“Tips Key-in dan Perencanaan Studi untuk Sobat Ekis”

Hallo Sobat Ekis! Siapa nih yang belum tahu jadwal Key-in untuk Prodi Ekonomi Islam dilaksanakan? Jangan lupa dicatat ya!

Pra Key-in RAS            : 6 – 7 Februari 2023

Key-in RAS                  : 9 – 10 Februari 2023

Revisi Key-in RAS        : 15 – 16 Februari 2023

Katanya, Key-In RAS ini penentu hidupmu dalam satu semester kedapan lho. Kok bisa ya? Iya, karena Key-in inilah yang menjadi penentu kamu akan mengikuti mata kuliah apa saja di semester depan, dan terkadang banyak sekali problematika yang dialami oleh mahasiswa / mahasiswi UII pada saat Key-in RAS ini, misalnya adanya ketidaksesuaian jadwal dengan yang sudah disusun, internetnya lambat pada saat Key-in, gateway down dan harus menunggu, kelas sudah penuh, dan masih banyak kendala lainnya.

Key-in itu apa sih?

Sebenarnya apasih Key-in itu? Kok sepertinya penting banget?

Well, Key-in adalah pengajuan rencana kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa secara langsung dengan mendaftar mata kuliah yang akan diambil ke dalam Rencana Akademik Semester (RAS) secara online menggunakan UII RAS.

Bagi Sobat Ekis angkatan 2022, ini merupakan proses Key-in RAS mandiri pertama setelah sebelumnya dilakukan secara otomatis melalui akademik. Jadi, apa saja tips Key-in agar rencana akademik semester bisa berjalan sesuai dengan rencana Sobat Ekis?

Sebelum itu, Sobat Ekis perlu membayar tagihan SPP Angsuran 3 paling lambat 08 Februari 2023, pukul 23:55 WIB sebagai persyaratan sebelum melaksanakan Key-in. Untuk panduan pembayaran, Sobat Ekis dapat melihatnya di gateway.uii.ac.id.

Tips Key-in Prodi Ekonomi Islam

Berikut beberapa Tips Key-in untuk Sobat Ekis:

  1. Susun mata kuliah wajib dan pilihan yang akan diambil pada semester genap kali ini sebelum masa Pra Key-in dilaksanakan. List mata kuliah wajib dan pilihan bisa dilihat disini.
  2. Usahakan berada di tempat dengan koneksi yang stabil.
  3. Pastikan Sobat Ekis sudah login gateway 15 – 30 menit sebelum Key-in dimulai.
  4. Masuk ke laman UII RAS → Key-in → Search mata kuliah yang akan diambil dan klik icon keranjang (masa Pra Key-in) atau Key-in (masa Key-in RAS).
  5. Pilih mata kuliah dan kelas sesuai dengan yang Sobat Ekis sudah susun dan pilih kelas yang tidak bertabrakan dengan jadwal kelas lainnya.
  6. Jika server down, maka refresh tab dan tetap pastikan Sobat Ekis tidak meninggalkan laman gateway. Ini untuk berjaga – jaga saat kelas sudah bisa diambil.
  7. Jika kelas yang akan diambil sudah penuh namun banyak Sobat Ekis yang tidak mendapatkan kelas tersebut karena kuota kelas yang hanya sedikit, jangan panik dan komunikasikan dengan baik pada DPA. Jika Prodi sudah memberikan link kendala Key-in, segera isi dan tetap update laman Key-in gateway secara berkala.

Selain itu, Sobat Ekis juga perlu membuat perencanaan studi sesuai dengan minat dan kebutuhan Sobat Ekis. Dosen sekaligus Sekretaris Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fitri Eka Aliyanti, S.H.I., M.A. memberikan saran perencanaan studi untuk Sobat Ekis “Mahasiswa menyusun rencana studi dengan mengacu pada Kartu Hasil Studi (KHS) yang dilihat di gateway dan melakukan simulasi pengambilan mata kuliah dengan melihat distribusi mata kuliah kurikulum 2021”.

Mata Kuliah Peminatan

Khusus untuk mata kuliah peminatan yang ditawarkan pada semester genap 2022/2023 kali ini wajib di Keyi-in bersamaan dalam kategori satu paket dengan praktikum dan sesuai dengan dosen pengampunya sebagai berikut:

  1. Mata kuliah Pasar Modal Syariah (P1.10) dengan Praktikum Pasar Modal Syariah (P1.11)
  2. Mata kuliah Economic Empowerment (P2.4) dengan Praktikum Economic Empowerment (P2.5)
  3. Mata kuliah Islamic E-Business (P3.10) dengan Praktikum Islamic Digital Marketing (P3.11)

Untuk mata kuliah Analisis Laporan Keuangan, PKL, dan Komprehensif memiliki kelas – kelas yang berbeda sesuai dengan peminatan yang diambil oleh Sobat Ekis. Untuk mata kuliah Analisis Laporan Keuangan, pembagian kelasnya yaitu :

  1. Kelas A dan D untuk Peminatan Keuangan dan Perbankan Syariah (P1)
  2. Kelas B untuk Peminatan Keuangan Publik Islam (P2)
  3. Kelas C untuk Peminatan Bisnis Islam (P3)

Sedangkan untuk mata kuliah PKL dan Komprehensif, pembagian kelasnya yaitu :

  1. Kelas A untuk Peminatan Keuangan dan Perbankan Syariah (P1)
  2. Kelas B untuk Peminatan Keuangan Publik Islam (P2)
  3. Kelas C untuk Peminatan Bisnis Islam (P3)

Penjaluran Tugas Akhir dan Matkul Pilihan

Selain itu, adapun mata kuliah penjaluran untuk Tugas Akhir (TA), yaitu:

Seminar Ekonomi Islam

  1. Kelas A untuk penjaluran TA penelitian
  2. Kelas B untuk penjaluran TA pengabdian masyarakat
  3. Kelas C untuk penjaluran TA perintisan bisnis

Tugas Akhir

  1. Kelas A untuk penjaluran TA penelitian
  2. Kelas B untuk penjaluran TA pengabdian masyarakat
  3. Kelas C untuk penjaluran TA perintisan bisnis

Diseminasi Tugas Akhir

  1. Kelas A untuk penjaluran TA penelitian
  2. Kelas B untuk penjaluran TA pengabdian masyarakat
  3. Kelas C untuk penjaluran TA perintisan bisnis

Pada semester genap kali ini, Sobat Ekis yang akan menempuh semester 4, maka dapat memilih mata kuliah Ekonomi Islam pilihan 1 yakni antara Ekonomi Politik atau Ekonomi Pembangunan Islam (pilih salah satu untuk key in). Untuk Sobat Ekis yang akan menempuh semester 6, maka dapat memilih mata kuliah pilihan Ekonomi Islam 3 yakni antara Manajemen Risiko atau Literasi Teknologi (pilih salah satu untuk key in). Sehingga, jika mahasiswa tidak mengambil mata kuliah Literasi Teknologi, sobat Ekis dapat mempertimbangkan untuk mengambil Manajemen Risiko.

Dan untuk Sobat Ekis yang sedang menikmati masa akhir perkuliahan, tetap diwajibkan untuk Key-in sesuai dengan mata kuliah yang akan atau menempuh kembali mata kuliah, sesuai yang tertera pada kurikulum. Karena tanpa Key-in, status Sobat Ekis akan menjadi non aktif.

Masa Studi Maksimal Sarjana

Sesuai dengan peraturan KEMENDIKBUD Nomor 3 tahun 2020 pasal 17 terkait maksimal masa studi, yakni “Paling lama 7 (tujuh) tahun akademik untuk program sarjana, program diploma empat / sarjana terapan, dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) SKS.” Jadi, untuk para Sobat Ekis yang sebentar lagi menempuh semester 14, diharapkan segera menyelesaikan masa studinya.

“Saran tambahan dari saya, maksimalkan kesempatan 24 SKS yang ada, dan untuk Sobat Ekis yang sedang menempuh semester 5 diharapkan sudah 120 SKS supaya nanti bisa mengambil PKL dan mengajukan judul tugas akhir lebih cepat”. Tutup Fitri Eka Aliyanti, S.H.I., M.A. pada akhir diskusi.

“Mulai Bisnis Dari Nol? Memang Bisa?”

Menjadi Pengusaha dan mengembangkan sebuah bisnis kini menjadi salah satu karir yang digemari banyak orang, termasuk Sobat Ekis tentunya. Penghasilan yang menjanjikan dan banyaknya bidang serta ide untuk dimanfaatkan menjadi alasan utamanya. Tapi, sering banget gak sih denger “Yuk mulai bisnis dari nol”. Memangnya benar ya, ada pengusaha yang memulai bisnisnya dari gak punya apa – apa, sampai bisa punya cuan jutaan sampai miliaran?

Pastinya, memulai bisnis itu gak bisa langsung gitu aja kita buka toko, langsung jualan, tanpa ada persiapan apa – apa. Yang ada, malah rugi nantinya. Perlunya persiapan yang matang, riset pasar, paham sama objek yang dijual, dan terakhir persiapkan modal. Jadi, mulai dari nol ini bukan cuma nol rupiah modalnya ya Sobat Ekis, tapi juga nol persiapan dan pengetahuannya.

Pengusaha sekelas Sandiaga Salahuddin Uno, atau yang biasa dikenal dengan Sandiaga Uno juga memulai bisnisnya tidak dengan begitu saja tetapi dengan bermodalkan skill, pengalaman, pengetahuan, dan mental yang kuat sehingga bisa memiliki 6 Perusahaan besar di Indonesia seperti sekarang ini. Lalu, apakah Sobat Ekis mampu untuk bisa seperti Sandiaga Uno?

Well, Sobat Ekis sudah kenalan belum dengan Royhan Hasibuan? Beliau merupakan salah satu alumni Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) UII angkatan 2018 yang memilih Perintisan Bisnis sebagai Tugas Akhir kuliahnya dan sukses dengan bisnisnya saat ini yang bernama “Titip Barang Kos”.

Harits Arroyhan Hasibuan S.E. atau yang dikenal dengan panggilan Royhan memulai bisnisnya pada 2020 lalu, “Ketika pandemi Covid muncul pada tahun 2020, banyak teman – teman mahasiswa yang memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan menitipkan barang – barangnya kepada saya karena mereka memprediksi pandemi ini akan berlangsung lama.”

Gambar 1 Barang Titipan Customer

“Kebetulan saya asli Jogja dan tinggal di Jogja bersama keluarga. Hingga pada satu waktu, teman saya yang bernama Nurman main ke rumah dan cerita masalah teman – teman yang menitipkan barangnya. Kemudian munculah ide untuk membuka jasa penitipan barang berbayar. Jadi, yang dulunya akad wadiah, sekarang berubah jadi ijaroh”.

Setelah memutuskan untuk membuka bisnis penitipan barang kos, Royhan dan Nurman berdiskusi bagaimana sistem kerjanya, target pasarnya, dan gudangnya dimana, yang akhirnya Royhan dan Nurman mengajak teman dari Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) juga yang bernama Hasnul sebagai penanggungjawab menentukan lokasi penyimpanan barang – barang dan satu orang lagi yaitu Firly.

Gambar 2 Tim TBK: Hasnul (paling kiri), Royhan (kiri berdiri), Firly (kanan duduk), dan Nurman (paling kanan)

Gudang pertama untuk bisnis Titip Barang Kos (TBK) ini bertempat di asrama Hasnul, yang kebetulan asrama ini gratis untuk dijadikan gudang penyimpanan barang setelah mendapatkan izin dari sang ketua asrama. “Jadi, kita memulai ini gak ngeluarin uang sepeserpun untuk sewa tempat. Mungkin kalau asrama tidak ada, TBK juga gak akan ada. Karena prinsip kita pada saat itu adalah modal sekecil-kecilnya namun untung sebesar-besarnya”. Lanjut Royhan dalam sesi diskusi bersama tim Media PSEI.

Gambar 3 Gudang TBK

Selain jasa titip barang kos, TBK juga punya produk jasa lainnya, “Sebenarnya ini pengembangan bisnis, dari yg dulunya hanya titip barang dan motor, sekarang sudah bertambah jadi penjualan dan pengiriman barang juga”. Jasa lain yang ditawarkan oleh TBK yaitu:

  1. Jual Barang Bekas
  2. Packing Kirim
  3. Pindahan Kos
  4. Titip Barang dan Motor

Gambar 4 Stok Barang Bekas TBK

Gambar 5 Pengiriman Motor oleh Tim TBK

Gambar 6 Cuci Motor Customer

Sobat Ekis, mengambil keputusan untuk memilih Perintisan Bisnis sebagai Tugas Akhir bukanlah hal mudah. Sama halnya dengan Tugas Akhir lainnya, Perintisan Bisnis juga perlu berbagai persiapan dan melewati beberapa tahapan pastinya.

Menurut Royhan, hal – hal yang perlu dipersiapkan Sobat Ekis sebelum memulai bisnisnya yaitu :

  1. Menentukan Apa Bisnisnya

Satu hal yang paling penting sebelum mulai bisnis yaitu mengetahui apa bisnis yang akan dijalankan.

  1. Analisis SWOT

Sebagai mahasiswa Ekis, sudah tentu yang dilakukan pertama adalah analisis. “Kalau sudah dianalisis dan menurut Sobat Ekis bisnis kalian bagus, maka jalankan saja dan jangan kebanyakan mikir. Karena businessman muslim itu mikirnya begini ‘Bangkrut itu kepastian, sukses itu karena Allah”

  1. Mengetahui Target Pasar

“Dalam memulai bisnis, gak perlu kebanyakan mikir ini itu, berhasil atau tidak, yang penting itu tau target pasarnya siapa.”

  1. Menentukan Timing yang Pas

Pada saat TBK awal berdiri, tim TBK pesimis karena 1 minggu pertama, setiap calon customer nanya harga dan setelah dikasih tau, biasanya menghilang. Tapi Royhan ingat kata dosen Konsentrasi Bisnis yaitu Bapak Iqbal berpesan “Bisnis itu tentang timing. Kalau timingnya pas, bisnisnya pasti sukses.”

Jadi, Royhan mengatakan pada timnya “Sabar aja dulu, tunggu timingnya bulan 7-8. Percaya, bulan tersebut orderan banyak. Dan terbukti orderan memang banyak di bulan itu. Mengapa? Karena sudah dianalisis bulan 7-8 itu memang masa habisnya kos mahasiswa. Daripada perpanjang kos setahun, lebih baik dititipkan ke TBK. Itu target saya pada saat itu dan membuat teman – teman tim TBK tetap optimis.”

  1. Lokasi Bisnis

Seperti yang dilakukan Royhan dan tim TBK lainnya, yaitu mencari tempat yang bisa digunakan, dan lebih baik lagi jika bisa meminimalisir modal.

  1. Alasan Memulai Bisnis

Memiliki alasan untuk memulai sebuah bisnis juga sama pentingnya, ini karena bisnis itu dapat bertahan karena ‘ada alasan mengapa bisnis itu dimulai.’

Gambar 7 Kunjungan belajar dan sesi sharing bisnis TBK dengan mahasiswa Ekis UII angkatan 2020

Pendapat Royhan terkait adanya jalur Tugas Akhir Perintisan Bisnis di PSEI “Menurut saya tugas akhir perintisan bisnis ini bagus. Sebab, membuka peluang baik untuk mahasiswa maupun dosen itu sendiri agar sadar bahwa wirausaha juga sama pentingnya dengan akademik. Karena sebelumnya, kita sebagai mahasiswa hanya diajarkan bagaimana menjadi karyawan ataupun tips menjadi Pegawai Negeri. Sehingga saya sendiri cukup bersyukur dan patut memberi apresiasi kepada Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) dan seluruh pihak terkait yang membuka jalur tugas akhir perintisan bisnis ini, serta memberikan ilmu untuk menjadi manusia merdeka dengan merintis usaha sendiri.”

Dampaknya pengadaan Tugas Akhir Perintisan Bisnis untuk bisnis TBK menurut Royhan adalah TBK sendiri menjadi rintisan bisnis yang lebih terdidik sebab adanya masukan – masukan dari dosen terkait pemasaran, keuangan, maupun pengelolaan. Yang sebelumnya hanya bisnis asal – asalan, tetapi karena sudah ada jalur Tugas Bisnis ini, sekarang lebih terorganisis dan mengetahui kemana arah tujuan bisnis akan berjalan.

Memulai bisnis dari nol tidak sesulit yang dibayangkan. Menurut Royhan, memulai bisnis tanpa uang / minim modal sangat bisa dilakukan oleh Sobat Ekis. “Saya termasuk orang yang mengkampanyekan ‘Bisnis modal dengkul’ tapi omsetnya bisa sampai 10jt perbulan dan rata – rata pendapatannya sampai 6jt perbulan. Karena bisnis itu gak harus pakai modal (uang) sendiri, bisa juga dengan uang orang (mudharabah), bisa dengan tenaga, dan bisa modal rebahan. Saya kasih tips sedikit buat Sobat Ekis yang mau usaha tanpa modal uang diawal, yaitu dropshipper. Kalau tekun jalanin dropshipper, setelah itu bisa jadi reseller, kalau sudah sukses jadi reseller, bisa rebranding / buka usaha sendiri. Keuntungan dropshipper juga gak main-main kok. UMR bisa dilewatin kalau tekun ngejalaninnya. Bahkan gak sedikit pendapatan orang sampai 2 digit dari dropshipper. Cuma modal kuota, daripada kuota habis dipakai tiktokan gak jelas, mending buat bisnis. Jaman sekarang apa yang gak bisa diuangin.”

Gambar 8 Sertifikat Prestasi Bisnis Titip Barang Kos

Diakhir diskusi, Royhan menyampaikan “Sama dengan TBK, awalnya cuman numpang asrama orang yang kosong (gratis), terima orderan, dapat duit (bayaran bulanan customer). Mulai Dari Nol kan? Lagian di Ekis kita udah belajar juga akad Salam dan Istishna. Aplikasikan aja teori tersebut, maka Sobat Ekis bisa jalanin bisnis tanpa modal (dari nol).”

Jadi, memulai bisnis itu bukan cuma modalnya saja yang perlu dipersiapkan ya Sobat Ekis, tetapi juga pengetahuan, mental yang kuat, dan hal – hal yang perlu dipersiapkan lainnya seperti pesan Royhan Hasibuan di atas yang akan membawa kita menjadi pengusaha yang sukses kelak. “Mau jadi pengusaha muda harus mau gagal karena kegagalan itu jadi anak tangga menuju sukses” Sandiaga Uno, 2022.

“Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. Mana Yang Lebih Penting?”

Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf, atau yang bisa dikenal dengan singkatan ZISWAF ini tentu sudah tidak asing lagi bagi Sobat Ekis tentunya. Karena ZISWAF menjadi salah satu instrumen untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di Indonesia. ZISWAF mendorong agar harta mengalir dan tidak menumpuk, serta mendorong perekonomian masyarakat tumbuh secara sehat dan adil.

Namun, manakah instrumen ZISWAF yang lebih penting untuk dikembangkan? Apakah zakat, infak, sedekah, atau wakaf? Sebelum mengetahui mana yang lebih penting, yuk kita cari tau terlebih dahulu apa pengertian dan perbedaan dari Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf.

Zakat merupakan Rukun Islam yang ke-3 serta wajib dikeluarkan untuk harta tertentu yang sudah mencapai haul dan nishabnya, dan diberikan hanya kepada golongan tertentu yakni 8 asnaf (Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Riqab, Gharimin, Fisabilillah dan Ibnu Sabil).

Sedangkan Infak adalah mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, Infak tak mengenal nishab. Sementara kata sedekah adalah segala bentuk pembelanjaan (Infak) di jalan Allah. Berbeda dengan zakat, sedekah tidak dibatasi atau tidak terikat dan tidak memiliki batasan-batasan tertentu. Sedekah, selain bisa dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau pemikiran, dan bahkan sekedar senyuman.

Wakaf sendiri merupakan pemberian aset yang berupa tanah, gedung, rumah, kendaraan, masjid, dan aset lainnya yang bersifat produktif. Aset tersebut nantinya akan dikelola oleh lembaga atau badan wakaf agar bisa dikelola dengan baik dan sesuai dengan syariat islam. Wakaf ini merupakah salah satu amal jariah bagi yang melakukannya. “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputus lah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang di manfaatkan, dan doa anak yang shalih.” (HR. Muslim).

Sampai sini, udah tau kan perbedaan dari masing – masing instrumen ZISWAF di atas? Singkatnya, jika zakat adalah harta tertentu yang hanya diberikan untuk orang – orang tertentu dan dengan waktu tertentu, Infak merupakan segala macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan), baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun yang lainnya. Pengertian sedekah sama dengan Infak, termasuk juga ketentuan dan hukumnya. Namun, sedekah memiliki arti luas, tak hanya menyangkut hal uang namun juga yang bersifat non materil. Sedangkan wakaf, adalah suatu aset yang diberikan untuk dimanfaatkan kegunaannya, bukan diberikan secara keseluruhan.

Menurut dosen Manajemen dan Praktikum ZIS PSEI Ibu Martini Dwi Pusparini, SHI., MSI, Zakat merupakan salah satu bentuk filantropi dalam Islam dan  mekanisme penting bagi pembangunan negara karena membantu menciptakan keharmonisan dalam masyarakat dengan menjembatani kesenjangan antara  kaya dan miskin.

Ibu Martini menambahkan, “Pada 2015 – 2019 pertumbuhan Zakat, Infak, Sedekah, dan DSKL (Dana Sosial Keagamaan Lainnya) menunjukkan tren yang positif, dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 34,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lembaga zakat terus meningkat dan kesadaran masyarakat terhadap penyaluran zakat oleh lembaga publik meningkat sebesar 4.444 setiap tahunnya.”

Selain itu, wakaf juga merupakan instrumen penting dalam kerangka sosial Islam selain Zakat, Infak, dan Sedekah. Karena wakaf dapat memanfaatkan potensi pemberian amal tanpa pamrih dengan cara yang efektif untuk dampak ekonomi yang lebih baik di segmen sosial masyarakat yang ditargetkan.

“Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentunya Indonesia juga memiliki potensi wakaf yang sangat besar. Terlebih lagi, Indonesia juga dinobatkan sebagai negara paling dermawan di antara 140 negara lainnya di dunia berdasarkan Laporan dari World Giving Index yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation (CAF) pada tahun 2021 lalu. Hal ini memunculkan harapan untuk membangkitkan semangat berwakaf khususnya bagi kaum muslim di Indonesia.”

Dan yang terakhir, Ibu Martini menyampaikan “Penelitian yang dilakukan oleh Ascarya (2021) menunjukkan bahwa Keuangan Sosial Islam dengan instrumennya khususnya zakat, Infak dan wakaf dapat membantu pemerintah dan perekonomian untuk pulih dari krisis. Solusi yang diusulkan meliputi: menyelamatkan nyawa (melalui bantuan medis dari ZISWAF); menyelamatkan rumah tangga, dengan membuat jaring pengaman sosial menggunakan zakat-Infak; menyelamatkan pelaku usaha, khususnya usaha mikro kecil (UMK), melalui bantuan keuangan dan usaha (khususnya digital marketing).”

Sehingga, dalam ekonomi islam baik Zakat, Infak, Sedekah, maupaun Wakaf adalah instrumen yang sama pentingnya untuk kemaslahatan umat muslim di manapun. Oleh karena itu, intrumen ZISWAF ini tidak bisa dibiarkan berdiri sendiri – sendiri dan ditentukan bahwa lebih penting dibandingkan dengan instrumen yang lainnya. Karena setiap bagian dalam ZISWAF ini memiliki manfaatnya tersendiri walaupun dengan satu tujuan yang sama, yaitu mencapai Mashlahah.