Studi Banding FAI Unisma

Dalam rangka mengenal lebih jauh Program Studi Ekonomi Islam FIAI UII, Kamis (11/3) lalu Fakultas Agama Islam Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi melakukan studi banding. Rombongan terdiri dari sebelas orang pemegang amanah di beberapa unit FAI Unisma dipimpin oleh Dr. Supriyanto.

Pada kesempatan tersebut, pimpinan rombongan menyatakan bahwa melalui palaksanaan studi banding ini diharapkan akan diperoleh informasi dan gambaran umum tentang Prodi Ekonomi Islam yang kini menjadi trend di perguruan tinggi. “FIAI UII menurut kami telah berpengalaman dalam dunia pendidikan karena merupakan  lembaga pendidikan Islam swasta tertua di Indonesia, sehingga kami memutuskan untuk berkunjung dan studi banding ke sini”, ujarnya.

Dekan FIAI UII, Drs.H.M. Fajar Hidayanto, M.M. beserta segenap dosen Prodi Ekonomi Islam  mengucapkan terimakasih atas kepercayaan Unisma kepada FIAI untuk dijadikan bahan perbandingan dalam penyelenggaraan beberapa program studi terutama ekonomi Islam.

Studi banding yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut, dipandu langsung oleh Wakil Dekan, Drs. H. AF. Djunaidi, M.Ag., bersama Kaprodi Ekonomi Islam, Nurkholis, S.Ag, M.Sh. Ec. Mengenai penyelenggaraan prodi Ekonomi Islam, Nurkholis menjelaskan bahwa Prodi Ekonomi Islam FIAI UII merupakan yang pertama kali ada di Indonesia pada tahun 2003 dan baru terakreditasi B 2009 lalu. “Ini merupakan suatu yang membanggakan bagi kami karena yang pertama dan langsung memperoleh akreditasi B gemuk dari BAN PT”.

Beberapa dosen dari Unisma menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan program studi baik jumlah SKS, sistem perkuliahan, bank mini, mata kuliah dan bentuk-bentuk kerjasama yang telah dilakukan oleh FIAI dalam kegiatan belajar mengajar termasuk pembekalan bagi mahasiswanya dalam menghadapi dunia kerja seperti magang di perbankan syariah dan lembaga keuangan ekonomi Islam lainnya.

Dosen Prodi Ekonomi Islam yang juga merupakan Sekretaris Pasca Sarjana FIAI UII, Drs. Asmuni Mth., M.A. menambahkan tentang adanya bank mini sebagai wadah praktik mahasiswa belum diperlukan. Hal ini menurutnya mengingat di Yogyakarta saat ini telah banyak berdiri Bank Perkreditan Syariah (BPRS) yang sangat memungkinkan menjadi tempat magang mahasiswa. Akan tetapi, menurutnya bagi wilayah di Indonesia seperti luar Jawa yang belum banyak BPRS sangat relevan untuk mendirikan bank mini di lembaga pendidikannya.