Diskusi Zionisme dan Kemanusiaan
Prihatin terhadap aksi kekejaman Israel kepada tim relawan kemanusiaan internasional untuk Palestina di perairan internasional, Senin (31/5), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Lafran Pane FIAI UII, Jum’at (4/6) lalu menggelar diskusi umum bertemakan ‘Zionisme dan Kemanusiaan’. Ketua Panitia sekaligus Ketua HMI FIAI UII, Ahmad Rifa’i, menuturkan bahwa kegiatan ini terselenggara sebagai bentuk keprihatinan HMI FIAI UII terhadap aksi kejam Zionis Israel berupa penyerangan oleh pasukan komando Israel di kapal Mavi Marmara dengan menembaki para relawan yang tergabung dalam misi kemanusiaan Freedom Flotilla yang membawa beragam bantuan untuk Palestina dari beberapa negara termasuk Indonesia.
Untuk meramaikan jalannya diskusi, panitia mengundang Dekan FIAI, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, SH., M.Hum. menjadi pembicara. Dalam makalahnya, Dekan FIAI mengungkapkan Zionisme merupakan sebuah gerakan politik Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan yang muncul diabad ke-19 ini, ujar Dekan semula ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika kemudian berubah di tanah Palestina yang kala itu dikuasai kekaisaran Ottoman (khilafah Ustmaniah) Turki.
Setelah berdirinya negara Israel 15 Mei 1948 silam, tujuan kaum Zionis berubah menjadi pembelaan negara baru ini serta berusaha memperoleh kekuasaan atas sebagian negara Palestina berdasarkan keyakinan mereka akan keberadaan benda suci di sekitar Masjid Al-Aqsha. Ekspansi wilayah pun dilakukan dengan menganeksasi Tepi Barat pada perang tahun 1967 dan 1973.
Lebih jauh, Dekan mengatakan dalam perkembangannya wajah Zionisme lebih tampak sebagai gerakan yang terus berupaya menguasai seluruh tanah palestina melalui berbagai tindakan kekerasan dan ancaman dengan memaksimalkan pengaruhnya di dunia inernasional dan sejarah dunia terutama melalui kontrol negara adi daya Amerika Serikat.
Meskipun diiringi hujan, diskusi yang berlangsung di Hall FIAI itu berjalan seru dan hangat dengan munculnya berbagai pertanyaan dari peserta, salah satunya Tobi. Ia mempertanyakan tentang keterkaiatan antara neo liberalisme dan globalisasi dengan tindakan-tindakan biadab Israel. Menanggapi hal itu, Dekan menjelaskan bahwa hal tersebut hanyalah konsep yang harus disikapi dengan baik dan penuh kekuatan yang kembali kepada diri kita sendiri.
Dalam kesempatan tersebut, Dekan juga berpesan kepada peserta untuk banyak membaca buku-buku atau sumber pengetahuan lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena sebagai mahasiswa nilai-nilai yang melekat dalam diri mereka hendaknya tidak hilang karena kurangnya memanfaatkan kapasitas intelektual yang dimiliki. “Maksimalkan otak kita sebagai karunia Tuhan dengan banyak membaca sesuai dengan keilmuan masing-masing dan jadilah pemain bukan hanya penonton dalam hidup ini”, tegasnya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!