P3I FIAI Gelar Diskusi Terkait NII

Untuk mengantisipasi tumbuhnya gerakan Negara Islam Indonesia (NII) di sekitar masyarakat dan lingkungan akademik, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam (P3I) FIAI mengadakan diskusi bersama dosen-dosen FIAI UII, guru-guru dan pihak kepolisan sektor Ngaglik Sleman pada hari Kamis (26/5) di Ruang Sidang FIAI.

Drs. HM. Sularno, MA, selaku narasumber menyebutkan ajaran NII dari sudut pandang syariah adalah ajaran yang dikembangkan oleh penganut faham NII telah menyimpang dari koridor syariah yang ditempuh lantaran ambisi yang besar untuk mendukung eksistensi NII sebagai ajaran yang diyakini benar sehingga menghalalkan segala cara yang tidak lazim seperti merekrut anggota dengan aneka rekayasa, memeras anggota untuk menyetorkan dana dengan kedok beramal maliyah, merubah cara ibadah, menafsirkan Alqur’an dan Sunah secara bias dan sebagainya.

 

Para narasumber dan moderator dalam Diskusi Rutin P3I FIAI UII

Sementara pengaruh terhadap persatuan bangsa, menurut Dr. Dadan Muttaqien, SH., M.Hum juga sebagai narasumber menyatakan dapat menimbulkan perpecahan bagi umat Islam dan berdampak pada citra negatif terhadap Islam dan umat Islam bahkan memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun dari aspek ekonomi,  Drs HM Fajar Hidayanto, MM, sebagai narasumber menegaskan bahwa tidak logis apabila NII terwujud sementara sistem ekonominya tidak berlabelkan Islam.

Adapun kemampuan pendidikan Islam dalam menjawab persoalan NII, Drs AF Djunaidi, M.Ag, sebagai narasumber mengatakan persoalan NII yang menyeruak akhir-akhir ini seolah menjadi citra potret buruk dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan Islam mengingat yang banyak menjadi korban adalah mahasiswa dan pelajar. Lebih lanjut ia menjelaskan, hal itu merupakan ketidakmampuan institusi pendidikan dalam mengawal peserta didiknya untuk memperoleh keinginan dalam memenuhi kebutuhan pengetahuannya terhadap agama. “Tugas pendidik adalah untuk ikut serta menjadi punggawa dalam mengawal keberlangsungan, pola pembinaan kegiatan keagamaan yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari” tegas Djunaidi.

Diskusi tersebut dipandu oleh Drs.  Sidiq Tono, M.Hum dan merupakan agenda rutin yang mengangkat tema-tema aktual yang berkembang di masyarakat untuk memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum.