Ekonomi Islam Adakan Seminar Nasional

Dalam rangka memperingati Sewindu Program Studi Ekonomi Islam FIAI UII mengadakan Seminar Nasional Ekonomi Islam Rabu (11/5) di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito MD, MPH UII. Dhani Gunawan Idat, SH., MBA, Kepala Tim Pengembangan dan Riset Perbankan Syari’ah Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia dan Drs. Achmad Tohirin, MA, Akademisi dan Ekonom Publik Islam serta Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, SH., M.Hum hadir sebagai narasumber. Seminar yang dibuka oleh Wakil Rektor UII Ir. Bachnas, M.Sc., mengangkat tema “ Mempersiapkan SDM Andal Bidang Ekonomi Syari’ah”.

 

Dalam kesempatan itu Gunawan mengatakan peluang karir pada industri perbankan syari’ah diprediksikan akan mengalami kenaikan yang cukup siginifikan yakni untuk tahun 2011 hingga 2015 membutuhkan tenaga kerja sampai dengan 46.113 orang dari berbagai latar belakang pendidikan mulai lulusan SLTA sampai dengan sarjana S1 dan S2 bahkan S3. Untuk itu, lanjutnya, prinsip syariah harus tetap menjadi landasan operasional perbankan syariah untuk menjadikan karir ini secara eksklusif dan kurikulum ekonomi syariah yang relatif baru belum optimal efektifitasnya untuk mendorong para pelajar memilih bidang studi ini. “Pengembangan SDI fresh graduate minimal dilakukan selama 3 bulan dengan masa Kaderisasi kepemimpinan  dilakukan secara internal, terutama untuk perbankan syariah besar dengan mengajak peran serta lembaga pelatihan dan pengembangan sangat diharapkan terutama yang bisa memberikan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perbankan syariah” ungkapnya.

 

Ekonomi Islam Adakan Seminar Nasional

Mengenai persoalan seputar SDM ekonomi syariah, Achmad Tohirin menjelaskan bahwa saat ini kebutuhan   SDM yg kompetensinya tinggi dalam bidang Ekonomi Syariah begitu mendesak meskipun beragam PT telah menawarkan program Ekonomi Syariah akan tetapi  standard kurikulum belum ada sehingga berakibat belum mampunya menciptakan link and match antara lembaga pendidikan dengan industri yg membutuhkannya. Selain itu, arah pengembangan ekonomi syariah yang hendak dicapai belum jelas karena peranan para pemangku kepentingan yang belum diserasikan dan dukungan pihak berwenang yang masih belum mencukupi serta belum adanya kesepakatan mengenai bentuk rancang bangun ekonomi syariah baik dalam tataran konseptual baik secara akademis maupun praktis.  “Penentuan prioritas apakah education leads industry atau industry leads education, membangun kesepakatan bentuk ekonomi syariah yang ingin dicapai diantara para pemangku kepentingan serta meyakinkan pemrintah mengenai pentingnya pengembangan ekonomi syari’ah menjadi IV. Agenda pengembangan pendidikan SDM ekonomi syariah” tegas Achmad.

Sementara selaku akademisi Dadan Muttaqien menyebutkan dua kemungkinan masalah terkait SDM ekonomi syariah yakni alumni pendidikan tinggi dengan jurusan ekonomi Islam relatif sedikit, dan SDM alumni jurusan ekonomi Islam kurang kompetitif. Untuk itu saati ini 59 persen dari kondisi SDM industri atau lembaga keuangan Syariah di Indonesia didominasi lulusan sarjana S1. Sedangkan dari sisi karakteristik keilmuan, hanya 10 persen berasal dari lulusan lembaga pendidikan ekonomi Islam, sementara 90 persen berasal dari ilmu konvensional dan dari sudut sumber karyawan perbankan syariah, 70 persen berasal dari bank konvensional, 20 persen berasal dari fresh graduate PT, 10 persen dari bank konvensional.

Seminar tersebut di ikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan baik praktisi, mahasiswa maupun akademisi dan umum yang datang tidak hanya dari wilayah Yogyakarta, melainkan juga dari luar Jawa seperti Kalimantan dan lain sebagainya yang diakhiri dengan penyerahan tropi bagi para pemenang olimpiade ekonomi Islam TEMILREG 2011.