PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh: Burhan Nudin, S.Pd.I., M.Pd.I.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah usaha membimbing dan mengarahkan seorang untuk menjadi lebih baik. Pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang telah dikaruniakan Allah kepada setiap manusia secara optimal dan maksimal. Saat mendengar kata “Pendidikan” selintas kita membayangkan sebuah proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah.
Guru menyampaikan pelajaran, dan siswa mendengar dan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Namun Ki Hajar Dewantara sebagai seorang tokoh Pendidikan Indonesia, menyebutkan bahwa Pendidikan dapat bersumber dari 3 aspek lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan pada anak merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang. Usia anak-anak merupakan masa pertumbuhan dan pengembangan yang tepat untuk membentuk pribadi sang anak. Hal ini dapat berupa pembentukan karakter, membangun dan melatih kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, spiritual, disiplin ,konsep diri, kemandirian dan juga panca indra.
Islam sebagai agama yang sempurna, melalui alquran dan hadist, Allah telah menyampaikan tentang petunjuk kehidupan manusia dari bangun hingga bangun lagi dengan lengkap dan tanpa cela. Sehingga juga tidak dapat dipungkiri bahwa perihal Pendidikan juga terdapat arahan dan petunjuk dalam alquran maupun hadist. Terutama pada Pendidikan anak.
Pada sisi lain menilai seorang anak, mereka diibaratkan kertas putih yang belum terdapat tulisan sama sekali. Lalu lingkungan keluarga, sekolah dan masyrakat yang memberikan warna dalam kehidupan seorang anak. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa usia anak-anak adalah usia keemasan. Jika permulaan kehidupan mereka telah mendapatkan didikan yang baik, maka sang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Konsep tarbiyah dan ta’dib
Allah telah berfirman dalam alquran sura An-Nahl ayat 78 yang berbunyi:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ – ٧٨
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia terlahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Namun Allah telah memberikan sang anak potensi penglihatan dan hati agar dapat digunakan oleh manusia untuk mengetahui banyak hal. Perkembangan potensi-potensi tersebut memelukan arahan dan didikan yang sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada serta sesuai dengan aturan-aturan Islam.
Konsep perkembangan pendidikan pada anak dalam islam menitikberatkan pada konsep tarbiyah dan ta’dib. Pendidikan pada konsep tarbiyah adalah perlakuan kasih sayang untuk menumbuhkan rasa berdaya dan mengembangkan kemandirian anak berupa keterampilan menjaga diri sendiri, menyelesaikan pekerjaan rumah. Sedangkan pendidikan pada konsep ta’dib mengacu pada proses penerapan nilai-nilai, seperti sikap disiplin dan tertib. Hal ini dapat diterapkan dengan pembiasaan shalat tepat waktu, memberikan respon yang tepat saat anak melakukan hal-hal baik dan juga saat sang anak melakukan kesalahan.
Islam memberikan pandangan bahwa pendidikan anak bermula dari keluarga. Orang tua memiliki peran penting dalam mendidik, mengarahkan, dan mengajari anak. Salah satu hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadist tersebut menjelaskan bahwa setiap anak yang terlahir kedunia berada dalam keadaan fitrah atau suci. Fitrah dalam hadist ini adalah keadaan seseorang yang meyakini dan mengimani bahwa tuhan yang berhak disembah hanya Allah subhanahu wataa’ala. Namun keadaan kedepannya sangat ditentukan oleh bimbingan dan arahan yang diberikan oleh orang tua. Sehingga dalam hadist tersebut rasulullah menyampaikan bahwa orang tualah yang menjadikan seorang tetap dalam keadaan fitrah atau mengarahkan sang anak untuk menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Pendidikan anak harus didapatkan sejak kecil
Pendidikan anak dalam perspektif islam tidak lepas dari pendidikan dan ajaran islam yang harus didapatkan anak sejak kecil. Ajaran islam secara garis besar terdiri dari tiga, yaitu aqidah, ibadah dan akhlak. Hal ini selaras dengan yang telah diajarkan oleh Luqmanul Hakim kepada anaknya dan menjadi contoh yang harus kita teladani hari ini.
- Pendidikan Aqidah
Aqidah adalah ilmu keimanan, kepercayaan, dan keyakinan kepada Allah yang maha esa. Meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah dan diibadahi selain Allah serta menjauhi segala perbuatan kesyirikan dan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Aqidah menjadi pondasi penting dalam hidup seseorang.
Nilai-nilai keimanan yang harus diajarkan dan ditanamkan padadiri seorang anak dimulai dengan, mengenalkanAllah dan rasulnya, memberikan gambaran tentang siapa penciptaalam semesta serta isinya, dan mengenalkan Maha Agungnya Allah. Menanamkan aqidah kepada anak sebelum mengajarkan ilmu-ilmu lain merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh orang tua.
- Pendidikan Ibadah
Ibadah adalah hal penting dalam kehidupan seorang manusia. Sehingga pendidikan ibadah adalah hal penting yang harus diajarkan sejak kecil, agar ketika anak telah dewasa dapat melakukan ibadah dengan benar dan sesuai dengan tuntunan ajaran islam dan sang anak dapat taat pada perintah agama dan menjauhi segala larangannya. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam alquran surah Az-Zariyat ayat 56 yang berbunyi
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ – ٥٦
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Seorang anak yang memiliki potensi fitrah haruslah dikembangkan secara maksimal pada hal-hal positif dengan menanamkan nilai-nilai agama. Seperti berdoa saat hendak melakukan aktifitas, mengajarkan anak tentang wudhu, bersuci, shalat, puasa dan ibadah-ibadah yang lain.
- Pendidikan Akhlak
Akhlak adalah kelakuan, kebiasaan, sikap dan karakter yang melekat pada diri sesorang. Akhlak wujud jiwa seseorang yang tertuang dalam sikap, ucapak, dan juga perbuatan. Pendidikan akhlak dapat diajarkan pada anak melalui pembiasaan-pembiasaan bersikap dalam sehari-hari. Seperti berkata jujur, menghormati orang tua, menyayangi yang lebih kecil, tidak sombong, dan berbagai akhlak lain yang harus dibiasakan pada anak sedini mungkin.
Jika anak tidak dibiasakan dengan akhlak baik, maka mereka akan tumbuh tanpa kendali. Pendidikan akhlak pada anak juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat seorang anak berada. Orang pertama dan paling dekat dengan sang anak adalah keluarga dan secara khusus adalah mereka orang tua. Orang tua adalah contoh teladan pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan akhlak seorang anak.
Persiapkan bekal sedini mungkin
Pendidikan anak dalam perpektif islam menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang terlibat dalam lingkungan seorang anak. Anak-anak adalah penerus generasi peradaban. Sehingga mereka harus memilki cukup bekal untuk tumbuh menjadi seseorang yang cerdas, kuat dan bermanaat untuk agama dan negara. Sehingga bekal tersebut haruslah disiapkan sedini mungkin, mulai dari mengenal tuhan mereka, beribadah, dan berakhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Hal-hal besar dicapai karena adanya kumpulan-kumpulan hal kecil didalamnya. Demikian juga dengan kehidupan seseorang. Pembiasaan-pembiasaan baik yang telah dibiasakan saat ia kecil akan membentuk ia menjadi seorang yang baik dan positif. Bukankah demikian?
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi keluarga
Pendidikan Islam atau pendidikan Islami adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Quran dan As- sunnah. Dalam pengertian yang pertama ini, pendidikan Islam dapat berupa pemikiran dan teori pendidikan yang berdasarkan diri atau dikembangkan dan dibangun dari sumber- sumber dasar tersebut. Keberhasilan pendidikan masa balita dipengaruhi pihak keluarga, karena banyak dilakukan dalam lingkungan keluarga.
Anak belajar dalam keluarga terjadi secara alami, tanpa disadari oleh orang tua, tetapi pengaruh buruk yang kadang dilakukan oleh orang tua, akan berakibat sangat besar, terutama pada tahun pertama dari kehidupan anak (dibawah lima tahun). Pada umur tersebut pertumbuhan kecerdasan anak masih terkait dengan panca inderanya dan belum bertumbuh pemikiran logis atau maknawi abstrak atau dapat dikatakan bahwa anak masih berpikir inderawi.Sedangkan saat masa pertengahan kanak-kanak, anak memperoleh pendidikan di sekolah sehingga strategi pendidikan negaralah yang dapat menentukan capaian tujuan pendidikan yang sesuai dengan syariat Islam. Pihak lain yang juga berperan dalam pendidikan anak ialah masyarakat.
Paradigma pendidikan anak usia dini mengacu pada konsep tarbiyah dan ta’dib. Pendidikan pada konsep tarbiyah menekankan pada tindakan rahmah, di mana orangtua atau guru wajib menumbuhkan rasa berdaya dan mengembangkan kemandirian secara bertahap mulai keterampilan mengurus diri sendiri, mengerjakan pekerjaan rumah, keterampilan bermain dan belajar. Sedangkan ta’dib mengacu pada proses pembudayaan nilai-nilai, khususnya sikap disiplin dan budaya tertib. Pemduayaalan dilakukan melalui pembiasaan disiplin sesuaidengan jadwal sholat serta pemberian pujian dan hukuman.