Islamic Contemporary Studies (ACIS) di UiTM. Selama di Malaysia, mereka berpartisipasi dalam seminar internasional, diskusi, cultural and student exchange, serta konferensi mahasiswa di mana mereka mempresentasikan makalah penelitian mereka yang kemudian untuk diterbitkan di jurnal UiTM.

Building a University Network

Selain aktivitas akademik, mahasiswa juga mengunjungi berbagai tempat wisata dan situs bersejarah seperti Twin Tower Petronas, Gondola Awana Sky, Bukit Bintang, Blue Mosque di Shah Alam Selangor, serta perpustakaan ISTAC. Momen tak terlupakan terjadi saat mereka berkesempatan bertemu dengan Raja Malaysia yang sedang melaksanakan salat Jumat di Blue Mosque tersebut. Momen ini termasuk istimewa karena tidak semua orang berkesamptan dan beruntung untuk bertemu raja Malaysia secara kebetulan.

Binta Tsulusi, mahasiswa Ekonomi Islam Angkatan 2021 berbagi pengalamannya,

“Melalui program ini banyak sekali manfaat yang didapatkan, salah satunya informasi terkait studi di Malaysia, program beasiswa, dan konferensi international. Kami juga dapat mengunjungi kampus-kampus di Malaysia dan berinteraksi dengan mahasiswa di sana tentunya menjadi kenangan yang tak terlupakan. Setiap perjalanan memiliki pengalaman yang berbeda, dan saya menyarankan dan mengajak teman teman semua untuk menjadi bagian dari short course berikutnya.” Ungkap Binta

Salah satu peserta lainnya, Almeyda menambahkan

“Saya memang menargetkan untuk ikut kegiatan internasional yang bisa terbang ke luar negeri dari kampus, tapi saya tidak menyangka akan diberi kesempatan secepat ini. Perjalanan luar biasa ini baru saja dimulai dan saya yakin kesempatan seperti ini bisa didapatkan oleh siapa pun yang bertekad. Semoga ini menjadi pembuka jalan bagi saya dan teman teman untuk mengikuti kegiatan internasional lainnya.” Tambahnya.

Student Discussion

Salah satu momen membanggakan juga datang dari mahasiswa Ekonomi Islam. Hasna Hanifah, mahasiswa angkatan 2020 yang berhasil meraih kategori Best Paper dalam konferensi di UiTM. Prestasi ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh peserta dan membuktikan kualitas akademik mahasiswa UII di kancah internasional.

Para mahasiswa mengaku pengalamannya selama seminggu itu sangat mengesankan dan bermanfaat, mereka berpendapat kapan lagi bisa belajar sambil berlibur ke luar negeri serta mendapat wawasan yang luar biasa dan kenangan yang tak terlupakan.

Untuk itu, Jangan lewatkan kesempatan agar menjadi bagian dari program internasional berikutnya! Sobat bisa mendapatkan peluang ini dan berkesempatan mengikuti kegiatan serupa dengan mendaftar menjadi mahasiswa Ekonomi Islam !!.

Tunggu apa lagi ? Yuk ! Daftar sekarang di pmb.uii.ac.id atau klik disini

More Information kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/

BSI dan Muhammadiyah “Perbedaan Visi yang Mendorong Penarikan Dana besar-besaran”

BSI dan Muhamadiyyah

Penarikan dana Muhammadiyah dari BSI

BSI dan Muhammadiyah

Baru-baru ini, Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, memutuskan untuk menarik dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Langkah ini mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Tidak sedikit mereka yang mengklaim bahwa keputusan ini menunjukkan ketidak percayaan terhadap BSI akibat dugaan kesalahan yang dibuat oleh bank tersebut, sehingga menimbulkan beberapa masyarakat yang memilih dan beralih ke bank konvensional.

Anom Garbo, SEI., ME Dosen Program Studi Ekonomi Islam FIAI UII menjelaskan bahwa penarikan dana oleh muhamadiyyah bukanlah keputusan yang mendadak

“Penarikan dana Muhammadiyah dari BSI sudah menjadi bahan diskusi selama beberapa tahun. Muhammadiyah ingin lebih fokus pada pemberdayaan lembaga lembaga keuangan mikro mereka, dan menambah unsur kompetitif bagi bank syariah,” ungkapnya.

Menurut pak Anom, performa BSI yang tidak sesuai harapan juga menjadi faktor pertimbangan penarikan dana muhamadiyyah dari BSI “Tidak bisa dipungkiri, Meskipun ada perkembangan, pencapaian BSI tidak sepositif yang dibayangkan, dan penarikan dana ini juga berkaitan erat dengan fokus Muhammadiyah pada pengembangan sektor UMKM.” tambahnya.

UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Muhammadiyah melihat potensi besar dalam sektor UMKM untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal. Dengan mengalokasikan dana ke UMKM, Muhammadiyah berharap bisa membantu bisnis kecil berkembang, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Keputusan untuk lebih banyak mendukung UMKM ini tentu akan berdampak pada daerah-daerah yang menjadi pusat UMKM, seperti Yogyakarta.

Yogyakarta, yang merupakan salah satu pusat UMKM di Indonesia, akan merasakan dampak dari keputusan ini. Pak Anom menyebutkan bahwa sekitar 75% BMT di Yogyakarta berafiliasi dengan Muhammadiyah.

“Dengan banyaknya lini usaha Muhammadiyah di Yogyakarta, termasuk rumah sakit, sekolah, dan universitas, dana yang terkumpul bisa digunakan untuk pengembangan lebih lanjut,” jelasnya.

Seiringan dengan itu, dampak positif dari penarikan dana ini juga membuka peluang besar bagi BMT untuk mengambil peran yang lebih signifikan. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Penarikan dana Muhammadiyah dari BSI membuka peluang besar bagi BMT untuk menggaet dana ini dan menggunakannya untuk mendukung UMKM. BMT bisa menawarkan pembiayaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan UMKM dan memberikan layanan yang lebih dekat dengan masyarakat. Peningkatan peran BMT dalam mendukung UMKM ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah.

Dengan meningkatnya dukungan untuk UMKM, diharapkan ada peningkatan ekonomi di daerah-daerah seperti Yogyakarta. UMKM yang lebih kuat dan berkembang akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan secara keseluruhan meningkatkan kesejahteraan ekonomi daerah. Hal Ini menunjukkan bahwa keputusan Muhammadiyah untuk menarik dana dari BSI dan mengalokasikannya ke sektor UMKM berpotensi besar untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian daerah.

Terakhir Pak Anom menekankan bahwa masyarakat seharusnya tidak terbawa opini negatif tanpa memahami fakta yang sebenarnya.

“Penarikan dana Muhammadiyah dari BSI bukan karena ketidakpercayaan atau kebencian terhadap BSI, tetapi karena perbedaan visi dan tujuan,” jelasnya.

Menurutnya, BSI cenderung fokus pada sektor menengah ke atas untuk bersaing dengan bank konvensional, sedangkan Muhammadiyah ingin lebih banyak berkontribusi pada sektor mikro dengan dana umat yang mereka miliki.

Penarikan dana Muhammadiyah dari BSI adalah langkah strategis untuk lebih fokus pada pengembangan UMKM. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian, terutama di Yogyakarta. Dengan dukungan yang tepat, UMKM bisa berkembang lebih pesat dan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Follow up for more information https://fis.uii.ac.id/ekis/

Partisipasi Internasional: Kaprodi Ekonomi Islam UII (Rheyza Virgiawan LC., ME,) Sampaikan Pemikiran di Kazakhstan

International Scientific-practical Conference Religious Discourse in Cyberspace Participant

Yogyakarta (EKIS NEWS)Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII), Bapak Rheyza Virgiawan LC., ME, baru saja kembali dari konferensi internasional sebagai Invited Speaker di “International Scientific-practical Conference Religious Discourse in Cyberspace: Challenges and Solution” yang berlangsung dari 23–25 Mei 2024 – Kazakhstan, Konferensi ini merupakan ajang penting untuk pertukaran ilmu dan kerjasama internasional.

Konferensi tersebut diselenggarakan oleh NMU Mubarok University, bekerja sama dengan Kementerian Teknologi Kazakhstan dan beberapa mitra International, termasuk Universitas Islam Indonesia. Selain itu, acara ini dihadiri oleh beberapa negara seperti Malaysia, Rusia, USA, Mesir, dan negara lainnya, salah satu keynote speaker yaitu Wakil Rektor dari Al-Azhar University Cairo.

Partisipasi Pak Rheyza tidak hanya berarti bagi dirinya secara pribadi tetapi juga bagi Prodi Ekonomi Islam UII. Sebagai satu-satunya universitas dari Indonesia yang diundang, keterlibatan ini menegaskan peran penting UII dalam diskursus global mengenai ekonomi dan pengembangan nilai-nilai religius. Ini juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dengan institusi internasional, yang dapat memperluas jaringan dan meningkatkan reputasi universitas.

Pak Rheyza juga menyoroti pentingnya tema konferensi yang membahas tentang agama dan ruang digital. Topik ini menekankan bagaimana agama, yang sering kali dianggap terpisah dari perkembangan teknologi, dapat berperan dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan digitalisasi, terutama dalam bidang keuangan.

Lebih lanjut, Pak Rheyza menekankan bahwa partisipasi dalam konferensi ini menunjukkan bahwa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya bisa berkutat di dalam negeri tetapi juga aktif berkontribusi di forum internasional. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan reputasi dan daya saing prodi di tingkat global.

                       Ketua Program Studi Ekonomi Islam                           Rheyza Virgiawan LC., ME,

Pak Rheyza Virgiawan diundang sebagai pembicara setelah mengajukan paper yang relevan dengan tema konferensi. Topik yang diangkatnya adalah “Syariah Equity Crowdfunding”, yang membahas bagaimana digitalisasi keuangan dapat memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pendekatan berbasis syariah. Hal ini sangat relevan dengan tema utama konferensi, yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan teknologi digital.

Selain itu, Pak Rheyza berbagi pengalaman berharga di mana ia mendapat kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pakar dari berbagai negara tentang pandangan mereka terhadap hubungan antara agama dan digitalisasi. Diskusi-diskusi tersebut membuka wawasan baru dan memperkaya pemahamannya tentang bagaimana nilai-nilai religius dapat diintegrasikan dengan perkembangan teknologi modern.

“Salah satu hal yang paling berkesan adalah melihat bagaimana para pembicara dari Amerika Serikat, Malaysia, dan negara-negara lain memandang integrasi antara agama dan teknologi. Ini adalah kesempatan langka yang memberikan banyak pelajaran berharga,” ungkap Pak Rheyza.

Meskipun pengalaman di Kazakhstan sangat berharga, Pak Rheyza juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Namun, karena latar belakang Timur Tengah yang kuat serta kemampuan berbahasa Arab yang fasih, sangat membantunya dalam berkomunikasi dengan lancar sehingga dapat menyampaikan materi di konferensi lewat bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan baik.

Selain itu, waktu yang singkat di Kazakhstan menjadi tantangan tersendiri. Dengan jadwal yang padat, Pak Rheyza harus memanfaatkan setiap momen untuk berpartisipasi aktif dalam konferensi dan menjalin jaringan dengan peserta lain.

Terakhir, Pak Rheyza menambahkan bahwa Prodi Ekonomi Islam UII baru saja mendapatkan Sertifikasi Unggul, yang salah satu kriteria utamanya adalah berorientasi internasional. Pak Rheyza berharap bahwa kehadiran prodi di forum internasional seperti ini akan semakin sering terjadi di masa depan. Ia ingin mendorong mahasiswa dan dosen untuk lebih berani mengambil peluang di kancah internasional baik untuk magang, penelitian, atau studi lanjut. Menurutnya, banyak alumni UII yang telah berhasil di luar negeri, dan hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa UII memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tingkat global.

Sebagai Kaprodi Pak Rheyza menyampaikan pesan

“Kita harus mulai berpikir global dan tidak hanya terpaku pada skala regional atau nasional. Mahasiswa dan dosen harus berani untuk mengambil tantangan, Jangan takut untuk mencoba dan berkontribusi di tingkat internasional. Banyak peluang yang bisa diambil, mulai dari magang, menulis di jurnal internasional, hingga mengikuti kegiatan volunteer inetrnational. Semua ini akan membantu kita untuk berkembang dan berprestasi,” tegas Pak Rheyza.

Temukan informasi menarik lainnya dengan mengunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/

Daftar Mata Kuliah Jurusan Ekonomi

Daftar Mata Kuliah Ekonomi

Daftar Mata Kuliah Jurusan Ekonomi !!

Jurusan Ekonomi merupakan bidang studi yang sangat penting untuk memahami mekanisme keuangan, bisnis dan pengelolaan sumber daya. Di era globalisasi saat ini, pemahaman terhadap ilmu ekonomi sangat penting untuk mengatasi tantangan perekonomian yang semakin kompleks seperti inflasi, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi. Lulusan ilmu ekonomi dibekali dengan kemampuan analitis dan pemecahan masalah yang tajam, sehingga memungkinkan mereka berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di berbagai sektor, baik pemerintah maupun swasta.

Mata Kuliah yang Dipelajari

Jurusan Ekonomi menawarkan berbagai mata kuliah ekonomi yang membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dasar hingga lanjutan. Berikut adalah beberapa mata kuliah yang umumnya ditemui dalam jurusan ini:

1. Pengantar Ekonomi Mikro

Mata kuliah ini memperkenalkan konsep-konsep dasar ekonomi mikro seperti permintaan dan penawaran, elastisitas, teori produksi, dan struktur pasar.

2. Pengantar Ekonomi Makro

Mata kuliah ini fokus pada konsep makroekonomi, termasuk kebijakan fiskal dan moneter, pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.

3. Ekonomi Pembangunan

Membahas masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang dan cara-cara untuk mengatasinya, termasuk kebijakan pembangunan dan strategi pengentasan kemiskinan.

4. Ekonomi Internasional

Memperkenalkan konsep-konsep perdagangan internasional, keseimbangan pembayaran, dan kurs mata uang.

5. Ekonometrika

Mengajarkan teknik-teknik statistik untuk menganalisis data ekonomi dan memprediksi tren ekonomi masa depan.

6. Ekonomi Moneter

Membahas peran uang, bank, dan kebijakan moneter dalam perekonomian.

7. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Memperkenalkan konsep-konsep pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta dampaknya terhadap ekonomi.

PSEI UII “Program Studi Ekonomi Islam yang Unggul !!”

Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Universitas Islam Indonesia (UII) merupakan salah satu program studi yang menawarkan pendekatan unik dalam mempelajari ilmu ekonomi. PSEI UII tidak hanya fokus pada ekonomi konvensional, tetapi juga mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Berikut adalah beberapa aspek yang membuat PSEI UII unggul dan menarik:

1. Kurikulum Berbasis Syariah

PSEI UII menawarkan kurikulum yang dirancang untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai ekonomi dari perspektif syariah. Mahasiswa akan mempelajari bagaimana prinsip-prinsip Islam diterapkan dalam pengelolaan ekonomi.

2. Fokus pada Pengembangan Etika Ekonomi

Salah satu keunggulan PSEI UII adalah fokusnya pada pengembangan etika ekonomi, yang memastikan bahwa lulusan tidak hanya ahli dalam teori ekonomi, tetapi juga memiliki integritas dan etika yang kuat dalam berpraktik.

3. Peluang Karir yang Luas

Lulusan PSEI UII memiliki kesempatan karir yang luas, tidak hanya di sektor ekonomi konvensional tetapi juga di sektor ekonomi syariah yang semakin berkembang.

4. Fasilitas dan Dosen yang Berkualitas

PSEI UII didukung oleh fasilitas modern dan dosen yang berkualitas dengan pengalaman praktis dan akademis yang mumpuni, memberikan mahasiswa lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif.

Belajar Ekonomi dari Perspektif Islam

Selain mempelajari ekonomi konvensional, mahasiswa PSEI UII juga mendapatkan wawasan mendalam mengenai ekonomi dari perspektif Islam. Beberapa mata kuliah yang khas dalam program studi ini antara lain:

• Fiqh Muamalah
• Perencanaan keuangan Islam
• Tafsir Ayat dan Hadist Ekonomi Islam

Serta peminatan yang lebih menjurus seperti :

• Regulasi dan Studi Fatwa Lembaga Keuangan Syariah (P1)
• Keuangan Publik Islam (P2)
• Global Halal Industry (P3)

Sobat bisa lihat informasi mata kuliah lebih lengkap dengan klik disini

Selain itu, Jurusan Ekonomi Islam di UII tidak hanya menawarkan pendidikan ekonomi yang komprehensif, tetapi juga membekali mahasiswa dengan nilai-nilai etika yang kuat dan pemahaman mendalam tentang ekonomi dari perspektif Islam. Dengan kurikulum yang terintegrasi, dan fokus pada pengembangan karakter dengan berbagai praktik langsung, PSEI UII adalah pilihan tepat bagi sobat yang ingin berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Ayo, bergabunglah dengan Program Studi Ekonomi Islam UII
Dan jadilah bagian dari solusi untuk masa depan ekonomi yang lebih baik!!

Kunjungi pmb.uii.ac.id atau https://islamic.ecomonics.uii.ac.id

Kiat Sukses Mahasiswa, Fokus Kuliah atau Kegiatan Kampus?

Kiat Sukses Mahasiswa

Kiat Sukses Mahasiswa?? Fokus Kuliah atau Kegiatan Kampus?

Hallo Sobat Ekis ! Bagaimana kabar Ujian Tengah Semester Kalian nih? Apakah sobat termasuk mahasiswa yang kewalahan karena tiba tiba dihadapkan dengan ujian? Jangan khawatir, sobat tidak sendirian. Banyak mahasiswa yang terjebak dalam euphoria kegiatan kampus, melupakan prioritas tugas dan mata kuliah utama, terutama disemester genap ini.

Mana sih yang sebenarnya lebih penting, fokus kuliah atau ikut kegiatan luar kelas?
Mumpung masih setengah semester, Sobat masih punya waktu untuk memperbaiki dan mengatur ulang manajemen waktu, sehingga saat ujian akhir semester nanti, kalian tidak akan lagi kaget tiba-tiba menghadapi ujian.
Mari kita bahas bersama !

Pentingnya Menyeimbangkan Kuliah dan Kegiatan Kampus
Baik fokus kuliah maupun ikut kegiatan luar kelas, keduanya merupakan hal yang sama-sama penting. Fokus kuliah dan meraih IPK tinggi merupakan indikator pemahaman akademik dan untuk mengetahui seberapa tanggung jawab kita sebagai mahasiswa. Sementara itu, kegiatan luar kelas atau kampus adalah sarana untuk mengembangkan soft skill seperti kepemimpinan, public speaking, dan membangun jaringan relasi. Jadi, perlu adanya untuk menyeimbangkan keduanya.
Bagaimana caranya? Berikut beberapa tips yang dapat membantu sobat!

1. Fokus Saat di Kelas
Memaksimalkan waktu saat di kelas sangat itu sangat penting. Dengan memahami materi yang diajarkan, sobat dapat menjalankan tanggung jawab di organisasi Ketika diluar kelas tanpa beban pikiran yang berlebihan.
2. Susun Skala Prioritas
Menentukan prioritas tugas membantu mengelola waktu dengan lebih baik. Dengan menyusun skala prioritas, sobat dapat memastikan bahwa semua tanggung jawab, baik akademik maupun organisasi, tertangani dengan baik.
3. Ikut Kegiatan Secara Bertahap
Pada kesempatan wawancara alumni terakhir, Titania Mukti alumni PSEI UII angkatan 2016, memberikan tips berharga perencanaan kegiatan dan memberikan pesannya.

Titania menyampaikan

“Untuk semester 1ini, fokus dulu aja pada perkenalan kampus dan adaptasi lingkungan. Lanjut semester 2, mulai ikut organisasi sedikit demi sedikit, sampai di semester 3 dan 4 baru aktif dalam lomba dan kegiatan kepanitiaan. Di semester 5, luangkan juga waktu untuk magang, menjadi volunteer, dan eksplorasi luar kampus untuk memperluas jaringan. Selanjutnya, semester 6 dan 7, lebih fokus pada tugas akhir, skripsi, dan persiapan karier. Menurut saya lakukan semuanya secara bertahap. Jangan mencoba mengambil semuanya di awal karena kamu akan kewalahan dan stress nantinya, nikmati masa muda juga, jangan terlalu serius atau formal. Santai saja, namun tetap pastikan kamu punya tujuan.” Ungkap Titan

4. Manajemen Waktu yang Efektif
Mengatur waktu secara efektif adalah kunci keseimbangan. Buatlah jadwal harian atau mingguan yang mencakup waktu belajar, rapat organisasi, waktu luang, dan istirahat.
5. Evaluasi Diri Secara Berkala
Yang Terakhir sobat dapat melakukan evaluasi diri secara berkala, hal itu akan membantu penilaian apakah sobat sudah berada di jalur yang benar. Jangan ragu untuk membuat perubahan jika merasa ada yang kurang optimal. Jangan ragu untuk membuat perubahan jika merasa ada yang kurang optimal dalam rancangan rencana Sobat.
Pada kesempatan lain Hengky Kurniawan, Mahasiswa PSEI UII Angkatan 2019 yang merupakan mahasiswa aktif dan produktif menambahkan,

“Salah satu hal yang selalu saya lakukan adalah fokus ketika didalam kelas, jadi ketika dikelas kita sudah paham dengan materi yang disampaikan dosen sehingga setelah keluar kelas kita bisa mengerjakan tanggung jawab kita di organisasi. Dan manajemen waktu dan menyusun skala prioritas juga harus dilakukan agar tau apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan apa yang bisa dikerjakan nanti dan baiknya untuk kegiatan aktivis di Semester 1 hingga 3 bisa dimanfaatkan untuk mencari relasi dan memperluas pertemanan lalu Semester 4 dan 5, ambil peran lebih besar di organisasi dan coba ikut magang atau volunteer,” ujar Hengky

Dengan mengikuti peta konsep ini, Sobat bisa merencanakan aktivitas dari semester ke semester dengan lebih jelas dan terarah. Sobat tidak perlu takut untuk mengeksplorasi diri dan bingung karena tiba-tiba dihadapkan dengan ujian. Dengan memperbaiki kekurangan, memaksimalkan diri melalui fokus yang tepat, manajemen waktu yang baik, serta penyusunan skala prioritas akan membantu sobat menyeimbangkan antara akademik dan kegiatan kampus dengan baik.

Kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis  untuk mengathui tips & trick lainnya.

Selamat mencoba dan semoga sukses!

Penguatan Keuangan Sosial Islam Melalui Wakaf

Ekis News, "Penguatan Keuangan Sosial Islam Melalui Wakaf"

Seminar Nasional & MOU, Mei 2024

Yogyakarta, 30 Mei 2024 –  Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia mengadakan seminar nasional yang bertajuk “Peluang Serta Tantangan Sistem Ekonomi dan Keuangan Syariah di Era Global” Penguatan Keuangan Sosial Islam Melalui Wakaf. Tak hanya itu, acara ini juga menjadi saksi penandatanganan MOU yang strategis, untuk memperkuat komitmen dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia antara Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dengan Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister dan Program Doktor Hukum Islam Jurusan Studi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia. Seminar ini menghadirkan Dr. Siti Achiria, SE., MM, atau yang kerap dipanggil Dr. Achi merupakan dosen dari Program Studi Ekonomi Islam UII sebagai pembicara. Dengan keahlian dan pengalaman yang luas,  Dr. Achi berbagi wawasan mendalam mengenai perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh sistem ekonomi dan keuangan syariah di era modern ini. Dr. Achi, yang telah lama berkecimpung di dunia akademik dan penelitian, memaparkan materi yang komprehensif tentang bagaimana ekonomi syariah dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional dan global.

Seminar Nasional & MOU

Dr. Siti Achiria SE., MM, & Martini Dwi Pusparini, SHI., MSI

Menyoroti Peluang Potensi Ekonomi Syariah

Dalam paparannya, Dr. Achi menekankan bahwa ekonomi syariah memiliki potensi besar yang belum  sepenuhnya dimanfaatkan. “Dengan jumlah penduduk Muslim yang besar dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya ekonomi berbasis syariah, kita memiliki peluang emas untuk mengembangkan sektor ini lebih lanjut,” jelas Dr. Achi. Ia mengungkapkan bahwa ekonomi syariah bukan hanya tentang keuangan, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan seperti makanan, farmasi, kosmetik, dan pariwisata halal yang kini sedang naik daun.

Indonesia sendiri telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal pengelolaan keuangan syariah. Dr. Siti menyebutkan bahwa aset keuangan syariah global telah mencapai US$4,5 triliun pada tahun 2023, meningkat 11% dari tahun sebelumnya. “Ini menandakan bahwa minat terhadap keuangan syariah terus meningkat, tidak hanya di kalangan masyarakat Muslim, tetapi juga di kalangan non-Muslim yang mencari alternatif sistem keuangan yang lebih adil dan transparan,” paparnya dengan penuh antusias.

Peningkatan Indeks Wakaf Nasional (IWN)

Dalam seminar tersebut, Dr. Achi juga menyoroti peningkatan Indeks Wakaf Nasional (IWN) Indonesia yang mengalami kenaikan sebesar 9,85% dari 0,274 pada tahun 2022 menjadi 0,301 pada tahun 2023. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan dalam pengelolaan wakaf oleh nazhir, baik dari organisasi maupun perseorangan. Ini adalah kabar baik bagi kita semua karena wakaf bisa menjadi salah satu pilar penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, kata Dr. Achi.

Lembaga Wakaf Uang UNISIA-YBW UII juga turut berperan aktif dalam upaya ini. Dengan terdaftarnya sebagai Nazhir Wakaf Uang di Badan Wakaf Indonesia, lembaga ini berkomitmen untuk mengelola wakaf dengan lebih profesional dan transparan.

Tantangan di Era Global

Namun, di balik peluang besar tersebut, terdapat tantangan yang harus dihadapi. Dr. Siti menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, praktisi, dan akademisi untuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang berkelanjutan dan berdampak sosial Salah satu tantangan utama adalah rendahnya literasi dan kesadaran masyarakat mengenai produk halal dan keuangan syariah. Selain itu, regulasi yang belum memadai serta interlinkage antara industri halal dan keuangan syariah juga menjadi kendala yang harus segera diatasi.

“Ekonomi syariah bukan hanya tentang sistem alternatif, tetapi harus menjadi bagian integral dari perekonomian nasional yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,” tegas Dr. Siti.

Kerjasama dan Penguatan Industri Halal
Selain seminar, acara ini juga diwarnai dengan penandatanganan MOU antara fakultas dan beberapa lembaga terkait, yang diharapkan dapat mendorong pengembangan industri halal di Indonesia. Kerjasama ini diharapkan mampu menciptakan regulasi yang mendukung serta menyelaraskan upaya pengembangan ekonomi syariah di berbagai sektor.

Selain itu, Martini Dwi Pusparini, SHI., MSI, Dosen Program Studi Ekonomi Islam UII yang juga bertindak  sebagai moderator menambahkan, peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai ekonomi syariah harus dimulai dari lingkungan akademis.

“Kami berharap melalui acara seperti ini, mahasiswa dan masyarakat dapat lebih mengenal dan mengapresiasi pentingnya ekonomi syariah dalam kehidupan kita,” ujarnya.

Di penghujung acara, Dr. Achi mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi dalam mengembangkan ekonomi syariah yang tidak hanya bertujuan mencapai kesejahteraan duniawi, tetapi juga kebahagiaan di akhirat (falah). “Mari kita bersama-sama membangun ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.

Dengan berakhirnya seminar ini, pihak-pihak terkait berharap agar dapat terus menginspirasi dan memotivasi generasi muda untuk aktif berperan dalam pengembangan ekonomi syariah yang lebih baik di masa depan.

Kungjungi halaman website https://fis.uii.ac.id/ekis/ untuk informasi lainnnya !! dan https://www.uii.ac.id/ untuk lebih lengkapnya !!

Prospek Kerja Alumni Ekonomi Islam

Prosfek Kerja PSEI

Prosfek Kerja Alumni Ekonomi Islam, Kisah Titania di Industri Pendidikan

Kebanyakan Masyarakat sudah cukup familiar dengan istilah ekonomi islam atau ekonomi syariah, dimana bidang ini sudah berkembang serta diminati dalam lingkup masyarakat. Namun yang menjadi tantangan saat ini adalah, masih ada beberapa kelompok masyarakat yang bertanya soal prosfek karir sebagai alumni Ekonomi Islam. Untuk semakin menipisnya kegalauan itu, Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Universitas Islam Indonesia (UII) memperkenalkan salah satu alumni yang berhasil mencapai prestasi didunia Pendidikan.
Siapa sih Alumni PSEI ini ?
Yuk, Simak lebih lanjut !

Mengenal Kak Titania
Titania Mukti, gadis kelahiran Cilacap ini akrab dipanggil dengan Titan, Ia merupakan alumni Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan tahun 2016. Setelah menyelesaikan studi sarjananya, Titan melanjutkan ke jenjang magister di universitas yang sama dengan mengambil Magister Studi Islam UII. Selama menjadi mahasiswa, Titan dikenal aktif dan pernah menjabat sebagai asisten dosen serta lulus dengan predikat camlaude dan meraih pin emas pada wisuda periode V 2019/2020.

Karir Titania Saat Ini
Saat ini, Titan berprofesi sebagai dosen Ekonomi Syariah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang merupakan profesi utama di antara profesi lainnya yang sedang ia jalani. Dalam wawancaranya, Titan menjelaskan bahwa meskipun terdapat sedikit perbedaan antara Ekonomi Islam dan Ekonomi Syariah dalam mata kuliah yang dia ampu, hal ini tidak menjadi kendala baginya. Menurutnya, Ekonomi Islam lebih bersifat umum, sedangkan Ekonomi Syariah lebih spesifik dan condong ke konvensional. Menariknya, dosen bukanlah mimpi utama Titan. Awalnya, tujuan Titan masih abstrak dan dia pernah ingin menjadi praktisi di bidang keuangan. Sebelum menjadi dosen, ia mengaku sempat bekerja sebagai Corporate Strategy & Finance di Platform Ruang Guru. Namun, ia menemukan passion-nya dalam mengajar dan berinteraksi dengan generasi muda, yang akhirnya mengarahkan dirinya ke karir saat ini.

Prospek Kerja Alumni PSEI UII
Dalam wawancara, Titan menyebutkan bahwa prospek kerja alumni PSEI UII sangat luas dan menjanjikan. Bahkan banyak teman seangkatan Titan yang telah sukses di berbagai bidang, seperti di Pemerintahan, Perusahaan milik negara, Perbankan, dan UMKM. Contohnya seperti bekerja di BUMN, DPR RI, Mahkamah Agung, pemilik usaha dan posisi-posisi penting di perbankan. Hal ini membuktikan bahwa lulusan Ekonomi Islam memiliki peluang yang tidak terbatas. Titan menambahkan

“Jangan pernah berpikir bahwa Ekonomi Islam itu adalah jurusan yang salah. Untuk teman teman, saya sarankan untuk lebih banyak mengeksplor diri, karena jurusan ini meskipun masih relatif berkembang tetapi memiliki potensi yang sangat besar. Menurut saya, prospek kerja Ekonomi Islam itu sangat luas dan menjanjikan, karena setiap membutuhkan sektor perhitungan ekonomi, sehingga lulusan Ekonomi Islam bisa masuk ke berbagai lini pekerjaan”. pesan Titan

Cerita dari wawancara Titan ini adalah bukti nyata bahwa dengan semangat dan dedikasi, lulusan Ekonomi Islam dapat meraih kesuksesan di berbagai bidang. Jadi, jika kamu adalah mahasiswa Ekonomi Islam dan masih khawatir dan mempertimbangkan jurusan ini, percayalah bahwa prospek karir yang menantimu sangatlah cerah. “Berani bermimpi, berani beraksi, dan dunia akan terbuka untuk menanti!!!”

Kenal lebih dekat dengan PSEI UII kunjungi  https://fis.uii.ac.id/ekis/