Mencetak mahasiwa berkelas dunia, dalam kemampuan menulis karya ilmiah dan presentasi, menjadi harapan pimpinan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII). Menurut Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag, M.A, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FIAI UII, saat ini upaya peningkatan kemampuan menulis mahasiswa terus dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya dengan disiapkannya agenda untuk Konferensi Internasional Studi Islam dan Ilmu Sosial dengan tajuk “Discovering New Landscape of Islamic Studies and Social Sciences in The Digital Age”. Konferensi rencananya akan dilaksanakan tanggal 26 November 2022, secara daring dan luring.
Konferensi akan difokuskan untuk mahasiswa UII dan dosen UII yang sedang studi lanjut.
“Melatih mahasiswa dalam hal kemampuan menulis dan presentasi di kancah internasional. Produktivitas mahasiswa FIAI sebenarnya cukup tinggi, dibanding fakultas lain di UII, berdasarkan data di kemahasiswaan,” tambah Muhammad Roy.
Imbuhnya, ada harapan besar untuk meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi mahasiswa FIAI UII dengan meningkatkan dukungan dalam hal kemampuan berbicara di kancah internasional. Ini menjadi program yang serius, sehingga tahun 2023 akan diberikan kesempatan berkarya ke luar negeri, termasuk presentasi di kancah internasional.
”Selama ini, selain didorong memiliki kemampuan bahasa Inggris untuk berkarya, juga dengan bahasa Arab untuk menguasai kitab-kitab klasik”, kata Muhammad Roy.
Muhammad Roy juga memastikan bahwa sebagian mahasiswa sudah terbiasa menulis untuk konferensi internasional dengan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Namun dalam hal komunikasi, karena di Timur Tengah sudah terbiasa dengan bahasa Inggris, maka mahasiswa FIAI UII yang menyesuaikan.
Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten, diharapkan dapat menjaring 100 peserta, utamanya dari kalangan mahasiswa.
“Sebagian besar narasumber adalah alumni UII yang sedang menempuh studi doktor di luar negeri atas dorongan dari institusi tempat mengabdinya. Narasumber Talha Ayub merupakan mahasiswa program doktor di Inggris, Ahmad Afnan Anshori mahasiswa program doktor di Belanda, juga Mohammed Sebti dari Tunis University”, jelas Muhammad Roy. (IPK)