Studium Generale Mahasiswa Baru Ekonomi Islam

Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Studium Generale Mahasiswa Baru, Rabu, (24/10/2012), di Auditorium Gedung KH. Mas Mansur UII. Wirausahawan muda pemiliki Waroeng Group, Jody Broto Suseno, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini. Dekan FIAI, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, S.H., M.Hum., hadir memberikan sambutan didampingi Ketua Program Studi Ekonomi Islam, H. Nur Kholis, S.Ag., M.Sh.Ec., beserta para dosen lainnya.

 

Jody yang menjadi pemateri tunggal dalam stadium generale berbentuk talk show ini antara lain mengungkapkan “Raih duniamu untuk akhiratmu, ukuran sukses adalah akhirat”. Menurutnya, sebelum terjun ke dunia bisnis, ia telah memiliki bakat wirausaha  yang dikembangkan sejak lulus SMA tahun 1993 dengan mencoba berbagai macam usaha, mulai bisnis susu segar, roti bakar, parsel bahkan kaos partai yang unik. Untung- rugi pernah dialaminya. Akan tetapi pada tahun 1997, ia mulai terlibat usaha milik orang tuanya dan diminta memasarkan ke teman-teman kuliahnya meskipun tidak dapat berjalan dengan baik karena harganya cukup  mahal dan tidak terjangkau mahasiswa.

Pengalaman tersebut telah memberi inspirasi untuk membuat usaha kuliner denga harga mahasiswa meskipun harus memikirkan cara menekan harga steak. Ia pun mulai menjual sepeda motornya untuk modal mengawali usaha Waroeng Steak and Shake. “Dari penjualan motor itu, saya gunakan untuk sewa tempat di daerah Demangan Yogyakarta, sebagian lagi untuk peralatan usaha, dan sisanya untuk membeli motor tua sebagai alat transportasi,” ujar Jody.

Studium Generale Mahasiswa Baru Ekonomi Islam

Tahun pertama merupakan perjuangan bagi pehobi motor besar ini. Pasalnya, dengan sarana yang sangat terbatas seperti halnya ia sebagai juru masaknya, istri sebagai pelayan dan kasir dibantu dua karyawan dan lima perangkat meja makan, bahkan gelas pun harus bergantian, membuat warungnya sepi pembeli. “Masa awal ini lebih banyak dukanya daripada sukanya, namun, usaha ini tetap jalan dan Alhamdulillah masih bisa menggaji karyawan dan memenuhi kebutuhan keluarga, meski pas-pasan,” terang Jody.

Sementara itu, memasuki tahun kedua, usahanya mulai memperlihatkan hasil dan pengunjuang semakin ramai. Ia mulai menambah modal dengan mengajak investasi keluarganya dengan bagi hasil 50 persen dari pendapatannya bahkan kini telah memiliki 56 cabang waroeng steak di beberapa kota di Indonesia tanpa menerapkan pola franchise.

Untuk memperluas jaringan usahanya, ia memilih mengajak investor dari kalangan ustadz seperti Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Edi Mustofa, dan Ustadz Endang ikut berinvestasi di bisnisnya, dengan harapan akan memperoleh berkahnya. “Mereka saya ajak bergabung supaya usaha saya juga didoakan mereka dan terbukti kini usaya saya berkembang seperti Bebaqaran untuk ikan bakar, Bebek Goreng H. Slamet, dan Festival Kuliner (Feskul)”, ungkap Jody di hadapan peserta.

Lebih lanjut ia mengatakan, suatu usaha harus dijalankan dengan amanah, sidik, dan fatonah seperti sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad. Bahkan ibadah-ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah pun harus dijalani seperti salat wajib, salat Duha dan salat Tahajud, menggelar pengajian bagi karyawan, manajemen dan masyarakat sekitar. “Saya menerapkan spiritual company agar usaha ini akan selalu di doakan oleh saya dan mereka sehingga selalu berkah sehingga omset perbulan ratusan juta rupiah”, katanya. Selain bisnis, saat ini Jody tengah mengembangkan rumah tahfidz dan mengasuh ratusan anak penghafal Alquran dan bercita-cita memiliki 5000 rumah tahfidz serta bisnis properti dan stasiun televisi swasta nasional.