Halal Bihalal, Dekan Singgung Visi FIAI 2030 Jadi Rujukan di Asia Tenggara
SLEMAN,- Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) yang menuntaskan bulan Syawal 2024/1445 H dengan mengadakan acara Halal Bihalal FIAI UII, dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan dengan segenap keluarganya.
Halal Bihalal FIAI diselenggarakan di lantai V, Gedung KHA Wahid Hasyim Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang km. 14.4 Sleman, Minggu 5 Mei 2024. Kegiatan silaturahmi untuk sivitas akademika FIAI ini bertema Syawalan Tuntas, Kinerja Totalitas diisi dengan kajian keagamaan oleh Ustadz Ahmad Zubaidi S.Pd. M.Pd, yang juga dosen program studi Pendidikan Agama Islam UII.
Halal Bihalal dibuka oleh Dekan FAII UII, Dr. Drs Asmuni MA sekaligus memberikan sambutan pembuka yang menyinggung rencana strategis fakultas.
”UII membutuhkan dosen, tenaga kependidikan dan pemangku amanah struktural yang tangguh, komitmen dan loyal, karena tema rencana strategis itu integratif, inovatif dan kompetitif. Kompetitif pada nilai-nilai Islam dan mondial. Rencana strategis ini jika dikorelasikan dengan visi yang menetapkan tahun 2030, FIAI UII sudah menjadi rujukan, minimal di Asia Tenggara dalam bidang studi Islam,” ungkap Asmuni.
Setelah acara sambutan dilanjutkan dengan penyerahan penghargaaan atas keberhasilan dosen yang meraih gelar profesor dan doktor pada tahun 2024. Gelar profesor diraih oleh Prof. Dr. Drs. Tamyiz Mukharrom, MA, serta gelar doktor berhasil diraih oleh Dr. Dra. Sri Haningsih, M.Ag. Disambung sesi penyerahan penghargaan untuk dosen dan tenaga kependidikan yang akan beribadah Haji ke Tanah Suci pada tahun 2024 ini.
Pada acara inti kajian, Ustadz Ahmad Zubaidi sampaikan bahwa silaturahmi halal bihalal bisa mencegah kebangkrutan dunia dan akherat.
“Sekali berjabat tangan saling memaafkan, maka dosa akan runtuh. Sering saya katakan Allah itu akan menghapus 2 catatan manusia ketika mampu meminta maaf kepada sesama manusia. Bahkan ketika Allah berfirman dalam Al Quran, wa’fu’anna waghfirlana warhamna maka sejatinya ketika kita melakukan dosa itu pasti ada 2 catatan, pertama catatan dosa, kedua catatan hukumannya. Nah kalau ighfirlana maka Allah akan mengampuni atau menghapus dosa kita saja, tapi kalau wa’fu’anna maka Allah akan menghapus catatan dosa dan hukumannya,” kata Ustadz Zubaidi.
Ustadz Zubaidi menambahkan untuk mendapat penghapusan 2 catatan di atas, sebaiknya bersama-sama saling memaafkan sesama manusia. Suatu ketika Rasulullah pun pernah bertanya kepada para tentang siapa manusia yang bangkrut? Kemudian para sahabat menjawab bahwa orang yang bangkrut adalah yang tidak memiliki harta benda sama sekali. Kemudian Rasulullah menjawab bahwa orang yang bangkrut bukanlah yang tidak memiliki harta benda sama sekali tapi orang yang rajin sholat, sedekah, zakat, puasa tetapi masih memiliki kesalahan kepada temannya yang tidak mau memaafkan. Akhirnya ketika di akherat, Allah mengangkat pahala sholatnya, pahala zakatnya, pahala sedekahnya, pahala puasa untuk diberikan kepada orang-orang yang tersakiti.
”Oleh karena itu bapak ibu, mari kita saling memaafkan agar tidak bangkrut dunia akherat. Sehingga inti dari acara halal bihalal adalah silaturahmi. Silaturahmi bisa memperpanjang umur. Ketika kita sekarang para pegawai dan keluarganya hadir saling memaafkan di halal bihalal ini, semoga semua dipanjangkan umurnya,” kata Ustadz Zubaidi.