Muhammad Roy Purwanto Presentasi Riset di Abu Dhabi
Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag., terpilih sebagai presenter dalam 3rd International Conference on Humanities, Social Sciences, and Education (ICHSSE) 2017. Konferensi tersebut dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin-Selasa, 14-15 Jumadil Akhir 1438 H/13-15 Maret 2017.
Menurut Roy, penyelenggara konferensi tersebut adalah lembaga prestisius yaitu International Academy of Engineers and Universal Researcher of UEA. “Alhamdulilah, baru saja mempresentasikan hasil riset yang berjudul Acculturation between Islamic Teaching and Javanes Tradition in Mubeng Beteng Ritual Among Moslems in Yogyakarta Indonesia,” tutur Dosen Tetap Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah (PSAS) tersebut beberapa saat setelah presentasi.
“Ada akulturasi antara ajaran Islam dengan budaya Jawa dalam tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta,” tutur Roy menceritakan simpulan risetnya. “Bentuk akulturasi tersebut diantaranya, Mubeng Beteng Keraton Jogja (yang) diambil dari Thawaf mengelilingi Ka’bah dalam ibadah Haji,” lanjut mantan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut.
Selanjutnya, Roy menerangkan bahwa masyarakat Yogyakarta pelaku Mubeng Beteng mengandaikan Keraton sebagai “pusat spiritual” seperti halnya Ka’bah bagi umat Islam. Akulturasi yang kedua yaitu mubeng beteng diisi dengan kontemplasi, merenung, tidak boleh berkata-kata atau yang biasa disebut topo mbisu. “(Hal ini) mirip dengan kondisi Thawaf yg diisi dengan dzikir pada Allah,” ungkapnya.
Baca juga: Prof. Dr. Jasser Auda dalam Diskusi tentang Maqaashid Syarii’ah
Sementara itu, wujud akulturasi yang terakhir yaitu dalam ritual Mubeng Beteng, patokan paling depan yang dijadikan imam adalah Pusaka Kyai Tunggul Wulung. “Posisinya sama seperti al-Quran yang dijadikan imam umat Islam. Kyai Tunggul Wulung merupakan bendera yg diambil dari Kiswah Ka’bah,” tutupnya. (Samsul)