Rasulullah s.a.w., bersabda:
يتْبعُ الميْتَ ثلاثَةٌ: أهلُهُ ومالُه وعمَلُه، فيرْجِع اثنانِ ويبْقَى واحِدٌ: يرجعُ أهلُهُ ومالُهُ، ويبقَى عملُهُ
Artinya:
“Mengikuti kepada seseorang mayit itu tiga hal, yaitu keluarganya, hartanya serta amalnya. Kemudian kembalilah yang dua macam dan tertinggallah yang satu. Kembalilah keluarga serta hartanya dan tertinggallah amalnya.”
Pelajaran yang dapat kita ambil
Pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits tersebut adalah
- Semua anak cucu Adam sudah pasti memiliki keluarga yang selalu bersamanya dan harta sebagai bekal hidupnya. Kedua “sahabat” ini selalu ada menemani selama hidupnya dan suatu saat nanti akan berpisah dengannya.
- Maka orang yang masuk dalam golongan orang-orang yang beruntung selama hidupnya adalah orang yang menjadikan harta bendanya sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Menafkahkan hartanya untuk kepentingan akhirat dan dia mengambil sebagian harta itu sebatas kebutuhan yang bisa menyampaikannya untuk kehidupan di akherat kelak. Serta mencari istri yang shalehah, istri yang bisa menjaga keimanannya.
- Orang yang masuk dalam golongan orang-orang yang merugi adalah orang yang menyibukkan diri dengan harta benda dan keluarganya sehingga menjadikannya lalai kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
- Adapun “sahabat” yang ketiga adalah amal perbuatan selama hidup di dunia yang akan terus mengikuti hingga ke dalam kubur dan akan selalu bersamanya. Sahabat yang ketiga ini akan bersamanya hingga pada saat dibangkitkan untuk menghadap Allah subhanahu wa ta’ala. Amal itu akan menyertainya pada saat Allah subhanahu wa ta’ala mengumpulkannya di padang mahsyar, di atas shiroth(titian), pada saat ditimbang. Dengan amal itu pula seseorang akan memperoleh tingkat kedudukannya di surga atau di neraka.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran
- Adapun orang yang menjadikan harta dan keluarga yang menyibukkannya sehingga melalaikan Allah subhanahu wa ta’ala maka dia temasuk orang yang merugi.
شَغَلَتْنَآ اَمْوَالُنَا وَاَهْلُوْنَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا
Artinya:
“Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami.” (QS. Al-Fath: 11)Baca juga: Pentingnya Berada dalam Lingkungan yang Baik
- Harta dan keluarga tidak boleh menjadikan lalai kepada Allah
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9) - Maka apabila anak Adam mati, dan meninggalkan dunia ini maka dia tidak mengambil manfaat apapun dari keluarga dan harta benda miliknya kecuali doa keluarga baginya. Permohonan ampun mereka untuk dirinya dan perbuatan-perbuatan yang dijelaskan oleh syara’ yang bisa mendatangkan manfaat untuk dirinya serta apa yang dikeluarkan dari hartanya untuk kebutuhan dirinya.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ
Artinya:
“(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Al-Asyu’ara: 88-89) - Hati-hati!, dalam anggota keluarga itu ada yang menjadi musuh bagimu
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu*).” (QS. At-Taghabun: 14)*) Kadang-kadang istri atau anak dapat menjerumuskan suami atau bapaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama.
Baca juga: Manusia yang Terbaik Sayangi Pasangan Hidup