FKEI UII wakili TEMILNAS 2024

Temilnas 2024

Yogyakarta (EKIS NEWS) – Mahasiswa Forum Kajian Ekonomi Islam (FKEI) Universitas Islam Indonesia (UII) turut menjadi perwakilan Yogyakarta dalam ajang Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) 2024. Kegiatan bergengsi kali ini mengangkat tema “Accelerating the Digital Ecosystem, Green Economy, and Global Halal Value Chain to Realize a Sustainable Islamic Economy” yang diselenggarakan di UIN Raden Intan Lampung, pada tanggal 22-24 Agustus 2024.

Delegasi UII terdiri dari mahasiswa Ekonomi Islam yaitu, Rizka Septia Prabu, Muhammad Hawari Abdurrahman, dan Viva Zahra Odeta, ketiganya merupakan mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2022, serta satu delegasi non-lomba yaitu Abdul Khaliq. Disana, mereka mengikuti kompetisi Olimpiade Ekonomi Islam (OEI) yang dibimbing oleh dosen Ekonomi Islam sendiri yakni, Bapak Muhammad Iqbal, SEI. MSI, yang turut membantu tim menghadapi tantangan di ajang tingkat nasional ini.

Hal ini merupakan kesempatan yang menjadi satu-satunya perwakilan universitas dari Instansi-Instansi yang ada di Yogyakarta. Tim delegasi ini, berhasil lolos ke ajang Temilnas setelah melewati beberapa kali seleksi di tingkat regional dengan dihadapkan pada tantangan mengerjakan puluhan soal dalam waktu yang terbatas. Setelah itu, sebanyak 34 tim dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, mewakili provinsi masing-masing menjadi perwakilan untuk bersaing dengan peserta terbaik dari berbagai daerah di tingkat nasional.

Perwakilan Temilnas 2024

Perwakilan Temilnas 2024

Salah satu kekuatan tim FKEI UII dalam menghadapi Temilnas adalah pembagian fokus yang jelas. Dengan bimbingan dari dosen, tim membagi 25 submateri Olimpiade Ekonomi Islam (OEI) di antara mereka. Setiap anggota tim fokus pada 8-9 materi yang harus mereka kuasai secara mendalam. Metode ini diakui oleh Rizka sebagai kunci penting untuk memperkuat pemahaman mereka. “Kami harus bisa mendalami materi yang begitu banyak. Kalau tidak dibagi, pasti sulit untuk bisa memahami semuanya secara detail,” Ujar Rizka.

Selain itu, dukungan dari lingkungan kampus juga sangat berarti. Tim FKEI UII ini merasa beruntung mendapatkan dukungan penuh dari kampus, baik dalam bentuk bimbingan dari prodi, dana, maupun motivasi. Hal ini diakui oleh mereka sebagai salah satu keuntungan yang mungkin tidak selalu dimiliki oleh peserta dari universitas lain.

Meski saat itu tim FKEI UII sudah sampai di titik tersebut, perjalanan mereka penuh tantangan. Menurut pengakuan dari para anggota tim, awalnya mereka sempat ragu untuk ikut serta. Hawari, yang baru pertama kali mengikuti lomba, mengakui bahwa ada saat-saat di mana mereka merasa ingin mundur. “Jujur, kami sempat nggak yakin. Ini lomba pertama saya sebagai mahasiswa, dan beban untuk menghafal dan mewakili UII cukup besar,” tuturnya.

Namun, berkat dukungan dari lingkungan kampus mereka pun bangkit. Pak Rheyzha selaku Kaprodi Ekonomi Islam memberikan motivasi tambahan

“Gak papa coba dulu aja, menang atau kalah itu urusan belakangan yang penting kalian berani dulu, kalian disini saja udah berani memulai dari banyaknya mahasiswa yang ada kalian yang maju dan mecoba untuk mendelegasikan diri, siapa tahu sudah ini kalian coba lagi lomba lain dan akhirnya berhasil” ujar Pak Reyzha.

Dan ternyata mereka merasakan bahwa ini bukan hal yang buruk banyak hal seru dan insight yang baru dari pengalaman yang didapatkan.

Meski tim FKEI UII belum berhasil mencapai semifinal, mereka tidak berkecil hati. Rizka mengungkapkan bahwa persiapan mereka sebenarnya sudah cukup baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki untuk ke depannya.

“Kami hampir sekali nyaris masuk semifinal. Persiapannya sudah cukup intens, tapi masih ada beberapa hal yang bisa dievaluasi, terutama soal waktu dan penguasaan materi,” ungkap Rizka.

Selain itu, tim juga menyoroti beberapa kendala teknis dari pihak panitia yang membuat mereka harus lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan di lapangan. Mereka menyadari bahwa persiapan jauh-jauh hari sangat penting dan akan membantu agar lebih siap di masa mendatang.

Hawari menambahkan bahwa strategi yang paling penting adalah persiapan yang matang sejak awal, meskipun jadwal perlombaan belum ditentukan.

“Jangan menunggu pengumuman officially pendaftaran lomba dibuka. Persiapan dari jauh hari adalah kunci untuk maju satu langkah lebih maju untuk lebih baik. Tahun depan, pastikan tim akan lebih siap,” katanya optimis.

Dengan demikian, tim delegasi berharap bahwa pengalaman di Temilnas 2024 ini akan menjadi langkah awal yang baik untuk mendorong lebih banyak mahasiswa Ekonomi Islam UII untuk ikut serta di berbagai kompetisi serupa. Mereka juga berharap agar informasi tentang perlombaan seperti ini dapat lebih disebarluaskan di kalangan mahasiswa, sehingga makin banyak yang tertarik untuk bergabung dan mengasah potensi.

Baca terus artikel Ekis untuk pengetahuan dan informasi lainnya ya Sob !
Kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/ atau KLIK DISINI

Investasi Mahasiswa, Tren Sejahtera untuk Finansial Masa Depan

Investasi Mahasiswa

Investasi di kalangan mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII) kini semakin populer. Kesadaran akan pentingnya mengelola keuangan secara bijak dan sesuai dengan prinsip syariah telah mendorong banyak mahasiswa untuk mulai berinvestasi sejak duduk di bangku kuliah. Beberapa di antaranya adalah mahasiswa yang berbagi pengalaman dalam wawancara kali ini, mereka : Muhammad Reza Akbar, Abdullah Hanif Alhaqqamul Adlu, dan Ardli Nur Rohmad, ketiganya merupakan mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2022.

Mengapa Investasi ?

Bagi mahasiswa, investasi bukan sekadar cara mencari keuntungan jangka pendek, tetapi juga langkah strategis untuk mempersiapkan masa depan yang lebih stabil. “Uang yang kita tabung sekarang mungkin akan kehilangan nilainya di masa depan karena inflasi”. Dengan demikian, investasi menjadi cara penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan keuangan mereka di masa mendatang. Mereka bisa memilih berbagai instrumen investasi, baik aset digital maupun instrumen keuangan syariah lainnya yang lebih aman.

Menurut Abdullah Hanif Alhaqqamul Adlu, mahasiswa yang berinvestasi di saham, mengalokasikan uang untuk investasi, jauh lebih bermanfaat daripada mengikuti tren gaya hidup konsumtif seperti “flexing” yang sering dilakukan oleh kalangan anak muda.

“Daripada uang dipakai buat flexing, lebih baik diinvestasikan untuk masa depan. Apalagi sekarang banyak saham yang sedang diskon,” ujar Hanif.

Begitupun menurut Muhammad Reza Akbar, mahasiswa Ekonomi Islam UII yang telah berinvestasi selama hampir lebih dari empat tahun dengan Bitcoin, Reza menjelaskan bahwa Bitcoin menjadi pilihannya karena ia percaya bahwa aset digital seperti ini akan menjadi salah satu instrumen keuangan yang terus berkembang.

“Bitcoin ini menurut saya akan menjadi salah satu mata uang atau aset yang terus naik valuasinya,” Ucapnya.

Reza memulai investasinya sejak akhir tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 memicu ketidakpastian ekonomi global. Sejak saat itu, investasi ini telah memberikan hasil yang memuaskan, terutama karena Bitcoin semakin diterima oleh berbagai negara sebagai aset berharga, seperti emas digital. Tentu saja, dalam era di mana segalanya bergerak menuju digital, termasuk pembayaran dan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan, pilihan Reza menjadi langkah yang tepat untuk melindungi nilai kekayaannya di masa depan.

Prinsip-prinsip Syariah dalam Investasi

Investasi yang dilakukan mahasiswa Ekonomi Islam UII tentunya harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini berarti menghindari riba, gharar (ketidakpastian berlebihan), dan maisir (spekulasi). Seperti yang dikatakan Ardli Nur Rohmad, mahasiswa Ekonomi Islam angkatan 2022 yang juga berivestasi menegaskan

“investasi syariah seperti saham dan reksadana syariah itu memberikan likuiditas yang mudah serta tetap menjaga prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaannya jadi diutamakan untuk mahasiswa agar tetap dalam koridor syariat agar tidak terjerumus dan malah merugikan.” Tegasnya.

Oleh karena itu, Mahasiswa yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah memiliki beberapa pilihan instrumen yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

  1. Saham Syariah: Seperti yang dipilih oleh Hanif dan Ardli, saham syariah adalah
    pilihan investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan besar, terutama di saat
    pasar mengalami koreksi.
  2. Reksadana Syariah: Instrumen ini mengumpulkan dana dari banyak investor untuk
    diinvestasikan dalam portofolio yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.
  3. Emas: Investasi emas tetap menjadi pilihan populer karena stabilitas nilainya dan
    kemudahan dalam menjualnya kembali.
  4. Crowdfunding Syariah: Alternatif ini memungkinkan mahasiswa untuk ikut
    mendanai proyek berbasis syariah.

Langkah Memulai Investasi

Bagi kamu yang tertarik untuk memulai perjalanan investasi, pahami beberapa tips singkat berikut :

  •  Perbanyak Pengetahuan: Pelajari instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah, serta sesuaikan dengan profil risiko kamu.
  • Jangan Takut Memulai: Mulai dengan jumlah kecil dan belajar dari pengalaman.
  • Investasikan Uang dengan Bijak: Jangan hanya menggunakan uang dari orang tua untuk konsumsi sehari-hari, tetapi juga sisihkan sebagian untuk investasi agar nilainya tetap terjaga.

Dengan demikian Investasi di kalangan mahasiswa semakin penting dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan. Dengan memulai investasi sejak dini dan mengikuti prinsip-prinsip syariah, mahasiswa dapat mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih baik dan stabil. Testimoni dari Hanif, Reza, dan Ardli diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk lebih serius dalam mengelola keuangan mereka.

Jika kamu tertarik mempelajari lebih lanjut tentang investasi, jangan ragu untuk bergabung dengan Ekonomi Islam UII dan kamu akan mendalaminya lebih lanjut dengan bergabung di Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPMS) FIAI UII, informasi terkini ikuti akun Instagram kspmsfiaiuii.

Tetap terhubung bersama kami untuk pengetahuan dan informasi lainnya yaa sob!

Kunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/ atau KLIK DISINI