Tag Archive for: Keuangan Islam

BOOM DIGITAL !! Fintech Syariah, Solusi Aman di Tengah Jeratan

Di era digital, perkembangan teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk cara kita melakukan transaksi keuangan. Fintech atau teknologi finansial menjadi tren global yang tumbuh pesat, menawarkan berbagai solusi mulai dari pembayaran digital, pinjaman online, hingga investasi. Hal ini dibuktikan dari peningkatan minat masyarakat terhadap transaksi digital yang semakin jelas terlihat.

Menurut data Fintech Industry Growth Statistics 2024, fintech telah menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan paling pesat di dunia. Pada tahun 2023, total investasi dalam sektor fintech mencapai $98 miliar, dan tren ini diperkirakan akan terus meningkat. Peningkatan transaksi digital, seperti penggunaan dompet elektronik dan layanan pembayaran online, menjadi pendorong utama pertumbuhan ini. Sebagai contoh, di Indonesia, jumlah transaksi digital diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengguna smartphone dan akses internet yang semakin luas. Kehadiran fintech memungkinkan masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan tanpa harus melalui birokrasi perbankan tradisional yang rumit.

Sehingga, di balik pesatnya perkembangan ini, muncul juga fenomena pinjaman online (pinjol), salah satu bentuk dari fintech yang sering menimbulkan masalah. Pinjol adalah salah satu bentuk layanan yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pinjaman secara cepat dan mudah. Meski memberikan kemudahan di awal, pinjol kerap menjadi masalah karena bunga yang tinggi dan praktik yang tidak transparan.

Mengapa Pinjol Bahaya?

Pada awalnya, pinjol memberikan kemudahan bagi banyak orang yang membutuhkan dana cepat tanpa melalui proses rumit seperti di bank. Namun, kemudahan ini sering menjadi jebakan. Beberapa pinjol, terutama yang ilegal, menawarkan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai ratusan persen dari jumlah pinjaman pokok. Jika peminjam tidak bisa melunasi, bunga akan terus bertambah dan akhirnya membebani mereka dengan utang yang besar.

Selain itu, praktik yang tidak transparan dan kurangnya pengawasan sering menyebabkan masalah bagi pengguna. Banyak kasus di mana data pribadi peminjam disalahgunakan oleh penyedia pinjol, dan tidak sedikit yang merasa tertekan oleh cara penagihan yang tidak etis. Dengan begitu, meskipun pinjol memberikan kemudahan awal, ia juga bisa menjadi sumber masalah finansial yang berkepanjangan.

Fintech Syariah, Alternatif Lebih Aman !

Di tengah situasi seperti ini, fintech syariah memiliki potensi besar untuk mengambil alih peran fintech konvensional, terutama dalam segmen pinjaman. Dengan menggunakan teknologi yang sama tetapi menawarkan produk yang lebih etis dan transparan, fintech syariah bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan akses keuangan tanpa harus khawatir terjerat utang yang besar.

Sebagai contoh, layanan P2P lending syariah memungkinkan peminjam untuk mendapatkan dana tanpa bunga, tetapi dengan skema bagi hasil yang lebih adil. Selain itu, ada juga platform crowdfunding berbasis syariah yang membantu UKM dan usaha mikro untuk mendapatkan modal secara halal. Dengan inovasi ini, fintech syariah tidak hanya menawarkan keamanan finansial tetapi juga menjaga kesejahteraan pengguna secara keseluruhan.

Solusi atau Tantangan untuk Masa Depan?

Jadi, apakah masa depan fintech syariah merupakan solusi atau tantangan? Dari apa yang dipaparkan, fintech syariah jelas beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang melarang praktik riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Ini berarti, layanan fintech syariah menawarkan sistem yang lebih adil dan jauh dari praktik yang merugikan.

Di dalam ekosistem fintech syariah, ada penilaian menyeluruh terhadap profil peminjam sebelum dana diberikan. Artinya, fintech syariah memastikan bahwa dana yang dipinjamkan akan digunakan untuk kegiatan yang produktif dan positif. Hal ini berbeda dengan pinjol konvensional, yang hanya berfokus pada pengembalian dana tanpa peduli bagaimana pinjaman tersebut digunakan. Dengan demikian, fintech syariah tidak hanya melindungi pengguna dari utang yang mencekik, tetapi juga mendorong kesejahteraan jangka panjang dan mengurangi risiko yang bisa merusak ekonomi.

Oleh karena itu, fintech syariah memiliki potensi untuk menjadi solusi di tengah pesatnya perkembangan pinjaman online. Dengan menawarkan alternatif yang sesuai syariah dan lebih bertanggung jawab, fintech syariah bisa membantu masyarakat menghindari jeratan utang yang menjerat dan menjaga stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Namun, untuk benar-benar sukses, dukungan regulasi yang kuat serta edukasi masyarakat tentang manfaat dan prinsip prinsip fintech syariah menjadi faktor penting yang harus terus dikembangkan. Dengan dukungan regulasi yang lebih baik dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas Muslim, fintech syariah bisa menjadi motor penggerak inklusi keuangan di dunia Islam.

Ingin belajar lebih dalam tentang solusi ekonomi syariah di era digital?
Program Studi Ekonomi Islam siap membekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan inovasi keuangan berbasis syariah.

Masa depan ekonomi syariah ada di tangan generasi muda
Gabung sekarang dan jadi bagian dari perubahan!!

Informasi lebih lanjut kunjungi pmb.uii.ac.id atau KLIK DISINI
Kenal lebih dekat dengan Program Studi Ekonomi Islam UII di https://fis.uii.ac.id/ekis

Partisipasi Internasional: Kaprodi Ekonomi Islam UII (Rheyza Virgiawan LC., ME,) Sampaikan Pemikiran di Kazakhstan

International Scientific-practical Conference Religious Discourse in Cyberspace Participant

Yogyakarta (EKIS NEWS)Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia (UII), Bapak Rheyza Virgiawan LC., ME, baru saja kembali dari konferensi internasional sebagai Invited Speaker di “International Scientific-practical Conference Religious Discourse in Cyberspace: Challenges and Solution” yang berlangsung dari 23–25 Mei 2024 – Kazakhstan, Konferensi ini merupakan ajang penting untuk pertukaran ilmu dan kerjasama internasional.

Konferensi tersebut diselenggarakan oleh NMU Mubarok University, bekerja sama dengan Kementerian Teknologi Kazakhstan dan beberapa mitra International, termasuk Universitas Islam Indonesia. Selain itu, acara ini dihadiri oleh beberapa negara seperti Malaysia, Rusia, USA, Mesir, dan negara lainnya, salah satu keynote speaker yaitu Wakil Rektor dari Al-Azhar University Cairo.

Partisipasi Pak Rheyza tidak hanya berarti bagi dirinya secara pribadi tetapi juga bagi Prodi Ekonomi Islam UII. Sebagai satu-satunya universitas dari Indonesia yang diundang, keterlibatan ini menegaskan peran penting UII dalam diskursus global mengenai ekonomi dan pengembangan nilai-nilai religius. Ini juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dengan institusi internasional, yang dapat memperluas jaringan dan meningkatkan reputasi universitas.

Pak Rheyza juga menyoroti pentingnya tema konferensi yang membahas tentang agama dan ruang digital. Topik ini menekankan bagaimana agama, yang sering kali dianggap terpisah dari perkembangan teknologi, dapat berperan dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan digitalisasi, terutama dalam bidang keuangan.

Lebih lanjut, Pak Rheyza menekankan bahwa partisipasi dalam konferensi ini menunjukkan bahwa Prodi Ekonomi Islam UII tidak hanya bisa berkutat di dalam negeri tetapi juga aktif berkontribusi di forum internasional. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan reputasi dan daya saing prodi di tingkat global.

                       Ketua Program Studi Ekonomi Islam                           Rheyza Virgiawan LC., ME,

Pak Rheyza Virgiawan diundang sebagai pembicara setelah mengajukan paper yang relevan dengan tema konferensi. Topik yang diangkatnya adalah “Syariah Equity Crowdfunding”, yang membahas bagaimana digitalisasi keuangan dapat memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pendekatan berbasis syariah. Hal ini sangat relevan dengan tema utama konferensi, yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan teknologi digital.

Selain itu, Pak Rheyza berbagi pengalaman berharga di mana ia mendapat kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pakar dari berbagai negara tentang pandangan mereka terhadap hubungan antara agama dan digitalisasi. Diskusi-diskusi tersebut membuka wawasan baru dan memperkaya pemahamannya tentang bagaimana nilai-nilai religius dapat diintegrasikan dengan perkembangan teknologi modern.

“Salah satu hal yang paling berkesan adalah melihat bagaimana para pembicara dari Amerika Serikat, Malaysia, dan negara-negara lain memandang integrasi antara agama dan teknologi. Ini adalah kesempatan langka yang memberikan banyak pelajaran berharga,” ungkap Pak Rheyza.

Meskipun pengalaman di Kazakhstan sangat berharga, Pak Rheyza juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Namun, karena latar belakang Timur Tengah yang kuat serta kemampuan berbahasa Arab yang fasih, sangat membantunya dalam berkomunikasi dengan lancar sehingga dapat menyampaikan materi di konferensi lewat bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan baik.

Selain itu, waktu yang singkat di Kazakhstan menjadi tantangan tersendiri. Dengan jadwal yang padat, Pak Rheyza harus memanfaatkan setiap momen untuk berpartisipasi aktif dalam konferensi dan menjalin jaringan dengan peserta lain.

Terakhir, Pak Rheyza menambahkan bahwa Prodi Ekonomi Islam UII baru saja mendapatkan Sertifikasi Unggul, yang salah satu kriteria utamanya adalah berorientasi internasional. Pak Rheyza berharap bahwa kehadiran prodi di forum internasional seperti ini akan semakin sering terjadi di masa depan. Ia ingin mendorong mahasiswa dan dosen untuk lebih berani mengambil peluang di kancah internasional baik untuk magang, penelitian, atau studi lanjut. Menurutnya, banyak alumni UII yang telah berhasil di luar negeri, dan hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa UII memiliki potensi besar untuk berkontribusi di tingkat global.

Sebagai Kaprodi Pak Rheyza menyampaikan pesan

“Kita harus mulai berpikir global dan tidak hanya terpaku pada skala regional atau nasional. Mahasiswa dan dosen harus berani untuk mengambil tantangan, Jangan takut untuk mencoba dan berkontribusi di tingkat internasional. Banyak peluang yang bisa diambil, mulai dari magang, menulis di jurnal internasional, hingga mengikuti kegiatan volunteer inetrnational. Semua ini akan membantu kita untuk berkembang dan berprestasi,” tegas Pak Rheyza.

Temukan informasi menarik lainnya dengan mengunjungi https://fis.uii.ac.id/ekis/