Islam memandang pendidikan sebagai suatu proses dalam rangka mempersiapkan manusia untuk mampu mengemban amanah sebagai khalifah dimuka bumi. Oleh karena itu, manusia diciptakan dengan diberi bekal berupa potensi akal dan kemampuan belajar yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Salah satu pendidikan yang sangat penting adalah pendidikan dalam kandungan. Salah satu ayat Al-Qur’an yang membahas tentang pendidikan dalam kandungan, antara lain yaitu surat Al-A’raf: 172:
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia menurut Islam
Al-Qur’an menjelaskan proses kejadian manusia dalam dua tahap; yaitu tahap kejadian manusia yang pertama, Adam as, dan tahap kejadian keturunan Adam as. Sebagai berikut:
Pertama, Al-Quran menjelaskan kejadian manusia pertama sebagai al-Basyar yang secara material berasal dari bumi (al-ardh) yang merupakan zat hidup dan menghidupi. Kedua, kejadian keturunan Adam as., diciptakan dari air mani (sperma) yang dipancarkan, lalu bercampur dengan benih perempuan (ovum), kemudian ditempatkan di tempat yang kokoh (rahim).
Pertumbuhan dan perkembangan individu, termasuk janin dalam kandungan ibu, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Faktor Keturunan,;
- Faktor Gizi; dan
- Faktor Emosi.
Anak dalam pandangan Islam merupakan amanah yang dititipkan Allah kepada kedua orang tuanya. Kesadaran akan amanah ini,orang tua hendaknya memeliharanya yaitu amanah yang sudah diberikan Oleh Allah Swt dengan cara merawat dan memenuhi hak-haknya sebagai anak.
Hindari Hal-Hal Negatif
Sebagian besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung pada kondisi internal sang ibu, yaitu kondisi fisik dan kondisi psikisnya. Ibu dan janin merupakan satu kesatuan. Semua kebutuhan dari ibu dan bakal anak, dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Apapun yang yang diperoleh dari ibu mengalir pula ke dalam jasad janinnya.
Hal ini tidak hanya meliputi proses-proses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi negatif. Tegasnya, maka dari itu, kesejahteraan ibu, baik secara jasmani maupun rohani, akan melimpahkan kesejahteraan dan mengalir bagi janinnya.
Akan tetapi sebaliknya, apabila terdapat hal-hal negatif ataupun gangguan-gangguan yang terdapat pada seorang diri ibu, baik yang bersifat fisik maupun psikis (misalnya suatu penyakit yang parah atau gangguan emosional yang serius), akan mengganggu pula kondisi janinnya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwasannya anak dapat dididik ketika masih dalam kandungan dan pendidikan itu sudah bisa dilaksanakan ketika bayi berada di dalam kandungan. Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan yang didalamnya terjadi interaksi anak sebagai manusia yang sempurna dengan orang yang berada disekitar anak yang masih dalam kandungan. Akan tetapi pendidikan tidak langsung dalam arti kondisi psikologis kedua orang tua dapat mempengaruhi calon bayi yang akan dilahirkan oleh seorang ibu dapat saja terjadi.
Keluarga Menentukan Pribadi Anak Dimasa Mendatang
Seorang ibu semestinya harus memiliki pemahaman dan keimanan agama Islam yang kuat. Karena seorang anak mulai proses dalam kandungan, dilahirkan kedunia sampai ia dewasa selalu berada dalam lingkungan keluarganya yaitu ayah ibunya. Karena itulah keluarga sangat menentukan pribadi anak dimasa yang akan datang.
Walaupun Islam menegaskan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, tetapi fitrah itu akan berubah menjadi tidak baik bila ia dibesarkan dalam lingkungan yang buruk dan fitrah itu akan berkembang baik apabila ia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangannya kearah yang positif.
Hal ini dapat dipahami karena mulai dalam kandungan anak sudah berinteraksi dengan kedua orang tua sampai ia dewasa. Interaksi itu, setiap saat mempengaruhi dirinya sehingga terbentuk pribadinya. Maka dapat dipahami keluarga merupakan pusat dan tempat pendidikan pertama bagi anak, tempat anak berinteraksi dan memperoleh kehidupan emosional, sehingga membuat keluarga mempunyai pengaruh yang dalam terhadap anak.
Pendidikan sejak dalam kandungan
Keluarga merupakan lingkungan alami yang tentunya memberi perlindungan dan keamanan serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan yang penting, tempat anak memulai hubungan dengan dunia sekitarnya serta membentuk pengalaman-pengalaman yang membantunya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Adapun langkah-langkah pendidikan yang dapat dilakukan oleh seorang Ibu yang sedang hamil adalah sebagai berikut:
- Pertama, menjauhi makanan yang haram. Makanan haram yang dikonsumsikan oleh Ibu, akan menjadi makanan bagi janinnya, ini berarti sang ibu telah memberi makanan yang tidak sehat kepada anaknya.
- Kedua, menjauhi maksiat dan dosa. Seorang ibu hamil hendaknya memperhatikan dan komitmen terhadap syari’at serta menjauhi maksiat dan dosa, karena hal tersebut akan mempunya dampak yang besar dan langsung terhadap janin yang dikandungnya.
- Ketiga, menghindari emosi yang berlebihan. Ibu yang mengandung diharapkan menghindari emosi dan kesedihan yang berlarut-larut. Apabila wanita hamil sering merasakan kesedihan, emosi, jiwa dan syarafnya, khususnya timbul dari hal-hal yang remeh dan sederhana yang tercermin dari problema-problema kehidupan keseharian dari situasi rumah tangga, maka kehidupannya pada gilirannya akan berpengaruh kepada aktivitas janin yang berada dalam kandungannya.
Sumber :
Agus Halimi. 2001. Mendidik Anak dalam Kandungan Perspektif Islami. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 1. No. 1.
Hery Noer Aly dan Munzir. S. 2000. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani.