Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Bijak untuk Idul Fitri yang Berkah

oleh: Fitri Eka Aliyanti, S.H.I., M.A.

Dinamika Ekonomi Menjelang Idul Fitri

Idul Fitri merupakan momen yang dirayakan setiap tahun oleh umat Muslim di seluruh dunia, sebagai tanda dari berakhirnya ibadah puasa Ramadan.

Perayaan Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal dimulai dengan pelaksanaan sholat Ied berjama’ah di pagi hari, yang biasanya dilanjutkan dengan silaturahmi dengan mengunjungi tetangga dan kerabat.

Biasanya saat Ramadan  hingga menjelang Idul Fitri terdapat peningkatan aktivitas ekonomi baik dari segi pendapatan maupun pengeluaran. Tambahan pendapatan berupa Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi faktor pendorong konsumsi, di sisi lain juga terdapat peningkatan kebutuhan belanja, biaya transportasi mudik, kewajiban zakat firah, serta dorongan untuk bersedekah.

Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa perputaran uang di bulan Ramadan tahun 1446 H atau tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh potensi penurunan jumlah pemudik serta daya beli masyarakat yang melemah akibat kondisi ekonomi yang kurang stabil. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dalam mengelola keuangan agar tetap dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan khusyuk.

Mudik Lebaran: Tradisi yang Mengakar di Indonesia

Idul Fitri dan mudik lebaran adalah dua hal yang tak terpisahkan di Indonesia.

Sejarah mencatat bahwa tradisi mudik telah ada sejak masa kerajaan Majapahit dan kerajaan Mataram Islam, di mana masyarakat yang merantau kembali ke kampung halaman untuk berziarah ke makam leluhur dan merayakan hari besar bersama keluarga.

Tradisi ini semakin berkembang di era kolonial dan semakin meningkat sejak era transportasi massal seperti kereta api dan bus mulai beroperasi pada tahun 1970-an. Mudik bukan sekadar perjalanan pulang kampung, namun menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Indonesia yang luas wilayahnya. Mudik menjadi momen mempererat tali silaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara di kampung halaman.

Merunut ke zaman Rasulullah saw, tradisi silaturahmi saat hari raya Idul Fitri memang sudah ada sejak saat itu.  Dalam kesempatan tersebut, Rasulullah saw, mengunjungi rumah para sahabatnya, begitu pula sahabat ada yang mengunjungi rumah Rasulullah saw. Dalam kesempatan ini, mereka saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Sama halnya dengan tradisi mudik dan halal bi halal yang dilakukan umat Islam saat ini.

Keberkahan dalam Idul Fitri

Apa sebetulnya yang dimaksud berkah? Menurut bahasa, berkah berasal dari Bahasa Arab yaitu barakah yang artinya nikmat.

Sedangkan menurut KBBI, berkah artinya “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”. Dalam pengertian lain, berkah artinya langgengnya nikmat yang diberikan Allah swt, bahkan bertambahnya nikmat tersebut.

Contoh dari keberkahan tidak hanya berupa materi atau harta, namun juga rasa aman, ketenangan, kesehatan, kedamaian, dan kebahagiaan.

Kunci Memperoleh Keberkahan saat Idul Fitri:

1. Rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah swt.

Syukur bukan sekedar mengucapkan alhamdulillah, namun juga meyakini bahwa segala yang kita miliki baik uang atau harta lainnya, Kesehatan, waktu, dan kesempatan adalah milik Allah swt. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam Q.S. Ibrahim ayat 7: Dan ingatlah tatkala Rabbmu berfirman : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”

2. Zakat dan sedekah

Zakat fitrah merupakan bagian penting dari perayaan Idul Fitri yang dapat ditunaikan sebelum shalat Ied, dengan fungsi utamanya untuk menyucikan jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa.

Zakat fitrah akan membersihkan harta dan menjadikannya berkah, dan dengan zakat fitrah juga diharapkan tidak ada satu orang Muslimpun yang merayakan Idul Fitri dalam kondisi kelaparan.

Selain zakat fitrah yang kadarnya ditentukan dan hukumnya wajib, di hari raya Idul Fitri umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah.

Tradisi berbagi angpau atau istilah lainnya THR saat lebaran di Indonesia merupakan salah satu bentuk sedekah. Dalam sedekah jenis ini, sebaiknya memprioritaskan sanak kerabat dahulu, baru kemudian orang lain.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Sedekah kepada orang miskin bernilai satu sedekah, dan sedekah kepada kerabat bernilai dua sedekah, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturrahim.” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi).

3. Menyambung tali silaturahmi

Silaturahmi merupakan salah satu amalan yang dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup. Menjaga hubungan baik dengan tetangga dan kerabat, terutama yang memiliki hubungan nasab, menjadi salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  Barang siapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rezekinya, atau ditunda (dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim. (Muttafaqun ‘alaih).

Tips Pengelolaan Keuangan yang Bijak

Islam mengajarkan keseimbangan dalam keuangan, yaitu tidak boros tetapi juga tidak kikir. Berikut beberapa prinsip pengelolaan keuangan menjelang Idul Fitri:

1. Prioritaskan Kebutuhan – Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
2. Bayar Utang Terlebih Dahulu – Agar jiwa lebih tenang dan tidak terbebani.
3. Sisihkan untuk Sedekah – Walau memiliki utang, sedekah tetap bisa dilakukan secara proporsional.
4. Buat Anggaran Lebaran – Hitung pemasukan (termasuk THR) dan alokasikan dengan bijak.
5. Jangan Berlebihan dalam Konsumsi – Kendalikan belanja agar tidak mubazir.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik, Idul Fitri dapat dirayakan dengan tenang, penuh syukur, dan tetap dalam keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

Penutup

Dalam mengelola keuangan saat Ramadan dan Idul Fitri, penting untuk menentukan prioritas keuangan.

Islam mengajarkan keseimbangan dalam pengeluaran, tidak bersikap boros tetapi juga tidak pelit. Jika memiliki utang, sebaiknya mendahulukan pembayarannya sebelum bersedekah.  Dalam hadits Rasulullah bersabda:

“Ruh seorang mukmin tergantung dengan utangnya hingga utangnya dilunasi.” (H.R. Tirmidzi)

Jika utang tersebut memiliki jangka waktu pembayaran yang masih panjang dan tidak terlalu membebani, sebagian harta masih dapat disisihkan untuk bersedekah.

Dengan pengelolaan keuangan yang baik, kita dapat menjalani Ramadan dan Idul Fitri dengan lebih tenang, berkah, dan tetap dalam keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Kita juga perlu meyakini bahwa pengelolaan uang yang bijak adalah salah satu ikhtiar kita dalam mensyukuri nikmat Allah Swt.