FIAI Sikapi Fenomena Crop Circle
Fenomena alam yang belum lama ini terjadi di areal persawahan milik Ngadiran di Dusun Jogomangsan Desa Jogotirto Kecamatan Berbah Sleman berupaCrop Circle telah membuat geger masyarakat sekitar bahkan nasional. Pasalnya kejadian tersebut merupakan kali pertama terjadi di Indonesia tepatnya pada hari Minggu 23 Januari 2011 pukul 17.00 WIB telah memunculkan berbagai spekulasi baik dari ahli maupun masyarakat awam yang menyakini bahwa Crop Circle merupakan jejak kemunculan UFO (Unidentified Flying Object) di lokasi kejadian.
Seperti disimpulkan para peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebagaimana dimuat dalam berita www. sains.kompas.com, bentuk kreasi di tengah sawah tersebut merupakan buatan orang berdasarkan bukti yang ditemukan di lapangan berupa adanya lubang sedalam lebih kurang 25 sentimeter dan berdiameter lebih kurang 4 cm yang menandakan lubang tersebut sebagai titik pusat pembuatan. Bahkan, polanya tidak terlalu simetris karena kalau bekas pendaratan UFO polanya akan simetris.
Sementara masih menurut sumber yang sama, terdapat pihak yang menyatakan bahwaCrop Circle di Sleman bukan buatan manusia adalah suatu komunitas pengamat UFO bernama Beta UFO Indonesia (BUI) dengan indikasi rebahan padi tidak ada yang rusak sama sekali. Sama halnya dengan para petani pemilik sawah tempatCrop Circle itu ditemukan percaya bahwa hal itu bukan buatan manusia yang diperkuat dengan pengakuan salah satu pemilik lahan yang mendengar suara bising mirip pesawat pada malam hari sebelum simbol tersebut ditemukan.
Belum jelasnya kejadian tersebut, telah muncul hal serupa di wilayah Yogyakarta tepatnya di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul dan di Magelang yang cukup menghebohkan membuat FIAI mengambil sikap dengan mendatangi lokasi di Berbah Sleman (25/1) dan mencoba untuk menganalisis dari sudut pandang agama. Menurut Dekan FIAI, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, SH., M.Hum, Crop Circle merupakan fenomena sosial. “ terlepas dari berbagai pendapat, fenomena ini telah berdampak pada masyarakat berupa kemungkinan sikap irasional yang mengarah pada tindakan diluar nalar manusia dan perilaku syirik kepada Allah” ujar Dadan.
Lebih lanjut ia mengatakan dalam mensikapi berbagai kejadian di dunia ini baik yang mampu dibuktikan secara ilmiah maupun tidak hendaknya tetap bersandar pada keyakinan akan kekuasaan Allah SWT sebagi sang Pencipta (Khalik) dan Pemilik alam semesta. Kalaupun perbuatan manusia, maka sudah selayaknya pemeritah harus mengambil tindakan tegas bagi pelakunya karena telah mengakibatkan hilangnya nyawa manusia. Bahkan tujuh petak sawah yang rusak akan diganti oleh instansi terkait yang pada akhirnya akan menggunakan dana rakyat.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!